Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2000
613.2 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1996
612.3 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2003
612.3 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Turjana
"ABSTRAK
Kurang Energi Protein (KEP) sampai saat ini masih menjadi masalah gzi utama di Kabupaten Cianjur. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut baik melalui lintas program maupun lintas sektor yang dalam pelaksanaan kegiatannya lebih dipertajam ke kantong kantong KEP.
Tujuan dari studi ini adalah diketahuinya status gizi balita di Kabupaten Cianjur pada tahun 1996 dan hubungannya dengan tingkat pendidikan ibu, produk domestik regional bruto (PDRB), pencapaian program imunisasi campak, program. penanggulangan ISPA, cakupan pencemaran air bersih (PAB), cakupan jamban keluarga (JAGA), dan partisipasi masyarakat dalam. penimbangan (D/S).
Studi ini dilaksanakan di 215 posyandu dari 187 desa terpilih dengan perbandingan 164 posyandu dari desa tidak miskin dan 51 posyandu dad desa miskin di seluruh kecamatan yang ada (24 kecamatan). Populasi dan desa miskin di seluruh kecamatan yang ada (24 kecamatan). Populasi dan sampel studi adalah seluruh balita yang ada di posyandu terpilih (215 posyandu).
Hasil studi menunjukkan bahwa angka kurang energi protein (KEP) pada balita di Kabupaten DT II Cianjur sebesar 19,4%. Tidak ada kecamatan yang tidak memiliki kantong KKP, angka KEP di kantong-kantong KEP tersebut berkisar antara 12% s.d. 59%. Dari uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara prevalensi KEP total dengan pendidikan ibu, penggunaan air bersih, frekuensi diare, dan penggunaan jamban keluarga. Sementara dengan cakupan imunisasi campak, penanggulangan ISPA, PDRB, dan partisipasi rnasyarakat di posyandu tidak menunjukkan adanya hubungan.
Mengingat hal diatas, hasil studi ini agar dapat dijadikan bahan masukan bagi perencanaan baik untuk program gizi sendiri maupun untuk program penanggulangan penyakit diare (P2 Diare), program penyediaan air bersih, dan jamban keluarga serta perencanaan koordinasi dengan Depdikbud dalam program kejar paket A dan B untuk daerah dengan KEP tinggi harus mendapat prioritas.

ABSTRACT
Background
Currently, in District of Cianjur the Protein Calorie Deficiency remains as the major nutritional problem. A lot of effort both in inter programs and inter sector of which the implementation is more ficused to the order to overcome the problem.
Aims
The aims of this study is to obtain the under five children nutritional status in the distric of Cianjur in 1996 and its relations to the mother's educational level, Bruto Regional Domestic Product, the achievement of the measles immunization program, the coverage of the use of clean water, the coverage of the family septic tank toilet and people's participation in the body weight scalling
Method
This study is carried out in 215 Posyandus (The Integrated Service Post) from 187 selected villages which consist of 164 posyandu of non poor villages and 51 posyandus of poor villages in whole exiting subdistricts (24 subdistrics). The population and samples for this study are all the under five chlidren in the selected posyandus (215 Posyandu)
Result
The study shows that the rate of Protein Calorie Deficiency of under five children in the Distric of Cianjur is 19,4%. All subdistricts have the 'protein calorie deficiency area with the rate of protein calorie deficiency in these areas range between 12% to 59%. The statistical test shows relation of total prevalence of protein calori deficiency and mother's educational level, the use of clean water, the frequency of diarrhoea and the use of family septic tank toilet. Meanwhile, it shows no relation with the coverage of measles immunization, the upper respiratory tract infection overcoming program, bruto regional domestic product, and people's participation in posyandu.
Considering the above matter, the result of this study could be potential input for planning of nutritional program as well as communicable disease control (diarrhoea), clean water provision program and family septic tank toilet. And for coordinating with Departement of Education and Culture in the elimination of illiteracy program A and B in areas of high rate of protein calorie deficiency should be considered as highest priority.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1990
573.438 76 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Septiawati
"Skripsi ini membahas tentang perancangan sistem informasi pemantauan status gizi pada balita untuk mendapatkan informasi pemantauan status gizi yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan yaang berkaitan dengan perencanaan, pemantauan dan penilaian program gizi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan design pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah. Metode yang dipakai dalam penyelesaian masalah penelitian adalah pendekatan siklus hidup pengembangan sistem yang mana memiliki tahapan perencanaan, analisis, perancangan hingga penerapan sistem. Namun, peneliti membatasi hanya sampai pada tahap perancangan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan dokumen. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perancangan sistem yang dapat menghasilkan informasi SKDN, cakupan kinerja program dan status gizi dengan menggunakan Data Flow Diagram DFD atau diagram alir data dan flowchart atau bagan alir untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai perancangan sistemnya. Selain itu, membuat perancangan tampilan muka masukan, laporan serta perancangan basis datanya.

