Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raudiatul Jannah
"Identitas kota tidak pernah monolitik. Penelitian ini berfokus pada pembentukan identitas Kota Jember dalam konteks masyarakat jaringan sebagai kota karnaval dunia. JFC sebagai proyek identitas berusaha untuk menegosiasi identitas baru Kota Jember di samping dua identitas yang telah ada sebelumnya, yakni Jember sebagai kota tembakau dan Jember sebagai kota santri. Penelitian ini akhirnya menemukan bahwa proses pembentukan identitas kota yang sedang dikerjakan oleh JFC sangatlah kompleks. JFC yang didukung oleh pemberitaan media secara intensif berusaha untuk tertanam dalam kesejarahan masyarakat Jember dan di sisi lain masyarakat Jember sebagai masyarakat yang multietnis relatif mudah menerima perubahan di era global ini. Bagaimana akhir proses ini dan akankan Jember sebagai kota karnaval dunia mampu menjadi identitas Jember, waktu yang akan menceritakannya nanti.

City identity never been monolithic. This research focus on construction Jember identity in network society context as world city carnival. Jember Fashion Carnaval as project identity try to negotiate the new identity beside of two another identity previously: Jember as tobacco city and Jember as Islamic city. This research findings that process of construction Jember identity as world city carnival are complex, JFC that supported by media intensively try to embedded in Jember history and the other side Jember society have multiethnic population (Javanese and Maduranese ) that makes the change process easily receives as part of Jember in global era. How the end of this process, and shall Jember as world city carnival become a new identity of Jember, time will tell."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27547
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Eka Prasetya Efrianie
"Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan perpaduan karnaval dan fashion pertama di Indonesia mengangkat nama Kabupaten Jember hingga kancah internasional sebagai Kota Karnaval. Sebelumnya Kabupaten Jember terkenal sebagai Kota Tembakau dan Santri. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan brand Kota Karnaval yang diusung Jember di tengah keberadaan dua brand lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan mengkaji pengaruh yang ditimbulkan oleh JFC. Pengaruh tersebut terdiri atas pengaruh yang tak berwujud, yaitu posisi place branding JFC dalam persepsi masyarakat Jember (brand equity) dan yang berwujud, yaitu kinerja Kabupaten Jember akibat pengaruh JFC. Persepsi masyarakat dibandingkan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya di Wilayah Kota Administratif maupun Pembantu Bupati Jember dengan metode deskriptif komparatif. Di samping itu kinerja Kabupaten Jember mengkaji perubahan bentuk pemukiman akibat pengaruh JFC, baik hanya ketika event tersebut digelar maupun tidak (temporal dan permanen). Hal ini diteliti menggunakan metode analisis deskriptif guna mendapatkan wilayah kota karnaval temporal dan permanen. Hasil penelitian didapatkan persepsi yang beragam dari tiap tingkatan brand equity atas dasar kemudahan akses dalam menyaksikan karnaval dan dasar persepsi masyarakat atas hiburannya masing-masing. Selain itu wilayah kota karnaval keduanya mencakup Wilayah Kota Administratif maupun Pembantu Bupati Jember, dengan kota karnaval temporal yang mencakup wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan yang permanen.

