Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Newman, Oscar
Washington: U.S. Departement of Housing and Urban Development Office of Policy Development and Reseach, 1996
231.765 NEW c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdaniar Maulidini Muhyi
"ABSTRACT
Keamanan dalam hunian dianggap sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penghuni yang bertempat tinggal di dalamnya. Akan tetapi, masih banyak kasus kriminalitas yang terjadi di hunian kota. Defensible space merupakan sebuah konsep dari desain lingkung hunian yang dianggap mampu mencegah kriminalitas. Melalui studi literatur dan observasi lapangan serta wawancara, skripsi ini membahas bagaimana defensible space terbentuk di hunian kota di Indonesia serta dampaknya terhadap kualitas keamanan yang tercipta pada dua jenis hunian organik di Kota Bogor. Pembahasan dimulai dari mengidentifikasi karakter fisik yang membentuk territoriality, natural surveillance, serta image dan milieu. Selanjutnya kondisi sosial serta kondisi fisik tersebut dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap perilaku yang terbentuk. Hasil dari pengamatan yang telah dianalisis ini menunjukkan bahwa kondisi fisik, kondisi sosial, dan juga kondisi lingkungan luar hunian yang pada akhirnya membentuk kondisi defensible space secara menyeluruh. Di Perumahan Babakan, lingkungan yang terbentuk masih membuka kesempatan bagi pelaku untuk melakukan kejahatan karena defensible space yang terbentuk tidak menyeluruh. Sebaliknya, di Kampung Pulo Geulis, lingkungan sudah bebas dari kejahatan karena defensible space terbentuk secara menyeluruh.

ABSTRACT
Security in the housing is considered as one of the most important thing in the fulfillment of occupants needs. However, there are still many cases of criminality that still occur in urban housing. Defensible space is a concept of residential environment design that is able to prevent crime. Through literature study methods, field observations, and interviews, this thesis discusses how defensible space is created in urban housing in Indonesia as well as its effect on the quality of security created between two different types of organic dwelling in Bogor City. The explanation starts from identification of physical characteristic that create territoriality, natural surveillance, image and milieu. Then, the social condition and the physical condition are associated with its effects on peoples behaviours. The result of our discovery is that physical and social conditions create the whole defensible space condition. In Babakan Residence, the environment condition still opens the opportunity for the criminal to commit the crime because the defensible space is not created as a whole. In contrast, in Kampung Pulo Geulis, the defensible space is created as a whole. Therefore, the environment condition is free from any crime. "
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wia Adani
"Jakarta sebagai kawasan urban yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, berusaha mengembangkan hunian vertikal sebagai upaya strategi pemenuhan kebutuhan hunian. Sementara itu, masyarakat masih tersimbolisasi dengan pola kehidupan pemukiman deret. Sehingga, kondisi ini dapat menghasilkan implikasi dalam peningkatan ancaman kejahatan dalam keamanan lingkungan tinggal di hunian vertikal. Penulisan ini, bertujuan untuk melakukan identifikasi dalam terjadinya kejadian keamanan lingkungan yang berfokus pada kejahatan. Serta mempelajari fenomena terjadinya kejahatan di hunian yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pendekatan defensible space.
Berdasarkan studi kasus di Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat, memperlihatkan adanya pengaruh dari unsur fisik dan sosial budaya terhadap aspek keamanan lingkungan sebagai pembahasan dengan defensible space. Keduanya bersinergi mempengaruhi kualitas keamanan lingkungan setempat. Keunikan muncul dari adanya unsur sosial budaya masyarakat seperti cara bertinggal dan praktik spasial yang memperlihatkan adanya modifikasi sistem dalam defensible space yang dimiliki warga. Warga sebagai penghuni rumah susun memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan defensible space. Unsur-unsur fisik dan sosial budaya bersinergi dalam membentuk sistem defensible space yang ada di rumah susun.

