Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal Arifin
Bandung: Ramaja Karya, 1988
371.1 ZAI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Arifin
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
370.15 ZAI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
cover
Muhamad Gunadi
"Hasil pengawasan oleh Auditor intern selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008, berdasarkan data klasifikasi penyebab temuan pengendalian intern Auditor terdapat banyak penyebab temuan pengendalian intern yang dilakukan oleh satuan kerja, dan setiap tahunnya semakin meningkat penyebab temuan. Pada tahun 2006 dengan 108 temuan dari 23 satuan kerja, tahun 2007 dengan 134 penyebab temuan dari 28 satuan kerja, dan tahun 2008 masih pula ditemukan 148 penyebab temuan dari 25 satuan kerja, meliputi kelemahan pengendalian intern dalam organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur, personil, pencatatan dan pelaporan, serta reviu intern hal ini terjadi karena kemampuan pengawasan yang dilakukan oleh Auditor intern LIPI tidak merata. Adapun kemampuan pengawasan berupa kemampuan pengetahuan (knowledge) Auditor meliputi tingkat pendidikan formal yang dimiliki, dan bidang pendidikan yang diambil, kemampuan berkaitan dengan keterampilan (skills), antara lain menyangkut diklat pengawasan,diklat non pengawasan, usia dan pengalaman pengawasan, kemampuan dengan karakter/perilaku (traits), yaitu perilaku Auditor dengan organisasi, perilaku dengan sesama Auditor LIPI, dan perilaku dalam hubungan dengan satuan kerja, serta Nilai kemanfaatan (usefulness) yang berkaitan dengan tingkat kecukupan atas informasi hasil pengawasan. Pengawasan pada satuan kerja (Auditan) di lingkungan LIPI dilakukan oleh kelompok Auditor bersertifikat dan kandidat Auditor, Auditor bersertifikat adalah Auditor yang telah mengikuti diklat pengawasan dan lulus dalam ujian sertifikasi, serta telah menduduki Jabatan Fungsional Auditor (JFA), sebaliknya kandidat Auditor belum mengikuti diklat pengawasan dan belum lulus sertifikasi. Sehingga terlihat dari dua kelompok tersebut mempunyai kemampuan yang tidak merata, dan di dalam Auditor bersertifikat itu pula masih ada kemampuan yang tidak merata dari pengetahuan berupa tingkat pendidikan ada yang SMU, D.III, SI dan S2, serta keterampilan meliputi diklat pengawasan dan non pengawasan, perilaku Auditor terhadap organisasi, sesama Auditor, dan satuan kerja (Auditan). Sehingga hasil dari evalausi atas kemampuan pengawasan dapat meningkatkan kualitas pengawasan, dan menurunkan sebab temuan pengawasan pada satuan kerja di lingkungan LIPI.

Results of monitoring by internal auditors for three consecutive years ie 2006, 2007,and 2008, based on data classification causes of Auditors findings of the internalcontrol there are many causes findings made by the internal control unit, and each year is increasing the cause of the findings. In the year 2006 with 108 findings from 23 work units, the year 2007 with the 134 cause of the findings from 28 work units, and in 2008 was also found in 148 cause of the findings from 25 work units, including internal control weaknesses in the organization, policies, plans, procedures, personnel , recording and reporting, as well as internal reviews this happens because of the ability of monitoring by internal auditors LIPI uneven. The ability to control the ability of knowledge (knowledge), the Auditor include the level of formal education you have, and taken the field of education, ability to relate to the skills (skills), among others concerning the supervision and training, non-supervisory training, age and supervisory experience, ability with character / behavior (traits), which Auditor with organizational behavior, behavior with fellow Auditor LIPI, and behavior in relation to the work unit, and utility value (usefulness) associated with the adequacy of the information the results of monitoring. Supervision of the work unit (Audited) within LIPI conducted by a certified auditor and group auditor candidate, is a certified auditor who has attended training Auditors supervision and graduated in certification exam, and has occupied the Functional Auditor (JFA), the Auditor has not followed the opposite candidate training and supervision have not passed the certification. So it looks from the two groups have unequal abilities, and in the Auditor certified that there is also the unequal ability of existing knowledge in the form of a high school education level, the D. III, SI and S2, and skills training includes supervisory and non supervisory , Auditor of organizational behavior, fellow auditors, and work unit (Audited). So that the results from the ability to control evalausi can improve the quality of supervision, oversight and lower because the findings on working in the environment of LIPI."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27475
