Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Yuni Widyawati
"Penelitian terhadap 56 orang anggota Persadia Unit RSU Dr. Soetomo Surabaya bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan active lower range of motion terhadap tanda dan gejala neuropati diabetikum pada penderita Diabetes Mellitus tipe II. Penelitian ini menggunakan quasy experimental pre-post test design dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rerata kekuatan otot antara kedua kelompok (p value=0,047), namun tidak untuk rerata reflek tendon, sensasi proteksi, ankle brachial index dan proporsi keluhan polineuropati perifer. Simpulan dari penelitian ini adalah latihan active lower range of motion berpengaruh terhadap kekuatan otot pada penderita DM tipe II dengan komplikasi mikrovaskuler.

The aimed of this study for the 56 members of Persadia Surabaya was to determine the effect of the active lower range of motion exercise on the signs and symptoms of diabetic neuropathy in type II Diabetes Mellitus?s patients. A quasy experimental pre-post test design with a consecutive sampling technique was used in this study.
The results showed that there was a significant differences between control and treatment groups for muscle strength with p value 0.047 but not for tendon reflexes, protective sensation, ankle brachial index and diabetic polyneuropathy complaints. Therefore, it can be concluded that active lower range of motion exercise has an effect on muscle strength in patients with type II DM with microvascular complications."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28485
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliastati
"Keterbatasan fungsi motorik kasar merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak dengan tuna grahita sedang. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gangguan ini diantaranya adalah dengan melakukan latihan rentang gerak sendi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara latihan rentang gerak sendi pada ekstremitas bawah terhadap kekuatan otot dan luas gerak sendi anak dengan tuna grahita sedang. Desain yang digunakan adalah quasi-experimental dengan control group pretest-postest design. Sampel berjumlah 30 anak di dua sekolah luar biasa di Bogor. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan kekuatan otot dan luas gerak sendi lutut dan panggul pada kelompok intervensi. Latihan ini dapat membantu anak tuna grahita meningkatkan fungsi motoriknya dan dapat dikembangkan di sekolah.

Limitations of gross motor function is one problem that often occurs in children with mental retardation. Joint range of motion exercises are one of the efforts that can be done to deal with clients with limited motor function. This study aims to determine the relationship between joint range of motion exercises on lower limb muscle strength and extent of joint motion children with moderate mental retardation. The design used was quasi-experimental with the control group pretest-postest design. Sample are 30 children at two SLB in Bogor. The results showed increase in muscle strength and extent of knee and hip joint motion in the intervention group. This exercise can be used to help children with limited motor function improving their motor function and can be developed into one of the programs in SLB."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal D. Husain
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pre ambulasi dan latihan ROM terhadap peningkatan luas gerak sendi pasca bedah fraktur ekstremitas bawah. Desainnya adalah quasi eksperimen dengan pretest-posttest with control terhadap 15 responden kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan pre ambulasi dan latihan ROM selama 5 hari, 3 kali sehari, selama 15 menit, sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan ROM, menggunakan goniometer sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna peningkatan luas gerak sendi antara kedua kelompok, dimana pangkal paha p= 0.092, lutut p= 0.001, dan kaki p= 0.495. Latihan ini menjadi standar prosedur pasien pasca bedah fraktur ekstremitas bawah.

This study aims to know the effectiveness of pre ambulation and ROM exercises to increase joint range of motion post-surgical in fractures of the lower limb. The design was quasi experimental pretest-post test with control of the 15 respondents intervention group and 15 the control group. The intervention group received pre ambulation and ROM exercises for 5 days, three times a day, 15 minutes. The control group was given ROM training course, with a goniometry before and after the intervention. The results shows no significant difference obtained average - the average increase joint range of motion between two groups in which to groin p= 0.092, knee p= 0.001, and feet p= 0.495. This exercises may be standard procedure in patients with postoperative lower extremity fractures."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nori Widiowati
"Pendahuluan: Kejadian fraktur menjadi urutan ketiga di dunia dan ekstremitas bawah sebagai angka tertinggi di Indonesia. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) merupakan tindakan fraktur ekstremitas bawah yang sering digunakan. Salah satu latihan yang dapat mencegah komplikasi imobilisasi yaitu isometrik quadricep dengan pressure biofeedback. Dalam penelitian ini pressure biofeedback diberikan pada pasien post ORIF ekstremitas bawah hari I sampai III. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efektivitas pressure biofeedback terhadap kekuatan otot quadricep dan nyeri post ORIF ekstremitas bawah.
Metode: Penelitian ini merupakan Randomized Controlled Trial dengan pre and posttest pada pengukuran skala nyeri dan posttest only pada skor kekuatan otot quadricep. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan kriteria inklusi diantaranya post ORIF ekstremitas bawah hari pertama sampai ketiga dan berusia 18-64 tahun. Responden dengan multipel fraktur, fraktur bilateral, neglected, riwayat DM, kelainan neuromuskular, cacat fisik dan penurunan kesadaran dieksklusikan. Perhitungan sampel dengan menggunakan standar deviasi dan derajat kemaknaan diperoleh 30 responden di RSD Idaman Banjarbaru dan Ratu Zalecha Martapura yang terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Double blind diterapkan pada responden dan pengambil data. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan (APAIS), nyeri (VAS), dan kekuatan otot quadricep (MMT).
Hasil: Penelitian ini melaporkan bahwa pressure biofeedback secara signifikan meningkatkan kekuatan otot quadricep (p value 0,01; α < 0,05). Namun, berdasarkan hasil uji statistik Paired T-test baik pada responden dengan latihan pressure biofeedback maupun tanpa pressure biofeedback, didapatkan hasil yang signifikan dalam penurunan nyeri (p value 0,00; α < 0,05). Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa pressure biofeedback tidak efektif dalam menurunkan nyeri pasien post ORIF ekstremitas bawah. Begitu pula hasil uji Mann Whitney pada selisih rerata skala nyeri yang menunjukkan bahwa penurunan nyeri yang terjadi tidak dipengaruhi oleh pressure biofeedback.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan isometrik kombinasi pressure biofeedback secara signifikan dapat meningkatkan skor kekuatan otot quadricep pada pasien post ORIF ekstrimtas bawah.