Jakarta as the most dense of urban area in Indonesia, tries to develop vertical housing as a strategy to fulfill the needs of housing. However, Jakarta communities still simbolize their living style with landed-houses. This condition has an opportunity to bring an implication in increasing occurrence of crime in vertical housing. This writing aims to identify the neighbourhood safety focused on crime occurrence. Also, studying about the phenomenon of crime occurrence in vertical housing for low income community with defensible space approach.
Based on case study in Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat, shows the influence of physical and socio-cultural elements on neighbourhood safety aspects as a discussion with defensible space. Both elements synergized and affected the quality of neighbourhood safety. Uniqueness also come from the existence of socio-cultural elements such as lifestyle and spatial practices that show the contextual system modification in the defensible space owned by residents. Residents as building users have a significant role in the formation of defensible space. Physical and socio-cultural elements synergize in forming a defensible space system in the apartment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Anissa M.
"Tingginya tindak kejahatan yang terjadi di lingkungan perumahan di Amerika Serikat, mendorong Oscar Newman mencetuskan teori Defensible Space. Teori ini mengemukakan bahwa beberapa faktor yang dibentuk oleh aspek fisik lingkungan, dapat mendorong penghuni untuk melakukan kontrol dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mencegah tindak kejahatan, penulis menggunakan studi literatur. Sedangkan untuk mencari sejauh mana peran faktor-faktor tersebut dalam mencegah tindak kejahatan, dilakukan pengamatan. Pembahasan terhadap studi kasus menggunakan pendekatan psikologi lingkungan. Hasil yang didapat adalah bahwa tindak kejahatan terjadi pada daerah yang tidak memiliki faktor-faktor pembentuk defensible space secara lengkap, sehingga disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut berperan besar dalam mencegah tindak kejahatan, dan bekerja secara bersama-sama dalam membentuk lingkungan hunian yang aman."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah Putri
"Bermain bagi dewasa sebagai experience of creating dilakukan dengan memanipulasi objek oleh gerakan tubuh dewasa yang terampil. Manipulasi ini menimbulkan peningkatan fungsi terhadap objek dan pembentukan pengalaman baru bagi dewasa. Interior dilihat sebagai kesatuan fungsi dari bangunan,merupakan constructed space yang memiliki fungsi sesuai dengan existing bangunan yang berhubungan dengan struktur, sejarah, konteks, orientasi dan tujuan program sehingga elemen dalam interior disusun untuk mendukung fungsinya tersebut. Disini fungsi interior tidak ditujukan untuk ruang bermain sehingga lebih jauh akan ditinjau bagaimana respon manusia dalam interior saat bermain sebagai experience of creating space hadir dalam interior.
Pada studi kasus, pengamatan difokuskan pada aktivitas keseharian dalam interior, manipulasi yang dilakukan oleh pelaku bermain serta perubahan aktivitas manusia. Dengan mengamati ketiganya, akan membantu dapat diketahui bagaimana aktivitas bermain bagi dewasa dan perubahan terhadap fungsi elemen interior serta perubahan peran manusia sekitarnya sebagai penonton yang berdampak terhadap perubahan sirkulasi manusia dalam interior tersebut.

Playing for adults as the experience of creating is done by manipulating the object by a skilled adult's body movements. Through manipulation, adults play to increase the function of objects and make their new experience. The Interior is seen as a function of the building. Interior as constructed space which has a function in accordance with the existing buildings associated with the structure, history, context, orientation and objectives of the program so that the elements in the interior are arranged to support these function. The function of interior is not intended for playing, so in case study, will be reviewed how human response in the interior while playing as the experience of creating space present in the interior.
Case study focuses in changin of human activities in the interior including human circulation and the manipulation with the object. So it can be seen how increasing the function object as a role playing activity and human as a user in the interior of the active users who make changes to the play room through circulation and activity in the interior as well as changes to the function object adapted to human needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thariq Purnomosidi
"ABSTRAK
Film merupakan sebuah seni yang mempadupadankan berbagai macam bidang seni lainnya, dimulai dari fotografi, sinematografi, suara, akting, set panggung, hingga cahaya. Padupadan ini membutuhkan berbagai macam ahli didalamnya supaya dapat menghasilkan film yang diinginkan. Cahaya, sebagai salah satu unsur dalam film, memiliki fungsi untuk memberi penerangan pada film sehingga gambar yang dihasilkan dapat tersampaikan secara jelas dan baik kepada penonton. Lebih dari itu, pencahayaan pada film juga memiliki fungsi untuk membentuk ruang yang akan memberi makna lebih pada set, latar, gambar, juga mood. Dalam bahasa lain, teknik pencahayaan membentuk karakter ruang spasial arsitektural dalam film.Dalam hal ini, dibutuhkan serangkaian skill dalam mereka cahaya agar tercipta pencahayaan yang bagus. Dalam penerapannya, pencahayaan dalam film membutuhkan sebuah proses kreatif supaya kualitas ruang yang tercipta selaras dengan keinginan pembuat film. Pesatnya teknologi memunculkan banyak teknik-teknik baru dalam mereka cahaya ruang spasial dalam film. Disini, para kreator dihadapi dengan masalah bagaimana dapat menciptakan kualitas cahaya sesuai dengan kebutuhan ruang yang diinginkan sehingga film akan sesuai dengan keinginan sutradara.

