Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MacEachern, Malcolm T.
Chicago: Physicians Record Company, 1957
362.1 MAC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, Colin
Edinburgh : Churchill Livingstone, 1973
362.110 68 GRA h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Sri Widayanti
"Era Informasi dewasa ini ditandai oleh peningkatan kebutuhan informasi di segala aspek kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Mutu rekam medis digunakan sebagai indikator dalam melihat kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik secara umum berarti memiliki rekam medis yang baik pula. Pengelolaan rekam medis harus disesuaikan dengan ketentuan pokok baik yang dikeluarkan oleh ANRI maupun Depkes RI.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Persahabatan dan Rumah Sakit Umum Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan rekam medisnya, mengidentifikasi perbedaan pengelolaan rekam medis di kedua rumah sakit, mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan rekam medis pada kedua rumah sakit tersebut. Pengelolaan rekam medis yang dilihat dalam penelitian ini adalah disain formulir, pemberkasan & penggunaan, serta penyusutan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara terhadap Kepala Unit Kerja Rekam Medic dan pengamatan langsung ke Unit Kerja Rekam Medis. Untuk mempermudah pengumpulan data digunakan kisi-kisi wawancara, yang diuji validitasnya dengan pengujian validasi isi, yaitu membandingkan antara isi instrumen dengan isi materi ajaran yang telah dipelajari. Analisis data dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1). Pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Persahabatan lebih baik daripada di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, terlihat dalam : a) Pemberkasan & penggunaan : Memiliki fasilitas ruang simpan yang lebih baik, Ada prosedur peminjaman, Ada ketentuan pokok dalam penyimpanan. b) Penyusutan rekam medisnya : Telah dilakukan pemisahan antara rekam medis aktif dan inaktif, Memiliki Jadwal Retensi Rekam Medis, Ada prosedur pemusnahan. (2). Faktor yang mempengaruhi pengelolaan rekam medis yang lebih baik tersebut di atas : a) Sumber Daya Manusia : Latar belakang pendidikan direktur yang lebih baik, pemahaman tentang pentingnya rekam medis lebih baik pula; Persentase staf rekam medis yang berpendidikan memadai lebih besar, kinerja staf rekam medis juga lebih baik; Adanya program pengembangan dan pendidikan staf rekam medis, dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf rekam medis. b) Kesadaran terhadap pedoman yang berlaku dalam pengelolaan rekam medis lebih baik, yang ditunjukkan dengan melanjutkan pembuatan juklak dan protap yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. c) Adanya evaluasi dan pengendalian mutu, ada usaha perbaikan dalam pengelolaan rekam medis, (3). Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Persahabatan adalah masih seringnya ditemukan ketidaklengkapan rekam medis oleh dokter yang menangani, di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia adalah : Kurangnya pemahaman terhadap rekam medis dari pihak pimpinan rumah sakit, dokter, dan staf medis lainnya; kurangnya staf medis dari segi mutu dan jumlah; Tidak sesuainya letak unit rekam medis dengan sistem penyimpanan yang sentralisasi.

Today information era is characterized by increase of demand for information concerning all life aspects, including health. Quality of medical record is used as indicators for health service quality. In general, good health service means that medical record used are also good. Medical record management should be based on regulations issued by National Archive Republic Indonesia and Department of Health Republic Indonesia.
This research was conducted at Persahabatan Hospital and Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital, in order to understand medical record management at these two hospitals, to identify differences on medical records management in these two hospitals, to understand problems faced by the hospitals in applying their medical record management. Medical record management used in this research including form design, medical record filling and usage, and medical record disposal.
Data needed for this research were collected through interview with Director of Medical Record Unit and direct observation to Medical Record Unit. To support data collection, interview guidelines are used, which have been validated through content validation test, by comparing the instrument contents with materials learned at university. Data analysis uses descriptive technique.
