Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46002 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumampouw-Soemantri, Adriani, 1956-
Semarang: Limpad, 2000
080 ADR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Yogyakarta: Bentang, 2017
808.815 98 EMH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard Joseph Triyono
"Isu terorisme merupakan berita yang hangat terutama semenjak terjadinya serangan teroris pada menara kembar World Trade Center di New York dan Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat Pentagon di Washington, DC pada tanggal 11 September 2001. Di Indonesia, isu ini menjadi semakin hangat semenjak terjadinya tragedi bom Bali, 12 Oktober 2002. Pengamatan pada pemberitaan tentang isu terorisrne memberikan indikasi adanya keberagaman pandangan, dilihat dari nada berita yang dilaporkan oleh media berita. Diamati pula bahwa ada kecenderungan menghubungkan Amerika Serikat (AS) pada kebanyakan berita tentang isu terorisme. Fenomena demikian nampaknya wajar berhubung isu terorisme menjadi wacana hangat di kalangan masyarakat setelah negara itu mengkampanyekan perlawanannya secara global. Dalam hal ini AS mendapat penilaian beragam, yakni positif netral, dan negatif seperti dapat dideteksi dari kemasan berita.
Mengingat pentingnya pengaruh suratkabar pada khalayak pembacanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar isu terorisme ditonjolkan dalam bentuk berita, dan nada yang bagaimana tentang AS yang disiratkan dalam berita-berita itu. Dengan memakai analisis isi sebagai penelitian unobtrusive, proses pengkodean dilakukan pada tiga suratkabar mainstream (Kompas, Media Indonesia, dan Jawa Pos) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: seberapa besar isu terorisme mendapat peliputan oleh ketiga suratkabar; seberapa besar AS disinggung dalam pemberitaan; seberapa besar tragedi bom Bali mempengaruhi frekuensi pemberitaan isu terorisme; bagaimana nada pemberitaan tentang AS; bagaimana tragedi bom Bali mempengaruhi nada tentang AS; bagaimana format berita berpengaruh pada nada tentang AS; bagaimana sumber berita berpengaruh pada nada tentang AS; dan seberapa besar subsidi berita dan Kedubes AS di Jakarta dipakai oleo ketiga suratkabar. Untuk mengetahui hubungan-hubungan itu dilakukan analisis kuantitatif terhadap isi ketiga suratkabar di atas dalam periode 19 hari sebelum dan 19 hari sesudah peristiwa bom Bali. Uji statistik terhadap data kuantitatif ini dilakukan dengan Chi-Square. Sebagai pendukung temuan-temuan kuantitatif, penelitian ini desertai analisis kualitatif pada level talcs, menggunakan analisis framing dengan mengadopsi model William A. Gamson.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam pemberitaan tentang terorisme, ketiga suratkabar memberikan porsilfrekuensi yang cukup besar dan kurang lebih sama jumlahnya; persentase berita tentang isu terorisme yang menyinggung mengenai AS lebih besar dibandingkan dengan berita yang sama sekali tidak menyinggungnya; persentase jumlah berita tentang terorisme yang berorientasi sebagai isu (bukan semata-mata sebagai peristiwa) lebih besar secara signifikan sesudah tragedi bom Bali dibanding sebelumnya; persentase berita tentang terorisme yang bernada negatif mengenai AS lebih besar dibandingkan dengan yang bernada positif; persentase berita tentang terorisme dengan nada positif mengenai AS lebih besar setelah tragedi bom Bali dibanding sebelumnya; berita dengan format straight news cenderung lebih netral terhadap AS dibandingkan dengan berita dengan format lainnya; berita yang menggunakan sumber berita dari Barat cenderung bernada lebih netral tentang AS; dan subsidi berita tentang isu terorisme dari Kedubes AS di Jakarta sangat tidak signifikan pengaruhnya pada isi media pada ketiga suratkabar yang diteliti.