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Martini
"Evaluasi terhadap pelaksanaan Guided Reading ini dilaksanakan di SMA Santa Theresia, Jakarta Pusat, pada bulan September 1994 hingga Januari 1995. Tujuannya ialah untuk mendata pendapat siswa tentang Guided Reading, menggambarkan penilaian siswa terhadap Guided Reading, menggambarkan pola pemanfaatan pengetahuan dari Guided Reading dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan ketiga gambaran di atas, ditambah masukan dari wawancara dan pengamatan langsung dibuat kesimpulan sejauh mana keberha_silan pelaksanaan Guided Reading.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan secara acak kepada 150 siswa kelas II dan kelas III, didukung Pula dengan hasil wawancara dengan kepada perpustakaan dan pengamatan terhadap kegiatan Guided Reading dan keadaan perpustakaan. Hasilnya diolah dengan tabulasi frekuensi berjumlah 19 bush tabel, 4 di antaranya merupakan tabel silang. Setelah data tersaji dalam bentuk tabel, kemudian data dianalisa guna pengambilan kesimpulan dengan menggunakan rumus persentase dan parameter untuk penafsiran nilai persentase.
Hasil penelitian ini ukuran sebagian besar responden belum merasa yakin memasuki perpusta_kaan, walaupun menyatakan bahwa materi pengetahuan. Untuk materi tentang katalog, hampir setengah dari responden menyatakan bahwa katalog itu mudah digunakan, namun sebagian besar dari mereka lebih senang mencari buku langsung ke rak. Hampir semua responden berpendapat bahwa nomor klasifikasi tidak membantu mereka dalam menemukan buku di rak. Hampir semua responden menyatakan bahwa ensiklopedi dan kamus mudah digunakan. Namun untuk pema_kaian atlas sebagian besar responden menyatakan tidak tabu dan tidak pernah menggunakannya. Sebagian besar responden tidak terlalu suka metnbaca, dan sebagian besar responden juga menyatakan bahwa sikap mereka terhadap buku tidak banyak mengalami perubahan.
Untuk cara penyampaian Guided Reading hampir seluruh responden menyatakan cukup balk. Menurut responden media pengajaran selama ini belum memadai. Sebagian besar res_ponden memilih video untuk menambah vaniasi pengajaran.
Dapat dikatakan, bahwa pelaksanaan Guided Reading di SMA Santa Theresia sudah cukup balk dalam cara penyampaian dan waktu pelaksanaan, namun masih sangat kurang dalam hal materi dan media pengajaran. Materi terlalu teoritis, kurangnya praktek/ latihan, serta tidak didukung dengan media pengajaran dan alat peraga yang memadai, seperti audio visual dan koleksi atlas yang up to date, sehingga materi menjadi membosankan. Siswa hanya mengetahui dan mengerti namun belum memahami betul apa manfaat dari materi, yang diberikan, terutama materi tentang katalog, nomor klasifikasi, susunan buku dan atlas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ediyono
"Kajian ini tentang penyempurnaan proses implementasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dalam rangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Belitung dengan menggunakan kerangka teori kebijakan sebagai sebuah hirarki yang dikemukakan oleh Bromley (1989) melalui pendekatan Soft Systems Methodology (SSM). Penyempurnaan ini meliputi tiga tataran, yaitu tataran kebijakan, tataran organisasi, dan tataran operasional.
Pada tataran kebijakan dihasilkan peraturan daerah (Perda) sebagai dasar hukum penyelenggaraan pendidikan di daerah. Pada tataran organisasi dihasilkan sistem Monitoring terhadap Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD) dengan tujuan melaksanakan monitoring terhadap jalannya proses implementasi EDS di satuan pendidikan sehingga dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan untuk selanjutnya MSPD membuat pemetaan mutu pendidikan di daerah.
Pada tataran operasional dihasilkan dua sistem, yaitu 1). Membentuk Tim Pengembang Sekolah (TPS) tujuannya adalah melakukan pengisian instrumen EDS secara obyektif, jujur dan transparan, 2). Menyusun Pakta Integritas Sekolah (PIS) dengan maksud agar dapat terbangun kesepahaman dan kesepakatan warga sekolah, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan EDS di satuan pendidikan. Dengan demikian diharapkan penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di kabupaten Belitung dapat terwujud.

