Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cheltenham: Edward Elgar, 2003
338.9 ECO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"DescriptionContentsResourcesCoursesAbout the Authors
Institutions frame behaviors and exchanges in markets, business networks, communities, and organizations throughout the world. Thanks to the pioneering work of Ronald Coase, Douglas North and Olivier Williamson, institutions are now recognized as being a key factor in explaining differences in performance between industries, nations, and regions. The fast-growing field of new institutional economics analyzes the economics of institutions and organizations using methodologies, concepts, and analytical tools from a wide range of disciplines (including political science, anthropology, sociology, management, law, and economics). With contributions from an international team of researchers, New Institutional Economics provides theoreticians, practitioners, and advanced students in economics and social sciences with a guide to the many recent developments in the field. It explains the underlying methodologies, identifies issues and questions for future research, and shows how results apply to decision making in law, economic policy, management, regulation and institutional design."
Cambridge: Cambridge University Press, 2008
330.155 2 NEW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cheltenham: Edward Elgar , 2000
330 INS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indila Mayrosa
"Knowledge management merupakan pendekatan yang dapat diimplementasi oleh manajemen organisasi untuk meningkatkan kemampuan kompetitif. Sebagai salah satu tahapan dalam knowledge management, knowledge sharing KS memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan KM. Berbagi pengetahuan antar lintas fungsi atau lintas departemen dapat mensukseskan dan mengembangkan berbagai hal di dalam perusahaan. Peneliti berpendapat jika perusahaan ingin meraih keberhasilan dalam memotivasi karyawan untuk berbagi pengetahuan, maka bukan hanya dengan memperbaiki sistemnya ketika menjalankan strategi bisnis tetapi juga dengan merubah perilaku dan kebiasaan mereka sehingga berbagi pengetahuan dapat berjalan dengan konsisten dan didasari oleh kerelaan. Theory of reasoned action digunakan sebagai kerangka dasar penelitian ini, yang didukung dengan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dalam berbagi pengetahuan. Hasilnya menunjukan bahwa penghargaan, hubungan sosial, konsekuensi dalam bersosial, iklim orgaanisasi, norma subyektif dan sikap terhadap berbagi pengetahuan memberikan pengaruh yang besar terhadap intensi berbagi pengetahuan karyawan perusahaan. Sesuai dengan perhitungan yang dilakukan, tidak terjadi asimetri intensi. Karyawan dari departemen pemasaran, teknik, dan umum masing-masing 80 , 80 , dan 70 memiliki niatan untuk berbagi pengetahuan dengan rekan kerja lainnya.

Knowledge management is an approach that can be implemented by organizational management to improve competitive advantage. As one of the stages of knowledge management, knowledge sharing KS plays a very important role in determining the success of KM implementation. Sharing knowledge across cross functional or cross departmental can succeed and develop things within the company. Previous researchers consider that if companies want to achieve success in motivating employees to share knowledge, then the way to achieve it is not only by improving the system when running a business strategy but also by changing their behavior and habits so that knowledge sharing can run consistently and based on willingness. Theory of Reasoned Action is used as the basic framework of this study, combined with several factors that affect behavior in sharing knowledge. The results show that reward, social ties, social cost, organizational climate, subjective norms and attitudes toward knowledge sharing have a profound effect on the intentions of sharing knowledge of company employees. In accordance with the calculations performed, there is no intimacy asymmetry. Employees from the marketing, engineering, and general departments share 80 , 80 , and 70 each that have an intention to share knowledge with other co workers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nannie Hudawati
"Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berperan dalam Proses Institutional Arrangements: Studi Kasus di Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, yang selanjutnya disingkat BAKORNAS PBP, dilakukan terdorong oleh kenyataan bahwa kelembagaan BAKORNAS PBP dalam arti organisasi tersebut, tidak sesuai seperti yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang mengatur organisasi dan tata kerja BAKORNAS PBP. Mengikuti perkembangan kelembagaan penanggulangan bencana pada masa lalu, awalnya hanya berbentuk organisasi yang sederhana yaitu Panitia Ad Hoc dengan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah sebagai Ketua dengan tugas mengurus bencana alam yang pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden kemudian mengalami perubahan kelembagaan seiring dengan perubahan situasi dan kondisi peristiwa bencana dan sosial politik yang saat ini menjadi organisasi non struktural dengan sebutan BAKORNAS PBP diketual oleh Wakil Presiden dan dibantu oleh suatu Sekretariat berbentuk organisasi struktural yang besar terdiri dari 5 jabatan eselon I, 16 jabatan eselon II dan 36 jabatan eselon III serta 8 jabatan eselon IV dibantu Kelompok Pakar dan Kelompok Kerja sebanyak 36 orang dengan sejumlah staf. Pengaturan organisasi dan tata kerja BAKORNAS PBP beserta Sekretariatnya dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001, Surat Keputusan Sekretaris BAKORNAS PBP Nomor 1 Tahun 2001 dan Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2001.
