Ditemukan 19435 dokumen yang sesuai dengan query
New York: Alfred A. Knoff, 1955
301 SMA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Thibaut, John W.
New York: John Wiley and Sons, 1967
302.32 THI s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Konopka, Gisela
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1963
361.4 KON s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Trecker, Harleigh B.
New York, NY: Association Press, 1967
361.4 TRE s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fitrah Munir
"Tesis ini membahas proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta Pasca Orde Baru. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan jaringan sosial dan identitas sosial berperan besar dalam proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta. Dalam lanskap sosial politik Indonesia pasca orde baru dimana sumber-sumber daya (sosial, politik, dan ekonomi) tidak lagi terpusat, jaringan sosial mampu menciptakan ruang bagi seorang agen/aktor untuk memperoleh atau meminjam berbagai sumber daya tersebut dari berbagai sumber untuk tujuan-tujuan instrumental dirinya. Sementara identitas sosial sebagai sumber pemaknaan yang sangat penting bagi manusia berperan dalam menciptakan solidaritas kelompok berbasis identitas. Kelompok elit dapat menggunakan solidaritas kelompok ini dengan menawarkan tujuan-tujuan yang dianggap sebagai tujuan bersama meskipun secara samar, tujuan-tujuan tersebut sangat menguntungkan elit tersebut.
This thesis describes the process in the making of local strongmen in the Jakarta Post New Order. This study is a qualitative research with case study design. The results showed social networks and social identity plays a major role in the formation of local strong men in Jakarta. In the social landscape of Indonesian politics after the new order in which the resources (social, political, and economic) is no longer centralized, the social networks is able to create space for an agent / actor to obtain or borrow these resources from various sources for his instrumental purposes. While social identity as a source of meaning that is very important for the human, has a role in creating a group solidarity based on identity. The elite group can use this group solidarity by offering some goals which is considered as a common goal though vaguely, these goals are very profitable for elite."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dwiditya Pamungkas
"Skripsi ini membahas gejala perwujudan kelompok hobi dalam kehidupan sosial masyarakat Jakarta, yaitu kelompok hobi Harley-Davidson. Kelompok hobi ini dalam kenyataanya memiliki identitas tertentu sebagai identifikasi perbedaan dengan kelompok-kelompok hobi lainnya serta persamaan bagi sesama anggota kelompok. Identitas kelompok hobi ini dapat diidentifikasi melalui bentuk atribut-atribut yang digunakan oleh para anggota yaitu motor Harley-Davidson, pakaian khusus, helm dan berbagai aksesoris. Para anggota kelompok motor Harley-Davidson memang umumnya berasal dari kelas sosial atas seperti tercermin dari latar belakang profesi mereka yaitu pejabat pemerintah dan pengusaha papan atas. Melalui kegiatan interaksi sosial antar anggota berbagai peluang bisnis pun dapat dinegosiasikan dan disepakati diantara mereka. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada signifikansi identitas sosial dalam memanfaatkan peluang bisnis dan menunjukan status sosial. Kegiatan penelitian ini menerapkan metode dan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.
