Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Adiana Wiradani
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan proses terbentuknya metafora dalam Injil Matius (300-330 M), dari sudut perubahan tanda. Dalam penelitian ini, perumpamaan dilihat sebagai tanda bahasa. Oleh karena itu, pemahaman makna metafora yang terdapat dalam Perumpamaan Injil Matius sangat dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bersandar pada pendekatan semanatik-semiotik serta metafora konseptual untuk proses pemahaman metafora.
ABSTRACT
The purpose of the study is to show the forming process of the metaphor which was written in the Gospel of Matthew (300-330 AD) from the signs emergence point of view. In this research, Parables are viewed as signs. Therefore, the understanding of metaphor meaning in parables is highly influenced by the cultural backgriound. The research uses qualitative method and based on semantics-semiotics and conceptual metaphor approaches to find the meaning of sign and its emergence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27760
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Matheis Jacobus Usmany
"Penelitian ini merupakan analisis metaforis dalam arti luas (broad sense). Di dalam Alkitab, khususnya kitab Injil Matius, terdapat sekitar tiga puluh perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus. Tujuh perumpamaan di antaranya merupakan tema utama kitab Injil Matius, yaitu arti dan makna Kerajaan Surga (das Himmelreich).
Hal-hal penting yang terdapat di dalam penelitian ini antara lain :
1. Ciri-ciri linguistis yang terdapat di dalam tujuh perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa kata-kata dan frase-frase yang merupakan metafora di dalam ketujuh perumpamaan tersebut mempunyai makna figuratif atau makna kiasan. Makna tersebut merupakan perluasan dari makna dasar kata atau frase. Hal ini berarti bahwa analisis komponen makna dasar sebuah kata merupakan sebuah cara yang digunakan untuk dapat memahami makna kiasan sebuah kata atau frase.
2. Berdasarkan teori subtitusi dan teori perbandingan dapat disimpulkan bahwa metafora yang terdapat di dalam ketujuh perumpamaan tersebut, di satu sisi adalah sebuah kata yang dapat disubtitusi oleh kata lain. Di sisi lain, metafora tersebut juga merupakan perbandingan antara dua hal yang memiliki sifat dan ciri yang sama.
3. Teori interaksi menjelaskan bahwa konteks dan metafora memiliki hubungan pertalian makna yang erat. Hal itu berarti bahwa konteks sangat berperan dalam memahami atau bahkan menginterpretasikan sebuah metafora. Penelitian ini menunjukkan pula bahwa konteks sosial dan budaya masyarakat Yahudi yang hidup di zaman Yesus merupakan latar belakang analisis metafora dalam tujuh perumpamaan tersebut.
4. Penggunaan personifikasi tidak ditemukan di dalam tujuh perumpamaan tersebut, walaupun personifikasi merupakan bagian dari metafora dalam anti yang luas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Adiana Wiradani
"Penggunaan metafora di dalam Injil Matius dapat ditemukan dalam bentuk Perumpamaan. Di dalam sebuah perumpamaan Yesus membandingkan pesan yang ingin disampaikanNya dengan hal-hal yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dipakainya perumpamaan adalah agar ajaran_ajaranNya yang abstrak dan sulit dipahami dapat dipahami dengan lebih mudah, melalui cara yang sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan komponen makna yang berperan dalam pembentukan unsur metaforis dalam perumpamaan, dan kemudian menentukan makna perumpamaan. Penelitian ini dibatasi hanya pada tiga belas kasus perumpamaan berbentuk cerita yang mempunyai unsur kontras atau pertentangan. Alasan dipilihnya kasus perumpamaan berbentuk cerita yang memiliki unsur kontras atau pertentangan adalah karena terdapat kecenderungan bahwa perumpamaan dengan bentuk seperti itu lebih sulit dimengerti daripada perumpamaan lainnya. Hal ini disebabkan oleh hadirnya metafora yang berantai dalam perumpamaan-perumpamaan dengan bentuk tersebut. Untuk mcncapai tujuan penelitian tersebut, dilakukan penentuan unsur metaforis dan referen yang diacu oleh ujaran metaforis tadi. Kemudian dilakukan pendeskripsian komponen-komponen makna yang dimiliki kedua unsur tersebut. Melalui langkah ini, dapat juga dilihat pengalihan makna yang terjadi dari unsur metaforis ke referen yang diacunya. Kemudian pada akhirnya dapat ditentukan makna perumpamaan, dengan mengaitkan setiap makna yang dimiliki setiap unsur metaforis perumpamaan yang kemudian dialihkan ke referen yang diacunya. Makna yang dialihkan tersebut (trasferred meaning) merupakan inti pesan dari Penutur, yaitu Yesus, kepada pendengar atau pembaca."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisnu Zulianti
"Skripsi ini merupakan suatu penelitian tentang pengaruh perbedaan latar belakang budaya terhadap komunikasi. Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab pertama berisi penjelasan tentang latar belakang tema, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, sumber data, prosedur kerja, dan sistematika penyajian. Pada bab kedua, dikemukakan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu teori tindak tutur dari Searle dan teori implikatur percakapan dari Grice.