Pokok permasalahan penelitian ini berkisar pada tingkat organisasional, yaitu : Bagaimana proses institutional arrangements atau penjabaran aspirasi pada tingkat kebijakan diimplementasikan melalui kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP dan peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu beroperasi, serta faktor-faktor yang berperan dalam proses institutional arrangements atau penjabaran tersebut. Bertolak dari pokok permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses institutional arrangements atau penjabaran aspirasi pada tingkat kebijakan diimplementasikan melalui kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP dan peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu beroperasi, serta faktor-faktor yang berperan dalam proses institutional arrangements atau penjabaran tersebut.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti terlibat langsung pada objek penelitian yaitu BAKORNAS PBP, dengan teknik studi dokumentasi, studi lapangan dan studi kepustakaan, serta wawancara tambahan dengan informan (Kepala Biro HukumlStaf Ahli Menko Kesra, Mantan Pejabat Direktorat Urusan Korban Bencana Departemen Sosial1Widya Iswara Luar Biasa pada Departemen Sosial, Mantan Tenaga Ahli Sekretariat BAKORNAS PB, Mantan Staf Direktorat Urusan Korban Bencana yang diperkerjakan pada Sekretariat BAKORNAS PB).
Kerangka pemikiran dan teori dalam proses "institutional arrangements° atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP menerapkan pada pemahaman Bromley (1989: 18,33-34), pemahaman tentang koordinasi berkaitan dengan kebijakan kebencanaan menurut Carter (1991 : 25-29). Dari temuan penting di lapangan dalam proses ?institutional arrangements? atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP para perumus kurang dapat menterjemahkan keinginan dan aspirasi ditingkat kebijakan dan tidak mengikutsertakan para stakeholders yang tertibat langsung dalam penanganan kebencanaan dan kepengungsian. Hal ini berakibat antara lain timbulnya kritik dan komentar tentang kelembagaan BAKORNAS PBP.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kelembagaan, koordinasi serta otonomi daerah dalam proses 'institutional arrangements' atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP terutama penjabaran aspirasi ditingkat kebijakan ke tingkat organisasional mengacu pada pemikiran Bromley (1989 : 18,33-34) tentang hirarki proses kebijakan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses ?institutional arrangements? penjabaran kelembagaan organisasi maupun peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu saling terkait satu dengan lainnya dan akan berdampak pada operasional atau kinerja organisasi. Pemahaman kelembagaan, koordinasi serta otonomi daerah harus disertai dengan pemahaman tentang kebencanaan itu sendiri. Kondisi sosial politik sangat mewarnai proses penjabaran kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP. Lembaga BAKORNAS PBP dan Sekretariat BAKORNAS PBP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang merupakan lembaga strategis yang sarat dengan masalah-masalah dan tugas-tugas kemanusiaan. Tesis ini diharapkan dapat memberi masukan untuk penyempumaan kelembagaan BAKORNAS PBP sehingga tugas dan fungsi di bidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apung Sumengkar
"Studi ini mencoba memahami bagaimana logika dominan dinamis dirangsang dan mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengupayakan kesesuaian strategis dinamis. Beberapa ahli percaya bahwa internasionalisasi dapat meningkatkan daya saing dan prospek kelangsungan hidup Usaha Kecil Menengah (UKM) (Zhou dan Wu 2014; Lee et al. 2012) . Sarjana lain telah mengidentifikasi tiga (3) faktor kunci yang mempengaruhi internasionalisasi UKM, yaitu (a) konteks institusional (Li, 2013), (b) kapabilitas dinamis spesifik pemilik (Chittoor, et al., 2017), dan (3) kapabilitas dinamis organisasi (Mudalige et al, 2018). Namun, penelitian yang mengkaji interaksi dinamis antara ketiga faktor tersebut terhadap kinerja internasionalisasi UKM masih terbatas, terutama dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia. Kajian ini dimaksudkan untuk mengisi gap penelitian tersebut dengan mengukur pengaruh konteks institusional, kapabilitas dinamis spesifik pemilik, dan kapabilitas dinamis organisasi terhadap kinerja ekspor UKM Indonesia. Hasil empiris dari 88 usaha kecil pengekspor di Indonesia menunjukkan bahwa kapabilitas dinamis organisasi sangat dipengaruhi oleh konteks kelembagaan, terutama regulasi pemerintah dan dukungan budaya. Sementara itu, kapabilitas dinamis spesifik pemilik secara empiris terbukti tidak dipengaruhi oleh konteks kelembagaan dan perlu dimediasi oleh kapabilitas dinamis organisasi untuk mempengaruhi kinerja. Terakhir, kinerja UKM pengekspor terbukti secara langsung dipengaruhi secara signifikan oleh konteks kelembagaan dan kapabilitas dinamis organisasi.