Introduction: The incidence of fractures is third in the world and lower extremities are the highest in Indonesia. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) is a frequently used procedure for lower extremity fractures. One exercise that can prevent immobilization complications is quadriceps isometrics with pressure biofeedback. In this study, pressure biofeedback was given to post ORIF lower extremity patients on days I to III.
Objective: The aim of this study was to identify the effectiveness of pressure biofeedback on quadricep muscle strength and post-ORIF lower extremity pain. Methods: This study was a Randomized Controlled Trial with pre and posttest on pain scale measurements and posttest only on quadricep muscle strength scores. The sampling technique used simple random sampling technique with inclusion criteria including post ORIF lower extremities first to third day and aged 18-64 years. Respondents with multiple fractures, bilateral fractures, neglected, history of DM, neuromuscular disorders, physical disabilities and decreased consciousness were excluded. Sample calculations using standard deviation and degree of significance obtained 30 respondents at RSD Idaman Banjarbaru and Ratu Zalecha Martapura who were divided into 2 treatment groups. Double blind is applied to respondents and data takers. Instruments used to measure anxiety (APAIS), pain (VAS), and quadricep muscle strength (MMT).
Results: This study reported that pressure biofeedback significantly increased quadricep muscle strength (p value 0.01; α < 0.05). However, based on the results of the Paired T-test statistical test for both respondents with pressure biofeedback training and without pressure biofeedback training, significant results were obtained in reducing pain (p value 0.00; α < 0.05). However, it can be said that pressure biofeedback is not effective in reducing pain in post-ORIF lower extremity patients. Likewise, the results of the Mann Whitney test on the mean difference on the pain scale showed that the reduction in pain that occurred was not influenced by pressure biofeedback.
Conclusion: This study shows that isometric training combined with pressure biofeedback can significantly increase quadricep muscle strength scores in lower extremity post ORIF patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Kanker ini merupakan kanker
yang paling umum diderita wanita. Pengalaman dan pengobatan kanker tersebut
mempunyai pengaruh yang besar dalam kualitas hidup pasien, seperti kelemahan,
nausea dan nyeri. Efek samping atau keluhan dari kanker dan pengobatannya cenderung
meningkat selama perawatan dan dapat menetap selama berbulan-bulan atau bertahuntahun.
Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien
kanker payudara pasca mastektomi perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh latihan fisik terhadap nyeri pada pasien kanker
payudara pasca mastektomi di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Desain
penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan
pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang
diberikan 7 hari latihan fisik ditambah analgesik dan 15 orang kelompok kontrol yang
diberikan terapi standar analgesik), yang diambil dengan metode non probability
sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik
pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya
penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya
latihan fisik pada pasien kanker payudara pasca mastektomi dapat berpengaruh terhadap
penurunan tingkat nyeri. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut
dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dilanjutkan dengan perawatan di rumah serta
dapat di jadikan salah satu intervensi keperawatan dalam menangani manajemen nyeri
pasca mastektomi.