Research result reveals that: (1). Medical record management at Persahabatan Hospital is better than in Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital, as indicated by: a) Its filling wig usage: Availability of better filling rooms, availability of medical record borrowing procedure, Availability of basic regulations on medical record storage. b) Medical record disposal: Active and inactive medical records are separated, Medical Record Retention Schedule is availability, Medical record disposal procedure has been established. (2). Factors affecting such better medical record management are: a) Human Resources factor: Better educational background of director, better understanding on importance of medical record; Percentage of medical record staff with higher education is bigger, better work performance of the medical record department staff Availability of development and education program for medical record department staff may increase their knowledge and skills. b) Awareness on applied regulations concerning medical record management is better, as shown by development of technical guidelines and standard operating procedures based on the hospital current conditions. c) Availability of evaluation and quality control programs, efforts to improve medical record management. (3). Problems faced in medical record management at Persahabatan Hospital is incomplete medical record often found by relevant practitioners. While problems faced in Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital are: Lack of understanding on medical record among the hospital executive, practitioners, and other medical staff members; Insufficient of medical staff both in term of quality and quantity; Inappropriate location of medical record unit with centralized storage system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: W.B. Saunders, 1962
362.11 MOD (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Hitayani
"RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya melakukan implementasi SIMRS GOS 2 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kinerja. Penerimaan penggunaan SIMRS merupakan penentu dalam kesuksesan implementasi. Tenaga medis dan nakes merupakan pengguna SIMRS GOS 2 terbanyak di rumah sakit, sehingga dianggap perlu untuk menganalisis penerimaannya. Analisis penerimaan pengguna dilakukan berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) dalam penelitian kuantitatif berdesain cross sectional. Responden penelitian sebanyak 265 tenaga medis dan tenaga kesehatan RSUD dr Doris Sylvanus. Analisis dilakukan dengan uji univariat dan Structural Equation Model (SEM).Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan langsung yang positif dan terbukti secara statistik antara persepsi kemudahan dengan persepsi manfaat. Persepsi manfaat memiliki hubungan yang positif dengan sikap. Sikap memiliki hubungan positif dengan niat menggunakan. Niat menggunakan memiliki hubungan positif dengan penggunaan SIMRS GOS 2 secara nyata. Hubungan tidak langsung dan positif didapatkan antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan melalui sikap.Tidak didapatkan hubungan langsung antara persepsi kemudahan dengan sikap, demikian pula antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan SIMRS GOS 2 oleh para tenaga medis dan nakes di RSUD dr Doris Sylvanus.

RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya implemented SIMRS GOS 2 to improve efficiency, effectiveness, and performance. Acceptance of the use of SIMRS is decisive in successful implementation. Health workers are the most users of SIMRS GOS 2 in hospitals, so it is considered necessary to analyze their acceptance. User acceptance analysis was conducted based on the Technology Acceptance Model (TAM) in crosssectional quantitative research. The respondents of the study were 265 health workers of Dr. Doris Sylvanus Hospital. The analysis was carried out with univariate tests and the Structural Equation Model (SEM). The results of the study found that there was a positive and statistically proven direct relationship between the perception of convenience and the perception of benefits. The perception of benefits has a positive relationship with attitude. Attitude has a positive relationship with intent to use. The intention to use has a positive relationship with the real use of SIMRS GOS 2. An indirect and positive relationship is obtained between the perception of benefits and the intention to use through attitude. There is no direct relationship between the perception of convenience and attitude, as well as between the perception of benefits and the intention to use SIMRS GOS 2 by health workers at Dr. Dosir Sylvanus Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hsu Chong Jen
"Rumah sakit merupakan tempat layanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dewasa ini rumah sakit terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga sangat penting bagi rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu penilaian kinerja rumah sakit sangat dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan dapat bersaing. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui analisis kinerja rumah sakit menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige di rumah sakit Tzu Chi Hospital tahun 2023. Metode penelitian menggunakan pendekatan metode campuran serentak, dimana penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan pada waktu yang sama untuk mendapatkan persepsi penilaian kinerja dari sudut karyawan dan pimpinan. Sampel penelitian kuantitatif didapatkan dengan cara propotional stratified random sampling dengan jumlah 283 responden dan penelitian kualitatif dengan sampel 8 orang dengan purposive sampling yang terdiri dari pimpinan rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan kinerja kepemimpinan mendapatkan nilai 71,47 (60%), Perencanaan strategis 45,64 (54%), Fokus pelanggan 52,13 (61%), pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan 50,15 (56%), Tenaga kerja 49,43 (58%), Operasional 49,52 (59%), Hasil 256,73 (57%), dengan total nilai 565,7 (56,7%) yang artinya kinerja rumah sakit pada tingkat good performance. Masing-masing kategori dimensi proses memiliki hubungan dengan dimensi hasil (p-value 0,001), dengan kategori fokus tenaga kerja yang memiliki hubungan paling kuat dengan hasil (r  0,713).

