Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Postgate, J.R.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1982
521 POS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widiastuti
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui laju fiksasi nitrogen strain-strain Nostoc [Vaucher 1803] Bornet et Flahault 1886. Penelitian menggunakan 8 strain Nostoc koleksi Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA UI. Penelitian menggunakan metode Acetylene Reduction Assay (ARA) dengan 2 ulangan untuk setiap strain Nostoc. Pengujian dilakukan pada strain yang telah berumur 21 hari. Biomassa berat basah strain Nostoc yang digunakan adalah 0,1 gram. Masing-masing strain diinkubasi selama 30, 60, dan 90 menit dengan menambahkan 1 ml gas asetilen.
Hasil penelitian menunjukkan data yang bervariasi untuk masing-masing strain Nostoc pada masing-masing waktu inkubasi. Sebanyak 6 strain Nostoc menunjukkan nilai laju fiksasi nitrogen tertinggi pada waktu inkubasi 30 menit. Sebanyak 2 strain Nostoc menunjukkan nilai laju fiksasi nitrogen tertinggi pada waktu inkubasi 60 menit. Strain Nostoc BTM6-02 menunjukkan nilai laju fiksasi nitrogen yang paling tinggi yaitu 3892,5 μmol (dicapai pada inkubasi 60 menit). Strain Nostoc CPG24 menunjukkan nilai laju fiksasi nitrogen yang paling rendah, yaitu 292,44 μmol (dicapai pada inkubasi 90 menit).

The research of nitrogen fixation rate of Nostoc [Vaucher 1803] Bornet et Flahault 1886 have been done. Eight strains of Nostoc from Plant Taxonomy Culture Collection, Department of Biology, Faculty of Mathematics & Natural Sciences, University of Indonesia, were used. The measurement of nitrogen fixation used Acetylene Reduction Assay (ARA) method with 2 samples for each strain. Experiments were conducted using strains at 21st day age. Wet weight of each strain was 0.1 gram. Then, each Nostoc strain was incubated with addition of 1 ml acetylene for 30, 60, and 90 minutes.
The experiment result showed a different value for each Nostoc strain in every incubation times. Six Nostoc strains showed the highest value of nitrogen fixation after incubated for 30 minutes. Two Nostoc strains showed the highest value of nitrogen fixation after incubated for 60 minutes. Nitrogen fixation rate of BTM6-02 reached the highest value of 3892.5 μmol after incubated for 60 minutes. Nitrogen fixation rate of CPG24 was the lowest ones (292.44 μmol) after incubated for 90 minutes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1394
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asyraful Milad
"Telah dilakukan penelitian mengenai potensi bakteri basil indigenous sebagai plant growth promoting bacteria (PGPB). Isolat G7, G10 dan G18 yang berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman diisolasi dari saluran pencernaan larva lalat tentara hitam, sedangkan isolat B. siamensis LDR dengan potensi sebagai agen biokontrol diisolasi dari cocopeat. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui karakterisasi pertumbuhan dari isolat G7, G10 dan G18, meliputi pH medium (5, 6, 7, 8, 9) dan suhu inkubasi (30, 40, 50 oC). Uji antagonisme dilakukan antara isolat G7, G10 dan G18 dengan B. siamensis LDR guna melihat kemungkinan isolat-isolat tersebut untuk disatukan dalam satu konsorsium. Uji kemampuan memfiksasi nitrogen dan memproduksi siderofor dilakukan pada isolat G7, G10, G18 dan B. siamensis LDR.  Hasil menunjukkan bahwa isolat G7, G10 dan G18 dapat tumbuh pada pH 5—9 dengan pertumbuhan optimum pada kisaran pH 7—9. Suhu optimum bagi ketiga isolat diketahui pada 40 oC. Terdapat hubungan antagonisme isolat G7, G10 dan G18 terhadap B. siamensis LDR sehingga isolat-isolat tersebut tidak dapat disatukan dalam satu konsorsium. Kemampuan memfiksasi nitrogen ditunjukkan oleh isolat G7 dan G10. Kemampuan memproduksi siderofor dimiliki oleh semua isolat, yaitu G7, G10, G18 dan juga B. siamensis LDR. Isolat G7 dan G10 yang mampu memfiksasi nitrogen serta memproduksi siderofor merupakan isolat yang lebih unggul karena memiliki karakteristik PGPB yang lebih lengkap.