The focus of this study is about Design of information system To Monitor The Malnourished Under-Five Children to get the information of Monitoring The Malnourished Under-Five Children that can support in making decision related to planning, monitoring and evaluating of nourished program. This research is qualitative and using a system approach research design that intends to solve the problems. The methode that using to solve the problems is System Development Lyfe Cycle (SDLC) which have phases of system planning, analysis, designing until implementing. However, the researcher delimitated to phases of system designing in this research. The data were collected by means of deep interview and observation of documents. The result of this research is getting designing of system that can result the information of SKDN, ranges of working programs and nourished status in using Data Flow Diagram and flowchart to give description clearly about its designing of system. In addition, making design of input interfaces, output interfaces and its databased."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Hatril
"Gizi buruk yang melanda balita pada suatu daerah meskipun kejadiannya hanya pada 1 nak merupakan pertanda telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi di daerah tersebut. Upaya penanggulangan gizi buruk dapat dilakukan didahului oleh informasi dari sistem surveilans gizi pada daerah tersebut, salah satu kegiatan sistem ini adalah Pemantauan Status Gizi (PSG) balita di posyandu setiap bulannya. Tidak hanya gizi buruk yang dapat diamati dari kegiatan ini, kelainan gizi yang lainpun dapat dideteksi.
Hasil penelitian padakota Bengkulu menunjukkan bahwa sistem informasi kegiatan PSG balita setiap bulannya di posyandu tidak dapat memberikan informasi tentang besaran masalah kelainan gizi pada balita tetapi dapat memberikan informasi tentang tingkat pencapaian indikator SKDN sebagai bagian dari informasi pelaksanaan program penanggulangan Kekurangan Energi dan Protein (KEP) pada balita di posyandu. Rendahnya kualitas data disebabkan oleh sistem pencatatan dan pelaporan oleh puskesmas dilakukan secara manual disamping alat ukur timbang yang tidak sama tingkat kalibrasinya antar posyandu, dirnana untuk anak umur di atas 2 tahun diukur dengan timbangan injak yang berbeda merek dan tahun penggunaan antar posyandu, sedangkan anak umur 2 tahun ke bawah diukur menggunakan dacin. Penyebab lain tidak dapatnya kegiatan PSG balita di posyandu memberikan informasi tentang besaran masalah gizi di daerah ini adalah karena rendahnya tingkat pemanfaatan posyandu oleh masyarakat sasaran. Perihal di atas menimbulkan kebijakan akan perlunya survei PSG dilaksanakan satu kali setiap tahunnya. Pelaksanaan survei tidak efisien dalam memperoleh informasi besaran masalah gizi pada balita selagi sistem surveilans gizi melalui kegiatan PSG setiap bulannya di posyandu dapat dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini menjawab akan perbaikan masalah di atas. Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya model sistem informasi yang adekuat, efektif dan efisien yang menghasilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan program penanggulangan KEP balita dalam lingkup dinas kesehatan kota Bengkulu.
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah pendekatan siklus hidup pengembangan sistem yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, perancangan dan pelaksanaan. Tahap pelaksanaan hanya sampai pada kegiatan dokumentasi sistem. Pengumpulan data dan informasi melalui wawancara mendalam dan observasi dokumen. Unit analisis adalah Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Pengelola Program Gizi Puskesmas dalam lingkup Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.
Penelitian ini menghasilkan prototipe program aplikasi basis data yang dapat digunakan dalam menunjang proses analisis, pelaporan dan penyajian informasi secara cepat, tepat dan akurat, oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan akan perlunya seorang validator sistem sebagai pengendali pemasukan data basil penimbangan yang dilakukan oleh petugas. Komitmen petugas untuk teliti dalam memasukkan data dengan benar adalah faktor utama keberhasilan sistem. Adekuatnya sebuah sistem informasi kegiatan PSG balita di posyandu setiap bulannya tidak terlepas dari peran lintas sektor untuk menggairahkan posyandu untuk terus melakukan aktivitasnya dan selalu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat sasaran setiap bulannya sebagaiman Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu No. 411.311116ISJ Tanggal 13 Juni 2001.
Berjalannya sistem informasi ini dengan baik membutuhkan komitmen dan kebijakan yang kuat dari penentu kebijakan, aturan yang jelas tentang organisasi pelaksana, penegakan sistem reward dan punisment secara kontinu dan konsisten, motivasi yang kuat dari pelaksana dan dukungan dana yang berkesinambungan.