This undergraduate thesis examines urban social phenomenon of a hoby group whose members are fond to ride big bike motor particularly Harley-Davidson. This group as a matter of fact has and reflect an identity to distinct itself from other similiar groups and to identify their social and economic characteristics among the members. It can be identified by the use of attributes such as leather jacket, boots, and other Harley-Davidson’s accessories. All of these attributes are symbol which belong to members upper class social status. Most of the members have professions such as high level government official and rich enterpreneurs. Therefore, membership, in this matter, function as means to show their social status. Besides that, thiis hobby group functions as well providing arenas too deal business matters among members. This research was carried out based on qualitative methods, in paricular applying depth interview and observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53524
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadia Bella Kartika
"Kerja kelompok merupakan keterampilan penting bagi banyak orang. Bekerja dalam kelompok bermanfaat karena dapat membuat pekerjaan lebih efisien dan produktif. Namun, ada juga beberapa kelemahan bekerja dalam kelompok. Salah satunya adalah terjadinya kemalasan sosial. Hal ini terjadi ketika anggota kelompok tidak memberikan usaha yang cukup saat bekerja dalam kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh hukuman dalam kemalasan sosial. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian menggunakan desain 2 x 2 antar subjek yaitu hukuman (tidak ada hukuman & hukuman) dan kondisi kelompok (kolektif & koaktif). Dalam kondisi tanpa hukuman, partisipan menerima hadiah terlepas dari performa mereka. Dalam kondisi dengan hukuman, partisipan akan menerima hadiah lebih sedikit jika mereka berperforma rendah. Dalam kondisi kolektif, performa partisipan dinilai sebagai gabungan dari performa anggota kelompok hipotetis. Dalam kondisi koaktif, performa partisipan dinilai secara individu. Penelitian ini dilakukan dengan 40 peserta dengan jumlah yang seimbang antar jender (20 perempuan dan 20 laki-laki). Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kondisi kolektif dan koaktif pada kondisi hukuman. Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kolektif dan koaktif dalam kondisi tidak ada hukuman. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa hukaman dan kondisi kelompok tidak efektif untuk mengurangi kemalasan sosial.
Working as a part of a group is an important skill for people. It is beneficial because it can increase work efficiency and productivity. However, there are also some disadvantages. One of the disadvantages is social loafing. It occurs when group members does not put enough effort on group work. The aim of the study is to identify the impact of punishment and group conditions in social loafing. To answer the research question, 2 x 2 in between subject design was conducted with 4 conditions. The conditions are punishment (no punishment & punishment) and group condition (collective & coactive). In the no punishment condition, participants received the reward regardless of their performance. In the punishment condition, the participants are given less reward if their performance is low. In collective condition, the participants’ performances were measured as a combination with hypothetical group members. In coactive condition the participants’ ideas were measured individually. The research was conducted with a total of 40 participants with equal number between gender (20 female & 20 male). The result shows no significant difference between collective and coactive in punishment. In addition, there was no significant difference between collective and coactive in no punishment condition. To conclude, punishment and group conditions are not effective to reduce social loafing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Renanda Rizky Miranti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah identifikasi dan evaluasi dapat mengurangi pemalasan sosial (social loafing) di kalangan mahasiswa. Sebanyak 38 mahasiswa dari University of Queensland (19 laki- laki, 19 perempuan) berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan desain experimen kelompok independen 2x2. Setiap peserta dialokasikan secara acak ke dalam kondisi koaktif atau kolektif, dan kemudian dialokasikan ke dalam kondisi yang dievaluasi atau tidak dievaluasi. Hasil pengujian dengan menggunakan metode Independent sample T-tes mengungkapkan bahwa peserta dalam kondisi kolektif-tidak dievaluasi menghasilkan lebih banyak jawaban daripada kondisi kolektif yang dievaluasi, sehingga dapat dikatakan bahwa orang akan menghasilkan lebih banyak ide dalam kelompok jika mereka tidak dievaluasi untuk ide tersebut. Perbaikan metodologis disarankan dalam penelitian ini. Penelitian di masa depan sebaiknya menyelidiki hubungan antara kepribadian dan pemalasan sosial.
The main aim of this paper is to discover whether identifiability and evaluation can reduce social loafing among university students. A total of 38 University of Queensland students (19 males, 19 females) participated in this study. The study used a 2x2 independent groups design. Each participant was allocated randomly into either coactive or collective condition, and then allocated into either the evaluated or non-evaluated condition. Independent groups t-tests revealed that participants in the collective-non-evaluated condition produced more responses than the collective-evaluated condition, suggesting that people would generate more ideas in a group if they were not evaluated for it. Methodological improvements are suggested. Future research should investigate the relationship between personality and social loafing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Malden: Blackwell, 2003
305.21 BLA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Roberts, David L., 1973-
Oxford: Oxford University Press, 2016
616.898 ROB s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library