Research has been carried out on the potential of several indigenous bacili bacteria as plant growth promoting bacteria (PGPB). Isolates G7, G10 and G18 with potential to increase plant growth were isolated from the digestive tract of black soldier fly larvae, while B. siamensis LDR with potential as a biocontrol agent was isolated from cocopeat. This research was conducted to determine the growth characteristics of isolates G7, G10 and G18, including medium pH (5, 6, 7, 8, 9) and incubation temperature (30, 40, 50 oC). Antagonism test was carried out between isolates G7, G10 and G18 against B. siamensis LDR to see the possibility of these isolates to be combined in one consortium. The ability to fix nitrogen and produce siderophores were carried out on isolates G7, G10, G18 and B. siamensis LDR. The results showed that isolates G7, G10 and G18 could grow at pH 5—9 with optimal growth in the range of pH 7—9. The optimum temperature for the three isolates was at 40 oC. There was an antagonistic relationship between isolates G7, G10 and G18 towards B. siamensis LDR so these isolates could not be combined into one consortium. The ability to fix nitrogen was shown by isolates G7 and G10. The ability to produce siderophores was shown by all isolates, namely G7, G10, G18 and also B. siamensis LDR. Isolates G7 and G10 which are able to fix nitrogen and produce siderophores, were the best isolates because they have more complete characteristics as PGPB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mishustin, E.N.
London: The Pennsylvania State University Press, 1971
572.545 MIS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Handiyani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan waktu membersihkan ruangan dengan peningkatan jumlah mikroorganisme melalui aliran udara dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme di udara setelah ruangan dibersihkan. Hal ini penting sebagai salah satu upaya perawat mengontrol infeksi nosokomial dengan cara mengatur jadual kegiatan perawatan klien di rumah sakit. Lowbury, 1981, dikutip dari Pritchard, 1992 menyebutkan bahwa tindakan mengganti balutan sebaiknya dilakukan 30 menit setelah kegiatan pembersihan ruangan. Jadi tidak melakukan aktivitas di ruangan sesaat setelah ruangan dibersihkan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan jumlah koloni di udara sesaat setelah ruangan dibersihkan dibandingkan dengan jumlah koloni sebelum dibersihkan dan jumlah koloni pada udara setelah ruangan dibiarkan 15 menit setelah dibersihkan. Hal ini tedadi karena mikroorganisme dapat bergerak melalui aliran udara yang bergerak saat ruangan dibersihkan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitria
"Sistem pemaparan sangat dipengaruhi oleh agen-agen lingkungan, khususnya agen yang berasal dari udara, dan merupakan sstem pertahanan tubuh yang terdepan dari pemaparan agen-agen lingkungan tersebut. Berdasarkan hasil survey kesehatan masyarakat di Kelurahan Cisalak 2001, gangguan pernapasan dianggap merupakan masalah kesehatan masyarakat di kelurahan tersebut, terutama pada bayi dan balita. Faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya gangguan pemapasan pada bayi dan balita adalah kualitas udara di dalam rumah tempat tinggal, mengingat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh bayi dan balita tersebut adalah di dalam rumah.
Studi ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kualitas udara dalam rumah dan kondisi lingkungan rumah dengan terjadinya gangguan pernapasan pada bayi dan balita. Desain studi yang diterapkan adalah cross-sectional, dengan pengukuran kualitas udara yang meliputi parameter PM 10 dan Total Plate Count (TPC) Mikroorganisme Udara.
