Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Markum, translator
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
614.47 MAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.H. Markum
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
614.47 MAR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, 2013
614.47 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"There are some risk that bond investor must faced in bond investment, such as interest rate risk and reinvestment risk. Both risks are caused by interest rate changes...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subagio
"Tujuan pembangunan kesehatan menuju visi " Indonesia Sehat 2010 " adalah meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya rnasyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat. Dimana salah satu program unggulannya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) termasuk imunisasi. Departemen Kesehatan menetapkan suatu indikator cakupan imunisasi terutama untuk Universal Child Immunitation (UCI) desa adalah 100 % tahun 2000. Di Kabupaten Pelalawan terdiri 10 kecamatan dan memiliki 88 desa, dari jumlah desa tersebut ternyata yang belum mencapai UCI adalah 38 desa atau sekitar 43,2 %. Masih banyaknya desa - desa yang belum mencapai UCI ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah manajemen Puskesmas khususnya manajemen program imunisasi, faktor petugas, pemakai dan faktor eksternal.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang fungsi manajemen Puskesmas yang terdiri dari Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam program imunisasi serta hal-hal yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap informan penanggungjawab program imunisasi, kepala tata usaha dan Kepala Puskesmas pada Puskesmas Pkl. Kerinci dan Puskesmas Ukui serta Kepala seksi imunisasi Dinas Kesehatan. Sebagai triangulasi menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metoda. Pengolahan data dibuat dalam bentuk matriks yang diperoleh dari transkrip wawancara mendalam. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi, yaitu analisis sesuai topik atau masalah dan setiap wawancara dibagi menjadi kategori topik. Peneliti membaca hasil wawancara dan identifikasi beberapa topik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman informan mengenai perencanaan sudah cukup baik. Sebagian besar informan menganggap bahwa kegiatan perencanaan adalah sangat penting dan bermanfaat. Dari telaah dokumen, ternyata Puskesmas Pkl.Kerinci memiliki dokumen perencanaan yang lebih lengkap dibanding Ukui. Pemahaman informan di kedua Puskesmas tentang lokakarya mini masih sangat sederhana sekali dan belum mengerti betul sebagaimana yang tercantum dalam pedoman lokakarya mini yang dimaksud oleh Depkes. Diketahui juga bahwa kedua Puskesmas tidak melaksanakan lokakarya mini. Informan kedua Puskesmas juga berpendapat bahwa kegiatan pengawasan, pengendalian dan penilaian sangat perlu. Dari telaah dokumen terlihat Puskesmas Pkl.Kerinci memiliki dokumen stratifikasi yang lebih lengkap dibanding Puskesmas Ukui. Pembinaan dari Dinas Kesehatan dalarn rangka melaksanakan manajemen Puskesmas masih kurang terutama pada Puskesmas Ukui yang letak geografinya tidak mendukung, tenaga dan sarana kurang, Terlihat bahwa fungsi manajemen Puskesmas berpengaruh terhadap hasil cakupan program imunisasi.
Disarankan agar Dinas Kesehatan dapat meninjau pelaksanaan manajemen Puskesmas secara cermat, meninjau kebijakan tentang kegiatan lokakarya mini Puskesmas yang tidak dilaksanakan dan meningkatkan frekuensi supervisi dan bimbingan pada petugas kesehatan di Puskesmas khususnya mengenai pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas dalam program imunisasi.

The Study of Management Function of Public Health Center in Immunization Program in Palalawan District - Riau 2003The goal of health development in the vision of "Healthy Indonesia 2010" is to increase the awareness and eagerness of living healthy for every one in order to obtain the optimum level of public health which is characterized by the community and nation living in healthy behavior and environment. One of the famous program is Prevention from Communicable Disease (PCD) including immunization. The Ministry of Health has determined an indicator of immunization coverage mainly Universal Child Immunization (UCI) villages that is 100 % in 2000. The District of Palalawan has 10 sub districts and 88 villages. Thirty three from the villages or 43.2 % not reaching UCI yet. It can be caused by several factors such as Public Health Center management especially management of immunization program, staff, user, and external factor.
This research was conducted to obtain information about management function of Public Health Center that involves Planning (P), Implementation (I), Supervision (S), Control (C) and Assessment (A) in the program of immunization and other driving and constraint factors in the implementation of management function of Public Health Center.
This research applied qualitative approach by using in-depth interview to the informants administering immunization program, the administrational head and the heads of Pkl. Kerinci and Ukui Public Health Centers, and the head of Immunization Section in the District Health Office. As a triangulation, it used source and method triangulation method. Data processing were made in form of matrix that were acquired from in-depth interview. The analysis made was a content analysis, and in each interview is devided in in categoral topics. The writer read the result of interview and identify topics.
