Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budiarto
Jakarta: Lembaga Demografi FEUI , 1986
304.8 BUD m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Nagib
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1986
304.8 LAI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulrochim
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1986
304.8 ABD m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
J.B. Daliyo
Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1986
304.8 DAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitanala, Frans
Jakarta : Lembaga Demografi FEUI , 1986
304.8 SIT m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Toha Muhaimin
Jakarta : Lembaga Demogragi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , 1986
304.8 TOH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Balthasar Bese
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik migran asal Nusa Tenggara Timur dan sebarannya antarwilayah di Indonesia tahun 1990. Fokus pengamatan studi ini pada sejauh mana pengaruh faktor-faktor sosio-demografi terhadap tingkat migrasi penduduk Nusa Tenggara Timur di Indonesia.
Untuk kepentingan analisis, penelitian ini menggunakan data sampel lengkap Sensus Penduduk Tahun 1990 khususnya yang berkaitan dengan migrasi. Alat analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial yang digunakan adalah model regresi multinomial logistik berganda.
Meskipun penelitian ini tidak mengikutkan variabel ekonomi sebagai salah satu variabel pengaruh terhadap migrasi, namun dari pola dan arah dari migrasi dapat digunakan untuk menduga arusnya. Dari paparan data tidak menunjukkan pola yang sistematis bahwa migrasi antardaerah cenderung menuju daerah-daerah yang diduga mempunyai tingkat pendapatan tertinggi atau tingkat urbannya tertinggi. Arus migrasi penduduk Nusa Tenggara Timur antardaerah di Indonesia cenderung mengikuti arus migrasi terdahulu, yakni daerah tujuan utama yang letaknya lebih dekat dengan daerah asal (seperti hasil studi Lee 1966: Mantra 1985).
Hasil studi ini menunjukkan bahwa para migran cenderung memilih daerah tujuan terdekat yakni Indonesia Timur satu yang meliputi provinsi- provinsi di Nusa Tenggara (Bali, Nusa Tenggara Barat, Timor Timur), Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Pilihan daerah tujuan kedua adalah menuju Indonesia Timur dua (provinsi-provinsi di Kalimantan). Dan yang terakhir baru memilih daerah tujuan Indonesia Barat (Jawa dan Sumatera).
Karakteristik umum kelompok migran antara lain: proporsi migran laki-laki di setiap daerah tujuan migrasi selalu lebih besar dibanding perempuan. Dengan kata lain, laki-laki Nusa Tenggara Timur cenderung bermigrasi lebih tinggi dibanding dengan perempuan. Sebagian besar responden berusia antara 20 - 34 tahun.
Hasil analisis deskriptif dan inferensial memperlihatkan bahwa migrasi cenderung dilakukan oleh mereka yang termasuk kategori kelompok umur 20 - 34 tahun dibanding dengan kelompok umur lainnya. Demikian pula proporsi migran berpendidikan SMTP ke atas lebih besar dibanding dengan migran berpendidikan di bawahnya di semua daerah tujuan migrasi. Selanjutnya para migran asal Nusa Tenggara Timur di Indonesia berstatus tidak kawin proporsinya lebih besar dibanding dengan mereka yang berstatus kawin.
Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian migrasi keluar penduduk Nusa Tenggara Timur lima tahun yang lalu (tahun 1985) adalah laki-laki, berumur 20 - 34 tahun, berpendidikan SMTP ke atas, dan berstatus tidak kawin."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurshesari Budiasriati B.
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana manajemen perusahaan di Indonesia mengambil keputusannya terkait dengan pembagian dividen, berdasarkan profitabilitas, dividend yield, likuiditas, dan perubahan harga saham perusahaannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam indeks LQ 45 dalam kurun waktu tahun 2004-2006.
Dari 74 perusahaan yang memenuhi persyaratan dalam penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa besarnya dividen per lembar saham pada suatu periode dipengaruhi secara signifikan oleh profitabilitas, dividend yield, dan return saham pada periode sebelumnya. Profitabilitas dan dividend yield memiliki pengaruh yang positif, sedangkan return saham berpengaruh secara negatif terhadap dividen per lembar saham pada periode setelahnya. Likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen per lembar saham.