Sebanyak 200 anak diteliti, ditemukan 31,5 persen yang mengalami batuk pilek dengan demam dan 51,5 persen yang mengalami batuk pilek dengan atau tanpa demam dalam dua minggu terakhir. Pangukuran kualitas udara ditemukan sebanyak 52,5 persen dari rumah yang diukur temyata telah melewati ambang batas kadar PM10 sebesar 90 μg/m3, dan 77.8 persen dari rumah yang diukur udaranya mengandung lebih dari 750.000 koloni/m3 total plate count mikroorganisme udara. Analisis statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kualitas udara dengan terjadinya gangguan pernapasan pada bayi dan balita. Namun demikian, terdapat perbedaan proporsi gangguan pernapasan yang cukup besar antara anak yang tinggal di rumah dengan kualitas udara yang buruk dengan anak yang tinggal di rumah dengan kualitas udara yang baik.
Hubungan yang bermakna terdapat antara variabel rasio luas lubang angin/luas kamar dan variabel kebiasaan merokok dengan gangguan pernapasan. Pada anak yang tidur di kamar dengan ventilasi yang kurang. peluangnya untuk mengalami gangguan pernapasan adalah 3 - 3,589 kali lebih besar dari anak yang tidur di kamar dengan ventilasi yang cukup. Anak yang tinggal di rumah dengan perokok berpeluang untuk mengalami gangguan pernapasan 1,997 kali lebih besar daripada anak yang tinggal di rumah tanpa perokok. Variabel-variabel lingkungan rumah yang lain, walaupun tidak menunjukkan hubungan yang bermakna, namun memperlihatkan adanya perbedaan proporsi gangguan pernapasan yang cukup besar antara anak yang tinggal di rumah dengan kondisi lingkungna rumah yang buruk dibandingkan anak yang tinggal di rumah dengan kondisi lingkungan rumah yang baik.
Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis obat nyamuk, suhu dan kelembaban relatif udara, jumlah perokok dalam tiap rumah, serta jumlah rokok yang dihisap per hari dengan kadar PM10 di dalam rumah. Analisis linier ganda menghasilkan sebuah persamaan yang menjelaskan variasi kadar PM10 melalui variabel-variabel rasio luas lubang angin/luas rumah, kepadatan hunian rumah, kelembaban relatif udara, dan jumlah perokok dalam tiap rumah. Antara kelembaban relatif udara dengan TPC mikroba udara terdapat hubungan yang bermakna. Analisis regresi linier ganda menghasilkan persamaan yang menjelaskan variasi jumlah koloni mikroorganisme udara melalui variabel suhu dan kelembaban relatif udara dalam rumah. Secara keseluruhan, terdapat beberapa variabel yang patut mendapat perhatian karena secara konsisten berhubungan ataupun menunjukkan kecenderungan untuk berhubungan dengan kualitas udara dalam rumah dan dengan gangguan pemapasan pada bayi dan balita. Yaitu rasio luas lubang angin/luas kamar, rasio luas lubang angin/luas rumah, kepadatan hunian rumah, penggunaan obat nyamuk, dan kebiasaan merokok.

The respiratory system is commonly affected by environmental agents and is often the body's first line of defense against them. According to the public health survey conducted in Kelurahan Cisalak in year 2001. respiratory disease was one of public health concern, especially in infants and voting children. Factors that influence the disease seemed to be indoor air quality, since infants and young children spent almost all of their time in home.
The purpose of this study was to analyze the relationship between indoor air quality, housing environment, and respiratory disease in infants and young children. Study design was cross-sectional survey, including the measurement of PM to and total plate count (TPC) of airborne microorganisms as parameters of indoor air quality.
A number of 200 hundred children were randomly selected. As much as 31.5 percents of the children had runny nose and cough with fever and 51.5 percents had runny nose and cough with or without fever in the last two weeks. The measurement of indoor air quality showed that 52.5 percents of houses had indoor PMI0 concentration over 90 µglm3, and 77.8 percents of the houses had more than 750.000 CFU/m3 of total plate count of airborne microorganisms. Bivariate analysis showed that there were no relationship between indoor air quality and respiratory disease in infants and young children. But the proportions of respiratory diseases were different between children who lived in bad indoor air quality and children who lived in good indoor air quality,
Significant relationship was showed between bedroom ventilation and smoking with respiratory disease. Probability of having respiratory disease in children sleeping in inadequate bedroom ventilation was 3 - 3.589 times higher compared with children sleeping in adequate bedroom ventilation. Probability of having respiratory disease in children living with smokers was 1.997 times higher compared with children living in a house with no smoker. Although there were no significant relationship showed by other housing environment variables, the proportions of respiratory diseases were different between children who lived in bad housing-environment and children who lived in good housing environment.