The result of the research showed that the understanding of informants about planning was well enough. Most of them considered that planning is very important and useful. From the document studies, it was known that the Public Health Center of Pkl. Kerinci has more complete planning document than Ukui. The informants' understanding in the both centers about mini workshops is still very limited and they do not really understand the guidance as expected by the Distric Health Office. It was also known that both centers did not carry out the workshop. Informants from the both centers expressed that supervision, control and assessment is necessary. Development program from Health Office about the implementation of Public Health Center Management was still limited, especially in Ukui Health Center, which geographically was located in a very not supporting area, where its staff and facilities was still limited. It is found that the center's management function may affect the coverage result of immunization program.
It is suggested to the District of Health Office to evaluate the implementation of the Center's management, the Center's policy about not conducting mini workshop and to increase the frequency of supervision and guidance to the health personnels in the Center especially about the implementation of the Center's management functions in immunization program.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Jamarin author
"Pada hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1985, ditemukan bahwa 30 persen kematian bayi yang terjadi disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan diantaranya 40 persen kematian bayi ini diperkirakan karena tetanus. Tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi. Namun sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dengan dua dosis imunisasi tetanus toxoid yang diberikan kepada ibu hamil, dimana dosis gandanya sudah dapat memberikan perlindungan terhadap bayinya sebesar 80 % terhadap penyakit tetanus neonatorum.
Ibu hamil "eligible" adalah ibu hasil yang datang ke Puskesmas yang belum mendapatkan imunisasi. TT1 atau TT2. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pencapaian cakupan imunisasi tetanus toxoid (TT) ibu hamil antara lain: missed opportunity (MO) yaitu hilangnya kesempatan mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid bagi ibu hamil yang telah datang ke Puskesmas dengan alasan apapun. Dari penelitian data sekunder Juli 1991-Januari 1992 di Jakarta Timur (Husni Jamarin, 1992), didapatkan bahwa "missed opportunity" (MO) imunisasi TT ibu hasil adalah 22.5 persen; hasil ini tidak merata disetiap Puskesmas.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor/ karakteristik dari ibu hamil dan faktor yang terdapat pada petugas Puskesmas yang berhubungan dengan kejadian "missed opportunity" didaerah ini. Data ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh petugas yang telah dilatih sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah cross sectional, dengan menganalisa hubungan variabel bebas dan variabel tergantung kemudian dilihat besarnya odds ratio yang terjadi. Unit analisa adalah ibu hamil "eligible" yang datang kesebelas Puskesmas Kelurahan di Kecamatan Duren Sawit. Sampel yang diperoleh dari hasil penelitian ini sejumlah 277 orang (ibu hamil "eligible") yang berkunjung ke Puskesmas.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ditemukan kejadian "missed opportunity" di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit sebesar 54.5 %. Setelah dianalisa, ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian MO ini adalah: faktor karakteristik dari ibu hamil yang menolak vaksinasi TT dengan alasan kehamilan muda (38.9%), takut suntik TT (27.8%), terburu-buru dan ada tanda-tanda keguguran (16.7%). Dari faktor petugas puskesmas yang menolak vaksinasi TT dengan alasan bukan hari pelayanan imunisasi TT (35.2%), kehamilan muda (33.3%), bumil sakit (11.1%) dan lain-lain (20.5%).
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada Sudinkes Jakarta Timur untuk meningkatkan cakupan imunisasi TT dan meurunkan kejadian MO dengan merumuskan intervensi didaerah ini dalam bentuk Plan of Action (POA). Saran berikutnya menggiatkan pelaksanaan sistem skrining guna memperbesar cakupan imunissi TT dan sekaligus menurunkan kejadian MO. Selain itu perlunya supervisi yang ketat guna mencegah tingginya kejadian MO secara dini."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
"Imunisasi dasar adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis dan campak kepada anak umur 0-12 bulan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Intervensi kesehatan yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak. Cakupan imunisasi menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 1991, 27,9 persen anak terimunisasi lengkap dan 36,6 persen tidak mendapat imunisasi.
