Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurullya Rachma
"Tujuan penelitian untuk memahami secara mendalam arti dan makna pengalaman lansi melakukan perawatan tekanan darah tinggi. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam. Partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman lansia melakukan perawatan hipertensi merupakan pengalaman yang bersifat individual. Keluarga telah memberikan dukungan dalam perawatan hipertensi dan perlu diselaraskan dengan dukungan petugas kesehatan.

The purpose of this study was to provide deeper understanding of elderly's ecperiences in caring for hypertension. This study applied descriptive phenomenology design and use indepth interview in data collection method. The participants were identified by purposive sampling technique. This result showed that caring for hypertension was basically based on elderly's ecperiences individually. Family had provided social support during the treatment of hypertension. It needed to be integrated to the support from the health care team."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahpolah
"Salah satu dampak yang timbul dari perbaikan gizi masyarakat saat ini adalah transisi gizi. Sementara masalah gizi kurang yang berkaitan dengan penyakit infeksi dan kemiskinan belum sepenuhnya dapat teratasi, di pihak lain masalah gizi yang berkaitan dengan munculnya penyakit degeneratif diantaranya tekanan darah tinggi meningkat secara tajam. Semakin bertambahnya umur harapan hidup, gaya hidup (life style) yang tidak sehat, sepeni pola makan yang tidak berirnbang, kurang gerak dan stres, maka masalah gizi lebih akan meningkat sehingga penyakit tekanan darah tinggi akan semakin meningkat pula di masa datang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran status gizi yang berhubungan dengan jenis kelamin, umur, status bekexja, pengetahuan diet, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, pola makan, dan konsumsi zat gizi penderita tekanan darah tinggi yang sedang rawatjalan ke puskcsmas di Kota Banj am1asin. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Sedangkan yang dijadikan sampel adalah penderita tekanan darah tinggi yang berumur Iebih dari 18 tahun yang sedang rawat jalan ke puskesmas di Kota Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan alat bantu kuesioner dengan metode sampel acak sistematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita tekanan darah tinggi yang diteliti mempunyai status gizi kurus set-esar 14,40 % dan gemuk sebesar 25,30 %, sebagian besar dengan jenis kelamin perempuan (55,50 %), umur kurang atau sama dengan 55 tahun (53,112) dan tidak bekeja (61 %), memiliki pengetahuan rendah (54,80 %), tidak mempunyai kebiasaan oleh raga (74,7O %), tidak merokok (63 %), pola makan cukup (65,30 %) dan konsumsi zat gizi tidak baik. Hasil analisis stalistik menunjukan bahwa ada hubungan yang bermalma antara jenis kelamin, umur, kebiasaan olah mga dan konsumsi protein dengan status gizi penderita penderita tekanan darah tinggi (p < 0,05). Dari model regresi logistik diketahui bahwa variabel yang paling besar peranannya berhubungan status gizi gemuk adalah kebiasaan olah raga. Sedangkan dari model regresi linier berganda, predik-tor status gizi adalah umm, kebiasaan olah raga dan konsumsi energi Model regensi linier yang diperoleh hanya 18 % dapat menjelaskan variasi status gizi penderita tekanan darah tinggi.
Disarankan bagi penderita tekanan darah tinggi untuk melakukan kegiatan olah raga secara rutin dan memperbaiki konsurnsi zat gizi dengan cara memahami syarat dicmya Agar lebih memahami syarat diet dapat dilakukan dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan denggn diet kepada dokter, tenaga gizi atau tcnaga kesehatan lainnya ketika sedang rawat jalan ke pelayanan kesehatan.

One of the impact of nutritional community improvement program was nutrition transition. While the undernutrition problems related to infection disease and poverty hasn?t handled ye; on the otherside overnutrition problems related to degenerative disease, for instance hypertension, will increase significantly. The increasing of life expectancy, as well as unhealthy life style, such as imbalance eating pattern, less exercise and stress, appear will cause the increasing of overnutrition problems so that hypertension disease will more intensely in coming years.
The purpose of research was to know the association of find out sex, age, occupational status, knowledge of dietary, physical exercise and smoking habit, eating pattern, and consumption of nutrition to nutritional status in hypertension sufferer who has out patient care to public health centers in Banjarmasin city. This research use cross sectional design. The sample in this observation were the I8 years old up to and including 80 years old hypertension sufferer. Data was collected by direct interview using a questionnaire with systematic random sampling method.
