Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarsono
Jakarta: Rineka Cipta, 1991
346.016 SUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarsono
Jakarta: Rineka Cipta, 2005
346.016 SUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarsono
Jakarta: Rineka Cipta, 1994
346.016 SUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada tanggal 31 Juli 1973 Pemerintah mengajukan sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perkawinan kepada DPR, yang dikirim dengan surat Presiden No. R.02/P.U/VII/1973. RUU tersebut diajukan dengan menarik dua buah RUU mengenai hal yang sama, yang telah disampaikan sebelumnya.
Tanggal 2 Januari 1974 RUU itu disahkan oleh Presiden, dan pada tanggal itu juga dilaksanakan pengundangannya dan di muat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 No. 1 (Ditjen Kumdang Departemen Kehakiman, 1974). Undang-undang baru ini selengkapnya disebut Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Namun demikian, Undang-Undang Perkawinan Nasional ini, selanjutnya disingkatkan menjadi UUPN, baru berlaku secara efektif pada tanggal 1 Oktober 1975 dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975. Hal itu memang telah dijanjikan sendiri oleh UUPN di dalam Pasal 67 ayat (1)."
JHYUNAND 4:6 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Permatsari
"Keseimbangan kedudukan antar suami isteri diartikan sebagai segala sesuatu dalam kehidupan berumah tangga harus di rundingkan dan di putuskan bersama oleh suami isteri yang bersangkutan. Dalam rumah tangga walaupun secara fisik laki-laki memang pada umumnya lebih kuat di bandingkan dengan perempuan, namun mereka adalah sama. Kedudukan mereka adalah sama, dalam pengertian bahwa masing-masing sama-sama mempunyai kewajiban yang harus di tunaikan, dan sama-sama mempunyai hak yang tidak boleh diabaikan. Kelalaian di suatu pihak berarti menelantarkan hak dari pihak lain yang pada gilirannya akan mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga dan terjadi perceraian. Permasalahan yang akan diuraikan dalam tesis ini berkenaan dengan masalah (1) Apakah Hukum Islam dan Hukum Perkawinan Nasional menganut prinsip keadilan bagi kedudukan isteri dalam perkawinan. (2) Kedudukan seimbang suami isteri bagaimanakah yang diterapkan dalam Hukum Islam dan Hukum Perkawinan Nasional bagi isteri dalam kasus vasektomi. Metode penelitian yang di gunakan dalam penulisan tesis ini adalah dengan melakukan metode kepustakaan atau metode literatur (Library Research) yang bersifat yuridis normatif. Kedudukan seimbang suami isteri dan prinsip keadilan dalam perkawinan, pengaturannaya dan penerapanya telah diterapkan secara seimbang dalam Hukum Islam, Kompilasi Hukum Islam serta Undang Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, khususnya dalam penyelesaian kasus vaksetomi yang akan dibahas pada bab II tesis ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1976
297.431 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iga Sri W. Gangga DWS
"ABSTRAK
Salah satu bentuk perkawinan yang dikenal dalam masyarakat Hindu-Bali adalah bentuk
Perkawinan “Ngerorod”. Perkawinan Ngerorod merupakan bentuk perkawinan lari bersama yang
dilakukan oleh seorang pria dan wanita dikarenakan tidak mendapat restu dari pihak keluarga
untuk melangsungkan perkawinan. Permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
mengenai keberadaan Perkawinan Ngerorod menurut Hukum Adat di Bali, Hukum Hindu dan
Hukum Perkawinan di Indonesia serta bagaimana apabila Perkawinan Ngerorod dilakukan
dengan tidak memenuhi ketentuan menurut Hukum Perkawinan Nasional. Metode yang
digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian eksplanatoris, yang
diperoleh melalui data sekunder berupa studi dokumen dan data primer berupa wawancara
kepada narasumber, yang dianalisa secara kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji
beberapa kasus Perkawinan Ngerorod yang tidak memenuhi syarat tertentu menurut Hukum
Perkawinan Nasional. Pada dasarnya Hukum Pekawinan sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-undang menganggap perkawinan sah apabila telah dilakukan menurut agama dan
kepercayaan dari calon mempelai. Jadi selama perkawinan dilakukan menurut Aga ma dan
Kepercayaan, perkawinan dianggap sah. Sama halnya dengan perkawinan Ngerorod yang
sebenarnya tidak dikenal menurut Hukum Perkawinan Nasional, tetep diakui keberadaannya
karena agama Hindu mengakui dan membenarkan jenis perkawinan ini. Sedangkan akibat
hukum yang dapat timbul apabila perkawinan Ngerorod tidak memenuhi syarat-syarat tertentu
menurut Hukum Perkawinan Nasional antara lain, Perkawinan Ngerorod dapat dicegah apabila
perkawinan belum dilaksanakan, Perkawinan Ngerorod dapat dibatalkan apabila perkawinan
telah dilaksanakan, Perkawinan tidak dapat dicatatkan di Kantor Catatan Sipil dan tidak bisa
mendapatkan Akta Perkawinan. Perkawinan Ngerorod tidak dapat dilaksanakan karena tidak
sesuai dengan Hukum Adat, Agama Hindu dan Hukum Perkawinan Nasional dan Pihak laki-laki
dapat dikenakan ketentuan pidana.

ABSTRACT
One of well-known marriages in Hindu-Bali people is kind of Marriage “Ngerorod”. Marriage
Ngerorod represents a kind of marriage that run together conducted by the man and woman
caused by not obtained blessing from family party to held marriage. The problems to be
analyzed in this research are about the existence of Ngerorod according to the Balinese
Common Law, Hinduism Law, and Marriage Law, as well as the legal consequence of
Negerorod that unfulfilling condition as according to National Marriage Law. This research is
using a normative law method of research that is described in an explanatory type of research.
The data of this research are a secondary data in the form of documents, and a primary data in
the form of interview with some resource persons. Both of those data then to be qualitatively
analyzed. This research is conducted by investigating some cases of Ngerorod that unfulfilling
condition as according to National Marriage Law. As specified in the National Marriage Law,
basically, a marriage will be considered lawful if it is conducted in a religious wedding
ceremony of one recognized religion that is hold by the brides. In other word, a marriage will
be lawful as long as the marriage is conducted in a religious wedding ceremony. Ngerorod is
not recognized in National Marriage Law, its existence is recognized only in Hinduism Law
and Balinese Common Law. There are some legal consequences of “ngerorod” that not
comply with any of requirements in wedding acts, they are; marriage prevention in the case of
the marriage is not conducted yet; marriage annulment in the case of the marriage is already
conducted; the marriage is not registered in the registration service and not acquiring a
certificate of marriage; the marriage cannot to be done if not comply with the marriage
requirements in National Marriage Law, Balinese Custom law, and Hinduism Law and a man
can be convicted with a criminal law."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T37015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Nur Yasin
Malang: UIN-Malang Press, 2008
297.431 NUR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>