ABSTRACT
Breast cancer is one of the common types of cancer among women. The trajectory of the
experience for having the disease and its trestment are believed to produce a big effect on
the quality of life of the patients. The experiences such as weaknesses, nauseated, and
pain have to be through by the patients on the daily bases. This side effects and
complaints created form the cancer and its therapy tend to increase during hospitalization
and can be pertinent for months or ever years. Therefore, to achieve a better healing and
recovery processes for the breast cancer patients especially post mastectomy requires the
right pain management.
The purpose of this study is to identify the effect of physical exercise on pain perceived
by the breast cancer patient after mastectomy at Dr Achmad Mochtar General Hospital,
Bukittinggi. The design was a quasi experimental using a non-equivalent control group
with pre and post test approach. There was 30 subjects participated in the study divided
two groups (the intervention group was provided with analgesic and seven days physical
exercise; and, the control group was provided with analgesic only); 15 subjects for each
grup. A non probability sampling method-consecutive type was utilized to gather the
subjects. The pain was evaluated each day to both groups.
The findings of the study demonstrated that there is a daily pain reduction between both
groups. Further, the comparison of the pain reduction between these two group leads to
the bigger pain reduction in the intervention group compared to the control group
(p=0.000). This finding showed that the physical exercise provided to the post
mastectomy-breast cancer patients has a significant effect to reduce the pain level. This
with home care; also this finding can be used as a foundation to involve physical
exercise as on of the nursing intervention in managing post mastectomy pain commonly
experienced by breast cancer patients."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Rita
"Masalah Penelitian : BeIum ada alat ukur yang menilai kemampuan fungsional penderita nyeri pinggang bawah (NPB) secara obyektif dan subyektif di IRM RSUPN CM sebagai evaluasi program rehabilitasi medik yang diberikan. Tujuan Penelitian : Menetapkan dengan jelas suatu aIat ukur yang praktis ditinjau dari segi waktu dan sahih. Rancangan Penelitian : Suatu uji alat ukur untuk mengetahui parameter kemampuan fungsional penderita NPB karena osteoartrosis (OA) lumbal dengan manbandingkan 2 macam metoda evaluasi yaitu : Low Back Pain Rating Scale (LBPRS) dan Main Lumbar Spine Study (MLSS) modifikasi. Subjek Penelitian : Delapan belas penderita NPB karena OA lumbal tanpa penjulit, umur 36 - 60 tahun, fase akut dan sub akut.

Research Problem: Beium has a measuring tool that assesses the functional ability of pain sufferers Lower waist (NPB) objectively and subjectively at IRM RSUPN CM as an evaluation of the medical rehabilitation program provided. Research Objectives: To clearly establish a measure that is practical in terms of time and sahih. Research Design: A test of measuring instruments to determine the parameters of functional ability Patients with NPB due to lumbar osteoarthritis (OA) by comparing 2 types of evaluation methods, namely: Low Bock Pain Rllting Scale (LBPRS) and modified Maine Lumbar Spine Study (MLSS). Research Subject: Eighteen patients with NPB due to lumbar OA without juliut, age 36 - 60 years, acute and sub-acute phase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya maupun keadaan penyakitnya. Latihan atau senam merupakan salah satu pilar dari pengelolaan Diabetes Mellitus. Keberhasilan dari latihan atau senam pada penderita Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan penderita Diabetes Mellitus tentang manfaat latihan dengan motivasi untuk mengikuti senam. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode riset kualitatif melalui penyebaran angket terhadap 62 penderita Diabetes Mellitus yang tergabung dalam organisasi PERSADIA di Rumah Sakit Umum Tangerang. Dart hasil penyebaran angket tersebut didapatkan bahwa 77,5 % responden mempunyai pengetahuan tinggi dan motivasi tinggi, sehingga didapatkan P value 0.01 lebih kecil dari α 0,05 ( P < α 0,05 ) artinya Ho ditolak atau ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan motivasi pada penderita Diabetes Mellitus. Hai ini menggambarkan bahwa pengetahuan tinggi berhubungan dengan motivasi yang tinggi pada penderita Diabetes Mellitus untuk mengikuti senam di PERSADIA Rumah Sakit Umum Tangerang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5474
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Matrahman
"Nyeri merupakan gejala utama pada pasien dengan Osteoartritis OA , dan berdampak terhadap gangguan fungsional serta penurunan kualitas hidup. Latihan isometrik kuadrisep dan Jalan kaki dapat menjadi alternatif latihan pada pasien OA lutut untuk mengurangi keluhan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbandingan efektifitas jalan kaki dan latihan isometrik kuadrisep terhadap nyeri dan rentang gerak sendi pada pasien dengan osteoartritis lutut. Desain penelitian menggunakan quasi-experimental design dengan pendekatan non equivalent control group before - after. Jumlah sampel terdiri dari 17 responden pada masing-masing kelompok dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan jalan kaki efektif menurunkan nyeri dan meningkatkan rentang gerak sendi pasien OA lutut p 0.000. Latihan isometrik kuadrisep efektif menurunkan nyeri dan meningkatkan rentang gerak sendi fleksi lutut pasien OA lutut p 0.000. Namun setelah dibandingkan kedua latihan tersebut menunjukkan bahwa latihan jalan kaki tidak lebih efektif menurunkan nyeri dan meningkatkan rentang gerak sendi fleksi lutut daripada latihan isometrik kuadrisep pada pasien OA lutut p 0.000. Perlu dibuat protap latihan jalan kaki dan latihan isometrik kuadrisep yang terprogram. Pasien dengan obesitas dan derajat OA sedang bisa diarahkan dengan pilihan latihan isometrik kuadrisep. Sedangkan pasien dengan berat badan normal atau indeks masa tubuh kurang dan OA derajat ringan, bisa diarahkan pada latihan jalan kaki, serta pemberian edukasi gaya hidup agar kualitas hidup menjadi lebih baik.