Salah satu penyebab masih rendahnya status kelengkapan imunisasi dasar anak, karena perilaku kesehatan ibu. Dilakukan analisis data SDKI tahun 1991. Untuk mempelajari besar hubungan antara beberapa faktor perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak umur 12-24 bulan. Analisis statistik dilakukan dengan uji Regresi Logistik, secara sederhana dan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, meliputi pemeriksaan kehamilan (ANC), penolong persalinan oleh dokter/bidan, pemberian Air Susu lbu (ASI), kesertaan Keluarga Berencana (KB) dan pencarian pengobatan pada sarana pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak. Hubungan beberapa perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dipengaruhi juga oleh pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan suami dan kontak ibu dengan media komunikasi (radio/tv, koran).
Selain itu ada perbedaan risiko antara ibu yang ANC dan ibu yang tidak ANC berdasarkan tempat tinggal di desa terpencil, desa, kota (kumuh) dan kota besar terhadap status kelengkapan imunisasi dasar anak. Ternyata ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil yang ANC sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Pada ibu-ibu yang tinggal di desa yang ANC sekitar 3 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Ibu-ibu yang tinggal di kota yang ANC sekitar 33 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Sedangkan ibu-ibu yang tinggal di kota besar sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi dasar anak, maka perlu ada intervensi pada beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, terutama pada desa terpencil dan kota (kumuh)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T6402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Gita Merisa
"Imunisasi dasar merupakan hal yang penting bagi anak karena imunisasi merupakan salah satu cara mencegah infeksi penyakit tertentu yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Persentase kelengkapan imunisasi di Indonesia sudah mencapai 85,2%, namun hal ini tidak sesuai dengan keadaan di Provinsi Papua. Persentase kelengkapan imunisasi di Provinsi Papua hanya mencapai 45,7%. Rendahnya persentase kelengkapan imunisasi ini dapat dipengaruhi berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dan akesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat dengan kelengkapan imunisasi batita di Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Data diperoleh melalui hasil wawancara terhadap 168 responden dengan menggunakan kuesioner. Responden didapatkan melalui teknik consecutive sampling. Dari 168 responden, 99 subjek memperoleh imunisasi lengkap dan 69 subjek tidak memperoleh imunisasi lengkap. Berdasarkan hasil analisis dengan Chi-square, tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi berhubungan dengan kelengkapan imunisasi batita (p=0,043). Hubungan aksesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat tidak memenuhi kriteria uji Chi-square sehingga digunakan uji alternatif, yaitu uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher, tidak terdapat hubungan bermakna antara aksesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat dan kelengkapan imunisasi batita (p=0,307). Oleh karena itu, perlu dilakukan progam untuk meningkatkan tingkat pengetahuan ibu. Dengan begitu, kelengkapan imunisasi batita diharapkan akan meningkat.

Immunization is an important thing for toddler because it can protect toddler from getting infected by certain infectious disease which can be prevented by immunization. 85,2% toddler in Indonesia get complete immunization, but this fact is contradictive with the condition happened in Papua Province. There are only 45,7% toddler get complete immunization. This low percentage could be affected by various factors. This study aims to determine whether there are correlation between 2 factors (status of mother?s knowledge about immunization and accessibility to nearest health care) and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province. This study is an analitycal study in the form of cross sectional study. Data was collected by interviews with 168 respondents who are chosen by consecutive sampling. From 168 respondents, 99 respondents have complete immunization and 69 respondents don?t have complete immunization. The result is performed by Chi-square test and Fisher test. Based on Chi-square test, there is correlation between status of mother?s knowledge about immunization and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province (p=0,043). The other hand, there is no correlation between accessibility to nearest health care and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province (p=0,307) based on Fisher test. In consequence, there should be a program to improve mother?s status of knowledge in order to increase the percentage of toddlers completely immunized"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hatta
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama Pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang, sekitar 4 juta kematian disebabkan oleh penyakit ISPA terutama Pneumonia. Di kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan penyakit Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dimana pneumonia menempati urutan teratas dalam sepuluh penyebab kesakitan yang mempunyai kontribusi sebesar 53,42 %. Sementara angka cakupan imunisasi campak masih relatif rendah (70 %, tahun 1998).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita dan faktor risiko lainnya di kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tahun 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol, dengan 141 sampel dimana kasus adalah balita umur 9-59 bulan, menderita pnemonia yang datang ke Puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita umur 9-59 bulan yang datang ke Puskesmas, tetapi tidak menderita pnemonia ataupun ISPA. Data diperoleh dari basil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden ibu balita dan dianalisa dengan analisis univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariate (Logislic Regression).