The result of this research showed that hypertension sufferer had undernutrition (l4,40 %), overnutrition (25,3O %) and most of them were females (55,50 %), and unworking (61 %), knowledge of dietary were low (54,80 %), no physical exercise (74,70 '%), no smoking habit (63 %), adequate eating pattem (65,813 %)~and-insufficient consumption of nutrient. Base on statistical analysis, there were significant relationship between sex, age, physical exercise and consumption of protein to nutritional status of hypertension sufferer (p value < 0,05). From logistic regression model, it was known that the most dominant variable to nutritional status of fat was physical exercise. Base on multiple linier regression, the predictor of nutritional status were age, physical exercise as well as consumption of energy- The linier regression model could only 18 % in explaining the variety of nutritional status of hypertension sufferer.
Considering the result of this research, suggest to do physical exercise regularly as well as improve the consumption of nutrient by understanding the qualification of dietary. In order to understand this, it was suggested to ask the health provider while the hypertension sufferer were at health service.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainil Mardiah
"Latar Belakang: Kontrol tekanan darah lebih buruk pada pasien hipertensi dengan sindrom metabolik. Lingkar leher telah diperkenalkan sebagai salah satu indikator obesitas sentral dan adipositas tubuh bagian atas. Tidak seperti lingkar pinggang, lingkar leher tidak dipengaruhi oleh pergerakan pernapasan dan distensi abdominal postpandrial. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut hubungan lingkar leher dengan tekanan darah pada populasi dewasa.
Metode: Studi potong lintang ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 94 subjek berusia > 18 tahun. Dilakukan pengambilan data lingkar leher dan tekanan darah bersamaan dengan kadar trigliserida, kolesterol-HDL, dan glukosa darah puasa.
Hasil: Rerata lingkar leher subjek 33.89 cm. Tekanan darah sistolik dan diastolik subjek didapatkan retata 131.63 + 13.16 mmHg dan 84.26 + 8.01 mmHg. Pada analisis korelasi Pearson, ditemukan korelasi positif yang signifikan antara lingkar leher dengan tekanan darah sistolik (r = 0.438, p < 0.001), dan tekanan darah dastolik (r = 0.385, p < 0.001).
Kesimpulan: Lingkar leher secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada populasi dewasa.

Background: Blood pressure control is worse in hypertensive patients with metabolic syndrome. Neck circumference has been introduced as an indicator of central obesity and upper body adiposity. Unlike waist circumference, neck circumference neck circumference is not affected by respiratory movements and postprandial abdominal distension. This study aimed to investigate the association between neck circumference and blood pressure among adult population.
Methods: This cross-sectional study was conducted in Faculty of Medicine Universitas Indonesia involving 94 subjects aged > 18 years. Anthropometric, neck circumference and blood pressure data were collected together with triglyceride levels, HDL-Cholesterol, and fasting blood glucose.
Results: The mean of the neck circumference was 33.89 cm. Subject’s systolic and diastolic blood pressure were 131.63 + 13.16 mmHg dan 84.26 + 8.01 mmHg. In a Pearson’s correlation analysis, there were positive significant correlation between neck circumference with both systolic blood pressure (r = 0.438, p < 0.001) and diastolic blood pressure (r = 0.385, p < 0,001).
Conclusion: The neck circumference is significantly correlated with systolic and diastolic blood pressure in adult population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gifari Rasyidi
"Latar Belakang: Morning Blood Pressure Surge (MBPS) atau puncak tekanan darah pagi hari merupakan suatu bentuk peningkatan tekanan darah yang terjadi pada pagi hari. MBPS dapat meningkatkan kejadian stroke dan penyakit kardiovaskular jika tekanan darah sistolik meningkat >135 mmHg dan diastolik >85 mmHg pada pagi hari. Penggunaan obat antihipertensi dengan waktu paruh yang panjang cukup efektif untuk mengatasi MBPS yang berlebihan, namun ketersediaan jenis obat antihipertensi di fasilitas kesehatan tingkat I masih sangat terbatas karena sistem aturan yang dibuat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) hanya memakai empat golongan obat antihipertensi saja. Selain itu, pemanfaatan obat tersebut juga masih belum optimal. Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Cinere sudah cukup efektif untuk mengontrol MBPS. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 orang. Pengambilan data dengan cara mengukur tekanan darah subjek penelitian sebanyak 2 kali, lalu hasil tersebut dianalisis dengan mengikuti kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil analisis dalam penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan obat antihipertensi terhadap puncak tekanan darah pagi hari dengan p: 0,004. Presentase yang terkontrol sebanyak 52,5% yang terkontrol dan 47,5% tidak terkontrol tekanan darah paginya. Kesimpulan: Hal ini menjelaskan pengobatan antihipertensi di Puskesmas Cinere sudah cukup efektif untuk mengontrol tekanan darah di pagi hari.