The purpose of this study is to examine how Indonesian firms? managements make their decisions regarding dividend payout, based on companies? profitability, dividend yield, liquidity, and stock price change. This study is conducted using OLS (Ordinary Least Square) method. Sample used in this study is the companies listed in LQ 45 index between years 2004-2006.
From 74 companies which fulfill the requirements for this study, the conclusion is that the amount of dividend per share in one period is significantly affected by last period?s profitability, dividend yield and stock return. Profitability and dividend yield have positive effect, while stock return has negative effect on the next period?s dividend per share. Liquidity has no significant effect on dividend per share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susanna Taslim
"Perpindahan (mobilitas) penduduk yang telah terjadi sejak tahun sembilan puluhan, membutuhkan data migrasi yang relevan, yaitu dengan pengukuran yang tepat. Selama ini migrasi diukur dengan angka migrasi kasar (crude migration rate =cmr), masih belum dapat menggambarkan kejadian migrasi yang terjadi, karena masih dipengaruhi oleh perubahan struktur usia. Untuk itu diperlukan suatu pengukuran yang telah terbebas dari pengaruh struktur usia. Untuk itu dibutuhkan data migrasi yang lebih rinci, yaitu migrasi yang dapat menggambarkan migrasi dengan renlang waktu yang relatif pendek, menurut kelompok usia. Data SUPAS 1995 memungkinkan untuk memperoleh data migrasi (risen) menurut kelompok usia dan daerah tujuan dan asal migran, melalui pengolahan data dengan menggunakan lamanya tinggal.
Ananta dan Anwar (1995), telah mempergunakan suatu pengukuran migrasi yang terbebas dari pengaruh struktur usia, yang dikenal dengan gross-migra-production-rate (GMR), yang merupakan suatu angka indeks. Angka ini merupakan penjumlahan daripada angka migrasi menurut kelompok usia (age-specific-migration-rate). Pengukuran ini analog dengan Gross Reproduction Rate (GRR) dalam analisis fertilitas. Sesungguhnya, pengukuran ini digunakan dalam analisis demografi multiregional, yang merupakan perluasan dari pada demografi formal, sehingga hanya ada satu angka migrasi (angka migrasi keluar). Dengan menggunakan pengukuran ini dalam perspektif demografi uniregional, maka ditemukan dua angka migrasi, yaitu Gross-migra-out-prociuction-rate (GOMR) untuk mengukur migrasi keluar dan gross-migra-in-production-rate (GIMR) untuk mengukur migrasi masuk.
Dengan menggunakan data SP 1980 dan SP 1990, Ananta dan Anwar (1995) menghitung GOMR dan GIMR untuk keduapuluh tujuh propinsi. Pengukuran ini memperhatikan kecenderungan angka migrasi masuk dan keluar, dengan membagi propinsipropinsi atas tujuh kelompok kecenderungan poia migrasi. Selanjutnya, Karyatna (1996) telah menggunakan pengukuran ini untuk mengestimasi angka migrasi periode 1990-1995, dengan menggunakan data SP 1980 dan SP 1990. Estimasi angka migrasi dilakukian sebelum keluarnya hash SUPAS 1995, dengan menggunakan asumsi-asumsi tertentu, yang juga melihat kecenderungan naik-lurunnya angka migrasi keluar dan masuk, dengan menghasilkan skenario pola migrasi. Berdasarkan skenario 1 dan 2, pola kecenderungan migrasi propinsi dibagi atas sembilan kelompok. Dan akhirnya, penelitian ketiga dilakukan Ananta et al. (1998), dengan menggunakan data SUPAS 1995, telah lebih maju. Pengukuran migrasi yang dilakukan telah memperhitungkan penduduk yang beresiko untuk pndah, serta adanya kriteria GMR yang tertentu. Angka migrasi dikelompokkan atas tiga, yaitu migrasi rendah (GMR-nya kecil dari 0,20), migrasi sedang (GMIR berada antara 0,20 - 0,40) dan migrasi tinggi (GMR-nya besar dari 0,40). Penelitian ini membagi propinsi-propinsi atas lujuh kelompok. Namun, keliga penelitian ini belum melihat GMR menurut propinsi asal dan propinsi tujuan.