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara imunisasi campak dengan kejadian pnemonia pada balita umur 9-59 bulan (DR= 2,307; p~,003 ). Dapat dikatakan bahwa risiko terkena pneumonia pada balita umur 9-59 bulan yang tidak diimunisasi campak 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan balita umur 9-59 bulan yang telah diimunisasi campak. Disamping variabel imunisasi campak ada 5 variabel lain yang mempengaruhi kejadian pneumonia di kabupaten OKU, sebagai berikut: Pendidikan ibu (OR=2,037; p=0,013), pengetahuan ibu (OR=2,364: p=0,005), polusi asap dapur (OR=2,99; p=0,002), kepadatan rumah (OR= 3,247; p= 0,0005) dan jarak ke sarana kesehatan (OR=0,43 1; p= 0,007).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada pengambil keputusan guna lebih memberi perhatian kepada keluarga balita (9-59 bulan) yang belum diimunisasi campak, berpendidikan rendah, berpengetahuan rendah, keadaan rumah yang jelek (polusi asap dapur), rumah yang padat huni dan yang jauh dari pelayanan kesehatan.

The Relationship Between Measles Imunization and Pneumonia Insidens on Underfive Years Old Children in Ogan Komering Ulu (Oku) District, South Sumatera, in 2000.The Acute Respiratory Tract Infection (ARI) especially pneumonia is main cause of morbidity and mortality on infant and under five years old children in developing countries. There are 4 million death caused by ARI especially pneumonia. In Ogan Komering Ulu (OKU) district, South Sumatera province, the pneumonia still became Community Health Problem. Pneumonia was the first rank of ten cause of morbidity that contributed 53,42 %, while the measles immunization coverage still low(70 %, year 1998).
This study was conducted to know the relationship between measles immunization and other risk factors with pneumonia on under five years old children in OKU district, South Sumatera province in 2000. The study design used in this study is Cases Control, with cases are 141 children age 9 - 59 month children suffered from pneumonia who attending health center. While the control was taken from age 9-59 month children without the diseases, who attending the some Health Center. The data was collected by interviewed from the children's mother using questioner. The analysis method of univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (logistic regression) was used in the study.
The result of the study show that a statistical significance association between measles immunization with pneumonia on 9-59 month children (p= 0,003 ; 0R=2,307). It can be said that pneumonia risk on under five years old children without measles immunization arc 2,3 time larger than that of under five years old children with measles immunization. Beside measles immunization, there are 5 other variables that also associated with pneumonia risk in OKU district such as: mothers education(UR=2,307; p=0,013), mothers knowledge (OR=2,364; p=0,005), kitchens smoke pollution (OR= 2.99: p=4.002). house density(OR=3,247;p= 0,000) and the house distance to health services(CR=0,431; p=O,OO7.
Based on the study result, it was suggested that the policy maker have to pay more attention to family with under five years old children who have not gotten yet the measles immunization, whose mother has low education, and low knowledge, who have bad condition and has high density of house, and whose house long far from health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Alamsjah
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan PWS Berta pengaruh PWS terhadap peningkatan cakupan imunisasi di D.K.I. Jakarta selama tahun 1990 dan 1991. Sumber data untuk penelitian ini adalah data primer yang diambil dengan wawancara dan data sekunder yang berupa hasil cakupan imunisasi (aksesibilitas, kelengkapan, ketidaksinambungan imunisasi ), catatan buku biru, buku PWS. Jumlah puskesmas yang diambil pada tahun 1989 adalah 299 buah , pada tahun 1990 adalah 306 buah dan pada tahun 1991 adalah 307 buah ; jumlah ini diluar puskesmas yang ada di Kepulauan Seribu.
Dalam penelitian ini digunakan tabulasi silang , analisa stratifikasi. Disamping itu juga digunakan analsis regresi logistik ganda, untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang ikut mempengaruhi asosiasi tersebut.
Dari hasil analisa data diperoleh hasil bahwa PWS bermanfaat didalam peningkatan proporsi puskesmas yang dapat mencapai target aksesibilitas dan kelengkapan imunisasi selama tahun 1990 dan 1991, juga peningkatan proporsi puskesmas dengan ketidaksinambungan ringan selama tahun 1990 dan 1991.
Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui :
1.Pemantauan Wilayah Setempat di D.K.I. telah melembaga.
2.PWS bermanfaat didalam peningkatan proporsi puskesmas yang dapat mencapai target aksesibilitas dan kelengkapan imunisasi selama tahun 1990 dan 1991, juga peningkatan proporsi puskesmas dengan ketidaksinambungan ringan selama tahun 1990.
3.PWS merupakan alat manajemen sederhana yang praktis yang harus dimanfaatkan oleh jajaran kesehatan secara melembaga dalam semua siklus pengambilan keputusan untuk memantau penyelenggaraan program imunisasi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>