First in Indonesia with composite between carnival and fashion, Jember Fashion Carnaval (JFC) made Jember Regency known as International Carnival City. Jember has been knows as City of Tobacco and Santri (strict adherent of Islam). The objective of the study is to witness that the brand as the Carnival City will bring Jember in between of the other brands. It’s done with perform effects of the JFC, includes the intangible effect (brand equity study in Jember sociality) and the tangible matters (dimension of city performance due to the JFC). Public perception was examined by comparative descriptive analysis method, which compares peoples’ perception is base on the area where he lives, the City Administrative Region and Sub-District Regent of Jember. Performance Carnival City that examines brand-influenced form of settlement Carnival City, studied both when the event was held or not (temporal and permanent) using descriptive analysis method to obtain the temporary and permanent area of Carnival City. The results of this study found that the perceptions of each level brand equity are different due to the ease in watching the carnival and public perception base of entertainment respectively. Besides, the Carnival City areas cover City Administrative Region and Sub-District Regent of Jember, where the temporary one has a wider area than the permanent one.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gati Dwi Yuliana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Ayu Proborini
"ABSTRAK
Fenomena Jember Fashion Carnaval (JFC) yang terjadi di Kabupaten Jember menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini. Jember yang mempunyai latar belakang masyarakat pandalungan, diantara masyarakatnya terbentuk sebuah karnaval fashion yang saat ini dikenal hingga dunia. Fenomena ini menjadi hal yang menarik, karena Jember tidak mempunyai riwayat sejarah fashion dan dikenal dengan kota santri. JFC yang diprakarsai oleh Dynand Fariz telah menunjukkan eksistensinya selama 14 tahun dan telah berhasil merubah Jember menjadi kota karnaval tingkat dunia. Selain itu JFC menjadi barometer karnaval fashion di Indonesia karena menginspirasi daerah lain untuk membuat karnaval yang serupa. JFC memamerkan busana hasil kreativitas dari peserta yang mengikutinya. Peserta diberikan pelatihan untuk membuat dan memperagakan busana. Adanya proses pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta sehingga dapat membuat busana yang memiliki standart keindahan tersendiri. Proses tersebut secara tidak langsung membuat JFC mengalami proses komodifikasi, yaitu JFC bertransformasi menjadi event yang layak jual. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tumbuh dan berkembangnya JFC diantara masyarakat Jember. Adapun secara spesifik mengkaji tentang latar belakang sosial budaya terbentuknya JFC sebagai industri pariwisata di Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jember memiliki ciri khas kultural serta modal yang mendukung tumbuh dan berkembangnya JFC di Jember, sehingga Jember dapat bersaing dengan daerah lain dalam ranah sektor pariwisata. Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Tekanan penulisan abstrak terutama pada hasil penelitian."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Khairum Nisa
"Aktivitas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk yang mereka tawarkan. Saat ini pemerintah kota juga melakukan aktivitas pemasaran dengan melakukan city branding untuk mempromosikan kota mereka. Salah satu upaya yang dilakukan dalam strategi city branding adalah dengan mengangkat event sebagai city brand. Penelitian ini membahas bagaimana sebuah event mampu membangun awareness terhadap city brand serta minat berkunjung. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa awareness terhadap city brand yang dibangun oleh event pada kota tersebut diperoleh dari adanya peran media yang kerap meliput pelaksanaan event tersebut. Namun di sisi lain kedekatan juga memiliki peran terhadap awareness. Individu yang memiliki kedekatan lebih dengan kota, dengan kata lain memiliki informasi yang lebih banyak, memiliki pandangan yang berbeda tentang city brand kota yang dimaksud. Selanjutnya event yang diselenggarakan mampu membangun minat berkunjung calon wisatawan karena karakteristiknya yang mampu menarik perhatian. Tapi di sisi lain event tersebut kurang mampu membangun minat berkunjung karena dianggap kurang merepresentasikan identitas kota.

Marketing activities are not only for companies to promote their products. Nowadays city government is also doing marketing activities, such as city branding to promote their city. One of efforts made in city branding strategy is to lift the event as a city brand. This study focuses on how an event is able to build awareness of the city brand and visit intention. This research uses constructivism paradigm, qualitative research approach and case study research strategy. Data collection was done through in depth interviews and field observations. The results of this study indicate that the awareness of the city brand that raised by the event was obtained by the role of media that often cover the event. But on the other hand proximity also has a role to awareness. Individuals who have more closeness to the city, in other words have more information, have different views about the city brand city in question. Furthermore, event is able to build interest in visiting potential tourists because of its characteristics that are able to attract attention. But on the other side events are less able to build interest in visiting because it is considered less represent the identity of the city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang Gunawijaya
"Jember Fashion Carnaval is a cultural event created by a prominent fashion designer in Jember City. The existence or these event makes the city of Jember which was just a small town that is not will known tobe a city that is widely known nationally and internationally. Events in the form of the stage and the most colossal fash􀄶ion showith the longest and largest catwalk path in the world that is using the road segments protocol in the city of Jember witnessed􀁆 by thousands of tourist."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Adibah
"Karnaval adalah kajian penting dalam pemikiran ilmu komunikasi. Konsep ini sayangnya tenggelam dalam perdebatan komunikasi di Indonesia, dan di beberapa Negara lain yang didominasi oleh tradisi transmisi komunikasi. Tradisi ini banyak berkembang di Amerika Serikat dan sayangnya mendominasi studi ilmu komunikasi di Indonesia sampai saat ini. Karnaval sendiri sesungguhnya bukan peristiwa acing di mata masyarakat Indonesia. Nyaris setiap peristiwa politik dan kebudayaan, karnaval selalu tampil mengambil bagian di dalamnya. Misalnya dalam konteks dinamika politik Orde Baru, karnaval dikembangkan sebagai upaya pemerintah untuk mengkarnpanyekan dan mempopulerkan gagasan-gagasan pembangunan nasional.
