Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Musa Asyarie
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1986
102 MUS i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Landsberger, Henry A.
Jakarta: Rajawali, 1981
303.4 LAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suryono
Jakarta: Bumi Aksara, 2020
303.4 AGU t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hefner, Robert W.
"Geger Tengger: Perubahan Sosial dan Perkelahian Politik adalah performa dari sebuah perubahan sosial yang terjadi di masyarakat suku, ketika menghadapi penetrasi politik dan klutural dari "luar". Intervensi Negara dalam proyek islamisasi, modernisasi sistem pertanian, dan perkelahian ideologis partai politik (aliran) berdampak serius bagi tatanan dan proses transformasi pencarian identitas sosial masyarakat pegunungan yang berwatak egaliter, non-hierarkis, tak berkelas dan tanpa basa-basi. "
Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 1999
303.4 HEF g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Basri Amin
Jakarta: Penerbit Ombak, 2014
303.4 BAS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Dibandingkan dengan masyarakat-masyarakat lain di Indonesia, pemahaman mengenai aspek sosial dan budaya masyarakat Timor-Timur dapat dikatakan masih belum memadai karena keterbatasan data etnografis yang tersedia hingga sekarang. Ditinjau dari perspektif disiplin ilmu antropologi, masyarakat Timor Timur terdiri dari sejumlah kelompok etnik yang berarti pula memiliki keragaman kebudayaan. Penelitian-penelitian antropologis maupun kajian-kajian mendalam mengenai keanekaragaman kebudayaan masyarakat Timor Timur, dalam kenyataannya belum banyak dilakukan oleh para ahli ilmu sosial khususnya ahli antropologi Indonesia sejak proses integrasi tahun 1976. Masyarakat dan kebudayaan orang Dawan adalah salah satu diantaranya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam kebudayaan orang Kemak yang menjadi salah satu segmen masyarakat Timor Timur. Pemahaman tersebut dilakukan melalui proses identifikasi aspek sosial dan budaya kelompok etnik tersebut, dalam bentuk sejumlah data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian antropologis. Deskripsi etnografis ini mencakup sistem mata pencaharian/kehidupan ekonomi, organisasi sosial, sistem kekerabatan, kependudukan dan sistem sosial serta sistem religi. Data etnografis akan dijadikan data dasar untuk merumuskan strategi intervensi bagi program-program pembangunan, dalam hasil penelitian Tahap II.
Data kualitatif yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini bersumber dari sejumlah informan dan informan kunci (key informant), yang terdiri dari tokoh masyarakat/ tokoh adat / tokoh keagamaan, para warga masyarakat, maupun mereka yang dikategorikan sebagai pemimpin formal yaitu aparat Pemda setempat serta aparat Pemerintah lainnya yang berdinas dalam Kabupaten Ambeno. Selain itu data etnografis juga diperoleh berdasarkan hasil observasi selama kegiatan penelitian berlangsung, balk yang terlibat (participation observation) maupun tak terlibat atau pengamatan sambil lalu dalam berbagai aspek kehidupan.
Timor-Timur merupakan suatu wilayah dengan luas kurang lebih 14.609 KM2 yang terdiri atas berbagai macam kelompok etnis, dengan berbagai budaya dan bahasa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga kadang kadang mereka tidak saling memahami antara satu suku dengan suku lainnya. Oleh karena itu Timor-Timur terdapat 16 bahasa bagi penutur monolingual dan masing-masing bahasa merupakan jenis bahasa yang saling tidak terpahami (mutually unintelligible). Karena keenambelas bahasa itu merupakan rumpun bahasa daerah yang masih memiliki dialek dan subdialek, Dialek yang keseluruhannya berjumlah 36 bahasa. Jumlah bahasa dalam, hal ini kurang lebih sama banyaknya dengan jumlah kelompok etnis. Keanekaragaman tersebut merupakan ciri sosial dan budaya serta heterogenitas etnis di Timor-Timur.