Sumber data skripsi ini berasal dari sebuah karya Rudiger Siebert Wolken uber Borneo. Data yang dianalisis dibatasi hanya pada percakapan antara Siebert dengan orang-orang Indonesia. Analisis data ditempatkan pada bab ketiga. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang budaya tidak selalu menghambat komunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Primaletta
"Bahasa yang merupakan pengejawantahan dari keberadaan manusia di dunia, di tengah sesamanya merupakan suatu obyek yang menarik untuk diteliti, tidak saja oleh para ahli bahasa tetapi juga mereka yang berkecimpung di bidang pengeta_huan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan, fungsi dan pengaruh bahasa yang dominan dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa bagi maausia tercermin dalam setiap aspek kegiatan masyarakat. Bahasa yang merupakan suatu proses sosisl melibatkan banyak unsur, yaitu: manusia, obyek di sekitarnya, lingkungan hidup, sosial budaya dan sebagainya. Maka dalaa usaha kita meneliti bahasa, kita tidak dapat meneliti hanya sebagai satu ilmu pangetahuan saja. Kita juga harus meneliti bahasa itu dalam hubungannya dengan manusia atau masyarakat pemakai bahasa itu. Hal ini karena bahasa dan masyarakat bahasanya marupakan satu kesatuan yang tidak dapat di[isahkan satu dari lainnya. Bahasa akan ter1ihat nyata dalam fungsinya pada saat kita memakai danmenempatkannya dalam kehidupan masyarakat dan dalam situasi -situasi yang nyata pula. Jadi hal-hal yang bersifat non-linguistis tidak dapat kita abaikan begitu saja dalam penelitian bahasa. Atas dasar inilah maka penelitian bahasa dalam skripsi ini jatuh pada bahasa sebagai alat kamunikasi di antara sesama manusia dengan melibatkan aspek sosial budaya dan situasinya, dan secara lebih khusus lagi pada bahasa yang berhubungan dengan agama. Hal ini karena agama merupakan salah satu domain/medan makna dari tingkah laku manusia dengan bahasa sebagai komponennya yang penting dan dominan. Penulis mengambi1 data penelitian dari salah satu buku yang ada dalam buku Perjanjian Baru, yaitu: buku Matius dan secara khusus perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam buku itu. Semua data dianalisis secara semantis dengan melihat dan meneliti konteks situasi yang bersifat non-bahasa tanpa mengabaikan konteks bahasanya. Aspek fungsional dan konsep konteks Bahasa dari Halliday merupakan landasan teori dari penelitian dalam skripsi ini. Untuk memahami pesan yang tersurat atau terkandung dalam suatu teks, dalam hal ini perumpamaan, kita harus mengetahui apa yang sedang terjadi dalam konteks situasinya (field), siapa peserta-peserta yang ambil bagian dalam kegiatan berbahasa itu (tenor) dan bagaimana pesan atau makna dalam kegiatan berbahasa itu dipakai atau dipertukarkan sesuai dengan maksud pengungkap pesan dalam hubungannya dengan penangkap pesan dan konteks situasinya (mode). Jadi kesa_daran terhadap unsur-unsur konteks, baik yang bersifat bahasa (konteks wacana) maupun yang bersifat non-Bahasa (konteks situasi), akan banyak membantu pembaca dalam pemahaman pesan suatu teks."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Baratha
"Proses pertukaran yang terjadi antara pemasar dengan konsumen teijadi akibat adanya kebutuhan dan keinginan dan korisumen yang diresponi oleb pemasar melalui strategi dan program pemasaran Terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh pemasar agar strategi dan programnya tersebut dapat tenlaksana dengan baik. Faktor-faktor tersebut adalah: faktor lingkungan dan faktor individu. Kedua faktor ini akan mempengaruhi proses pengolahan informasi, motivasi, personaliti, pembentukan attitude and belief dan akhirnya tindakan membeli.
Di dalam faktor individu terdapat sub faktor budaya dan di dalam budaya terdapat faktor Agama. Segmentasí dengan dasar agama konsumen perlu dilakukan. Terbukti dalam 2 tahun terakhir ini telah terdapat 51 perusahaan di Indonesia yang membidik target pasarnya dengan dasar segmentasi menunit agama (Islam). Kemajuan yang begitu pesat ini harus didukung dengan sebuah peneitian agar mampu menciptakan strategi bersaing yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latar belakang agama konsumen dalam proses pemilihan produk / jasa. Kategori produk yang diambil adalalah makanan kecil dan obat obatan sedangkan untuk jasa dipilih rumah sakit. Lebih spesifik, penelitian ini bertujuan melihat prnses pengolahan informasi, pembentukan sikap dan keyakinan konsunien tethadap ketiga produk/jasa di atas.
