Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonquist, John A.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1977
004 SON s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarto
"ABSTRAK
Melalui survei terhadap pengguna media sosial, penelitian ini menemukan bahwa difusi berita politik berjalan moderat. Kategori responden dibagi menjadi tiga kelompok generasi yaitu generasi milenial, generasi X dan generasi baby boomer. Difusi berita pada generasi milenial berjalan paling lambat, sedangkan difusi pada generasi baby boomer paling cepat dari kelompok generasi lainnya. Berdasarkan kerangka teori yang kami gunakan, kami menginterpretasikan bahwa generasi milenial kurang terlibat pada isu-isu nasional, khususnya pada topik politik.Kampanye ldquo;Saya Indonesia, Saya Pancasila rdquo; di media sosial secara umum memicu polarisasi politik. Polarisasi politik paling kuat terjadi di generasi X dan paling lemah di generasi milenial. Generasi baby boomer cenderung partisan terhadap pemerintahan dibanding kelompok generasi lainnya.Melalui analis PLS-SEM, kami menyimpulkan bahwa partisanship merupakan fungsi eksposur yang berpengaruh dalam kecepatan mendapatkan berita politik, sedangkan kelompok ldquo;hard core rdquo; ekstrim partisan merupakan fungsi ekpresi yang berpengaruh dalam pembentukan opini publik.

ABSTRACT
By survey on social media user, this research show that political news diffusion is moderate. Our respondent categories consist of three generation: millenials, X and baby boomer. Diffusion by millenial slowest than others, and baby boomer the fastest. Refer to our theoritical framework, I interpreted the millenial generation is passively in political issues.This research also found that ldquo;Saya Indonesia, Saya Pancasila rdquo; campaign triggered political polarization in social media group. This polarization strongest in Xer, and weakest in millenials. Baby boomer tend to support the government campaign. In PLS-SEM analysis result some hypothesis significant. Partisanship influence the rate of diffusion, while hard core to self expression in social media network. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2495
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milburn, Michael A.
Pacific Grove, California : California Brooks/Cole Pub. , 1991
303.38 MIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Kirana
"ABSTRAK
Fenomena seorang opinion leaders yang namanya meledak di masyarakat pada tahun 2015, Karin Novilda, adalah fenomena yang mudah dijumpai dalam masayarakat sekarang. Sebagai masyarakat generasi Z, Karin Novilda mampu menyatakan ekspresinya dengan mudah dengan bantuan media sosial seperti Instagram dan Youtube. Dengan membentuk personal branding yang tepat, ia berhasil memanjat kelas sosial hingga menjadi seorang opinion leaders dan mendapatkan audiens yang menjanjikan. Dengan begitu, seseorang dapat dipercaya untuk mengiklankan suatu produk. Pekerjaan ini seringkali disebut sebagai celebrity endorser. Menjadi seorang opinion leaders membuat dirinya memiliki audiens yang mendukung serta tidak mendukung. Netizen yang memiliki kecenderungan tidak mendukung ini kerap disebut haters, dan para haters ini seringkali memberikan opini pedas yang bukan tidak mungkin dapat membuat seorang Karin Novilda mengalami ketidaknyamanan atas perilakunya yang dikritik pedas. Untuk terus menciptakan karyanya secara konsisten, Karin Novilda perlu mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Tulisan ini akan melihat fenomena yang dialami Karin Novilda dalam sudut pandang ilmu komunikasi, khususnya teori disonansi kognitif dengan menggunakan konten-konten yang diunggah Karin Novilda pada media sosialnya sebagai medium acuan.

ABSTRACT
Karin Novilda, an opinion leaders who become a phenomenon in 2015, is a common phenomenon which easily to find everyday. As a Z generation, Karin Novilda could express her expressiveness easily by the help of a social media such as Instagram and Youtube. By forming a proper personal branding, she succeed to climbing the social status and become an opinion leaders with promising audience. By that way, someone can be trusted to advertise a product. This kind of job frequently recognize as a celebrity endorser. Being an opinion leaders means have a supporting and opposing audience. The netizens who does not support or opposing the public figure often recognize as haters, and this kind of haters oftenly giving a harsh opinion and made Karin Novilda feel uncomfortable with her behaviour. To continue creating her work consistenly, Karin Novilda needs to reduce her uncomfortable feeling. This paper analyze the phenomenon experienced by Karin Novilda in communication theory point of view, cognitive dissonance theory in particular, using the uploaded content by Karin Novilda herself on her social media as the medium or reference."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Alida Bahaweres
"ABSTRAK
Pemberitaan tentang PE (16 tahun) yang dituduh ‘khalwat’ oleh Wilayatul Hisbah (polisi
syariah) menarik perhatian peneliti. Ruang lingkup larangan khalwat/mesum adalah segala
kegiatan, perbuatan dan keadaan yang mengarah kepada perbuatan zina. Ini termuat dalam Pasal
2 Qanun Aceh No 14 Tahun 2003 tentang Larangan Berbuat Mesum. Informasi penangkapan PE
pun diberitakan oleh media. Berita tersebut mengatakan bahwa PE adalah pelacur dan pelaku
mesum. Keesokan hari PE ditemukan bunuh diri. Selang dua hari kemudian ditemukan surat
yang berisikan tulisan tangan PE. Surat tersebut berisikan peryataan PE yang menyatakan bahwa
ia tidak jual diri seperti yang dituduhkan Dinas Syariat Islam Aceh.
Tesis ini ingin mengetahui konstruksi pemberitaan PE di media dan hubungan antara
pemberitaan dengan bunuh diri. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan
menggunakan analis wacana kritis. Data penelitian adalah media yang memberitakan tentang PE.
Penulis juga melakukan wawancara dengan keluarga PE yakni Ayah dan Makcik PE. Selain itu
wawancara dengan pengelola media.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada konstruksi negatif pada saat PE ditangkap oleh WH.
Ada stigma kepada PE serta pelanggaran Kode Etik Jurnalistik. Namun pada saat PE ditemukan
bunuh diri, stigma kepada PE semakin berkurang. Selain itu, penulis menyimpulkan bahwa
konstruksi negatif berita membuat PE menjadi malu sehingga bunuh diri.