Dalam kenyataannya, perbedaan sejarah bahasa, kelompok etnis dan budaya seperti di atas, menunjukkan bahwa terdapat kelompok etnis, bahasa dan budaya suku bangsa tertentu di Timor-Timur hampir punah. Sedangkan suku bangsa lainnya terus berkembang dengan pesat. Hal ini antara lain, ditentukan oleh perkembangan masyarakat pemakai dan/ pemilik bahasa, etnis dan budaya. Adanya migrasi masuk maupun migrasi keluar sangat besar pengaruhnya, maupun kurang adanya perhatian terhadap kelompok etnis.
Setiap golongan sosial di Timor-Timur yang menggunakan bahasa yang sama dapat dikatakan sebagai satu suku bangsa. Penggunaan bahasa yang sama ini merupakan salah satu aspek pembeda budaya di Timor-Timur. Kesamaan ini terwujud berdasarkan kesamaan simbol-simbol, kosakata, aturan-aturan, cara melakukan suatu serimoni ritual dan sebagainya yang digunakan bersama-sama oleh anggota masyarakat. Suku bangsa Kemak tersebar di wilayah Kabupaten Ermera, Kabupaten Ainaro, Kabupaten Bobonaro dan Kabupaten Suai itu sendiri. Selain itu suku bangsa Kemak terdapat pula di Kabupaten Belu NTT (Atambua).
Walaupun wilayah persebaran kelompok etnis budaya dan bahasa Kemak tersebar di lima kabupaten (NTT dan Timor-Timur seperti di atas, tetapi terdapat keunikan antara sub-sub kelompok etnisnya, seperti Kemak Leosibe (Maliana), Kemak Cailaco (di Kec. Cailaco secara keseluruhan), Kemak Balobo (di Balibo), Kemak Atabai (di Atabai), Kemak Atsabe, Obulo (di Atsabe - Ermera), Kemak Marobo (di Bobonaro), Kemak Hauba (di Bobonaro), Kemak Uskai, Daru (di Ainaro) dan Kemak Mape Zumalain (di Zumalain - Suai Kovalima). Walaupun secara umum, kebudayaan Kemak adalah sama, tetapi masing-masing sub kelompok etnik ini mempunyai keunikan tersendiri. Kenyataan sosial dan budaya seperti tersebut di atas dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana maupun tahapan-tahapan pelaksanaan program pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan strategi intervensi program-program pembangunan itu sendiri."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Skera
"Pokok masalah yang dikaji dalam tesis ini adalah struktur sosial dan beberapa perubahan sosial pada masyarakat Wini yang bermukim di desa Humusu C, Perwakilan Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pertimbangan yang mendasari kajian ini ialah sebagai berikut.
Pertama, masyarakat Wini bukan penghuni asli daerah Wini dan sekitarnya. Mereka adalah pendatang dari Ambenu bekas wilayah jajahan Portugis yang terdesak ke Wini karena pergolakan di Ambenu. Asal usul dan latar belakang budayanya juga berbeda. Ada dua kelompok besar yaitu kelompok orang Timor Dawan yang bermukim di Ambenu dan kelompok orang "Kase Metan" atau orang asing berkulit hitam, selain itu ada sekelompok kecil pendatang dari pulau-pulau lain.
Kedua, deskripsi dan kajian tentang struktur sosial masyarakat Wini akan mengungkapkan bagaimana jaringan hubungan antar kelompok sosial yang heterogen tersebut. Kajian ini juga akan membahas norma-norma, nilai, adat kebiasaan, agama dan kepercayaan yang merupakan mekanisme kompleks yang mempertahankan struktur sosial yang ada.
Ketiga, walaupun masyarakat Wini mengaku sebagai petani tetapi hidupnya lebih tergantung dari pertukaran barang dan jasa, maka deskripsi struktur sosial akan dititik beratkan pada bahasan tentang beberapa jenis sumber pendapatan dan bagaimana peran serta status masing-masing dalam jaringan hubungan pertukaran barang dan jasa.