This study attempts to understand the impact of institutional context and dynamic capabilities to the performance of Indonesia SMES International Business. Some scholars believed that internationalization could enhance Small Medium Enterprises (SME) competitiveness and survival prospects (Zhou and Wu 2014; Lee et al. 2012). Other scholars have identified three (3) key factors affecting internationalization of SMEs, which are (a) institutional context (Li, 2013), (b) the owner specific dynamic capabilities (Chittoor, et al., 2017), and (3) the organization dynamic capabilities (Mudalige et al, 2018). However, there are limited research that study the dynamic interaction between these three factors to SME internationalization performance, especially with the context of emerging economies like Indonesia. This study intended to fill the research gap by measuring the interaction of institutional context, owner specific dynamic capabilities, and organization dynamic capabilities to the export performance of Indonesian SMEs. Empirical results from 88 exporting small business in Indonesia showed that organization dynamic capabilities are significantly influenced by institutional context, mainly government regulations and cultural support. Meanwhile, owner specific dynamic capabilities are empirically proven not influenced by institutional context and needs to be mediated by organization dynamic capabilities to influence performance. Finally, the performance of the exporting SMEs is proven to be significantly influenced directly by institutional context and organization dynamic capabilities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Pengetahuan dan sikap terhadap pelanggaran akademik semasa masa perkuliahan dapat memberikan indikasi bagaimana seseorang menentukan sikapnya di dunia kerja yang sesungguhya. Karenanya pengetahuan dan sikap dari mahasiswa terhadap pelanggaran akademik di suatu institusi pendidikan harus tetap dijaga.
Metode
Studi ini menggunakan cross-sectional design dimana kuesioner diberikan kepada 140 mahasiswa kedokteran yang berada di klinik.
Hasil
Mayoritas dari mahasiswa memiliki pengetahuan dan sikap yang bagus terhadap pelanggaran akademik. Ditemukan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap, dimana mereka yang berpengetahuan bagus memiliki sikap yang bagus terhadap integritas akademik.
Diskusi
Sangat penting untuk mengetahui pengetahuan dan sikap terhadap integritas akademik dari suatu komunitas akademik, dimana kedua hal tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain. Disamping itu, faktor-faktor sosial dan teknologi dapat mempengerahi sikap terhadap integritas akademik. Maka dari itu, menjaga sikap dan pengetahuan terhadap integritas akademik, dan memahami faktor-faktor yang dapat memperburuk ataupun memperbaik kedua hal tersebut sangatlah penting untuk kemajuan suatu institusi, Knowledge and attitude of academic misconducts during study period give an indication of a person to behave in the real settings. Thus it is crucial to maintain a high standard of knowledge and attitude of academic integrity.
Method
Cross-sectional study design was used to conduct this research. Questionnaires were distributed to 140 students who were at the time on the first clinical year in the faculty of medicine of Universitas Indonesia.
Results
The majority of students have good knowledge and attitude towards any forms of academic misconduct. There is a significant relationship between knowledge and attitude revealing those who have good knowledge tend to have good attitude towards academic integrity.
Discussion
It is crucial to understand the level of knowledge and attitude towards academic misconduct among academia as they are influence each other. Moreover there are social and technological factors that affect attitude towards academic misconduct. Therefore, paying attention to attitude and knowledge on academic misconduct and understand the influencing factors is important to the future of an academic instit]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasher, Edna
"Strategic Knowledge Management addresses all those topics in knowledge management that a manager needs to ensure organizational success.
"A straightforward guide to leveraging your company's intellectual capital by creating a knowledge management culture The Complete Guide to Knowledge Management offers managers the tools they need to create an organizational culture that improves knowledge sharing, reuse, learning, collaboration, and innovation to ensure mesurable growth. Written by internationally recognized knowledge management pioneers, it addresses all those topics in knowledge management that a manager needs to ensure organizational success. Provides plenty of real-life examples and case studies Includes interviews with prominent managers who have successfully implemented knowledge management structures within their organizations. Offers chapters composed of short theoretical explanations and practical methods that you can utilize, based primarily on hands-on author experience. Taking an intellectual journey into knowledge management, beginning with an understanding of the concept of intellectual capital and how to establish an appropriate culture, this book looks at the human aspects of managing knowledge workers, promoting interactions for knowledge creation and sharin"
Hoboken, NJ.: John Wiley & Sons, 2011
658.403 8 PAS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitaresmi S. Soekanto
"Tugas akhir ini disusun untuk memperoleh gambaran realistis tentang hambatan-hambatan yang menyebabkan belum tercapainya target rekrutmen kader Partai Keadilan Sejahtera(PKS). Di bab 1 ditengarai, potential problemnya adalah rendahnya kapasitas rekrutmen kader, akibat belum berkembangnya budaya knowledge sharing di partai.