Background: Morning Blood Pressure Surge (MBPS) is a form of increased blood pressure that occurs in the morning. MBPS can increase the incidence of stroke and cardiovascular disease if systolic blood pressure rises> 135 mmHg and diastolic> 85 mmHg in the morning. The use of antihypertensive drugs with a long half-life is effective enough to overcome excessive MBPS, but the availability of antihypertensive drugs in health facilities at level I is still very limited because the regulatory system made by Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) only uses four groups antihypertensive drugs only. In addition, the use of these drugs is also still not optimal. Methods: The purpose of this study was to determine whether the use of antihypertensive drugs at the Cinere Health Center was effective enough to control MBPS. The research method used was cross-sectional. The number of samples used was 80 people. Retrieval of data by measuring the blood pressure of research subjects 2 times, then the results are analyzed by following the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi square test. Results: The results of the analysis in this study there is a significant relationship between the use of antihypertensive drugs to blood pressure surge in the morning with p: 0.004. The percentage controlled was 52.5% controlled and 47.5% was not controlled in the morning blood pressure. Conclusion: This explains the antihypertensive treatment at the Cinere Health Center is effective enough to control blood pressure in the morning."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Visityari Dwi Suryani
"Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada mayarakat yaitu tekanan darah tinggi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah tinggi pada masyarakat sekitar bandara di kelurahan Makasar, Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengukuran kebisingan menggunakan Sound Level Meter, dilakukan pada dua titik di rumah warga. Tekanan darah warga diketahui berdasarkan pengukuran tekanan darah menggunakan Digital Blood Pressure Monitor Automatic. Informasi mengenai karakteristik individu dan gaya hidup juga diamati pada penetitian ini. Hasil pengukuran kebisingan pada rumah 1 sebesar 64,89 WECPNL dan di Rumah 2 sebesar 75,1 WECPNL telah melebihi batas intensitas kebisingan.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan untuk intensitas kebisingan (Leq 24 jam) dengan tekanan darah tinggi (p < 0,05). Hasil yang signifikan dengan tekanan darah tinggi pada variabel kerakteristik responden ditunjukkan pada jenis kelamin (p=0,045) dan umur (p=0,021). Sedangkan pada variabel gaya hidup tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi. Masyarakat disarankan untuk menanam tumbuhan di sekitar rumah dan tidak membangun rumah tingkat untuk mengurangi paparan kebisingan.

Noise is one of the environmental health problems that can cause health problems in society, namely high blood pressure. The main objective of this study was to determine the relationship between the level of noise with high blood pressure in the society around the airport in Makassar sub-district, East Jakarta. This study used cross sectional design. Noise measurement using Sound Level Meter, performed at two points at house. Blood pressure of the people is known based blood pressure measurement using Digital Blood Pressure Wrist Monitor. Information about individual characteristics and lifestyle are also observed in this study. Noise measurement results at first house is 64.89 WECPNL and at second house is 75.1 WECPNL which have exceeded the noise level.
The analysis showed that was a significant relationship for the noise level (Leq 24 hours) with high blood pressure (p< 0.000). Significant results with high blood pressure in the characteristics variable respondents indicated on gender (p = 0.045) and age (p = 0.021), while the lifestyle variable did not have any significant association with high blood pressure. People are advised to plant vegetation around the house and do not build terraced house to reduce the level of noise exposure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palmer, Anna
Jakarta: Erlangga, 2007
616.132 PAL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Christin Natalia
"Hipertensi adalah penyakit degeneratif yang salah satu faktor penyebabnya adalah penuaan. Penuaan dapat dipicu oleh stres oksidatif, yang mana merupakan ketidakseimbangan antara antioksidan dan RONS (reactive oxygen-nitrogen species). Antioksidan di dalam tubuh ada banyak, salah satunya adalah enzim katalase. Enzim katalase berperan dalam mengubah hidrogen peroksida menjadi air. Sebelumnya, belum diketahui hubungan antara enzim katalase dengan penyakit degeneratif, dalam hal ini adalah hipertensi. Sampel yang digunakan berjumlah 94 sampel. Penelitian dilaksanakan dengan metode cross-sectional. Data yang dibutuhkan adalah tekanan darah dan aktivitas enzim katalase eritrosit. Aktivitas enzim katalase didapatkan dari lisat eritrosit sampel dengan bantuan spektrofotometer yang mana perhitungan absorbansinya dilakukan pada panjang gelombang 210 nm. Keseluruhan data kemudian dianalisis korelasinya menggunakan Uji Korelasi Pearson karena distribusi keseluruhan data normal. Uji T-test juga dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara nilai mean dari data aktivitas enzim katalase kelompok sampel hipertensi dan normotensi. Tidak ada korelasi antara aktivitas enzim katalase dengan tekanan darah sistolik dan diastolik populasi lansia secara keseluruhan (p>0,05). Akan tetapi, ditemukan korelasi lemah pada hubungan antara aktivitas enzim katalase dengan tekanan darah sistolik kelompok populasi normotensi, juga antara aktivitas enzim katalase dengan tekanan darah diastolik kelompok populasi hipertensi (p<0,05). Hasil uji T-test menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara nilai mean dari data aktivitas enzim katalase kelompok hipertensi dan normotensi (p>0,05). Aktivitas enzim katalase eritrosit berkorelasi lemah dengan tekanan darah sistolik pada kelompok populasi lansia dengan normotensi, juga dengan tekanan darah diastolik pada kelompok populasi lansia dengan hipertensi.