ABSTRACT
The news on media concerning PE (16 years old) who was accused of 'Khalwat or
seclusion' by Wilayatul Hisbah (sharia police) has drawn attention from researcher. The scope of
theprohibition of seclusion and all nasty activities, actions and any circumstances that lead
tofornication. This is written in Article 2 of Aceh Qanun No. 14 of 2003 on the Prohibition
ofImmoral Act. The information about PE detention was reported by the media. The
newspublished that the PE is a nasty whore and adulterers. On the next day PE was found dead.
Two days later found a handwritten letter of PE.
The letter contains a statement of PE that she has never swhored herself as alleged
Islamic Law Office in Aceh. This thesis would like to explainthe social construction or the news
making of PE in the media and the relationship between thereporting of her suicide.This study
applies qualitative research methods by using critical discourse analysts. The data in this research
is that media reports about PE.
I conducted interviews with her family that is her father and her aunt. Besides, I also
conducted interviewswith the media administrator. This study shows that there was a negative
construction at the time of PE was arrested by the WH.There found a stigma to PE as well as
violations of the Codeof Journalistic Ethics.However, when PE was found committed suicide,
the stigma PEdecreased.In addition, the author conclude that the negative construction of news
makingeffecting PE felt so disgrace and drove her to commit suicide."
2013
T35975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bazeley, Pat
London: Sage Publications, 2007
300.723 BAZ q
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Agharid Charnova
"Keberadaan media sosial telah membangun masyarakat digital. Karena media sosial, pengguna bisa dengan bebas memberi respon dan opini hingga membentuk diskursus yang dinamakan opini publik. Penelitian ini bertujuan utnuk mengkaji opini publik yang terbentuk dari konten Stand Up Comedy Bintang Emon di program SOMASI. Peneliti menggunakan kerangka teori berupa satir politik, opini publik, pembingkaian media, dan media sosial. Peneliti juga memanfaatkan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Data temuan penelitian akan dianalisis menggunakan teknik analisis framing dari Robert N. Entman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satir politik Bintang Emon berhasil memicu respon emosional pengguna Youtube agar menyampaikan opininya. Opini publik yang terbentuk terdiri atas pernyataan positif atau mendukung Bintang Emon dan juga sentimen negatif atau yang menolak materi Bintang Emon. Dinamika opini publik itu dikatakan sebagai dampak dari pembingkaian media sosial Youtube. Dari hasil penelitian ini, maka kesimpulannya adalah opini publik bisa dipicu oleh konten satir politik yang dipublikasikan oleh media sosial.

