Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90297 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ernayanti
Jakarta : Kebudayaan dan Pariwisata, 2002
915.984 ERN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1987
499.28 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sabir Ahmad
"Sulawesi Tenggara yang setiap tahunnya mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi yakni untuk tahun 1980-1985 angka pertumbuhan rata-rata mencapai sebesar 3,52 per sen per tahun. Angka ini bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk Indonesia dalam periode yang sama (1980-1985) sebesar 2,13 per sen, maka laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara masih jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan rata-rata penduduk Indonesia. Tingginya angka pertumbuhan tersebut diperkirakan salah satu penyebab adalah besarnya perpindahan penduduk dari daerah lain di Indonesia masuk ke Sulawesi Tenggara yakni, migrasi masuk pada tahun 1980 adalah sebesar 11,1 per sen dari jumlah penduduk Sultra pada tahun tersebut. Sedangkan tahun 1985 migrasi masuk adalah sebesar 14,3 per sen dari jumlah penduduk Sultra.
Untuk melihat arus perpindahan tersebut serta dampaknya terhadap produktivitas penduduk Sultra, maka dalam studi ini dilakukan dua pendugaan dengan tujuan yaitu, pertama, ingin melihat faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menarik migrasi masuk dan keluar ke dan dari daerah Sulawesi Tenggara. Ke dua, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, serta kaitannya dengan migrasi. Terakhir ini akan diungkapkan secara deskriptif.
Dalam menunjang pendugaan di atas, maka digunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan data Agregat yang diperoleh dari publikasi Biro Pusat Statistik berdasarkan hasil Sensus Penduduk 1971, 1980, SUPAS 1985 dan SAKERNAS 1976, serta Sulawesi Tenggara Dalam Angka.
Dari dua pendugaan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, faktor yang mempengaruhi tingkat migrasi masuk dan keluar di Sulawesi Tenggara yakni; Industrialisasi, Urbanisasi, Tingkat kesempatan kerja, Kualitas penduduk (penduduk yang berpendidikan tamat SLTA dan Akademi/peguruan tinggi), Kepadatan penduduk, Jarak dan Dummy dengan indikator; 1 untuk migrasi keluar dan 0 untuk migrasi masuk.
Dari variabel tersebut di atas bila dilihat secara relatifitas antara daerah asal dan daerah tujuan (Sulawesi Tenggara), madan nampak bahwa:
1. Industrialisasi di daerah asal lebih menarik relatif terhadap Sultra, sehingga tingkat migrasi masuk ke Sultra menjadi berkurang dan tingkat migrasi keluar cenderung semakin besar.
2. Urbanisasi, kepadatan penduduk di daerah asal pertumbuhannya lebih tinggi relatif terhadap Sultra, sehingga Sultra lebih menarik relatif terhadap daerah asal. Akibatnya tingkat migrasi masuk semakin besar dan migrasi keluar semakin berkurang. Nadi semakin tinggi tingkat urbanisasi, kepadatan penduduk di daerah asal relatif terhadap Sultra semakin besar tingkat migrasi.masuk ke Sultra. Urbanisasi dapat memiliki hubungan positif dan negatif terhadap migrasi.
3. Tingkat kesempatan kerja pertumbuhannya lebih cepat di Sultra bila dibandingkan daerah asal, maka hal ini lebih baik dan lebih menarik di Sultra relatif terhadap daerah asal, sehingga tingkat migrasi cenderung meningkat, dan migrasi keluar semakin berkurang.
4. Proporsi penduduk yang berpendidikan tamat SLTA berhubungan negatif dengan tingkat migrasi baik yang masuk maupun yang keluar. lni relevan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan (kualitas) penduduk di daerah asal relatif terhadap Sultra semakin sedikit migran masuk, sebab semakin tinggi kualitas akan semakin tinggi pula produktivitasnya pada akhirnya pendapatannya akan semakin tinggi pula. Sedangkan untuk proporsi penduduk tamat Akademi/perguruan tinggi mempunyai arah yang berbeda yakni, berhubungan positif dengan tingkat migrasi baik yang masuk maupun yang ke luar. Ini menolak hipotesis yang diajukan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk di daerah asal relatif terhadap Sulawesi Tenggara semakin besar pula tingkat migrasi masuk ke Sultra. Hal terjadi sebab, proporsi penduduk yang berpendidikan tinggi (tamat akademi/perguruan tinggi) di daerah asal lebih tinggi relatif terhadap Sultra. Berarti peluang bagi migran yang berpendidikan tinggi untuk meningkatkan produksi dan penghasilan masih terbuka lebar di daerah Sultra.
5. Jarak antara daerah asal (Sultra) dengan daerah Sultra (tujuan) memiliki hubungan negatif. Jarak merupakan proksi dari baiay transportasi, opportunity cost, phsychic cost. Untuk itu, semakin jauh jarak antara daerah asal (Sultra) dan Sultra (tujuan) semakin sedikit tingkat migrasi masuk dan keluar dari dan ke Sultra.