Hypertension is a degenerative disease which one of the causes being aging. Aging can be triggered by oxidative stress, which is an imbalance between antioxidants and RONS (reactive oxygen-nitrogen species). There are many antioxidants in the body, one of which is the enzyme catalase. Catalase enzyme plays a role in converting hydrogen peroxide into water. Previously, there was no known relationship between the catalase enzyme and degenerative diseases, in this case hypertension. The sample used is 94 samples. The research was carried out using a cross-sectional method. The data needed are blood pressure and erythrocyte catalase enzyme activity. The activity of the catalase enzyme was obtained from the sample erythrocyte lysate with the help of a spectrophotometer where the absorbance calculation was carried out at a wavelength of 210 nm. The entire data was then analyzed for correlation using the Pearson Correlation Test because the overall data distribution was normal. T-test was also performed to see whether or not there was a difference between the mean values of the catalase enzyme activity data for the hypertensive and normotensive groups. There was no correlation between catalase enzyme activity and systolic and diastolic blood pressure in the elderly population as a whole (p>0.05). However, a weak correlation was found in the relationship between catalase enzyme activity and systolic blood pressure in the normotensive population group, as well as between catalase enzyme activity and diastolic blood pressure in the hypertensive population group (p<0.05). The results of the T-test showed that there was no significant difference between the mean values of the catalase enzyme activity data in the hypertension and normotensive groups (p>0.05). The activity of the erythrocyte catalase enzyme was weakly correlated with systolic blood pressure in the normotensive elderly population group, as well as with diastolic blood pressure in the elderly population group with hypertension."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"Luka Bakar merupakan suatu kondisi dimana terjadi kerusakan integritas kulit yang dapat menimbulkan nyeri pada pasien. Perawatan luka yang dilakukan dapat menyebabkan nyeri ringan sampai berat. Dampak dari nyeri adalah pelepasan adrenalin yang berdampak pada peningkatan tekanan darah. Metode : menggunakan Quasi-experimental dengan Cross Over Design. Analisa data yang digunakan untuk data numerik skala nyeri pada kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji T berpasangan, sedangkan untuk tekanan darah pada responden yang tidak mendapatkan terapi musik dan yang mendapatkan terapi musik saat perawatan luka menggunakan uji Chi Square. Hasil : secara statistik terdapat perbedaan tingkat skala nyeri yang diberikan terapi musik saat perawatan luka dengan nyeri saat perawatan luka tanpa musik dengan (p=0,001), sedangkan untuk tekanan darah tidak ada pengaruh yang signifikan (p=0,057) . Simpulan : terapi musik dapat digunakan sebagai terapi penunjang saat dilakukan perawatan luka bakar.

Burns is a condition where the skin has damage and cause pain in patients. Wound care can cause unpleasant or painful feelings of pain intensity from mild to severe. The impact of pain is the release of adrenaline which can result in increased blood pressure. Methods: This study used a quasi-experimental with cross over design. Pain scale using the Numeric Pain Scale measuring tool, whereas blood pressure using spignomanometer. To compare the pain scale before being given music therapy and after given music therapy using paired t test analysis, for blood pressure using Chi square analysis. Results: Musical therapy gave a significant effect related to patient’s pain scale during wound care (p=0.001), while it has insignificant effect on blood pressure (p = 0,057). Conclusions: Musical therapy could be use as an adjuvant therapy when wound care is applied on burn patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Halim
"Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara masukan Ca, kadar ion Ca serum dengan tekanan darah primigravida dengan usia kehamilan 24, 32 dan 36 minggu dalam rangka poncegahan terjadinya Preeklampsia.