Penelitian tentang masalah ini memiliki potensi besar di masa depan, dan agar suatu studi dapat menarik kesimpulan-kesimpulan yang valid serta dapat menggeneralisasikan temuan-temuannya, maka kepada pars perninat penelitian ini direkomendasikan agar analisis isi disertai dengan survey mengenai apa saja yang menjadi kendala bagi para gatekeeper dalam memberitakan suatu isu karena dengan cara itu akan dapat dideteksi faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, dan aktor-aktor penyebab adanya ketidakleluasaan dalam pemberitaan suatu isu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Raja Hendrik
"Penelitian ini menggunakan persepsi para investor terhadap naik tidaknya nilai investasi Indonesia melalui peran media bisnis harian sebagai variabel Y atau variabel terikat. Sedangkan variabel bebasnya mencakup beberapa hal berikut, yaitu peran penggunaan media bisnis harian dalam memulai usaha di Indonesia, masalah tenaga kerja, pemberian kredit, proteksi bagi para investor, masalah yang terkait dengan perpajakan, infrastruktur, stabilitas makroekonomi, stabilitas keamanan, stabilitas politik, dan pembiayaan legal untuk membangun usaha. Dari model logit biner yang digunakan pada penelitian ini, terlihat nyata peran media bisnis harian terhadap 9 (sembilan) sektor investasi di Indonesia.
Pertama, variabel-variabel NAKER, PROTEKSI, POLITIK, dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan.
Kedua, variabel PROTEKSI, PAJAK, MAKRO, dan POLITIK berpengaruh signifikan di sektor Pertambangan dan Penggalian.
Ketiga, variabel PROTEKSI dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Industri Pengolahan.
Keempat, variabel PROTEKSI, PAJAK, dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.
Kelima, variabel NAKER dan KREDIT berpengaruh signifikan di sektor Konstruksi.
Keenam, variabel PROTEKSI, AMAN, dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
Ketujuh, variabel NAKER, PROTEKSI, PAJAK, AMAN, dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Pengangkutan dan Komunikasi.
Kedelapan, variabel MAKRO, AMAN, dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan.
Kesembilan, variabel PROTEKSI dan BIAYA berpengaruh signifikan di sektor Jasa-jasa.
Kesepuluh, variabel NAKER, PROTEKSI, AMAN, POLITIK, dan BIAYA berpengaruh signifikan di seluruh sektor investasi secara total.

This study uses the perception of investors towards increased whether or not the investment value of Indonesia through the media daily business as a variable Y or dependent variable. While the independent variables include the following points, namely the role of media use daily business in starting a business in Indonesia, problems of labor, credit, protection for investors, the problems related to taxation, infrastructure, macroeconomic stability, security and stability, political stability, and legal financing to build the business By the logit biner models that using for this research, we can see the significant influences of daily business newspaper as a support to Indonesian investment, by 9 (nine) sectors the Indonesia investment.
First, variables NAKER, PROTEKSI, POLITIK, and BIAYA significant to the sectors Agricultures, Livestock, Forestry, and Fishery.
Second, variables PROTEKSI, PAJAK, MAKRO, dan POLITIK significant to the sectors Mining.
Third, variables PROTEKSI dan BIAYA significant to the sectors Manufactures Industry. Fourth, variables PROTEKSI, PAJAK, dan BIAYA significant to the sectors Electricity, Gas, and Water Supply.
Fifth, variables NAKER and KREDIT significant to the sectors Construction.
Sixth, variabel PROTEKSI, AMAN, and BIAYA significant to the sectors Trade, Hotels, and Restaurant.
Seventh, variables NAKER, PROTEKSI, PAJAK, AMAN, and BIAYA significant to the sectors Transportation and Communication.
Eighth, variables MAKRO, AMAN, and BIAYA significant to the sectors Finance, Real Estate, and Company Services.
Nineth, variables PROTEKSI and BIAYA significant to the sectors Services.
Tenth, variables NAKER, PROTEKSI, AMAN, POLITIK, and BIAYA significant to the all sectors of investment."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27620
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Nugraheni
"Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Orientasi Pemberitaan Hariam Ekonomi dalam Masalah Otonomi Daerah - Analisis Isi Pemberitaan Masalah Otonorni Daerah di Harian Ekonomi Bisnis Indonesia dan Harian Ekonomi Neraca Kumn Waktu Tahun 2000
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus (case study), dengan tipe peneliiian muIt:`ca.se-multilevel anaLIsis. Berita harian ekonomi Bisnis Indonesia dan Neraca selama kurun waktu Tahun 2000 yang memuat masalah otonomi daerah menjadi obyek atau kasus dalarn penelitian Analisis data dilakukan pada level teks (text), praktek wacana (aHscourse praom-e)(organisasifmdusu'i) dan level praktek sosiokultural (industri media cetak Indonesia).
