Ditemukan 568 dokumen yang sesuai dengan query
Krumbein, W.C.
San Francisco: W H Freeman, 1963
551.7 KRU s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nichols, Gary
"This fully revised and updated edition introduces the reader to sedimentology and stratigraphic principles, and provides tools for the interpretation of sediments and sedimentary rocks."
Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, 2009
551.303 NIC s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nuraiman Febiansyah
"Gunung Endut merupakan salah satu gunung yang berada pada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah Gunung Endut didominasi oleh batuan vulkanik kuarter produk Gunung Endut, Sedimen tersier dari Formasi Bojongmanik dan batuan intrusi tersier. Formasi Bojongmanik tersusun atas batupasir tufan, batulempung, konglomerat, dan sisipan batubara muda. Sisipan batubara pada Formasi Bojongmanik memiliki ketebalan sekitar 2cm – 2m. Karakteristik batubara Formasi Bojongmanik pada daerah penelitian masih belum diketahui. Oleh karena itu, hal ini penting dilakukan untuk mengkarakterisasi batubara agar dapat mengetahui kualitas dari batubara tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi batubara dari Formasi Bojongmanik di daerah Gunung Endut menggunakan analisis batubara maseral, analisis proksimat, dan analisis ultimat. Lima sampel batubara dari darah penelitian telah dikumpulkan dan dianalisis. Analisis petrografi menunjukkan bahwa empat dari lima sampel menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan dari batubara tersebut merupakan rawa yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga kualitas batubara buruk. Tetapi ada satu sampel batubara yang memiliki kualitas cukup baik namun tetap memiliki kandungan abu yang cukup tinggi, yaitu sampel batubara yang berada cukup dekat dengan intrusi batuan beku. Selain itu, hasil analisis proksimat dan ultimat menunjukkan bahwa hampir seluruh sampel memiliki kandungan abu yang tinggi dan mineral pirit yang cukup banyak sehingga menyebabkan nilai kalori batubara pada daerah ini buruk. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas batubara pada daerah penelitian ini memiliki kualitas yang buruk namun terdapat satu sampel batubara yang memiliki kualitas yang cukup baik.
Gunung Endut is a mountain positioned in Lebak Regency, Banten Province. The region is consisted of Quarternary volcanic rocks of Gunung Endut and Tertiary Bojongmanik Formation. The Bojongmanik Formation consisted of tuf f aceous sandstone, mudstone, conglomerate, and intercalation of young coal, with thickness from 2cm to 2 m. The coal characteristic s of Bojongmanik formation in study area are still not well known. Therefore, its important to characterise the coal in order to understand its quality.This study attempted to characterise the coal from the Bojongmanik Formation in the Endut Mountain Area using coal maceral analysis, proximate analysis, and ultimate analysis. Five coal samples from the study area have been collected and analysed. Petrographic analysis indicate that four of the five samples has swamp depositional environment that was still affected by tidal sea water, causing the poor coal quality. However, there is one sample of coal that has a fairly good quality althoughstill has a fairly high ash content, which is a coal sample that is quite close to igneous intrusion. In addition, the results of the proximate and ultimate analysis showed that almost all samples had high ash content and pyrite minerals which caused the calorific value of coal in this area is poor. From these results, it can be concluded that the quality of coal in this study area is poor but there is one sample of coal still has a fairly good quality."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nichols, Gary
Chichester, UK: Wiley-Blackwell, 2009
551NICS001