ABSTRACT
Film is an art that collaborate various kinds of art, begin with photography, cinematography, sound, acting, stage set, until light. This collaboration needs many experts so that it can produce a good film. Lighting, as an element in film, has a function to enlight the set in a film so that the image is conveyed good to the audience. More than that, lighting in film also has a function to shape space that give more meanings to the set, background, image, and mood. So that lighting shape character of architectural spatial in film. In this case, there is a need of some skills in shaping light so that the lighting in film is good. In the aplication, creating light in film needs creative processes so that the space quality created is in harmony with what the director want. In addition, the growth of technology create many new technique in simulating lighting in space in film. Here, the creators are dealing with the problem of how to create lighting according to spatial needs that the director want in a film."
2017
S67307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhita Aprilya
"Ruang publik merupakan ruang yang terbuka untuk publik atau masyarakat dan dirancang agar bermanfaat untuk masyarakat. Namun, ruang publik masih belum terkenal pada beberapa kalangan masyarakat. Didasari oleh teori ruang publik atraktif, dilakukan pengamatan pada beberapa ruang publik di Pekanbaru yang ramai dikunjungi oleh publik. Dengan menggunakan pengamatan kualitatif, ditemukan elemen ruang yang bekerja amenghasilkan beberapa kondisi yaitu ragam aktivitas, kemudahan, dan keamanan. Dimana, kondisi tersebut dapat membentuk ruang publik yang atraktif.

Public space is an open space for public and designed to be useful for public. However, public space is still not well known for some circles of society. Based on the theory of attractive public spaces, observations were made on several public spaces in Pekanbaru City, which were crowded with the public. By using qualitative observations, it is found that the elements of space are work to produce several conditions such as the variety of activities, convenience, and security. Then, these conditions can form an attractive public space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Nur Maulida
"Awal mula melihat Wet Grid adalah sebagai fenomena yang inovatif dalam konteks cara membangun yang berlatar belakang sistem grid. Wet Grid adalah keadaan yang menjelaskan kondisi di mana sebuah objek berunsur tertentu memiliki probabilitas untuk bebas beraksi ketika berinteraksi dengan elemen lain yang mempengaruhi karakteristik unsur objek tersebut. Wet Grid memungkinkan sebuah objek untuk bertransformasi; saling menyatu atau memisahkan diri dengan tingkat derajat tertentu tergantung batasan elemen yang berinteraksi dengannya.
Isu hirarki ditemukan pada site blok M, dikarenakan tidak adanya pembagian ruang yang konkret yang disebabkan oleh definisi aktivitas yang tidak jelas kategorisasinya. Wet Grid nantinya akan hadir dalam desain sebagai media re-organisasi kategorisasi ruang dan aktivitas. The Invention of Lying akan berperan dalam mempengaruhi manusia dalam mendefinisikan identitas mereka sebagai pelaku aktivitas di dalamnya, agar kategorisasi aktivitas terlihat jelas, dengan Wet Grid tetap sebagai media pencapaiannya.

At the beginning we see Wet Grid as a phenomenon, which is innovative for the sake of how to build something with the grid system as a background. Wet Grid is a way that explains the circumstances under which an object has a certain element and probability for doing an independent action at the moment of interaction with other elements, that affect the characteristics of the object element itself. Wet Grid allows an object to transform; lock and merge or separate and bifurcate themselves to each other in a certain degree depending on the level of restrictions of elements that interact with it.
We found a hierarchical issue in the blok M as the site, due to lack of a concrete division of space caused by the unclear definition of activities categorization. Wet Grid will be present in the design as a media for re-categorization of the organization and activity space. The Invention of Lying will play a role in affecting people in defining their identity as the activity subject in it, so that the categorization of activity is clearly visible, with the Wet Grid still as the media to accomplish the main goal of the design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>