One case of severe malnourished child found in a community could be the sign of an Outbreak. Effort to combating malnutrition can be prior done by nutritional surveillance system in that particular area, which one of the activities is monitoring of nutritional assessment in posyandu regularly every month. Within these activities we could earlier detect other sign of diseases instead of malnutrition.
Result research done in Bengkulu City have showed that information system on monitoring of nutritional assessment was unable to give a broad information on the magnitude of malnutrition, however it give information for indicator achievement. Early warning system (SKDN) is known as part of implementation program information to overcome malnutrition among underfive children in posyandu. Low data qualities are caused by manually reporting and recording system by puskesmas staff instead of diverse weighing scale calibration degree among posyandu. The fact that children above 2 years old were measured by standing weighing scale with different branch and year, while those children under 2 years old were measured by dacin. Others causes were low utilization rate of posyandu by target community. Therefore according to the above explanation, policy on monitoring of nutritional assessment seemed very important to be implemented for once a year. Survey execution was inefficient in gathering information of magnitude of malnutrition among underfive children if surveillance system by monitoring of nutritional assessment every month could be regularly done. This study has answered those issues.
The objective of the study was to create adequate, effective and accurate system information model that aimed to obtained information in support decision maker for combating malnutrition among underfive children in Health District office in Bengkulu City.
The methodology used for this study was life cycle approach on system development which consist of planning, analysis, development and implementation phase. The implementation phase only reached on the documentation system activities. Data collection and information were gathered through in depth interview and observation. Analysis unit was Family Health Department and Nutrition Program Management within Health District office in Bengkulu City.
This study have resulted program prototype on application data-based used to support analyses process, report and information presentation in efficient, precise and accurate. Therefore the results recommend the need of validation system as controller of aniropometric data done by puskesmas staff. Staff commitment to correctly input data is a major factor for the success of the system later on. Adequate information system on monitoring of nutritional assessment for underfive children in posyandu every month is not the out reached of corporation with other sectors to revitalize continuing posyandu activities and being used regularly by target community for every month. As state in letter of Ministry of General Affair and District Autonomy General Guideline for posyandu revitalization No. 411.3/1 1 16/SJ on June, 13 2001.
Good Implementation of information system is required strong commitment from decision maker, clear rule on the organization, reward and punishment system with continue and consistent, strong motivation from the implementer and lastly continues financial support."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 19026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anggraeni Puspitasari
"Prevalensi gizi kurus di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2010 tergolong tinggi sebesar 11,0%. Pusat Tekhnologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mempunyai klinik pemulihan gizi secara rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan status gizi balita gizi kurus yang mengikuti pemulihan gizi buruk secara rawat jalan selama tiga bulan dan faktorfaktor yang berhubungan dengan perubahan status gizi anak balita. Jenis penelitian yang digunakan kuasi eksperimen before and after jumlah sampel sebanyak 75 anak balita gizi kurus,yang mengikuti paket pemulihan gizi selama tiga bulan menggunakan data sekunder PTTK dan EK tahun 2006-2010.
Hasil penelitian ini terjadi perubahan status gizi balita kurus menjadi normal selama 3 bulan mengikuti pemulihan sebesar 58,7% dan yang turun menjadi sangat kurus sebesar 2,7% dari jumlah sampel 75 anak balita usia 6-59 bulan. Setelah dilakukan uji statistik ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan orangtua dengan perubahan status gizi (p=0,009), dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik anak (umur, jenis kelamin, nomor urut kelahiran), karakteristik keluarga (umur ibu, pendidikan orangtua, pekerjaan ayah, jumlah angoota rumah tangga), penyakit infeksi, kepatuhan dalam mengikuti jadwal kegiatan dengan perubahan status gizi.

Prevalence of underweight malnutrion in West java in 2010 is high at 11%. Applied technology centers and health clinics have cllinicalepidemiology of malnutrition recovery on an out patien basis. The study aims to determinane the nutrional status of bony changes that follow. The nutrional recovery on an outpatient basis for three months and the factors associated with changes in nutritional status of achildren under five. This type of research used quasi eksperimental before and after asample of 75 children under five under weight malnutrition, which followed the utritional recovery package for three months by using asecondary data and EK PTTK 2006-2010.