Multimedia Universitas Indonesia Library
Arbor Reseda
"Kapasitas Dead Storage waduk pada suatu bendungan selama ini didesain berdasarkan nilai erosi lahan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk per tahun tanpa memperhitungkan perubahan tata guna lahan dan dinamika curah hujan pada DTA, serta tidak mempertimbangkan distribusi angkutan sedimen yang tersebar di dasar waduk. Pengembangan protokol prediksi sedimentasi waduk dibutuhkan untuk menghasilkan prediksi sedimentasi waduk yang lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat mengakomodasi keterbatasan data hidrolik pada waduk-waduk yang ada di Indonesia. Implementasi dari pengembangan protokol prediksi sedimentasi waduk dapat memberikan perspektif yang lebih baik di bidang perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan waduk. Protokol ini terdiri dari prediksi erosi lahan jangka panjang, pemodelan debit angkutan sedimen jangka panjang, pemodelan angkutan sedimen waduk secara spasial dan temporal, dan prediksi sedimentasi waduk pada masa mendatang. Studi kasus pada penelitian ini adalah Waduk Wonogiri di Indonesia. Simulasi protokol ini dimulai dengan memprediksi erosi lahan tahunan di DTA Waduk Wonogiri untuk jangka waktu yang panjang dari tahun1993 sampai dengan 2019. Debit angkutan sedimen dimodelkan dari prediksi erosi lahan tahunan dan hidrograf yang dimodelkan menggunakan metode FJ Mock dan divalidasi dengan hasil pengukuran sedimen waduk di lapangan. Angkutan sedimen waduk dimodelkan secara spasial dan temporal menggunakan perangkat lunak MIKE. Simulasi ini menghasilkan volume sedimen waduk setiap satuan waktu, terindikasi dari perubahan elevasi dasar waduk, tervalidasi dengan batimetri di lapangan. Prediksi sedimentasi waduk di masa mendatang menggunakan metode regresi secara modular. Hasil prediksi sedimentasi waduk adalah volume sedimen sebesar 146 juta m³ untuk 50 tahun mendatang. Protokol ini memperkenalkan secara luas model matematis angkutan sedimen waduk secara spasial serta memprediksi volume dan sebaran sedimen di dasar waduk pada masa mendatang dengan menggunakan metode regresi secara modular yang hasilnya lebih akurat dari peneletian terdahulu.
The dead storage capacity of a reservoir is usually designed based on the soil erosion rate of the catchment area for a certain year, without considering the land use and precipitation dynamics in the catchment, as well as sedimentation distribution analysis at the bottom of the reservoir. Development of a protocol is needed for a more accurate prediction of reservoir sediment transport to describe the real condition and accommodate data limitations. It will give a good perspective on reservoir design, operation, and maintenance strategy. The proposed protocol consists of long-term soil erosion prediction, modeling long-term sediment discharge, modeling spatial-temporal reservoir sediment transport, and predicting reservoir sediment volume and distribution in the future. The case study is in Wonogiri reservoir, Indonesia. Simulation of the proposed protocol in the case study began by obtaining long-term soil erosion prediction from 1993 – 2019. Sediment discharge was modeled from soil erosion and long-term hydrographs model using the FJ Mock method and validated with sediment rate measured directly in the field. The reservoir sediment transport model was using MIKE software. The simulation gives the volume and distribution of sedimentation validated by the bathymetry result of the reservoir. Prediction of future sedimentation was using the modular regression method. The prediction result of reservoir sediment volume in 2069 is 146.7 million m³. This protocol promotes spatial reservoir sediment transport model and sedimentation prediction by modular regression. The result is more accurate than previous studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Brenner, Robert L.