There were significant correlations between the use of mosquito killer, indoor air temperature and relative humidity, number of smoker in a house, and number of cigarrete per day with indoor PMi0 concentration. Multiple linear regression analysis showed a formula that could explain the variation of indoor PMio concentration from variables of house ventilation, living density in a house, relative humidity, and number of smoker in a house. There was a significant correlation between indoor relative humidity and total plate count of airborne microorganisms. Multiple linear regression analysis showed a formula that could explain the variation of total plate count of airborne microorganisms from variables of indoor air temperature and relative humidity,
Some variables were important to be our concern because consistently showed significant relationships or tend to be related with indoor air quality and respiratory diseases in infants and young children. The variables were bed room ventilation, house ventilation, living density in a house, the use of mosquito killer, and smoking.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1980
576.11 ADS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Toronto: University of Toronto Press, 1968
616.01 MIC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Noor Arafah
"ABSTRAK
Pada penelitian mi digunakan limbah cair tahu
sebagal substrat fermentasi nata, dengan penambahan 10,0%,
12,5%, 15,0%, atau 17,5% sukrosa dan 0,1%, 0,3%, atau 0,5%
amonium sulfat [(NH4 ) 2SO4 ]. Fermentasi nata dilakukan
dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinwn (Brown)
Bergey dkk.
Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penainbahan beberapa konsentrasi sukrosa
dan (NH4 ) 2 SO4 serta interaksi antara kedua faktor tersebut
terhadap ketebalan rata-rata nata, dan rnenentukan
konsentrasi sukrosa dan (NH 4 ) 2SO4 yang memberikan hasil
ketebalan rata-rata nata paling baik.
Ketebalan rata-rata nata yang tertinggi (0,601 cm)
diperoleh dari penambahan 12,5% sukrosa dan 0,1% (NH4)2SO4.
Ketebalan rata-rata nata yang terendah (0,157 cm) diperoleh
dari penambahan 17,5% sukrosa dan 0,5% (NH4)2SO4.
Uji statistik pada a = 0,01 menunjukkan ada pengaruh
penambahan sukrosa dan (NH4 ) 2SO4 , serta interaksi antara
sukrosa dan (NH4 ) 2SO4 terhadap ketebalan rata-rata nata.
Interaksi penainbahan sukrosa dan (NH4 ) 2 SO4 terlihat pada
penambahan 15,0% atau 17,5% sukrosa. Pada penambahan
sukrosa 15,0% atau 17,5% menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi (NH4 ) 2SO4 yang dltambahkan, semakin rendah
ketebalan rata-rata nata yang dihasilkan
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hendrian
"ABSTRAK
Penbentukan enzim oleh mikroorganisne dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya faktor komposisi kimia medium. Salah satu unsur makro yang dibutuhkan oleh kapang adalah fosfor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi fosfor, dengan variasi konsentrasi 0,00%; 0,05%; 0,10%; 0,15%; 0,20%; 0,25%, terhadap aktivitas glukoamilase Aspergillus awamori UICC 314, yang diperoleh dari Laboratoriun mikrobiologi jurusan Biologi FMIPA-UI.
Pengujian aktivitas glukoamilase dilakukan dengan metode Nishise. Satu unit aktivitas glukoamilase setara dengan satu μmol glukosa yang dilepaskan per menit. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan metode Somogyi-NeIson.
Hasil penghitungan aktivitas enzim sesudah fermentasi 24 jam menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi fosfor yang diberikan, terhadap aktivitas glukoamilase Aspergillus awamori UICC 314. Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas glukoanilase aspergillus awamori UICC 314 antara konsentrasi fosfor 0,00% dengan 0,20%, dan konsentrasi fosfor 0,00% dengan 0,25%. Rata-rata aktivitas glukoamilase tertinggi diperoleh pada konsentrasi fosfor 0,00%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>