Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Susilowarno
"Tesis ini membahas salah satu cara untuk meningkatkan penetrasi pemakai internet di Indonesia, hal ini dilatarbelakangi bahwa penetrasi pemakai internet masih cukup rendah serta jumlah kekosongan jaringan masih cukup banyak serta masih mahalnya harga sewa jaringan langsung ke pengguna.
Tujuan pembahasan ini adalah menghitung besar sewa jaringan dengan pola LLU serta menghitung kelayakan investasi bagi new entrant (operator baru) dengan asumsi bahwa yang berubah adalah besaran sewa jaringan.
Hasil perhitungan untuk sewa jaringan diperoleh harga minimal (replacement cost) Rp.38.812,68, Bagi new entrant (investor baru) agar tertarik untuk melakukan investasi maka dilakukan perhitungan kelayakan investasinya dan dikategorikan layak apabila NPV >0 serta IRR > WACC, yang memenuhi syarat dalam kategori tersebut adalah untuk sewa jaringan yang besarannya adalah minimal Rp. 38.812,68 sampai dengan Rp.142.300,00.
Dari hasil diatas disarankan agar di Indonesia disusun regulasi yang
mengatur pengembangan infrastruktur telekomunikasi dengan pola LLU. Dampak positifnya adalah perekonomian meningkat dan dampak negatifnya bisa terjadi penurunan kualitas pelayanan.

This thesis describes one way to increase penetration of Internet users in
Indonesia, this backdrop that the Internet user penetration is still quite low and the number of vacancies is still quite a lot of network and still high prices of leased line directly to the user.
The purpose of this discussion is to calculate the lease of the network with the pattern of investment in LLU and calculate eligibility for the new entrant (new operators) with the assumption that the change is the amount of rental network.
Results of calculation for the network lease obtained a minimum price (replacement cost) Rp.38.812, 68, For the new entrant (new investors) so interested in investing then count feasibility of the investment and categorized feasible if NPV> 0 and IRR> WACC, qualified in that category is to lease network that amount is at least Rp. 38812.68 up to Rp.142.300, 00.
From the above results it is suggested that Indonesia has been formulated regulations governing the development of telecommunication infrastructure with the pattern of LLU. Its positive impact is the economic rise and its negative impact can decrease the quality of service."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28339
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknik identifikasi berbasis sidik jari merupakan salah satu teknologi biometrik yang penting. Keunikan sidik jari yang berbeda pada tiap orang menyatakan identitas spesifik pemiliknya. Variasi kemiringan sidik jari dan dilatasi sering menjadi penyebab kegagalan identifikasi sidik jari. Pada penelitian ini diusulkan algoritma identifikasi sidik jari berbasik Filter Gabor 2D yang digunakan untuk memperbaiki kualitas citra akuisisi sidik jari, penggunaan Averaged Absolute Deviation*AAD) untuk ekstraksi ciri sidik jari dan penggunaan classifier dengan metode Support Vector Machines (SVM) untuk proses klasifikasi ciri."
Bandung: Pusat Penelitian dan Layanan Masyarakat dan Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (PPLMI-STT Telkom),
620 JURTEL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Apnitami
"Dengan adanya program Base Transceiver Station (BTS) di wilayah tertinggal, terluar, terdepan (3T) dan penyediaan layanan akses internet, pemerintah Indonesia melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupaya mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi guna menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh dari kehadiran program BTS di wilayah 3T dan juga program layanan akses internet di Indonesia pada level kabupaten/kota dalam meningkatkan penetrasi internet di Indonesia menggunakan pendekatan ekonometrika model Difference-in-Difference (DiD) dengan Propensity Score Matching yang menggunakan data tahun 2015 sebagai data sebelum adanya program dan data tahun 2020 sebagai data setelah adanya program. Dari hasil studi didapatkan bahwasanya hingga awal Maret 2020, program BTS di wilayah 3T belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel. Namun, jika sampel dibagi berdasarkan area, pengaruh program BTS di wilayah 3T dapat terlihat secara signifikan dengan koefisien sebesar 9,850 untuk area Kalimantan dan 5,179 untuk area Sulawesi dengan catatan asumsi tren paralel terpenuhi untuk kedua area tersebut. Sedangkan, untuk program layanan akses internet, belum ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel yang terbatas pada wilayah 3T. Jika sampel dibagi berdasarkan area, program layanan akses internet memiliki hubungan positif terhadap penetrasi internet pada wilayah 3T di area Sumatera & Jawa dengan koefisien sebesar 2,495 dan asumsi tren paralel untuk area ini terpenuhi, walaupun hasil tersebut belum signifikan secara statistik.