Thesis ini bertujuan untuk mengestimasi angka migrasi (risen) pada propinsipropinsi, dengan menggunakan variabel lamanya linggal : lima, empat, tiga, dua dan satu tahun pada propinsi tempat tinggal sekarang. Setelah memperoleh data migrasi, maka akan dapat diketahui bagaimana pola kecenderungan migrasi risen yang terjadi. Untuk itu diperlukan data migran menurut kelompok usia dan jenis kelamin untuk duapuluh tujuh propirisi. Data tersebut diperoleh melalui beberapa tahapan, yaitu : (1) menginterpolasi jumlah penduduk menurut kelompok usia lima tahunan dan jenis kelamin untuk 27 propinsi, (2) Mendapatkan variabel migran menurut kelompok usia lima tahunan, propinsi asal dan propinsi tujuan.(3) mengestimasi data jumlah penduduk usia 0-4 tahun dengan asumsi 25 persen penduduk usia 0-4 mengikuti penduduk wanita usia 15-19 tahun, dan (4) mengestimasi angka migrasi risen ketuar dan masuk (GOMR, GIMR). Data dan angka migrasi yang dihasilkan adalah berdasarkan data kumulatif. Selanjutnya diestimasi lagi migran berdasarkan titik waktu yang diinginkan, dengan teknik yang sederhana dari data migran kumulatif, khusus untuk dua propinsi, yaitu : Sumatera Barat dan DKI Jakarta.
Dari hasil estimasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa beberapa hai yang menarik :
1. Angka migrasi propinsi-propinsi terus mengalami penurunan, dengan kecepatan yang bervariasi antar propinsi. Ada yang relatif cepat, tetapi ada juga yang sangat cepat. Propinsi-propinsi yang semula berada pada delapan kelompok berdasarkan kecenderungan migrasinya (1989-1995), pada akhir periode pengamatan (1993-1995), duapuluh empat propinsi telah masuk pada kelompok migrasi rendah. Hanya tiga propinsi yang masih berada pada kelompok migrasi lainnya, yaitu DKI Jakarta pada kelompok empat yang bercirikan migrasi sedang dan Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara pada kelompok tiga yang bercirikan migrasi masuk sedang dan migrasi keluar rendah.
2. Angka migrasi laki-laki pada umumnya lebih besar daripada perempuan. Namun ada pada beberapa propinsi ditemukan angka migrasi perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, yaitu di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara.
3. Konsentrasi migran masih pada kelompok-kelompok usia muda, yaitu 20-29 tahun untuk perempuan. Sedangkan untuk migran laki-laki, sedikit lebih tinggi, yaitu 25-34 tahun.
4. Propinsi tujuan migran dan propinsi asst migran masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. DKI Jakarta masih mempunyal daya tarik yang cukup besar untuk didatangi, meskipun akhirnya telah digeser oleh Jawa Barat.
5. Berdasarkan data tahunan, terlihat bahwa angka migrasi yang diperoleh lebih kecil. Pola migrasinya bervariasi antara migrasi keluar laki-laki dan perempuan dengan migran masuk laki-laki dan perempuan.
Di masa mendatang, ketersediaan data migrasi yang lebih rinci dan semakin komprehensif sangat dibutuhkan, sehingga dapat digunakan untuk berbagai analisis demografi, khususnya migrasi. Untuk itu disarankan agar Badan Pusat Statistik dapat mengumpulkan dala tersebut dalam Sensus Penduduk pada pertanyaan kor (inti), sehingga kesalahan sampling dapat diatasi, dan ketersediaan data untuk analisis dapat direalisasikan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>