Pain is known as the main symptom of Osteoarthritis OA which affect on the functional impairment and patient rsquo s quality of life. Alternatively, isometric quadriceps exercise and walking exercise could be employed to reduce the pain among knee OA patients. This study aimed to identify the comparison between walking exercise and isometric quadriceps exercise on pain and joint range of motion in knee osteoarthritis patients. This research was used quasi experimental with non equivalent control group before - after design. The experimental and control group, involved 17 respondents respectively with consecutive sampling technique.
The results showed the walking exercise is significantly reduce pain and increase knee flexion range of motion p 0.000. Similarly, the isometric quadriceps exercise is significantly decrease pain and increase knee flexion range of motion p 0.000. Nevertheless, after being compared showed that walking exercise is no more effective reduce pain and increase knee flexion range of motion rather than isometric quadriceps exercise in knee osteoarthritis patients. A standard operational procedure for walking exercise and isometric quadriceps exercise is programmed. Patients with obesity and moderat OA can be directed by choice of isometric quadriceps exercises. While patients with normal weight or less body mass index and mild OA, can be directed to walking exercise, as well as providing lifestyle education for better quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T50974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Senam merupakan salah satu bentuk latihan fisik pada penatalaksanaan osteoporosis
yang dapat bersifat pencegahan dan pengobatan. Bagi seseorang yang menderita
osteoporosis tindakan senam bertujuan untuk rehabilitasi dan mencegah cedera. Gejala
osteoporosis cenderung lebih dirasakan pada lansia karena Iansia merupakan kelompok
yang beresiko tinggi terhadap adanya perubahan kesehatan seiring terjadinya proses
penuaan dan penurunan fungsi sistem tubuh. Senam osteoporosis merupakan upaya
untuk mempertahankan kesehatan lansia secara optimal dalam pemenuhan aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS) secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan pelaksanaan senam osteoporosis di ruang rehabilitasi Rumah Sakit
Fatmawati dengan tingkat kemandirian lansia dalam pelaksanaan aktivitas kehidupan
sehari-hari (AKS). Responden pada penelitian ini berjumlah 32 orang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5483
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Butet Hanis
"Angka obesitas masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih tergolong tinggi yaitu sebesar 38,10%. Salah satu penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik masyarakat dewasa Kecamatan Cinere. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. 196 masyarakat dewasa Kecamatan Cinere berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner daring yang disebarkan lewat media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa 75% masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih kurang beraktivitas fisik. Persepsi manfaat dan hambatan aktivitas fisik, jenis kelamin, IMT, dukungan keluarga dan teman merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik. Intervensi yang disarankan untuk dilaksanakan adalah dengan memberikan edukasi dan promosi mengenai pentingnya beraktivitas fisik agar dapat mengurangi persepsi hambatan aktivitas fisik, menyediakan fasilitas aktivitas fisik bagi segala umur, dan mengadakan kegiatan aktivitas fisik bersama untuk meningkatkan semangat dan partisipasi masyarakat dewasa dalam beraktivitas fisik. Intervensi secara khusus untuk meningkatkan perilaku aktivitas fisik bagi masyarakat wanita dan masyarakat berumur dewasa menengah (41-65 tahun) juga disarankan.

The obesity rate of adults in Cinere District is still relatively high, at 38,10%. One of the causes of obesity is lack of physical activity. This study aims to determine the factors that are related to adults’ physical activity in Cinere District. This study used the quantitative method. 196 adults in Cinere District participated in this research by filling out the online questionnaire which was distributed through social media. This study shows that 75% of adults in Cinere District were still lacking physical activity. Perceived benefits and barriers to physical activity, gender, BMI, family and friends’ support are factors related to adults’ physical activity. Suggested interventions are giving education and promotion about the importance and benefits of physical activity to reduce the perceived barriers to physical activity; providing physical activity facilities for all ages; and holding physical activities events together to increase the public enthusiasm and participation. Specifically, intervention to women and middle-aged adults (41 – 65 years old) is also recommended. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>