Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminuddin
Jakarta: Sekbertal, 1988
677.21 AMI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Adella Hotnyda
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh proses pemintalan berpengaruh terhadap bahan baku. Yang diamati adalah kehalusan serat, panjang serat, crimp, konduktivitas listrik, kandungan minyak, pada serat. koefisien friksi, kekuatan tarik dan ketidakrataan hasil proses pemintalan. Tahapan proses yang dilalui, untuk serat kapas yaitu bahan baku, blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing, roving dan spinning. Sedang untuk serat poliester tanpa melalui lap former dan combing.
Blending dilakukan pada drawing. Penelitian dilakukan dengan dua kali pengamatan. Data pengamatan dan pengujian dianalisa dengan analisa statistik uji F. Hasil penelitian pada serat poliester penelitian menunjukkan, ada pengaruh proses pemintalan terhadap kehalusan serat, panjang serat, crimp, kandungan minyak pada serat, koefisien friksi, ketidak rataan hasil proses, konduktivitas listrik, sedang pada kekuatan tarik serat tidak ada pengaruh yang nyata Sedangkan pada serat kapas, proses pemintalan berpengaruh nyata terhadap sifat serat yaitu kehalusan serat, konduktivitas listrik, kekuatan dan strain, koefisien friksi kecuali pada RPM 90 sedang pada panjang serat tidak ada pengaruh yang nyata.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurindah
"Pengendalian hayati merupakan akar dalam pengelolaan hama secara terpadu. Dalam pengendalian hayati serangga hama, parasitoid dan predator mempunyai peran sangat nyata dalam menjaga perkembangan populasi hama untuk selalu pada tingkat yang tidak merusak tanaman. Serangga hama merupakan salah satu kendala dalam proses produksi serat kapas, sehingga pengendalian hama merupakan kegiatan penting dalam budi daya tanaman kapas. Pemanfaatan parasitoid dan predator dalam program pengendalian hayati hama kapas terbukti dapat mengendalikan populasi hama secara efektif dan ramah lingkungan. Pemanfaatan parasitoid dan predator dilakukan dengan menerapkan tindakan konservasi dan augmentasi musuh alami dalam sistem budi daya kapas sejak awal pertumbuhan tanaman. Konservasi parasitoid dan predator dilakukan melalui peningkatan keanekaragaman vege-tasi dengan menerapkan pola tanam tumpang sari dan konsep ambang kendali dengan mempertimbangkan keberadaan musuh alami. Pemanfaatan parasitoid dan predator dalam pengendalian hama memungkinkan budi daya kapas tanpa insektisida kimia sintetis untuk mendapat hasil yang optimal."
Kementerian Pertanian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Goetsch, David L.
Jakarta: Prenhallindo, 2002
658.5 GOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Andi WP
Yogyakarta: Diva Press, 2018
302.4 MOC d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusuma Sari Santosa
"Sistem Activity-Based Costing merupakan suatu perkem-bangan baru dalam bidang akuntansi manajemen. Dalam sistem ini alokasi biaya overhead didasarkan pada aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk sehingga secara teoritis dapat mengalokasikan biaya overhead secara lebih akurat dibandingkan dengan sistem tradisional. Sistem akuntansi manajemen seperti ini dibutuhkan terutama pada perusahaan multi produk yang beroperasi dengan overhead yang cukup tinggi dan berada dalam lingkungan industri dengan persaingan yang sangat ketat. Skripsi ini bertujuan untuk melihat apakah activity-based costing benar-benar dapat mengalokasikan biaya overhead secara lebih akurat daripada akuntansi manajemen tradisional dengan mengaplikasikannya pada PT KPS suatu perusahaan pemintalan benang.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dilakukan tin¬jauan langsung ke perusahaan yang bersangkutan, analisa atas laporan produksi perusahaan, serta wawancara dengan bagian produksi. Untuk melengkapi tulisan dan sebagai acuan analisa, dilakukan studi atas literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Hasil analisa menunjukkan bahwa PT KPS telah melakukan pembebanan biaya secara bertahap. Tetapi dalam penetapan biayanya masih menggunakan basis alokasi yang kurang tepat, sehingga mengakibatkan distorsi dalam penetapan harga pokok produksi. Ternyata dari penelitian yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa dengan sistem activity-based costing harga pokok produksi dapat ditetapkan dengan lebih akurat. Penera¬pan sistem activity-based costing pada PT KPS yang merupakan perusahaan yang multi produk dengan biaya overhead yang cukup tinggi disertai persaingan yang sangat ketat sangat tepat karena dapat mengatasi distorsi biaya yang diakibatkan oleh sistem akuntansi manajemen yang sekarang ada.