Boston: International Human Resources Development Corp, 1984
553.28 BRE p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Adlirrahman Aufar Mujiyanto
"
ABSTRAKSingkapan di Sungai Cipamingkis yang termasuk dalam Formasi Jatiluhur memiliki sekumpulan struktur sedimen yang disebut Sequence Bouma. Sekuen Bouma merupakan salah satu kumpulan struktur sedimen yang terbentuk dari proses aliran turbidit. Aliran turbidit terjadi pada kedalaman air rata-rata 2000m, sehingga sulit untuk diamati secara langsung untuk memahami proses sedimentasi secara komprehensif. Aliran turbidit dalam penelitian ini difokuskan pada klasifikasi berdasarkan Bates (1953) dan sifat kohesivitasnya. Data yang diperoleh dari singkapan dalam penelitian ini berupa kolom Pengukuran Penampang Stratigrafik. Data tersebut akan menjadi data utama dalam melakukan eksperimen fisika. Eksperimen fisik tangki flume merupakan salah satu metode dalam memahami proses sedimentasi aliran turbidit. Pendekatan yang dilakukan dalam percobaan fisika ini adalah dengan menggunakan Froude Number dan Reynold Number. Percobaan fisis yang dilakukan memiliki 5 data percobaan dengan hasil berupa bilangan Froude, bilangan Reynold, perbandingan massa jenis campuran dengan massa jenis tangki flume air, kecepatan aliran maksimum, dan hasil geometri. Geometri hasil yang diperoleh dari percobaan fisika ini akan menjadi analog perbandingan singkapan di daerah penelitian.
ABSTRACTThe outcrop in the Cipamingkis River which is included in the Jatiluhur Formation has a collection of sedimentary structures called Sequence Bouma. The Bouma sequence is a collection of sedimentary structures formed from the process of turbidite flow. Turbidite flow occurs at an average water depth of 2000m, so it is difficult to observe directly to understand the sedimentation process comprehensively. The turbidite flow in this study focused on the classification based on Bates (1953) and its cohesive properties. The data obtained from the outcrop in this study were in the form of a Stratigraphic Cross-sectional Measurement column. These data will be the main data in conducting physics experiments. The physical experiment of the flume tank is one method in understanding the process of turbidite flow sedimentation. The approach taken in this physics experiment is to use Froude Number and Reynold Number. The physical experiments carried out have 5 experimental data with the results in the form of Froude number, Reynold number, ratio of the density of the mixture to the density of the water flume tank, maximum flow velocity, and geometric results. The geometry of the results obtained from this physics experiment will be analogous to the comparison of outcrops in the research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nabilla Ayu Setyorini
"IPA Teluk Buyung merupakan salah satu instalasi pengolahan air yang belum melakukan pengolahan lanjutan untuk lumpur yang dihasilkan dan langsung dibuang ke badan air terdekat. Lumpur residu dari instalasi pengolahan air memiliki kandungan yang dapat dimanfaatkan kembali seperti Al yang berasal dari proses pembubuhan koagulan. Kandungan Al tersebut dapat dipulihkan dan dimanfaatkan kembali untuk menyisihkan polutan pada air bersih maupun air limbah. Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan lumpur sedimentasi untuk menyisihkan kandungan logam berat pada lindi IPAS 3 TPST Bantargebang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pemanfaatan lumpur sedimentasi dalam menyisihkan kandungan logam berat pada lindi serta menganalisis pengaruh metode recovery alum dan dosis koagulan terhadap efektivitas lumpur sedimentasi untuk menyisihkan logam berat pada lindi. Parameter kualitas lindi yang diuji terdiri atas TSS, TDS, salinitas serta logam berat seperti Fe dan Zn. Metode recovery alum yang diuji pada penelitian ini ialah dengan metode kalsinasi serta asidifikasi. Pada penelitian ini terdapat 4 variasi dosis campuran lumpur dengan PAC yakni 100:0, 75:25; 50:50, dan 25:75. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, lumpur sedimentasi IPA Teluk Buyung mengandung kadar Al dan Fe sebesar 0,84 mg/L dan 6,04 mg/L. Metode recovery alum dengan hasil yang optimal ialah asidifikasi pada dosis 75:25 yang mampu menyisihkan kandungan Fe sebesar 13,99% dan Zn 22,5%. Namun pada dosis optimum tersebut, konsentrasi dari parameter TSS, TDS, dan salinitas belum mampu disisikan. Pemanfaatan lumpur sedimentasi sebagai campuran koagulan pada penelitian ini masih memiliki potensi yang kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan dosis yang lebih optimal dalam menyisihkan kandungan logam berat.