Pasca Orde Baru karnaval ternyata masih relevan menjadi media penting untuk mengekspresikan sikap "politik dan kebudayaan" tertentu. Dalam pemikiran Michel Bahtin misalnya, karnaval dapat dilihat sebagai suatu proses sosial dialogis yang didalamnya menyelipkan ide mengenai perlawanan (resistensi); Perlawanan atas dominasi kebudayaan yang berpihak kepada kepentingan kekuasaan yang sentripetal. Berdasarkan atas inspirasi Bahtin ini, penulis melihat fenomena menarik dalam peristiwa Jember Fashion Camaval (JFC) sebagai peristiwa karnaval. Hubungan kekuasaan yang terjadi antara penyelenggara, audiens (penonton) dan Negara (kekuasaan birokrasi) menggambarkan suatu hubungan kompleks yang salah satunya merepresentasikan suatu ilustrasi "resistensi". Resistensi dalam konteks ini dilakukan oleh sekelompok panitia yang didominasi orang muda sebagai subkultur atas kebudayaan dominan di kota Jember, dan sekaligus perlawanan atas hegemoni kebudayaan oleh Negara. Penonton sendiri dalam peristiwa JFC berhasil mengekspresikan did sebagai subyek barn yang sebelumnya hanya menjadi pelengkap penderita dalam konstelasi kekuasaan antara Negara vis a vis masyarakat di masa Orde Baru. Peserta bahkan dituntut bekerjasama dengan baik dengan penyelenggara dan menjadi subyek penting bagi proses kamaval (JFC), karena merekalah yang menentukan kesuksesan kamaval tahunan ini.
Studi ini melihat fesyen dalam JFC dengan menggunakan semiotika Roland Barthes. Sedangkan ritual karnaval dengan pendekatan Michail Baktin. Pendekatan ini diterjemahkan oleh Alan Swingwood sama halnya dengan pendekatan yang dilakukan oleh Clifford Geerz dalam melihat arena sabung ayam di Bali. Geerz melakukan pendekatan etnografi dan semiotika."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kasyfil Warits Syakirin
"ABSTRAK
Destinasi wisata dapat dikembangkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan tools hubungan masyarakat melalui Marketing Public Relations. Jember Fashion Carnaval JFC merupakan contoh dari program Marketing Public Relations dalam kategori event tourism yang merupakan cara efektif dalam mempromosikan suatu destinasi wisata. Program MPR bila dilakukan secara optimal, terbukti mampu membentuk reputasi yang baik bagi Jember. Kegiatan JFC unik dan mudah diingat khalayak sehingga menjadi jujukan wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pembentukan reputasi yang baik bagi Jember melalui JFC sebagai destinasi wisata nyatanya mampu meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Jember sehingga dapat meningkatkan kinerja sektor lainnya seperti ekonomi, transportasi, dan sumber daya manusia.Kata Kunci: Destinasi wisata; event tourism; JFC; marketing public relations; promosi; reputasi.