Hasil penelitian menunjukkan, meskipun proses dalam memproduksi berita yang dilakukan redaksi kedua media relatif sama, tetapi produk akhir yang dihasilkan berupa berita relatif berbeda. Hal ini temtama discbabkan oleh kebijakan media yang berlajnan serta tuntumn pasar pembaca yang tersegmentasi yang mengakibatkan perbedaan pada penampilan produk yang dihasiIkan. Dari seluruh produk yang diteliti sebanyak 224 item berita, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada tingkat teks, dilihat dari frekuensi pemuatan, Bisnfs Indonesia menampilkan 193 berita dan Nemca menampilkan 31 berita mengenai otonomi daerah selama kurun waktu Tahun 2000. Isu (tema) dominan yang ditampiikan Bisnis Indonesia adalah masalah dana atau kcuangan sedangkan Neraca mengenai masalah peraturan atau perundang-undangan. Mengcnai kualitas atau obyektiiitas pemberitaan 1) unsur faktualitas : Bisnis Indonesia dan Neraca cukup jelas dalam memisahkan fakta dan opini. 2) kescimbangan sumbsr : Bisnis Indonesia dan Neraca cendcrung iidak seimbang dalam penggunaan sumber berita 3) netralitas pemberitaan : kedua media menunjukkan sikap dukungan terhadap pelaksanaan otonomi daerah.
Pada iingkat wacana dapat disimpulkan strulctur organisasi Bisnis Indonesia dan Neraca hampir sama, begin pula dcngan proscs induslri memproduksi produk berita. Namun karena kebiiakan redaksional berbeda, menjadikan penampilan kedua produk berbeda.
Pada tingkat sosiokultural dapat disimpulkan sedikimya ada tiga fenomena yang dapat menjelaskan konteks sosiokultural pers Indonesia di masa otonomi daerah yaitu 1) makin luasnya medan wilayah liputan dan jumlah narasumber yang diberitakan 2) makin longgamya ketentuan legal tentang izin pencrbitan media cctak (SIUPP) 3) makin memusatnya pers di ibukota negara atau Pulau Jawa meskipun kebijakan otonomi daerah telah diundangkan.
Dari hasil penelitian ini dirckomendasikan unruk mengadakan penelilian Ianjutan tentang manajsmen redaksional di harian ekonomi yang lain dengan menggunakan pendekatan konstruksi kategori yang berbeda, penelitian lanjutan tentang rnanajemen media ditinjau dari pengelolaan SDM, pasar pembaca, dil sorta pcnelitian lanjutan tentang induslri media cetak di Indonesia.

This research is done by using the case study methode, in the type of multicase-multilevel analysis. The object of research is The Bisnis Indonesia and Neraca Economy Newspaper during the 2000 decade which contained the district autonomy problem which being the object in this research. The analysis was done on the text level, discourse practise (organization/industri) and sosiocultural (Indonesia Press Media Industry).
The result of the research shows that in the process of producing news, both of that editorial staff the same relatively. But news, as the result of the product is diiferent. It happened because of the media regulations of both editorial staif are diierent. Also the different of the market demand segmentation causes the different of the product. From 224 item of the news product which had been analyzed, it can be concluded as follow :
On the manuscript level, seen from the contain frequency, Bisnis Indonesia has 193 news and Neraca gives 31 news about district autonomy in the year of 2000. The dominant issue or theme in Bisnis Indonesia news is the financial or fund problem, while Neraca contains the regulation of constitution. The quality or the objectivity ofthe issue:
1. Factuality : Bisnis Indonesia and Neraca are clear enough in separation or fact and opinion.
2. Balance of source 1 Bisnis Indonesia and Neraca intend unbalance in using the source of news.
3. Neutrality of news : Both of daily news shows their support for the district autonomy
On text level, it can be concluded that the organization structure of Bisnis Indonesia and Neraca almost the same, also the industry process in producing news. But the editorial staff regulation are different, it makes their performance different.
On the sosiocultural level can be concluded atleast there are 3 phenomena that can explain sosiocultural context of the Indonesia press in the decade of district autonomy, they are :
1. Getting wider of the covering area and the amount of news source which are covered.
2. Getting loser the legal regulation in publishing press.
3. The press in the capital city or Java island is getting more centralize, even though the regulation of district autonomy has been declared.
The result of the research, it is recommended to do the continuation of the research about the editorial staff management in the order economy newspaper, by using the different category construction theory. The research continuation about the media managment Rom the Human Resources Management, market reader, etc, and also the research continuation about the press industry in Indonesia generally."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gunawan Tjahjono
Jakarta: UI-Press, 2002
PGB 0408
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Leirissa, Richard Zakarias
Jakarta: Grafiti, 1997
320.959 8 LEI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leirissa, Richard Zakarias
Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1991
320.959 8 LEI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pustaka Latin, 1998
333.75 KEH
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>