With the Base Transceiver Station (BTS) program in the frontier, remote, outermost (Terdepan, Terpencil, Terluar/3T) areas and the internet access (Akses Internet/AI) services program, the Indonesian government, through the Telecommunications and Information Accessibility Agency (Badan Aksesibiltas Telekomunikasi dan Informasi/BAKTI) is trying to boost the distribution of telecommunication infrastructure to bridge the digital divide in Indonesia. This research finds out the impact of the BTS in the 3T areas and internet access services programs at the district/city level on internet penetration using Difference-in-Difference (DiD) with Propensity Score Matching (PSM) model with data from 2015 as the pre-treatment data and data from 2020 as the post-treatment data. The estimation results showed that the BTS program in the 3T area still has no impact on internet penetration using full samples. However, if the sample is divided by region, the effect of the BTS program in the 3T region on internet penetration can be seen significantly with a coefficient of 9,850 for the Kalimantan area and 5,179 for the Sulawesi area, provided that the parallel trend assumptions are met for those two regions. Meanwhile, for the internet access service program, there has also not been found a significant effect if using all samples that are limited to the 3T area. If the sample is divided by area, the internet access service program has a positive relationship with internet penetration in the 3T region in the Sumatra & Java area with a coefficient of 2,495 and the parallel trend assumption for this area is fulfilled, even though it is not statistically significant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rafindra Afnan Haqi Pratama
"Penelitian ini dilakukan pada PT Telkomsel dan berfokus pada penjualan produk games and apps. Hal yang ingin dicapai adalah bagaimana PT Telkomsel dapat mencapai kesuksesan yang besar pada penjualan produk games and apps. Sementara itu sektor e-sports dan games merupakan sektor yang berkembang pesat di indonesia seiring dengan berkembangnya juga penetrasi internet di Indonesia. Tujuan telkomsel adalah bisa menguasai keadaan pasar yang ada karena sangat potensial untuk kedepannya. Saat ini Telkomsel masih tertinggal dengan kompetitor lainnya baik dari penyedia layanan internet maupun dari sektor yang khusus menjual produk games. Oleh karena itu diperlukan analisis yang mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi kunci kesuksesan implementasi penjualan produk games di Telkomsel dengan menggunakan pemodelan yang cermat. Faktor-faktor diidentifikasi dari studi literatur dan wawancara ahli kemudian dilakukan validasi dengan CVI dan Modified Kappa. Dihasilkan 36 CSF yang tervalidasi dan 4 CSF tereliminasi. Dilakukan analisis dengan pemodelan Dematel ANP dan menghasilkan temuan bahwa sektor yang paling signifikan adalah strategi dan customer facing. Sementara itu terdapat faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor lainnya dan punya tingkat kepentingan yang tinggi sehingga harus diperhatikan dan diprioritaskan dalam pengambilan keputusan. Temuan ini bisa menjadi landasan untuk Telkomsel mengembangkan strategi dalam menjalankan bisnisnya di bidang games.

This study was conducted at PT Telkomsel, focusing on the sales of games and apps. The aim is to understand how PT Telkomsel can achieve significant success in selling games and apps. The e-sports and gaming sector is rapidly growing in Indonesia, alongside the increasing internet penetration in the country. Telkomsel aims to dominate the current market due to its promising future prospects. Currently, Telkomsel lags behind its competitors, both in terms of internet service providers and in the specialized sector of game sales. Therefore, an in-depth analysis of the critical success factors (CSFs) for implementing game sales at Telkomsel using precise methods and modeling is necessary. The factors were identified through literature review and expert interviews, followed by validation using CVI and Modified Kappa. The study validated 36 CSFs and eliminated 4. Analysis using the Dematel ANP model revealed that the most significant sectors are strategy and customer facing. Additionally, certain factors significantly influence others and have high importance, necessitating attention and prioritization in decision-making. These findings can serve as a foundation for Telkomsel to develop strategies for its gaming business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veny Elza Susrianti
"Di tengah era persaingan telekomunikasi saat ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah operator yang menawarkan layanan yang sejenis, persaingan yang timbul bukan hanya segi tarif tetapi juga dari segi kualitas. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi seluler nomor dua terbesar di Indonesia saat ini, PT Indosat mempunyai misi utama untuk selalu mengutamakan kualitas layanan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk selalu meningkatkan layanan seluler yang ada saat ini, khususnya layanan voice dari teknologi 2G, yang merupakan sumber revenue Indosat terbesar.
Untuk mewujudkan hal itu, maka digunakan teknologi AMR sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan voice. Adaptive Multi-rate (AMR) merupakan sistem kompresi yang diterapkan pada teknologi 3G, dimana AMR merupakan sistem kompresi/pengkodean dengan laju kecepatan bit yang berbeda-beda, mulai dari 4,75 kbps sampai 12,2 kbps. Dengan AMR, laju bit pengkodean suara secara terus menerus akan disesuaikan dengan kondisi kanal radio. Penerapan AMR pada teknologi 2G ini dipandang akan menguntungkan Indosat, karena selain dapat meningkatkan kualitas layanan voice yang ada, juga dapat menambah revenue bagi perusahaan.
Dari beberapa analisis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa implementasi AMR pada teknologi 2G adalah layak dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menggunakan proyeksi pertumbuhan trafik moderat, dimana pencapaian trafik adalah 95 % dari prediksi tren trafik, yang didapatkan dari data historikal trafik, diperoleh Internal Rate of Return (IRR) = 18,18 %, Net Present Value (NPV)= Rp. 35.850.078.399,- dan Payback Period (PP) selama dua tahun enam bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kelayakan bisnis, implementasi AMR ini adalah layak dan dapat diterima serta menguntungkan kepada perusahaan. Proyeksi trafik moderat ini diambil dengan pertimbangan bahwa effort yang dibutuhkan untuk pencapaian tren trafik juga tidak terlalu sulit.