Ke dua, dengan menggunakan alpha 5 per sen, variabel yang berpengaruh (signifikan) terhadap produktivitas tenaga kerja adalah urbanisasi, dan kualitas penduduk (kecuali kematian bayi). Sedangkan variabel industrialisasi, dan pengeluaran pemerintah signifikan pada tingkat kepercayaan (alpha) 10 per sen. Variabel tersebut memiliki hubungan masing-masing urbanisasi negatif, kualitas tenaga kerja, industrialisasi, dan pengaluaran positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Hasil ini (kecuali urbanisasi) menunjukkan bahwa semakin tinggi variabel tersebut akan semakin tinggi pula produktivitas tenaga kerja. Sedangkan variabel urbanisasi, semakin tinggi variabel ini akan semakin mengurangi produktivitas tenaga kerja.
Secara deskriptif memperlihatkan bahwa migran lebih banyak yang berpendidikan tamat perguruan tinggi, sedang non migran kebanyakan terkosentrasi pada jenjang pendidikan maksimal tamat SLTA. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja migran, lebih tinggi jika dibandingkan dengan non migran. Dan tenaga kerja migran memberi sumbangan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja Sultra. Sebagai bukti yakni, di satu pihak jumlah migrasi masuk (absolut) meningkat setiap periode, di pihak lain produktivitas tenaga kerja juga meningkat."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T34
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nationally Indonesia needs the asphalt materials was approximately 1,2 million tons each year and only 0.6 million tons can be provided by PT. Pertamina and the rest should be imported from another country...."
JJJ 25(2-3) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kandou, H.
Makasar Lembaga Penjelidikan Ekonomi dan Masjarakat, FEUI Univ. Hasanuddin 1959,
338.91 KAN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rasyid, compiler
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
398.21 ABD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Misrayanti Arif
"Tesis ini membahas penyajian koleksi di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara untuk memperlihatkan kebudayaan masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan tahapan penelitian pengumpulan data, analasis data, dan pembahasan.
Hasil penelitian menyarankan bahwa museum dalam menyajikan koleksi kebudayaan masyarakat menggunakan pendekatan kebudayaan dengan menyajikan tujuh unsur kebudayaan dari suku-suku asli daerah Sulawesi Tenggara, yaitu Suku Tolaki, Suku Buton, dan Suku Muna.

This theses discussed about the collection in Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara to show the variety is cultural society. The method used in this research are descriptive qualitative with three main stage of data collection, analiysis and discussion.
Result from this research suggest in presenting the collection of cultural society, museum should we the cultural approach by including all the sevent cultural element from the original tribes in Southeast Sulawesi area. These Original tribes are the Tolaki, Buton, and Muna tribe.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26099
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
959.86 IND s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Samsul
"Tesis ini merupakan penelitian yang terfokus pada pola formula dan pewarisan tradisi lisan kabhanti modero pada masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pola formula dan pola pewarisan yang ada dalam kabhanti modero pada masyarakat Muna dewasa ini. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan data pustaka. Dalam penelitian ini, beberapa konsep dan teori yang digunakan adalah tradisi lisan, tradisi, formula, teori pewarisan, kelisanan, konteks pertunjukan, dan penciptaan tradisi lisan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi (salah satu pendekatan Kajian Tradisi Lisan). Dengan pendekatan etnografi, pengetahuan masyarakat setempat tentang pola formula dan pewarisan kabhanti modero kepada generasi muda dapat diungkapkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola formula yang digunakan dalam tradisi lisan kabhanti modero berbentuk kata, sebagian kata, frasa, dan satu larik. Sementara, pola pewarisan kabhanti modero pada masyarakat Muna sekarang ini masih dilakukan secara non formal. Pewarisan non formal dilakukan dengan secara langsung, dalam keluarga, dan dalam pertunjukan. Pewarisan melalui industrI rekaman dengan pembuatan kaset VCD atau DVD belum dilaksanakan dalam kabhanti modero. Sementara, pola pewarisan secara formal tentang kabhanti modero belum dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Muna melalui kurikulum muatan lokal atau pelajaran Seni Budaya.

This thesis is a research which focuses on patterns of formula and inheritance of kabhanti modero oral tradition In Munanese people in South-East Sulawesi. This research aims at showing the patterns of formula and inheritance used in kabhanti modero in Munanese society nowadays. Data resources are obtained from field and literature data. In this research, some concepts and theories used are oral tradition, tradition, formula, inheritance, performing context, orality, and the creating or composing of oral tradition. Research method employed in this research is ethnographical method. By ethnographical approach, local society's knowledge about the formula and inheritance patterns of kabhanti modero oral tradition can be shown.
The findings of this research shows that the patterns of formula employed in this research are word, partly word, phrase, and one line. Whereas, the patterns of inheritance of kabhanti modero in Munanese people still use non formal inheritance. Formal inheritance about kabhanti modero has not been conducted by the government of Muna Regency through Local Load Curriculum or Cultural Arts Subject. Non formal inheritance is done through direct inheritance, inheritance in the family, and inheritance in the performance. The inheritance through recording industry in the form of CVD or DVD cassettes has not been conducted in kabhanti modero yet. Whereas, formal inheritance of kabhanti modero has not been carried out by the government of Muna Regency through Local Load Curriculum or Cultural Art Subject especially the learning of kabhanti modero."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30731
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>