The existence of social media has built a digital society. Because of social media, users can freely give responses and opinions to form a discourse called public opinion. This study aims to examine public opinion formed from Bintang Emon's Stand Up Comedy content in the SOMASI program. Researcher use a theoretical framework such as political satire, public opinion, media framing, and social media. Researcher also utilize qualitative research methods with case studies. Research findings will be analyzed using framing analysis techniques from Robert N. Entman. The results of the study show that Bintang Emon's political satire has succeeded in triggering an emotional response from Youtube users to express their opinions. The public opinion that was formed consisted of positive statements or pro with Bintang Emon as well as negative sentiment or that contra with the satire. The dynamics of those public opinion are influenced by social media framing. From the results of this study, we conclude that public opinion can be stimulated by political satirical content which published by social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Converse, Jean M.
New York: John Wiley & Sons, 1974
001.433 CON c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Raharja
"ABSTRAK
Provinsi DKI Jakarta menjadi perhatian nasional dalam upaya pemenuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah akibat adanya program penataan kota. Berbagai cara dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui penyediaan fasilitas fisik dan non fisik. Di sisi lain, pembangunan perumahan rakyat harus memerhatikan kerangka pembangunan berkelanjutan pada rumah susun sederhana. Akan tetapi, dimensi sosial dalam pembangunan berkelanjutan belum banyak diteliti, sehingga penting untuk menemukan faktor-faktor yang menyusun konsep keberlanjutan sosial. Hal ini dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang berfungsi dan mampu membangun sumberdaya saat ini hingga masa depan secara mandiri dalam jangka panjang. Penelitian ini meneliti 386 responden pada 14 rumah susun sederhana sewa di DKI Jakarta menggunakan metode analisis faktor. Hasil penelitian menemukan sepuluh faktor penyusun keberlanjutan sosial, yaitu 1 faktor keterjangkauan terhadap sarana publik, 2 faktor kepemilikan dasar di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, dan lingkungan, 3 faktor inklusi dan kenyamanan, 4 faktor kualitas perumahan dan bentuk bangunan, 5 faktor wadah revitalisasi sosial, 6 faktor ikatan keluarga dan masyarakat, 7 faktor keamanan dan rasa aman, 8 faktor keterjangkauan perumahan layak huni, 9 partisipasi dalam penentuan kebijakan dan kegiatan masyarakat, dan 10 faktor sarana berekspresi dan kesehatan lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan rakyat yang mengarusutamakan keberlanjutan sosial.

ABSTRACT
Jakarta has become a national interest as its effort for fulfilling public housing for low income community due to the city 39 s renewal program. The efforts were established to meet the needs of the community through the provision of physical and non physical facilities. On the other hand, the development of public housing must build on a sustainable development framework. However, the social dimension of sustainable development is rarely to examine. Therefore, it rsquo s important to discover the factors of social sustainability to create a long term functioning of the community and afford to build up current resources and the future. This study examines 386 respondents from 14 simple flats in Jakarta and using factor analysis methods. The research finds ten factors, i.e. 1 factor accessibility to public facilities, 2 factor sense in economics, social, health, and environmental ownership, 3 factor inclusion and comfort, 4 factor housing and building quality, 5 factor social revitalization means, 6 factor family and community bonds, 7 factor security and feeling safety, 8 factor affordability of livable housing 9 factor participation in decision making and community activities, 10 factor space for freedom of expression and environmental health. Therefore, this study can be utilized for developing socially sustainable public housing.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kustiwa
"CROP (Cepat Respon Opini Publik) dirilis pada bulan Desember 2014 hadir sebagai media dan juga saluran implementasi dari TIK dalam bentuk aplikasi yang digunakan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta untuk memonitor, memahami, menganalisis dan merencanakan kota yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, ekuitas dan kualitas hidup warganya secara real time. Ketika sebuah teknologi hadir, diadopsi, dan diterapkan, selalu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik itu berpengaruh positif atau negatif secara individu maupun organisasi. Oleh sebab itu penelitian ini berupaya untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penerimaan dan penggunaan aplikasi CROP dalam versi mobile yang digunakan oleh para pegawai pemerintah DKI Jakarta tingkat Kelurahan yang dianalisis dengan menggunakan model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) yang dikembangkan oleh Venkatesh, et al. pada tahun 2003. Penelitian ini menggunakan model UTAUT yang dimodifikasi sesuai dengan fenomena yang terjadi, terdapat 4 variabel independen yaitu: Performace Expectancy (PE), Effort Expectancy (EE), Peer Influence (PI), dan Facilitating Conditions (FC) serta 1 variabel dependen yaitu Behavioral Intention to Use the System (BIUS), dan 1 variabel moderat: Gender. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna aplikasi CROP versi mobile tingkat kelurahan di Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang berjumlah 231 kelurahan (tanpa menyertakan 6 kelurahan di Kabupaten Kepulauan Seribu dan 30 buah kelurahan yang telah digunakan sebagai pre-test). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage cluster sampling, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi berganda (multiple regression) dan Moderated Regression Analysis (MRA).

CROP (Quick Response of Public Opinion) released in December 2014 present as media and also implementation channel of ICT in the form of application system used by Provincial Government of DKI Jakarta to monitor, understand, analyze and plan the city with aim to improve efficiency, equity and the quality of life of its citizens in real time. When a technology is present, adopted, and applied, there are always factors that influence it, whether it affects positively or negatively. Therefore, this research attempts to find out what factors of acceptance and use of CROP application in mobile version that are used by city government officials at Village level using UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) model developed by Venkatesh, et al in 2003. The population of this research is the users of CROP mobile application at the Village level in Provincial Government of DKI Jakarta, total population is 231 Village (without 6 Villages in Kepulauan Seribu Regency and 30 Villages that have been used as pre-Test). Sampling gathered by multistage cluster sampling technique, and hypothesis confirmation run by multiple regression and Moderated Regression Analysis (MRA) test.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>