The hospital is a place for health services to improve the health status of the community, while today the number of hospitals continues to grow to meet the needs of the community, so it is very important for hospitals to provide quality services. Therefore, hospital performance appraisal is needed in order to provide maximum service and be competitive. This research was conducted with the aim of knowing the analysis of hospital performance using the Malcolm Baldrige approach at Tzu Chi Hospital in 2023. The research method uses a simultaneous mixed methods approach, where quantitative and qualitative research is carried out at the same time to get perceptions of performance appraisal from the point of view of employees and leader. Quantitative research samples were obtained by means of proportional stratified random sampling with a total of 283 respondents and qualitative research with a sample of 8 people with purposive sampling consisting of hospital leaders. The results showed that leadership performance scored 71.47 (60%), strategic planning 45.64 (54%), customer focus 52.13 (61%), measurement, analysis and knowledge management 50.15 (56%). Workforce 49.43 (58%), Operations 49.52 (59%), Results 256.73 (57%), with a total score of 565.7 (56.7%) which means the hospital's performance is at a good performance level. Each category of process dimension has a relationship with the results dimension (p-value 0.001), with the workforce category having the strongest relationship with results (r 0.713)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mardiati
"Direktorat Jenderal Bina Usaha Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa tahun 2020 semua rumah sakit di Indonesia harus sudah menerapkan green hospital, namun di lapangan belum semua rumah sakit yang mengimplementasikan green hospital. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan RSIA Assalam dalam kesiapan menuju green hospital berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif  dengan metode studi kasus. Penilaian kesiapan green hospital dilakukan dengan skoring self assessment green hospital Kementerian Kesehatan. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa kesiapan green hospital di RSIA Assalam secara keseluruhan mencapai total 50%, dengan perincian kepemimpinan 50%, lokasi dan landscape 50%, bangunan RS 71%, pengelolaan bahan kimia dan B3 54%, pengelolaan limbah 71%, efisiensi energi 7%, efisiensi air 33%, kebersihan lingkungan dan sektor penyakit 80%, pengelolaan makanan 80%, kualitas udara 40%, inovasi lain terkait green hospital 0%, penghargaan bidang kesehatan lingkungan lainnya 0%. Elemen yang memiliki persentase paling tinggi adalah elemen kebersihan lingkungan dan sektor penyakit dan elemen pengelolaan makanan, sedangkan elemen yang memiliki persentase terendah adalah elemen inovasi lain terkait green hospital dan elemen penghargaan bidang kesehatan lingkungan lainnya. Berdasarkan status kesiapan green hospital maka RSIA Assalam berada di posisi brown hospital

The Directorate General of Business Development of the Indonesian Ministry of Health stated that in 2020 all hospitals in Indonesia must have implemented a green hospital, but in the field not all hospitals have implemented a green hospital. The purpose of this study was to analyze the readiness of RSIA Assalam in readiness to go to a green hospital based on the Ministry of Health guidelines in 2018. This research uses a qualitative approach with a case study method. The assessment of green hospital readiness is carried out by scoring the Ministry of Health's green hospital self-assessment. After conducting research, it was found that the readiness of green hospitals at RSIA Assalam as a whole reached a total of 50%, with details of leadership 50%, location and landscape 50%, hospital buildings 71%, chemical and B3 management 54%, waste management 71%, energy efficiency 7%, water efficiency 33%, environmental cleanliness and disease sector 80%, food management 80%, air quality 40%, other innovations related to green hospital 0%,  Other Environmental Health Awards 0%. The elements that have the highest percentage are elements of environmental hygiene and the disease sector and food management elements, while the elements that have the lowest percentage are other innovation elements related to green hospitals and other environmental health appreciation elements. Based on the readiness status of the green hospital, RSIA Assalam is in the position of brown hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Ariotejo
"Proses pelayanan pasien umum di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Haji Jakartajika dilihat dari alur mobilitas pasien rawat jalan sejak melakukan pendaftaransampai dengan pasien pulang terlihat adanya alur yang membuat pasien berjalanbolak-balik ke kasir maupun ke ruangan penunjang pelayanan laboratorium danradiologi . Hal ini tentu saja merupakan tindakan pemborosan dari segi waktumaupun pergerakan pasien. Untuk itu perlu dilakukan upaya terus menerus continuous improvement dalam upaya peningkatan kualitas dan efisiensipelayanan kepada pasien di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Haji Jakarta.