Hipotesa yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
Hl. Latar belakang agama mempengaruhi proses pentiuihan produk o!eh konsumen.
H2. Semakin taat konsumen terhadap agamanya, seinakin besar pertimbangan oritentasi agamanya dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli.
H3. Terdapat perbedaan pertirnbangan orientasi agama untuk high involement goods dengan low involvement goods dalam proses pengambilan keputusan konsumen.
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah riset deskriptif Sumber data primer didapat dan hasil survel dengan wawancara langsung. Data sekunder dan hasil studi literatur. Kuesioner disebar kepada 150 responden yang berada di kota Jakarta dan termasuk pada kelas atas dalam strata ekonomi Metode pemilihan sampling yang digunakan adalah stratified random sampling.
Hal yang utama path kuesioner adalah faktor-faktor yang ada path sebuah produk dan jasa yang sering menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli. Faktor-faktor tersebut dibandingkan dengan pertimbangan agama konsumen. Diukur melalui skala 5 untuk mengetahui faktor mana yang lebih diutamakan oleh konsumen. Selain itu, dalam kuesioner juga diukur tingkat ketaatan konsiunen terhadap agamannya.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS v9. Metode metode yang digunakan adalah: Analisa crosstabulation, means. Kemudian dilanjutkan dengan uji statistik chi-square dan ANOVA.
Hasil dan analisa dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar belakang agama mempengaruhi proses pemilihan produk oleh konsumen untuk produk makanan kecil dan obat-obatan.
2. Latar belakang agama tidak mempengaruhi proses pemilihan rumah sakit oleh konsumen.
3. Tingkat ketaatan konsumen tidak menambah pertimbangan orientasi agamannya dalam proses pemilihan produk oleh konsumen.
4. Terdapat perbedaan pertibangan orientasi agarna untuk low involvement goods dengan high involvement goods dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Konsumen
Islam, semakin rendah tingkat keterlibatan mereka dalam suatu produk semakin tinggi pertimbangan orientasi agamanya, dan sebaliknya. Tetapi hal ¡ni tidak terjadi bagi konsumen Kristen atau katolik.
Dari hasil kesimpulan tersebut maka sebagai rekomendasi pemasarannya adalab latar belakang agama konsumen dan orientasi agama sangat penting untuk dijadikan dasar bagi segmentasi pasar, pengembangan strategi promosi, positioning product. dan mernaksimalkan kepuasan pelanggan."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S21678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Suyana
"Dalam masyarakat Jepang, budaya saling tukar menukar pemberian sudah sangat umum dikenal. Banyak sekali kesempatan-kesempatan dimana kebiasaan ini dilaksanakan, baik kesempatan-kesempatan yang berhubungan dengan keadaan-keadaan khusus seperti pernikahan, kelahiran dan kematian, maupun pada saat-saat yang umum seperti ketika mengunjungi tetangga, teman atau relasi. Kebiasaan di atas termasuk dalam kerangka sistem pertukaran (reciprocity) dimana orang-orang atau pihak-_pihak yang terlibat di dalamnya berinteraksi secara sosial, memberi, menerima dan membalas kembali pemberian. Kebiasaan di atas dilatarbelakangi oleh pemikiran orang Jepang mengenai On, Giri dan Ninjo. On, Giri dan Ninjo merupakan etika yang melandasi perilaku dalam interaksi sosial orang Jepang. Konsep On, Giri dan Ninjo menekankan adanya kewajiban sosial maupun moral yang dipikul seseorang untuk mengembalikan semua anugerah dan pemberian yang telah diterimanya dari orang lain. Dengan kata lain, konsep On, Giri dan Ninjo berhubungan dengan rasa keberhutangan seseorang. On berlaku diantara dua orang (pihak) yang memiliki hubungan hierarkis, sedangkan giri bisa berlaku diantara orang yang memiliki status lama (sederajat). Pemenuhan kewajiban On dan Giri ini sangat diperhatikan oleh orang Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muljana
Jakarta: Universitas Indonesia, 1984
S21658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Ariyanti Rahayuningsih
"The purpose of this study is to examine the interrelationship between factors, such as organization's culture, salary satisfaction, job satisfaction, motivation, gender, an educational background that influence work productivity. The data are collected through contact person from 135 accounting staffs from some private companies .in Jakarta and Tangerang. Seven variables are investigated in this study. Using Structural Equation Modeling with prog ram applications, the results of this study show that there is relation between organizational culture and job satisfaction, between organizational culture and motivation, between job satisfaction and motivation, between job satisfaction and work productivity, between motivation and work productivity, between organizational culture and salary satisfaction, between salary satisfaction and motivation, between organizational culture and educational background, between salary satisfaction and educational background, between salary satisfaction and work productivity and between gender and salary satisfaction. On the contrary, The results of this study also show that there is no relation between gender and motivation"
2006
MUIN-XXXV-12-Des2006-39
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>