In this telecommunication competition era which is indicated by increasingly number of new operators that offer similar services, the resulted competition not only on tariff perspective but also on service quality. As the second biggest telecommunication company in Indonesia, PT INDOSAT has main mission to always put service quality as the first priority. Since that, it is considerably important to always improve currently running cellular services, especially voice service from 2G technology which is as the main source of revenue for the company.
Taking into action, AMR technology will be utilized as the one of method/way to increase voice services quality. Adaptive Multi-rate (AMR) is a compression/coding system implemented on 3G technology, which has different bit speed, starting from 4,75 kbps to 12,2 kbps. By using AMR, the bit speed of voice coding will be adjusted continously to radio channel condition. The utilization of AMR in 2G technology is considered as an advantage for INDOSAT because it is not just enhancing current voice service quality but also increasing the company`s revenue.
From several previous analysis, it is concluded that the AMR implementation on 2G technology is feasible and gives an advantage to the company. Using moderate traffic growth projection, which has traffic target about 95% from traffic trend prediction, derived from traffic historical data, this analysis shows that Internal Rate of Return (IRR) is 18.18%, Net Present Value (NPV) is Rp 35,850,078,399 and Payback Period (PP) is within two years and six months. From the business feasibility perspective, these result show us that the implementation of AMR is reliable/feasible and acceptable and also profitable for the company. This moderate traffic growth projection is taken with the consideration that the effort needed to reach some traffic trend is not that difficult."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uke Kurniawan Usman
Bandung: Informatika, 2008
621.382 UKE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Purnamasari
"Peranan pemeriksaan intern sebagai alat bantu pimpinan dalam mengawasi dan menilai kegiatan perusahaan yang semakin bertambah penting, mendorong penulis untuk mengetahui eksistensi dan efektivitas fungsi pemeriksaan intern ini pada sebuah BUMN. Penelitian skripsi ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung pada perusahaan dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak berwenang di SPI Witel IV serta melakukan studi literatur yang diperoleh dari buku-buku teks, skripsi-skripsi dan artikel-artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan intern belum dapat dilaksanakan secara optimal karena staf pemeriksa yang ada baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya belum cukup memadai. Begitu pula dalam hal pelaporan hasil pemeriksaan, masih ditemui laporan laporan yang tidak tepat waktu dan juga masih adanya tanggapan auditee yang belum sepenuhnya positif terhadap pemeriksaan intern."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrie Surya
"Tesis ini menganalisa efek arus kas pada pelaksanaan penyediaan aset tetap telekomunikasi yang berupa menara telekomunikasi dengan transaksi sale and leaseback dan pengelolaan sendiri dengan studi kasus pada PT Bakrie Telecom Tbk. Dengan asumsi-asumsi serta data yang dipergunakan, penelitian ini menyimpulkan bahwa penyediaan menara telekomunikasi melalui transaksi sale and leaseback dengan perjanjian sewa guna usaha finansial memberikan arus kas yang lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan sendiri menara telekomunikasi.

The main focus of this study is to analyze the cash flow effects on telecommunication tower fixed asset capital budgeting by compare of sale and leaseback transaction and independent tower management. Case study was done at PT Bakrie Telecom Tbk. With all of the assumptions and data, this study concluded that capital budgeting by sale and leaseback transactions give better cashflow than independent management."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>