Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Amin Rais
305.895.98 E414
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Buntoro
"Pan-Islamisme yang dikembangkan Ottoman menimbulkan reaksi dari negara-negara Eropa yang mengkhawatirkan pengaruh paham tersebut terhadap tanah jajahan mereka yang banyak dihuni oleh kaum muslim. Reaksi serupa juga datang dari Belanda yang memilki koloni dengan populasi mayoritas muslim. Bahkan, Belanda melalui penasihat kolonialnya, Christiaan Snouck Hurgronje menganggap pan-Islamisme sebagai ancaman terhadap Hindia-Belanda. Keahliannya dalam ilmu keislaman membuat Snouck yakin bawa pan-Islamisme sebagai ideologi modern mendapat pijakan kuat dari hukum dan sejarah Islam itu sendiri yang dinilainya sarat ajaran kekerasan. Oleh karenanya, Snouck mencemaskan daya tarik keagamaan yang terdapat dalam ideologi tersebut yang berpotensi membangkitkan semangat anti-Belanda bila berhasil memperoleh pengikut dari kaum muslim Indonesia. Snouck mengamati adanya tiga elemen yang dapat mempercepat penerimaan umat Islam Indonesia terhadap pan-Islamisme, yaitu konsulat-jenderal Ottoman di Batavia, minoritas Arab Hadrami, dan pars Timur-Tengah. Meskipun ketiga elemen ini tidak terstruktur dalam suatu organisasi namun Snouck melihatnya berjalin berkelindan dalam usaha-usaha menyudutkan Belanda sebagai musuh nomor satu umat Islam. Akibatnya, menurut Snouck, usaha-usaha tersebut kerap kali menyeret Belanda dalam kesulitan-kesulitan seperti ketegangan hubungan dplomatik dengan Ottoman, penolakan warga Hadrami terhadap sistem kolonial, dan pencitraan buruk dunia Islam terhadap Belanda. Dalam menghadapi ancaman pan-Islamisme di atas, Snouck merekomendasikan Belanda untuk menutup konsulat jenderal Ottoman di Batavia, menghentikan arus imigrasi orang Hadrami ke Hindia-Belanda, tindakan diplomatik yang tegas terhadap Ottoman agar tidak mencampuri urusan domestik Hindia-Belanda dan melarang sirkulasi terbitan yang berhaluan pan-Islam ke Hindia-Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Suryadinata
Jakarta : LP3ES, 2002,
305.895 Sur n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Mely G.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008
305.8 MEL e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Makmur
"ABSTRAK
Orang Tionghoa di Indonesia seperti sudah banyak diketahui sering
dikelompokkan dalam kategori totok dan peranakan. Ukuran ketotokan dan keperanakan itu bisa bermacam-macam, antara lain ada yang
mengidentikkan totok dengan mereka yang asli keturunan Cina, sedangkan
peranakan adalah mereka yang merupakan keturunan campuran. Ada pula yang mengkategorikan totok itu ialah mereka yang lahir di Tiongkok.
Sedangkan mereka yang lahir di Indonesia adalah peranakan. Kriteria yang lain melihat dari kebudayaan masyarakat atau kelompok orang Tionghoa yang bersangkutan. Orang Tionghoa Totok adalah mereka yang masih memiliki dan memegang teguh tradisi Cina dan masih menggunakan secara aktif bahasa Tionghoa baik yang Mandarin maupun dialek seperti Kanton, Hakka, Teochiu. Sedangkan peranakan adalah mereka yang sudah kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa Tionghoa dan aktif menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah serta terintegrasi dengan penduduk setempat (Skinner 1979:10-11, Suryadinata 1978:2) Diantara golongan totok dan golongan peranakan disamping terdapatnya perbedaan orientasi politik juga terdapat perbedaan dalam pandangan hidup, gaya hidup dan berbagai macam perbedaan lainnya yang dapat dirasakan oleh kedua belah pihak secara jelas bahwa mereka sebenarnya berbeda, tetapi hal ini akan sulit dirasakan dan diketahui oleh orang luar (Willmott 1960 : 107). Didalam kehidupan sehari-hari, golongan totok lebih suka bekerja untuk diri sendiri dan banyak bergerak di bidang usaha, sedangkan golongan peranakan lebih beraneka-ragam pekerjaannya (Skinner 1979: 11-16).
Penjelasan selanjutnya dibawah ini difokuskan pada masalah aturan-aturan yang berlaku bagi orang-orang Tionghoa di Indonesia, baik totok maupun peranakan semenjak zaman Hindia Belanda sampai masa kini.
Semenjak masa pemerintahan Hindia Belanda dahulu terdapat berbagai macam undang-undang, peraturan-peraturan, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi penduduk di Hindia Belanda.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Suryadinata
Jakarta: LP3ES, 1999
305.895 1 LEO e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Suara Kebangsaan Tionghoa Indonesia (SAKTI) dan Asosiasi Wartawan Muslim Indonesia (AWAM) , 2006
305.895 1 ETN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Anshara
"Penelitian ini membahas tentang permasalahan kewarganegaraan yang dialami oleh masyarakat TIonghoa dengan studi kasus atlit bulutangkis etnis TIonghoa pada tahun 1951 sampai tahun 1978. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan atlet bulutangkis etnis Tionghoa menyangkut masalah kewarganegaraan mereka yang masih menjadi sebuah permasalahan ditahun-tahun tersebut. Mengangkat konflik bagaimana mereka bertanding dalam ajang internasional membawa nama Indonesia dengan keadaan mereka belum mendapatkan kewarganegaraan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

This research is discuses shout the problems of citizenship by nationality Tionghoa with case studies Tionghoa Ethnic badminton athlete in 1951 until 1978. The purpose of this study was to determine the badminton athlete Tionghoa Ethnic citizenship is concerned they are still a problem in that years. Raised conflict how they compete in the international arena to bring Indonesian's name to the condition they not get citizenship. The The method use in this resaerch are heuristic methods that historical research, criticism, interpretation, and historiography."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S12191
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Purwaningsih
"This descriptive qualitative research examines social solidarity of the Chinese and Javanese (pesantren) ethnic groups in Lasem. Both Chinese and Javanese ethnic groups live side by side safely and peacefully, thus creating a harmonious life. The aim of this research is to explain the mechanical and organic solidarity between the Chinese and the santris living in the pesantren (Islamic Boarding School) in Kauman, Lasem. The research result indicates that organic solidarity can be seen when these two ethnic groups help each other in various activities. For example, in the haul (commemoration of the death of a person) of Mbah Sambu held by the Kauman Islamic boarding school, the Chinese ethnic gave support both morally and materially. Similarly, when the Chinese ethnic commemorate their feast days, they will receive support from the pesantren."
D.I. Yogyakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
400 JANTRA 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>