Ditemukan 1407 dokumen yang sesuai dengan query
Mitchell, Richard H.
Princeton: Princeton University press, 1983
363.310 952 Mit c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mitchell, Richard H.
New Jersey: Princeton University Press, 1983
363.31 MIT c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Djuliana
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas lembaga sensor film di Indonesia pada masa Orde Baru (BSF) yang lahir pada 1965, tetapi kinerjanya baru disahkan pada 1967. Lembaga ini muncul pada masa peralihan antara Orde Lama menuju Orde Baru dengan sistem penyensoran yang berbeda. Lembaga yang disahkan menjadi lembaga sensor pemerintah pada 1973 ini mencegah keberadaan film yang dapat membahayakan masyarakat dan negara. Berbagai respon datang kepada BSF yang sebagian menyatakan setuju terhadap kinerja BSF dan yang lain tidak. Muncullah UU Perfilman 1992 dan Peraturan Pemerintah No.7 tentang LSF sebagai solusi untuk mengurangi masalah perfilman nasional yang menyangkut dengan penyensoran.
ABSTRACTThis thesis explains film censorship in Indonesia on New Order Regime (BSF) which was born on 1965 but start legalized on 1967. This institution was formed between two regimes, are Old Order and New Order which both had different rules of censoring film. BSF became film censorship institution of government on 1973. It prevented showing film which threatened public and country. BSF got many responses which some were agree with BSF activity and the others not. Film constitution on 1992 and Government Rule on 1994 are solutions to decrease the problem of national film industry especially about censorship."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57655
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abi Rafdi Ramadhan
"Perpustakaan Japan Foundation merupakan salah satu perpustakaan yang melakukan penyensoran. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses penyensoran yang dilakukan oleh pihak pustakawan Perpustakaan Japan Foundation dan menganalisis faktor-faktor penyebab penyensoran bahan pustaka yang dilakukan oleh pustakawan. Metode penelitian kualitatif dengan teknik studi kasus digunakan pada penelitian ini untuk mendapatkan gambaran dan penyebab penyensoran di perpustakaan Japan Foundation secara mendalam. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tindakan penyensoran di Perpustakaan Japan Foundation dilakukan atas inisiatif pustakawan sendiri karena konflik pada nilai pribadi pustakawan dan tidak sesuai dengan standar komunitas.
Japan Foundation Library is one of libraries conducting the censorship. This research aims to depict censorship process which is conducted by Japan Foundation librarian. It also analyses the factors caused by censorship which is done by the librarian. Qualitative research method employs study case and is used to obtain description and reasons the use of censorship in Japan Foundation library deeply. Based on this research, it can be concluded that censorship in Japan Foundation Library was held by the librarian itself because of conflict on personal view of the librarian and it is not appropriate to the community standard."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63382
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anderson, A.J.
New York: RR.Bowker Company, 1974
021.8 AND p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Anis Mufida
"Upaya perpustakaan dalam menentukan layak atau tidaknya koleksi bagi anak dilakukan melalui kegiatan seleksi dan sensor. Penelitian ini membahas penerapan seleksi dan sensor pada koleksi anak di Perpustakaan Nasional RI. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Nasional RI telah menerapkan seleksi dan sensor pada koleksi anak, meskipun belum ada kebijakan tertulis yang mengatur dan memandu kegiatan seleksi dan sensor khusus koleksi anak. Prosesnya dilakukan sebelum koleksi anak diakuisisi, yakni melalui tiga tahapan: persiapan alat seleksi, penilaian koleksi secara fisik maupun konten, dan tahap penentuan koleksi. Buku dengan penilaian positif akan terpilih untuk dilayankan, sedangkan buku dengan penilaian negatif akan disensor atau ditolak dari layanan anak. Namun, penyensoran dapat terjadi meskipun koleksi sudah dilayankan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya keluhan orang tua. Adapun kendala utama yang dihadapi pustakawan adalah perbedaan sudut pandang dalam menilai koleksi anak.
The library's efforts to determine whether or not a collection for children is appropriate are carried out through selection and censorship activities. This study discusses the implementation of selection and censorship in children's collections at the National Library of Indonesia. This study aims to identify the factors that influence these activities. Data collection through interviews, observation, and document analysis. The results show that the National Library of Indonesia has implemented the selection and censorship of children's collections. However, no written policy regulates and guides the selection and censorship of activities for children's collections. The process is carried out before the children's collection is acquired through three stages: preparation of selection tools, physical and content assessment of the collection, and collection determination. Books with positive assessments will be selected for service, while books with negative assessments will be censored or rejected from children's services. However, censorship can occur even after the collection has been served. Parents' complaints influence this censorship. The main obstacle the librarians faced was the difference in point of view when assessing children's collections. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mock, James R.