The process of general patient care in the outpatient installation of Haji HospitalJakarta when viewed from the outpatient mobility flow since registration until thepatient came home seen the flow that makes the patient walk back and forth to thecashier or to the supporting room service laboratory and radiology . This is ofcourse a waste of time and the movement of patients. Therefore, continuousimprovement is needed in the effort to improve the quality and efficiency ofservice to the patient in the outpatient installation of Jakarta Hajj Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherlly Surijadi
"Perkembangan teknologi dalam peralatan kedokteran menyebabkan adanya alternatif baru dalam pelayanan kesehatan. Laparoskopik sejak tahun 1995 telah dipergunakan di Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam tindakan bedah pengangkatan kantong empedu (kolesistektomi). Tindakan ini disebut dengan metoda kolesistektomi laparoskopik. Efektifitas biaya dari kolesistektomi laparoskopik perlu diteliti untuk dibandingkan dengan metoda konvensional yang selama ini dipergunakan dalam pembedahan kolesistektomi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kolesistektomi yang efektif biaya diantara metoda konvensional dan laparoskopik.
Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus analitik menggunakan data sekunder yang diambil secara cross sectional tahun 2001 di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Analisa biaya investasi menggunakan biaya investasi disetahunkan (annual investment cost), metoda analisis penghitungan biaya menggunakan metoda ABC (Activity Based Costing) dengan dasar alokasi biaya menggunakan proporsi luas lantai proporsi waktu operasi sebagai pemacu biaya. Biaya satuan aktual diperoleh dengan menghitung total biaya dan dibagi dengan besarnya output pada kegiatan tersebut, sedangkan biaya normatif diperoleh dari penjumlahan hasil bagi biaya tetap dengan kapasitas dan biaya tidak tetap dengan output.
Pada penelitian ini analisis efektifitas biaya dilakukan dengan cara : pertama, yaitu membandingkan biaya satuan antara kedua metoda; dan kedua, dengan melakukan tes analisis sensitivitas menggunakan simulasi penambahan biaya sewa dan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output.
Pada cara pertama didapatkan bahwa pada penggunaan perbandingan biaya satuan aktual maka kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B dan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan pada biaya normatif didapatkan kolesistektomi laparoskopik paling efektif biaya secara umum tanpa membedakan kelas perawatan.
Pada hasil kedua yaitu simulasi perbandingan biaya satuan aktual dengan menambahkan biaya sewa didapatkan kolesistektomi konvensional paling efektif biaya pada kelas II B sedangkan laparoskopik pada kelas VIP LCA/Petra. Sedangkan simulasi penghitungan biaya total untuk menentukan besarnya output bahwa yang paling efektif biaya adalah kolesistektomi konvensional pada kelas II B dan laparoskopik pada kelas I.

Cost Effectiveness Analysis on Cholecystectomy at Immanuel Hospital Bandung Year 2001
The development of technology in medical equipment, resulting in a new alternative in health care services. Laparoscope is used since 1995 at Immanuel Hospital Bandung for cholecystectomy and this kind of surgery namely laparoscopic cholecystectomy method. Cost effectiveness of laparoscopic cholecystectomy need to be research to be compared with conventional cholecystectomy which commonly applied in the cholecystectomy surgery.
The purpose of this research is to find out which one is the most cost effective method between laparoscopic cholecystectomy and conventional cholecystectomy.
The research made was analytic case study using secondary data taken in cross sectional method during year 2001 at Immanuel Hospital in Bandung. The data analysis on investment cost using an annualized investment cost, cost analysis using activity based costing method with cost allocation using floor area proportion and operating time distribution as driver. Actual unit cost was obtained through a calculating from total cost divided by output while normative unit cost was obtained was calculating the sum of the result from fixed cost divided by capacity and the result of variable cost divided by output.
Cost effectiveness analysis was made through : first, comparing unit cost between two methods; and second, by doing sensitivity analysis test using simulation on adding rent cost and simulation on calculating total cost to find the output.
First step result is by using actual unit cost comparison, conventional cholecystectomy most effective on II B ward and laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. By using normative unit cost comparison, laparoscopic is the most effective compare to conventional method without difference at ward class.
Second step result are by using simulation on comparing actual unit cost after added by rent cost that conventional cholecystectomy most effective on II B ward while laparoscopic on VIP LCA/Petra ward. And simulation on calculating total cost to find output result is that conventional cholecystectomy is most effective on II B ward and laparoscopic on I ward.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hascaryatmo
"Meningkatnya laju pembangunan nasional disegala bidang, mengakibatkan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit juga semakin meningkat. Menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran pada sistem pelayanan kesehatan dan perkembangannya pada masa yang akan datang, terutama dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 serta disusul dengan APEC tahun 2010 dan 2020, dimana pelayanan rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standard global, sehingga pengembangan rumah sakit sangat perlu ditingkatkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat antar rumah sakit untuk merebut pangsa pasar, sehingga efisiensi dari kegiatan rumah sakit serta peningkatan mutu pelayanannya hams benar-benar dijaga dan ditingkatkan.