Keempat, diversifikasi mata pencaharian masyarakat sebagai salah satu fenomena perubahan sosial pada gilirannya menyebabkan terjadinya perkembangan ekonomi. Sejauhmana dampak perkembangan ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan, dan apakah ada perubahan di bidang tehnologi, pertanian dan ekologi, merupakan aspek penting yang mendasari kajian ini.
Dalam mendeskripsikan dan mengkaji masalah ini digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan struktural fungsional dan perubahan sosial. Sedangkan metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif berupa penggambaran (desecription) untuk mendapat gambaran selengkap mungkin tentang jaringan hubungan sosial yang ada dan beberapa aspek yang terkait serta perubahan sosial yang dialami. Karena penelitian ini menyangkut juga masa lalu, maka pendekatan sejarah dan perbandingan juga digunakan. Sedangkan untuk mengumpulkan data dipakai metode wawancara dan pengamatan terlibat.
Kajian antropologis tentang struktur sosial masyarakat yang bermukim di daerah yang pernah dijajah oleh Portugis seperti Wini dan Naemuti, di Timor bagian Barat, belum banyak dilakukan. Dengan demikian tulisan ini dari segi teoritis merupakan karya ilmiah dasar dalam meneliti dan mengkaji lebih lanjut mengenai berbagai dimensi struktur sosial dan perubahan sosial orang Timor. Dari segi praktis, kajian ini bermanfaat untuk mengetahui latar belakang kehidupan sosial ekonomi orang Wini yang bermukim di tepi pantai, terutama untuk melihat sejauhmana masyarakat yang hidup di dua lingkungan alam yang potensial ini dapat memanfaatkan lingkungan tersebut secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.
Akhirnya dari hasil penelitian diketahui bahwa struktur sosial masyarakat Wini lebih bertumpu pada jaringan hubungan antar person dan antar kelompok yang terpelihara oleh pertukaran atau peredaran barang dan jasa, karena adanya beragam aktivitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Demikian juga diketahui bahwa ada hubungan erat antara perubahan sosial dan perkembangan ekonomi."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Salim
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002
303.4 AGU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bennis, Warren G.
Jakarta: Intermedia, 1990
303.4 BEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mashudi
"Penelitian ini mengkaji tentang perubahan sosial akibat pembangunan perkebunan sawit di Desa Sembuluh, Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses perubahan yang terjadi di tingkat masyarakat, yaitu bagaimana perubahan yang terjadi, dan bagaimana masyarakat merespon perubahan tersebut.
Kerangka konsep yang digunakan adalah pembangunan dan perubahan sosial. Pembangunan bukanlah istilah yang netral. Antara para perencana pembangunan dan masyarakat lokal mempunyai persepsi yang berbeda. Pada proses pembangunan perkebunan sawit, terdapat sebagian masyarakat yang mendukung, dan sebagian lainnya menolak program tersebut. Konsep perubahan sosial dalam penelitian ini mengacu pada konsep perubahan sosial menurut Soemardjan (1981) dan Cohen (1983). Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai sosia!, pola tingkah laku antara kelompok dalam masyarakat, dan organisasi sosial masyarakat. Penyebab terjadinya perubahan sosial adalah adanya kontak antara masyarakat lokal dengan pihak luar yang memperkenalkan sesuatu yang baru, yang mana terdapat proses dinamis dari perubahan tersebut.
Indikator yang digunakan untuk melihat perubahan sosial dalam penelitian ini adalah: pertama, mata pencaharian hidup masyarakat, yaitu perubahan sistem mata pencaharian hidup masyarakat dari pekerjaan-pekerjaan yang mengandalkan ketersediaan surnberdaya alam, menjadi buruh di perusahaan perkebunan sawit. Kedua, pengusaan lahan, yaitu perubahan dari pola penguasaan lahan komunal merijadi individual dan komersial. Ketiga, kepemimpinan lokal dan organisasi sosial, yaitu perubahan dari dari kepemimpinan kepala desa yang mewakili pemerintahan pusat menjadi kepemimpinan yang berperan ganda, yaitu mewakili pemerintahan pusat, dan mewakili masyarakat ketika berhubungan dengan perusahan perkebunan sawit."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 21478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>