The result of this study changes in nutrional status of children under weight to normal during the 3 months following the recovery of 58,7%, and that drops to avery thin at 2,7% of the total sample 75 toddlers ages 6-59 months. Having performed statistical test are meaningful relationship between their parents job to change the nutritional status (p=0,009), and there is no meaningful relationship between child characteristic (age, sex, serial number of births), family characteristics (maternal age, parental education, father?s work, the number of household), infectious deseases, compliance in the following schedule of activities wih changes in nutrional status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soekidjo Notoatmodjo
"ABSTRAK
Tujuan utama setiap pendidikan gizi adalah menuju kearah perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (peningkatan perilaku), dalam hal ini adalah perilaku gizi (nutritional behavior). Dengan meningkatnya perilaku ibu ini, terutama perilaku pemberian makanan kepada anak balita, diharapkan dapat meningkatkan status gizi anak balita tersebut. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Depertemen kesehatan sejak tahun 1960 an telah berusaha meningkatkan gizi masyarakat melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG). Kegiatan utama UPKG ini adalah pendidikan gizi, yakni suatu kegiatan untuk menyediakan kondisi dan informasi, sehingga masyarakat dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dan gizi.
Selama ini pendidikan gizi yang dilakukan dalam rangka program UPKG, pada umumnya menggunakan metode ceramah yang bersifat komunikasi satu arah (one way communication), dengan bantuan alat peraga dan demontrasi makanan bergizi. Metoda ceramah sampai saat ini masih sering digunakan meskipun mempunyai beberapa kelemahan. kelemahan-kelemahan itu antara lain : sasaran pendidikan bersifat pasif, tidak atau kurang dalam menghayati materi yang diberikan, hubungan antara pendidik dan sasaran terlalu formal, membosankan, dan sebagainya. Diihak lain, oleh para ahli pendidikan telah dikembangkan metoda yang lebih efektif, khususnya untuk pendidikan nob formal, seperti pendidikan gizi masayarakat ini. Metoda ini adalah metoda permainan (games method), dan oleh para peneliti pendidikan baik dari luar maupun dalam negeri, telah diuji. Di indonesia, metoda ini telah dicoba pada pendidikan keluarga berencana di Malang Jawa Timur. Metoda ini oleh tim percobaan disebut permainan simulasi, meskipun sebenarnya bukan permainan simulasi, melainkan hanya metoda permainan biasa; karena unsur simulasinya tidak nampak jelas.
Dari hasil percobaan tersebut telah terbukti bahwa metoda permainan ini lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang keluarga berencana, dan akhirnya dapat lebih meningkatkan akseptor KB, bila dibandingkan dengan metoda yang lain. Hal ini berarti bahwa metoda tersebut lebih efektif dalam meningkatkan perilaku masyarakat dalam hal keluarga berencana."
1988
D1069
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekidjo Notoatmodjo
"ABSTRAK
Tujuan utama setiap pendidikan gizi adalah menuju kearah perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (peningkatan perilaku), dalam hal ini adalah perilaku gizi (nutritional behavior). Dengan meningkatnya perilaku ibu ini, terutama perilaku pemberian makanan kepada anak balita, diharapkan dapat meningkatkan status gizi anak balita tersebut. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Depertemen kesehatan sejak tahun 1960 an telah berusaha meningkatkan gizi masyarakat melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG). Kegiatan utama UPKG ini adalah pendidikan gizi, yakni suatu kegiatan untuk menyediakan kondisi dan informasi, sehingga masyarakat dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dan gizi.
Selama ini pendidikan gizi yang dilakukan dalam rangka program UPKG, pada umumnya menggunakan metode ceramah yang bersifat komunikasi satu arah (one way communication), dengan bantuan alat peraga dan demontrasi makanan bergizi. Metoda ceramah sampai saat ini masih sering digunakan meskipun mempunyai beberapa kelemahan. kelemahan-kelemahan itu antara lain : sasaran pendidikan bersifat pasif, tidak atau kurang dalam menghayati materi yang diberikan, hubungan antara pendidik dan sasaran terlalu formal, membosankan, dan sebagainya. Diihak lain, oleh para ahli pendidikan telah dikembangkan metoda yang lebih efektif, khususnya untuk pendidikan nob formal, seperti pendidikan gizi masayarakat ini. Metoda ini adalah metoda permainan (games method), dan oleh para peneliti pendidikan baik dari luar maupun dalam negeri, telah diuji. Di indonesia, metoda ini telah dicoba pada pendidikan keluarga berencana di Malang Jawa Timur. Metoda ini oleh tim percobaan disebut permainan simulasi, meskipun sebenarnya bukan permainan simulasi, melainkan hanya metoda permainan biasa; karena unsur simulasinya tidak nampak jelas.
Dari hasil percobaan tersebut telah terbukti bahwa metoda permainan ini lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang keluarga berencana, dan akhirnya dapat lebih meningkatkan akseptor KB, bila dibandingkan dengan metoda yang lain. Hal ini berarti bahwa metoda tersebut lebih efektif dalam meningkatkan perilaku masyarakat dalam hal keluarga berencana."
1988
D245
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>