Sistem activity-based costing meliputi analisa aktivi¬tas disepanjang value-chain perusahaan. Akan lebih baik bila sistem activity-based costing ini tidak hanya diterapkan pada departemen produksi, tetapi juga pada departemen - departemen yang lain sehingga manfaat sistem ini dapat lebih dirasakan bagi manajemen dalam menghasilkan kebijaksanaan yang tepat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Kasenda
Depok: Komunitas Bambu, 2016
959.803 PET k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Refina Indriasari
"Laboratorium pemrosesan film PERUM PI-'N digunakan untuk memproses Elm hitam-putih dan berwama ukuran 16 mm dan 35 mm. Pemrosesan film melibatkan tahap-tahap proses antara lain developing, bleaching, fxing. dan lain-lain.
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan secara kualitas ditandai dengan dissolved solid yang tinggi, BOD dan COD yang tinggi, Serta adanya besi, sulfat dan ammonia dalam jumlah besar. Konsemrasi dari lconstituen pencemar ummm-mya di atas ambang batas. Proses pengolahan dilakukan secara Esik-kimia berdasarkan perbandingan BOD/COD.
Alternatif pengelolaan limbah cair yang mungkin dilakukan adalah dengan pengolahan dan minimisasi limbah cair. Pengolahan limbah dilakukan secara batch (individual treatment system), karena kuantitas limbah cair yang dihasilkan kecil, selain itu lebih mudah dan murah dan segi konslruksi, operasi dan pemeliharaan.
Unit-unit pengolahan yang diterapkan terdiri dari : bak pengumpul, tangki batch, sludge filter, tangki dosing, air stripping dan karbon alcti£ Altcrnatif minimisasi limbah cair yang mungkin dilakukan antara lain : reduksi air pencucian dengan metode cozmrercurrent, perpanjangan umm' larutan developer dengan metode recovery dan pelaksanaan pekerjaan secara benar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvia Indrania
"Biji kapas mengandung protein cukup tinggi, tetapi penggunaannya sebagai makanan ternak dibcitasi olah adanya senyawa gossipol ydnçj bersifat racun terhadap hewan nonruminansia Kadar gossipol bebas dalam biji kapas dapat mencapai 1,7 %,sedangkon batas ambang yang diperkenankan untuk ternak unggas adalah 0,04 % 0leh karena itu sebelum biji kapas dipakai sebagai bahan pakan, maka perlu dilakukan suatu proses detoksifikasi untuk rnengurangi kadar gossipol yang ada.
Cara detoksifikasi yang cukup mudah untuk dilakukan adalah dengan perendaman dalam air kapur. Perendaman daging biji kapas dalam air kapur jenuh selama 24 jammampu rnenurunkan kaddr gossipol babas darl 0,82 sarnpai 043 % (kehilanqan 84 %), Beberapa faktor yang meinpengaruhi proses detoksifikasi tersebut adalah pH larutan perendam, konsentrasi kalsium dan pengaruh pendidihan.
PH yang bervaniasi antara 3 sanpai 13 pada perendaman didalam air kapur menyebabkan kehilangan gossipol lebih besar daripada perendaman dalam air Konsentrasi kaisium juga mernpengaruhi gossipol yang hilangp dimana kehilangan terbesar diperoleb pada konsentrasi tartinggi yaitu pada air kapur jenuh Larutan air kapur mendidih dapat mempercepat kehilangan gossipol,dimana pendidihan selama 60 menit menyebabkan kehilangan gossipol sebesar 92 % Perendaman juga dapat menyebabkan kehilangan protein yang mudah 1arut erendaman daldm air kapur jenuh selarna 24 jam menurunkan kadar protein dari 386 % sampdi 33 % (kehilangan 14,4).
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahua perendamdn biji kapas dalam air kapur jenuh siilama 24 jam de ngan perbdndlngan coi-itoh dan volume air kapur sebesar 2/20 (g/ml) menyebabkan kehilangan gossipol cukup tinggi tanpa menyebabkan kehilangan protein yang tenlalu besar Walaupun pendidihan dapat menyebabkan kehilangan gossipol yang lebih cepat dan J.ebih besar9 tetapil, pendidihan dapat mengurangi mutu protein karena terbentuknya kopolimer gossipol-protein yang sukar larut. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>