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat III sangat berpotensi untuk berkembang statusnya menjadi Rumah Sakit tingkat II, hal ini dapat dilihat dari kapasitas jumlah tempat tidurnya dan kemampuan jenis pelayanannya serta dari jumlah sumber daya manusianya. Melihat perkembangan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang sampai saat ini, dapat disimpulkan bahwa misi rumah sakit sudah berubah, dimana semula hanya sebagai Rumah Sakit ABRI, sekarang menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat serta berkembang ke arah rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan rumah sakit ABRI di wilayah Jawa tengah.
Sejalan dengan perkembangan dunia perumahsakitan dalam menyongsong era globalisasi, maka Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang harus megantisipasi dan mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi dengan rumah sakit lainnya, oleh karena itu diperlukan perencanaan strategi pengembangan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis faktor ekstenal dan faktor internal yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan rumah sakit, melalui fokus group diskusi, tahap input dengan memakai IFE dan EFE Matrix, tahap matching dengan SWOT matrix dan SPACE matrix serta tahap decision dengan QSP matrix.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedudukan posisi strategi rumah sakit berada didalam posisi sangat bagus untuk menggunakan dan menggerakkan kekuatan sumberdaya (internal) guna memanfaatkan peluang, dan mengatasi kelernahan serta menghindari ancaman yang ada Terdapat faktor ekstenal dan faktor internal potensial yang harus ditindaklanjuti dengan strategi terpilih, sedangkan tipe strategi paling tepat untuk diterapkan adalah Strategi Agresif dengan alternatif strategi yang sesuai yaitu market penetration, market development, produk development, backward / forward / horizontal integration, conglomerate/ concentric / horizontal diversification dan strategi kombinasi, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan strategi terpilih kedalam program-program yang tepat diharapkan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang akan dapat lebih berkembang dan dapat mencapai misi dan visinya sebagai rumah sakit ABRI.

The increasing of National escalation in whole sectors, causing the speed-up economic growth of the society. As a result of this increasing, societal demand on health service especially in the hospital tend to be increase too. Facing healthy problem, the improvement of knowledge and science, change on healthy service system and its increasing in the future, hospital to be insisted capable giving professional service based on global standard. Chiefly with The Asean Free Trade Area ( AFTA ) acceptance which on going in 2003 and will be followed by The Asia Pasific Economic Cooperation ( APEC ) in 2010 and 2020, consequently hospital development is a must. This situation will cause tight competition between hospital to take market segment, at last the efficiency of hospital activities and its increasing in service quality have to be keep on and progress.
Bhakti Wira Tamtama Hospital in Semarang as an army ( ABRI ) hospital level III has potent to grow its status to be level H hospital. It is considered on its bed capacity and kind of health service which enable to do and human resources that available significantly. According to progress report Bhalcti Wira Tamtama Hospital Semarang nowaday, it could be considered that main point of its mission had been changed. Its previous mission only to be an army hospital now it give public health service. It is also develop to be hospital of teaching and centre of reference army ( ABRI) hospital in Central Java Region.
As a developing of hospitalizing sector in facing globalization era, Bhakti Wira Tamtama Hospital have to anticipate and get ready itself to be capable in competing with other hospital. So it need hospital development strategic planning. This research conducted to analyze external and internal factors that gave impact on hospital developing strategy. The steps of research start from focusing discussion group, the input stage using IFE and EFE Matrix, the matching stage using TOWS Matrix and SPACE Matrix and finally the decision stage using QSP Matrix.
The research output be concluded that strategic positition of the hospital exist in best way to use and actuate internal human resources to catch opportunity, solve weakness and avoid the existed threat. There are potential external and internal factors that have to be followed with chosen strategy. The chosen strategy that appropriatable to be applied is Aggresive Strategy. As an alternative there is appropriate strategy that stated as market penetration, market development, product development , backward ! forward 1 horizontal integration, conglomerate I concentric 1 horizontal diversification and combinational strategy. It could be applied according to situation and condition that have been faced. By implementing chosen strategy into the right programs it is hoped that Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang will be more developed and could reach its mission and vision as an army (ABRI) hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T2561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>