Tempat : Poliklinik Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan FKUI Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan.
Bahan dan Cara: Penelitian dilakukan pada wanita primigravida dengan usia kehamilan 24 minggu yang memenuhi kriteria. Mula-mula dikumpulkan data-data mengenai sosiodemografi dan pamoriksaan masukan Kalori, Protein, Ca, kadar ion Ca serum dan tekanan darah, kemudian pada usia kehamilan 28 minggu diperiksa tekanan darah, usia kehamilan 32 minggu masukan Kalori, Protein, Ca dan tekanan darah, akhirnya pada usia kehamilan 36 minggu diperiksa masukan Kalori, Protein, Ca, kadar ion Ca serum dan tekanan darah. Data karakteristik disajikan secara deskriptif, sedangkan analisis dilakukan dengan uji statistik t dan x2.
Hasil: Dari 86 subyek penelitian yang diteliti, rata-rata masukan Ca nya pada usia kehamilan 24, 32 dan 36 minggu lebih rendah dari AKO, masing-masing 63%,76% dan 63%, rata-rata kadar ion Ca serumnya pada usia kehamilan 24 dan 36 minggu, dalam batas normal, masing-masing 1,06 dan 1,05 mmol/l, 7 orang (8,1%) menderita Preeklampsia. Tidak ditemukan hubungan bermakna antara Preeklampsia dengan variabel yang diteliti yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, status gizi, masukan Ca dan kadar ion Ca serum.
Kesimpulan: Masukan Ca dan kadar ion Ca serum tidak ada hubungan bermakna dengan terjadinya Preeklampsia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Jusuf Susanto
"Pada setiap kerja otot akan terjadi kenaikan tekanan darah, baik itu kerja isotonik ataupun kerja isometrik. Kenaikan tekanan darah sewaktu kerja isometrik lebih tinggi daripada sewaktu kerja isotonik. Yang dimaksud dengan kerja isotonik atau kerja dinamis adalah kerja dimana terjadi pemendekan otot yang sedang berkontraksi. Sedangkan pada kerja isometrik atau statis tidak terjadi pemendekan otot.
Gerak otot-otot tubuh kita dalam kehidupan sehari-hari tidak ada yang bersifat murni isotonik atau isometrik. Pergerakan tubuh biasanya merupakan gabungan dari keduanya. Tergantung kerja yang dilakukan maka dapat lebih bersifat isotonik atau isometrik. Olahraga lari dan renang mempunyai lebih banyak komponen isotonik, sedangkan angkat besi dan push-up lebih banyak komponen isometrik.
Penyelidikan mengenai respons kardiovaskuler sewaktu kerja dinamis telah banyak dilakukan, tetapi penyelidikan mengenai respons tersebut sewaktu kerja statis belum cukup banyak. Dalam kehidupan kita sehari-hari kadang-kadang kita melakukan berbagai kerja isometrik yang bervariasi beratnya seperti mengangkat atau membawa barang yang berat, mendorong perabotan rumah tangga atau membuka pintu atau jendela yang sulit dibuka. Semuanya itu kita lakukan tanpa menyadari bahwa kerja itu dapat merupakan beban yang berat bagi jantung dan pembuluh darah terutama pada orang tua atau mereka yang berpenyakit jantung.
Di negara-negara yang mengalami musim salju seringkali dilaporkan adanya orang yang meninggal dunia segera sesudah membersihkan jalan atau halaman dari salju dengan sekop. Mereka tidak mengira bahwa bila mereka menyekop salju basah dengan kecepatan 10 x semenit selama 1 menit, energi yang dibutuhkan sama dengan naik tangga sampai lantai ke tujuh selama 1 menit. Membawa koper seberat 20 kg selama 2 menit dapat menaikkan tekanan sistolik sampai 45 mmHg dan tekanan diastolik sampai 30 mmHg.
Penggunaan alat-alat olah raga yang banyak memerlukan kerja isometrik seperti barbel dan dumbel juga mengandung resiko bagi mereka yang kesanggupan kardiovaskulernya terbatas. Apa lagi memang kegunaan alat-alat tersebut untuk meningkatkan efisiensi kardiovaskuler atau kemampuan aerobik serta kesegaran jasmani sangat terbatas. Kerja isotonik seperti berjalan atau berlari merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan sehari-hari. Orang dengan kemampuan kardiovaskuler yang terbatas dapat segera menghentikan kegiatan itu jika merasa lelah tanpa melampaui batas kesanggupannya?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>