New Jersey: Princeton University Press, 1941
940.405 MOC c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Shadia Imanuella Pradsmadji
"Sensor film di Indonesia telah hadir dari sejak zaman Hindia Belanda, dan selama itu pula sensor telah menjadi pertarungan berbagai pemangku kepentingan perfilman. Pandangan terhadap sensor film tidak tunggal karena terdapat perbedaan nilai di antara para pemangku kepentingan perfilman. Penelitian ini berusaha melihat pertarungan wacana sensor film dalam perfilman Indonesia melalui perspektif sosiologi komunikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan pemberitaan media mengenai empat film yang terkena kasus sensor setelah UU No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman disahkan yaitu The Act of Killing, The Look of Silence, Naura & Genk Juara dan Kucumbu Tubuh Indahku serta mewawancarai empat orang pemangku kepentingan perfilman dari empat bidang yang berbeda yaitu pihak bioskop alternatif, pihak Lembaga Sensor Film (LSF), pihak Badan Perfilman Indonesia (BPI) yang dulu terlibat dalam Masyarakat Film Indonesia (MFI), serta sutradara sekaligus aktor film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi disharmoni antara para pemangku kepentingan perfilman akibat perbedaan nilai dan norma yang pada akhirnya memicu terjadinya pertarungan wacana sensor film.
The practice of film censorship has been in Indonesia since the Dutch East Indies era, and since then has always been the battleground for film stakeholders. The different values and norms among the film stakeholders generate multiple views on film censorship. This research tried to look on the discursive contestation of the film censorship in Indonesia through the perspective of the sociology of communication. This research used the constructivist paradigm and the case study method. Data collection was done through collecting media reports on four films that stumbled upon the censorship issue after the enactment of the 2009 Film Law, which are The Act of Killing, The Look of Silence, Naura & Genk Juara and Kucumbu Tubuh Indahku, as well as interviewing four different film stakeholders, which are a manager of an alternative cinema, a representative of the Indonesian Film Board (BPI) who used to be involved in the Indonesian Film Society (MFI), and a film director-actor. The research results indicated that disharmony among the film stakeholders happened as they value different values and norms, which resulted in the emergence of the discursive contestation of film censorship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Josephine Tantowi
"Mass media can provide a range of entertainment programs targeted to its specific audiences, such as cartoons designed for kids and young adults. Due to the possibilities of harms and violations such as pornography shown in the cartoon, censorship is presented. KPI (Indonesian Broadcasting Commission), as one of the obliged authorities in Indonesia, has to set rules on the policies regarding censorship. However, there is evidence that censorship potentially reverses its initial purpose and results in a counterproductive effect; this effect is often called the Streisand effect. This research aims to find out the correlation between the Streisand effect and over censorship in cartoon content in Indonesian mass media. This research utilises secondary resources, online articles, and online media mentions to better understand the aftermath of over censorship. It is found that censorship is not as efficient as it is supposed to be. Rather than using censorship as a tool to blur and hide information, giving proper knowledge, specifically in sex education, for children in the early stages is recommended, so they can avoid the potential harms from the over censor and the content in the cartoons themselves.
Media massa dapat menyajikan berbagai program hiburan yang ditujukan untuk khalayak tertentu, seperti kartun yang dirancang untuk anak-anak dan dewasa muda. Karena ada kemungkinan bahaya seperti pornografi content yang dapat ditampilkan dalam kartun, maka dari itu penyensoran diupayakan. KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) adalah salah satu lembaga yang berkewajiban untuk mengatur kebijakan terkait penyensoran di Indonesia. Namun, terdapat bukti bahwa penyensoran justru berpotensi untuk mebalikkan tujuan awalnya dan malah menghasilkan efek kontraproduktif; efek ini sering disebut dengan efek Streisand. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efek Streisand dan over sensor pada konten kartun di media massa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sumber dari data sekundr, artikel online dan penyebutan di media massa online untuk lebih memahami akibat dari penyensoran yang berlebihan. Hasilnya, sensor ternyata tidak seefisien yang seharusnya. Daripada menggunakan sensor sebagai alat untuk mengaburkan dan menyembunyikan informasi, lebih disarankan untuk memberikan edukasi yang tepat, khususnya dalam pendidikan seks kepada anak-anak dan dewasa muda sedini mungkin, supaya mereka dapat terhidar dari potensi yang merugikan dari konten yang beredar baik dikarenakan akibat over sensor maupun isi dari content kartun itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Randall, Richard S.
Madison: The University of Wisconsin Press, 1968
344.73 RAN c (1);791.43 RAN c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library