The review is about the implementation of the School Self Evaluation (SSE) in order to the Education Quality Assurance and Improvement System (EQAIS) in the district of Belitung by using the theoretical framework of the policy process as a hierarchy by Bromley (1989) approach through Soft Systems Methodology (SSM). This enhancement includes three levels, namely the policy level, the organizational level and operational level.
At the policy level conducted studies on how local governments provide support or strengthening the implementation of the SSE in the educational unit that SSE program which is the only gateway to education quality assurance system to run smoothly and be a requirement for education units to carry it out. At the organizational level studies conducted on the role of school monitoring by district (SMD) in monitoring process through the implementation process of SSE can be run in accordance with established procedures, and than mapping the quality of education in the area.
At the operational level produced two systems, namely 1). Forming a school development team (SDT) to make the SSE process charging instrument more objective, honest and transparent, 2). Formulating a integrity pact school (IPS) in order to how to develop a common understanding and agreement of the school community so as to contribute to the implementation of SSE in the education unit. It is expected the underwriting process of education quality assurance and improvement system in the district Belitung can be realized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin
"Kinerja oganisasi kepengawasan sekolah di daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan di Kabupaten Aceh Timur memiliki tantangan berupa kondisi geografis dan kondisi lain seperti: jumlah pengawas sekolah yang kurang, kualifikasi pengawas yang masih rendah, serta komposisi pengawas yang belum ideal.
Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis seperti apa kinerja organisasi kepengawasan sekolah sekolah di Kabupaten Aceh Timur pada saat ini serta Mendeskripsikan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja organisasi kepengawasan sekolah di Kabupaten Aceh Timur agar menghasilkan sistem pengawasan yang efektif. Glickman (1985) menyebutkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan ada tiga, yaitu: knowledge, interpersonal skill, dan technical skill.
Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan 7S McKinsey Framework yang mempunyai tujuh variabel/faktor yaitu: share value, strategy, structure, system, skill, staff, dan style of leadership.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah: Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Korwas dan Pengawas sekolah menengah Dinas pendidikan Kabupaten Aceh Timur, Kepala SMP dan SMA, guru, serta Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi Aceh. Pengambilan data dilakukan selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2013.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah "Kinerja organisasi kepengawasan sekolah di Kabupaten Aceh Timur belum berjalan secara baik". Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi kepengawasan sekolah di Kabupaten Aceh Timur agar menghasilkan sistem pengawasan yang efektif ada lima hal, yaitu berhubungan dengan faktor Staff, Skill, System, Strategi, Dukungan lembaga lain yaitu LPMP.

The performance of school supervision organization in the rural, remote and isolated regions in East Aceh regency faces many problems and constraints such as the geographic condition and other condition such as insufficient number of the school supervisors, low qualification and competence of the school supervisors and the composition of the school supervisors that is still not ideal.
The research was conducted to analyze the performance of the school supervision organization in East Aceh regency at the present and to describe the factors influenced the works of school supervision organization in East Aceh in order to produce an effective supervision system. Glickman (1985) said that there are three competences that school supervisors should possess in conducting their supervision duty, they are: knowledge, interpersonal skill, and technical skill. The measurement of the organization performance can be done by using 7S McKinsey Framework which has seven variables/factors, they are: share value, strategy, structure, system, skill, staff, and style of leadership.
The approach that was used in this research is qualitative approach. The data collection was done through interview, observation and document study. The informen in this research were: The Head of Higher Education Department, School Supervisors Coordinator and Higher School Supervisors within the Educational office of East Aceh, the principal of SMP (Junior High School) and SMA (Senior High School), teachers, and the head of LPMP (Education Quality Guarantee Institution) of Aceh province. The data collection was done within five months, starting from February to June 2013.
The conclusion of the research is "The performance of the School Supervision Organization in East Aceh regency was still not run well". There are five factors influenced the works of school supervision organization in East Aceh in order to produce an effective supervision system, they are five factors related to Staff , Skill, System, Strategy, and another factor is support from LPMP (Education Quality Guarantee Institution).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>