ABSTRACT
Tourism destination can be developed through different ways, public relations through Marketing Public Relations become one promising option. Jember Fashion Carnaval JFC is an example of Marketing Public Relations program that being categorized in event tourism. It is an effective way to promote tourism destination. This optimum Public Relations method could form an unique and remarkable branding for Kabupaten Jember so that it become popular tourism destination for traveler to be visited. In fact, Jember rsquo s good reputation that is formed through JFC could boost numbers of visitor that came to Jember. As the result, other industries such as economic, transportation, and human resources could advance and become stronger.Keywords Travel destination event tourism JFC marketing public relations promotion reputation. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Chandra Aprianto
"Studi ini menjelaskan upaya penataan sumber-sumber agraria yang lebih adil, atau dikenal dengan istilah reforma agraria, di wilayah perkebunan Jember, Jawa Timur tahun 1942-74. Perkebunan adalah produk dari sistem kolonialisme yang tidak saja bentuk struktur agrarianya tidak adil tapi juga cenderung eksploitatif. Inilah yang menjadi alasan dilakukan proses perubahan struktur agraria di wilayah perkebunan dari corak kolonial ke nasional. Partisipasi masyarakat perkebunan sangat penting untuk dijadikan patokan dalam penataan tersebut. Sepanjang periode disertasi ini, masyarakat perkebunan bukanlah sebagai suatu objek yang statis dan mekanis. Studi ini memanfaatkan sumber lisan, tulisan serta foto untuk melihat struktur agraria di wilayah perkebunan. Perubahan struktur agraria, dinamika sosial, politik, dan ekonomi serta sejarah perkebunan Jember dari perspektif masyarakat perkebunan menjadi fokus studi ini.

known as agrarian reform in Jember plantation area, East Java, 1942-1974. Plantation was a product of colonialism system which did not only engender unfair agrarian structures, but also tended to be exploitative. This condition became a reason for conducting process of changing of agrarian structure in plantation area, from colonial to national pattern. During the period of this dissertation, plantation societies were not a static and mechanistic object. This study uses oral, written, and photographs sources for viewing agrarian structure in plantation area. The changes of agrarian structure, the dynamics of social, politic, and economic, and the history of Jember plantation from the perspectives of plantation societies become the focus of this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D1920
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Iswono
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Minum jamu tradisional dengan motivasi untuk menjaga kesehatanya memelihara kecantikan/keperkasaan dan kesejahteraan keluarga, serta menyembuhkan/ mengobati suatu penyakit, merupakan alternatif yang dipilih manusia (konsumen) dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
Permasalah dalam penelitian ini adalah mengapa konsumen cenderung memilih dan minum jenis serta merek jamu tradisional tertentu, dan eksistensi jamu tradisional di masyarakat porkotaan sulit digeser oleh sistem pengobatan moderen, dan gejala pemakaian jamu tradisional semakin meningkat ?
Penelitian ini dilakukan di Kota Administratif Jember, dengan mengambil sampel cluster populasi sebanyek 60 orang secara acak dan proporsional. Metode pengumpulan data dalam jenis penelitian snrvai ini menggunakan tekhnik, studi kepustakaan dan observasi di lapangan. Data tentang perilaku konsumen jamu tradisional yang dapat diamati di catat, sedangkan yang tidak dapat diamati secara langsung, digunakan tekhnik wawancara tersusun dalam daftar pertanyaan. Analisa data untuk menguji hubungan (korelasi) antar variabel menggunakan rumus statistik Chi Kuadrat, sedangkan untuk mengetahui kuat/lemahnya hubungan tersebut digunakan ramus statistik Koefision Korelasi.
Hasil penelitian tentang perilaku konsumen jamu tradisional di Kota Administratif Jember menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan (signifikansi) p = 0,05 variabel sosial budaya merupakan faktor dominan dan mempunyai hubungan kuat yang dapat mompengaruhi perilaku konsumen dalam memilih serta minum jenis dan merek jamu tradisional tertentu. Akibat kuatnya hubungan antara variabel sosial-budaya dengan variabel tanggapan konsumen setelah minum jamu, eksistensi jamu tradisional di masyarakat perkotaan sulit digeser oleh sistem pengobatan moderen dan meningkatnya pemakaian jamu tradisional itu sendiri. Hasil perhitungan statistik menunjukkan K2 = 5,83 10905 (1) = 4 dan C = 0,55.
Lahan usaha dibidang jamu tradisional untuk masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Administratif Jember masih cukup potensial dan mempunyai prospek usaha yang menguntungkan, disamping dapat meningkatkan lapangan dan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan konsumen terhadap kebersihan jamu tradisional yang diminum, pengusaha jamu ilegal (jamu gendongar/membuat sendiri' jamu dorongan) perlu ditatar atau dibekali pengetahuan tentang arti pentingnya kebersihan bagi kesehatan manusia. Pembekalan pengetahuan tersebut dapat lewat instansi terkait atau kerja sama antara instansi terkait dengan instansi lainnya, misalnya perguruan tinggi di waktu pengabdian masyarakat atau Kuliah Kerja Nyata (KKR) atau departemen penerangan."
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>