Dari strategy map ( Kaplan, Norton, 2004) disimpulkan bila ada gap strategy dalam hal ini belum tercapainya target rekrutmen kader, maka besar kemungkinannya karena ada gap learning di partai. Maka diadakanlah penelitian terhadap 100 orang instruktur yang merupakan kader unggulan yakni anggota dewasa dan madya dengan ruang lingkup di 6 DPC di DPD PKS Depok sebagai proyek percontohan.
Pisau analisis yang digunakan untuk meneliti permasalahan ini adalah 5 enabler Ba Nonaka (1997). Dan dari hasil pengolahan data kuesioner ditambah wawancara mendalam dengan top management partai dan focus group discussion didapatkan core problemnya adalah tidak adanya redundansi. Tidak adanya redundansi inilah yang menyebabkan belum lancarnya mobilisasi sharing SECI Nonaka dan menghambat pula proses OKC sehingga mengakibatkan belum muneulnya budaya knowledge sharing di partai.
Langkah selanjutnya adalah melakukan generate alternative solutions sebagai upaya memecahkan masalah. Melalui matriks alternatif solusi didapatkan 4 pilihan yang kemudian dinilai dengan matriks pembobotan alternatif solusi berdasarkan kriteria-kriteria: efektivitas, budget, durasi dan ketersediaan SDM dan infrastruktur.
Dari hasil pembobotan terhadap 4 alternatif solusi yang dipilih maka terlihat hasil yang paling tinggi adalah alternatif solusi 2 yakni upaya intervensi terhadap style of leadership pimpinan partai dari attitudes instruktur. Maka penulis pun merekomendasikan alternatif solusi 2 sebagai upaya problem solving di partai yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk rencana proyek (project plan). Rekomendasi ini berdasarkan pertimbangan nilai pembobotan yang paling tinggi.dan sesuai pula dengan teori Nonaka tentang peran panting leader dalam proses perubahan.
Rencana proyek ini dilangsungkan dalam durasi 6 bulan di DPD PKS Depok yang melibatkan tim terpadu yang terdiri dari konsultan Knowledge Management, konsultan teknologi informasi dan pars psikolog yang diketuai oleh seorang project leader. Estimasi budget berkisar di angka setengah milyar rupiah.

This study is carried out to obtain a realistic portrayal of the obstacles facing the Justice and Prosperity Party (PKS) in its effort to meet its target number of recruits. Chapter I discusses how a tradition or habit of knowledge sharing and the lack of it is related to poor achievement in the party's recruitment program.
A strategy map (Kaplan, Norton, 2004) has been carried out and shows a link between a learning gap and a gap in the strategy of the party recruitment program. The following step is a study among 100 party instructors - who are considered to be top cadres as they have reached the ranks of "senior" and "mid-level" members - in 6 branches of the Depok regional office of the Justice and Prosperity Party (PKS).
The analytical tool employed in the study is the 5 enablers of Ba Nonaka (1997). Both questionnaires processing and in-depth interviews with party's top leaders as well as the results of a focus group discussion then identify the core problem to be the absence of redundancy. This absence causes poor mobilization of SECI Nonaka sharing and slows down the OKC process and leads to the absence of a knowledge sharing tradition in the party.
The following step is to generate alternative solutions. Through a matrix of alternative solutions, this study identifies four choices that are later weighted in, in accordance to the following criterions: effectiveness, budget, duration and availability of Human Resources and infrastructures.
The procedure leads to the identification of Alternative 2 (attempt of intervention in the party leaders' leadership style and the attitudes of instructors). The author then recommends the choice of Alternative 2 as a problem solving intervention, to be implemented as a project plan. This recommendation is made because the alternative obtains the highest score in the value-weighing procedure. This is also made because according to the Nonaka theory, a leader should be responsible for the introduction of redundancy and the establishment of a knowledge sharing tradition. Further, there is a greater strategic impact to be attained as the leaders determine policies both at the structural (leading) level and functional (instructors) level.
The project plan is carried out for six months in the Depok regional office, involving an integrated team of knowledge management consultants, information technology consultant and psychologists affiliated to the party - headed by a project leader. Estimated budget reaches five hundred millions rupiah.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myers, Danny
London: Taylor and Francis, 2009
338.476 24 MYE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>