Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3972 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gardner, John W.
New York: Harper colophon books, 1962
301.15 GAR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gardner, John W.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994
303.4 GAR y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cohen, William A.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1990
658.409 2 COH a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Btari Indira Syafitri
"Artikel ini menganalisis perdebatan online seputar gender, seksualitas, dan keragaman ras dalam sub-genre high fantasy. High fantasy—sebuah sub-genre fantasi yang berlangsung di sebuah dunia alternatif yang tidak dapat dibandingkan dengan dunia nyata—telah menjadi tema yang cukup populer dalam produksi berbagai film, acara televisi, dan video game di abad kedua puluh satu. Para penulis high fantasy telah menunjukkan representasi gender, seksualitas, dan ras yang semakin setara dalam karya mereka. Akan tetapi, hal itu menyebabkan perbedaan pendapat di antara para penggemar. Beberapa memuji mereka karena menantang representasi yang kurang beragam, sementara penggemar lain berpendapat bahwa itu dilakukan demi mendapatkan uang atau sebagai upaya untuk dipandang benar secara politis—yaitu menjadi sangat berhati-hati agar tidak menyinggung kelompok tertentu dalam masyarakat. Dengan menggunakan teori konvergensi dan menganalisis perdebatan di media sosial menggunakan metode penelitian yang terinspirasi oleh etnografi digital, artikel ini mempelajari perbedaan sudut pandang antara penggemar high fantasy beserta alasannya. Artikel ini berpendapat bahwa perdebatan online tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi para pengguna media sosial mengenai isu-isu sosial yang lebih luas di bidang gender, seksualitas, dan ras.

This article analyses the many online debates surrounding gender, sexuality, and racial diversity within the high fantasy sub-genre. High fantasy—a sub-genre of fantasy in an alternative world incomparable to the real world— has been a popular theme in the production of various films, television shows, and video games in the twenty-first century. High fantasy writers have increasingly shown an equal representation of gender, sexuality, and race in their works. Still, it has divided fans’ opinions. Some praise them for challenging underrepresentation, while others argue that it is done only for profit or as an attempt to be viewed as politically correct—being very careful not to offend a specific group in society. By using convergence theory and analysing the debates in social media with a research method inspired by digital ethnography, this paper studies the clashing viewpoints between high fantasy fans and their reasonings. This article argues that the online debates are affected by social media users’ values regarding the broader social issues of gender, sexuality, and race.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adair, John
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995
658.409 2 ADA nt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gulfan Afero
"Masalah kesamaan kesempatan di Amerika merupakan masalah yang sangat kompleks dan termasuk salah-satu isu utama dalam sejarah Amerika. Masalah kesamaan kesempatan ini berpangkal dari pernyataan Deklarasi Kemerdekaan Amerika yang menyatakan bahwa :
We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are Life, Liberty, and the pursuit of Happiness.
(Kami menganggap kebenaran-kebenaran ini muthlak, bahwa semua manusia diciptakan sederajat, bahwa mereka dikaruniai oleh Pencipta mereka hak-hak tertentu yang tidak terpisahkan, bahwa diantaranya ialah hak untuk hidup, kebebasan, dan usaha mencapai kebahagiaan)
Kutipan tersebut di atas memperlihatkan adanya keyakinan yang tidak dapat diubah mengenai hakekat dan harkat manusia dan kemanusiaannya yang mencirikan apa yang disebut dengan "Amerika". Identitas Amerika ini bersumber pada pedoman keyakinan yang mendasar dan utama, atau disebut dengan nilai-nilai budaya mendasar Amerika. Generasi-generasi berikutnya mempertahankan pedoman ini dan menggunakannya dalam berbagai kegiatan praktikal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup serta mengembangkannya menjadi suatu pandangan hidup yang utuh dengan menambahkan berbagai nilai-nilai budaya lainnya sebagai pendukung- endukungnya (Suparlan : 1993, 5)."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Barbara B.
"Latar Belakang
Perbudakan sudah menjadi bagian dari sistim ekonomi Amerika sejak awal abad 17. Ekonomi Perkebunan atau aktivitas ekonomi yang berbasiskan usaha-usaha dibidang perkebunan seperti perkebunan: tembakau, jagung, indigo (nila) tebu, kapas,rami dan padi.
Luas perkebunan itu mencapai ribuan hektar, sehingga tidak mungkin ditangani tanpa bantuan tenaga budak yang dapat dipaksa bekerja. Demikian dituturkan oleh Donald A Retchie dalam bukunya Heritage of Freedom, history of USA.
"Virginia landowners had more than 100 acres (40 hectares). These large plantations needed many labors to work the land. As it became more difficult to attract white indentured servants, Virginians increased their purchase of African slaves (Ritchie, 1985:52)."
"Tuan-tuan tanah di Virginia memiliki lebih dan 40 hektares tanah perkebunan yang membutuhkan banyak pekerja buruh. Karena semakin sulit mendapatkan pelayan indentured servants (pelayan kontrak) maka orang Virgina meningkatkan pembelian budak Afrika".
Budak dibutuhkan sejak awal pembukaan lahan perkebunan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, sampai pada saat panen dan pengurusan hasil panen. Demikian dijelaskan Carl Bridenbough dalam bukunya Myth & Realities (1975:9,56-58). Stowe malah menambahkan bahwa budak-budak itu juga diikutsertakan pada penjualanan hasil panen dan mengurus uang hasil penjualan yang diketengahkannya dalam Uncle Tom's Cabin,
"Tom is an uncommon fellow; he is certainly worth that sum anywhere- steady, honest, capable, manages my whole farm like a clock. He got a religion at a camp - meeting.... I believe he really did get it. I have trusted him, since then, with everything I have-money, house, horses."
"Tom adalah laki-laki luar biasa. Dia sangat bernilai tinggi lebih dari semua budak dimana saja. Ia mampu mengurus perkebunan saya seperti jarum jam, berputar. Tom mendapat agama dipertemuan kamping. Saya yakin dia betul dapat mencernakan ajaran agama dan dapat pula mengamalkannya. Saya mempercayainya sejak itu. Saya mempercayakan semua masalah- uang, rumah, kudakuda saga..." (Stowe,1961:10).
Dengan demikian, penulis berpendapat, budak adalah alat produksi panting, dan sekaligus juga menjadi investasi berharga bagi kelangsungan ekonomi perkebunan yang terfokus di Selatan. Alam dan geografi daerah Selatan itu subur karenanya cocok untuk pertanian (Tindall,1970 ).
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tawney, R.H.
London: George Allen and Unwin, 1952
330.126 TAW e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fadhil
"Kajian Filsafat Politik tidak lepas dari tema mengenai kesetaraan karena melihat kondisi nyata masyarakat yang telah mengandung bentuk diskriminasi. Politik kesetaraan yang ditawarkan oleh demokrasi liberal menempatkan kesetaraan menjadi sesuatu pemberian. Padahal kesetaraan bukanlah sesuatu yang kita harapkan dari institusi sosial atau negara. Namun sesuatu yang kita harus ciptakan sendiri melalui politik aktif yang bersifat disensus.

Political Philosophy can not be separated about of equality. Liberal democracy considers that equality into something giving. Though equality is not something that we expect from social institutions or countries. However, something that we have to created through politics of dissensus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sujanto
Jakarta: Bumi Aksara , 1993
155.2 AGU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>