Teluk Buyung Water Treatment is one of the water treatment plants that have yet to perform further treatment for the sludge produced and directly discharged into the nearest water body. Sludge from water treatment plants has reusable content, such as Al derived from the coagulant affixing process. The Al content can be recovered and reused to reduce pollutants in clean water and wastewater. In this study, sedimentation sludge was used to remove heavy metal content in the leachate from Bantargebang Landfill Waste Water Treatment Plant 3. This study aims to analyze the potential utilization of sedimentation sludge in removing heavy metal content in leachate and the effect of alum recovery methods and coagulant doses on sedimentation sludge's effectiveness in removing heavy metals in leachate. The quality parameters of leachate tested consist of TSS, TDS, salinity, and heavy metals such as Fe and Zn. The alum recovery methods tested in this study are calcination and acidification. In this study, there were 4 variations in the dose of sedimentation sludge mixture with PAC, namely 100:0, 75:25, 50:50, and 25:75. Based on the research conducted, sedimentation sludge from Teluk Buyuk Water Treatment contains 0,84 mg/L and 6,05 mg/L of Al and Fe, respectively. The alum recovery method with the most optimal results is acidification at a dose of 75:25 which is able to removed Fe content of 13.99% and Zn 22.5%. However, at this specific dose, the concentration of TSS, TDS, and salinity parameters has not been able to be removed. The use of sedimentation sludge as a coagulant mixture in this study still has little potential. Therefore, further analysis is needed to determine the optimal dose to reduce heavy metal content in leachate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Twenhofel, W.H.
New York: McGraw-Hill, 1950
551.3 TWE p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ghoriyus Sofi Kusuma
"Bendung Pasar Baru merupakan bendung yang berfungsi sebagai pengatur tinggi muka air dan pengendali banjir yang berlokasi di Tangerang, Banten, dan masuk ke dalam DAS Cisadane. Pada hulu bendung, terdapat pengendapan material sedimen. Penanganan sedimen diperlukan karena apabila dibiarkan mengendap, akan menganggu pemanfaatan air sungai seperti untuk kebutuhan pabrik, instansi, maupun fasilitas umum. Untuk menangani sedimen, diperlukan prediksi potensi volume endapan sungai dan efeknya terhadap elevasi dasar sungai yang mampu diprediksi oleh permodelan HEC-RAS dengan mempertimbangkan laju sedimen pada sungai. Hasil yang diperoleh adalah sedimen yang terangkut pada sungai Cisadane pada hulu Bendung Pasar Baru memiliki konsentrasi antara 18.5-22.8 mg/L, volume endapan yang berpotensi dihasilkan pada area hulu bendung sejauh 300 m adalah 36620 m3, elevasi dasar sungai berpotensi mengalami kenaikkan antara 0.42 hingga 3.30 m, dengan penanganan sedimen yang dibutuhkan berupa pengangkutan mekanik dengan menggunakan excavator serta pengangkutan material sedimen ke area khusus pembuangan dengan perkiraan harga penanganan sebesar Rp1 849 382 000.
Pasar Baru Weir is that weir used for water level control and flood control which located in Tangerang, Banten, and belong to Cisadane Watershed. Upon the uptream of the weir, there are sediment deposition. Sediment is needed to be handled because if it left unhandled, it will interfere the use of river water such as factory need, instance need, and public facility. To overcome sediment deposition, it's needed to predict the volume of sediment deposition and its effect on river bed elevation which can be predicted by HEC-RAS model with consideration of the sediment concentration. The result is the sediment transported from the upstream has concentration from 18.5-22.8 mg/L, potential sediment deposition volume in the upstream is 36620 m3, potential of river bed elevation change from 0.42 m to 3.30 m, with the sediment handled by mechanical excavation with excavator and also transporting the sediment material into special area for dumping with cost estimation of Rp1 849 382 000"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library