Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Putri Azzuhra
"Regionalisme merupakan konsep yang sering ditemukan dalam studi ilmu hubungan internasional. Konsep ini berkaitan erat dengan kerja sama sejumlah negara guna mencapai sebuah tingkat kedekatan sebagai suatu kawasan. Asia Timur merupakan salah satu kawasan yang tengah melangsungkan proses regionalisme semenjak tahun 1990-an. Tulisan ini merupakan tinjauan literatur yang bertujuan untuk memetakan literatur- literatur akademik mengenai regionalisme Asia Timur. Pemetaan mencakupi 31 literatur yang dikelompokkan ke dalam tiga tema dengan menggunakan metode taksonomi. Ketiga tema tersebut, antara lain: (1) karakteristik regionalisme Asia Timur; (2) upaya membangun regionalisme Asia Timur; dan (3) perkembangan regionalisme Asia Timur. Setelah melakukan pembacaan terhadap literatur yang dikumpulkan, tulisan ini mengidentifikasi konsensus, perdebatan, dan kesenjangan yang ada di dalam literatur akademik terkait topik regionalisme Asia Timur. Berdasarkan temuan di dalam tinjauan literatur ini, regionalisme Asia Timur tidak akan mengalami peningkatan ke depannya sebagaimana para akademisi memiliki skeptisisme terhadap perkembangan proses regionalisme. Pada bagian akhir dari tulisan ini, penulis memberikan rekomendasi terhadap penelitian selanjutnya terkait dengan topik regionalisme Asia Timur.

Regionalism is a concept that appears frequently in the study of international relations. This concept is strongly related to the cooperation of several nations in order to reach a degree of regional connectedness. East Asia is one of the regions that has been undergoing a regionalism process since the 1990s. The purpose of this paper is to map academic literature on East Asian regionalism. The mapping covers 31 literatures that are classified into three themes based on taxonomic method. The three themes are: (1) the characteristics of East Asian regionalism; (2) efforts to build East Asian regionalism; and (3) the development of East Asian regionalism. After reading the collected literatures, this paper identifies the consensus, debates, and gaps on the topic of East Asian regionalism. According to the findings of this literature review, East Asian regionalism will not flourish in the future as the scholars are skeptical of the development on the regionalism process. At the end of the paper, the author provide recommendations for further study on the topic of East Asian regionalism."
2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Fatima
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji standar akuntansi nasional pada periode sebelum dan sesudah konvergensi IFRS untuk menentukan apakah standar tersebut menjadi bersifat lebih principles-based. Hasil menunjukkan bahwa jumlah karakteristik rules-based meningkat signifikan pada standar akuntansi nasional Hong Kong, Malaysia, Indonesia dan Singapura pada periode 1999-2013. Perbandingan antara tingkat karakteristik rules-based pada standar akuntansi nasional dan IFRS menunjukkan bahwa standar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura tidak berbeda signifikan dengan IFRS. Hong Kong, dilain pihak, memiliki tingkat karakteristik rules-based yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan IFRS.Pengujian empiris menunjukkan bahwa terdapat asosiasi positif antara standar yang bersifat principles-based dan manajemen laba akrual. Asosiasi positif ini melemah ketika perusahaan diaudit oleh auditor yang berkualitas tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa manajemen laba riil dengan menggunakan aktivitas produksi atau kombinasi pengeluaran SGA dan aktivitas produksi menjadi lebih tinggi dalam konteks standar yang bersifat rules-based. Auditor yang berkualitas tinggi tidak berpengaruh terhadap keputusan manajemen untuk menggunakan manajemen laba riil dalam konteks standar yang bersifat rules-based. Manajemen laba akrual tidak berbeda signifikan pada tingkat proteksi investor yang berbeda ketika standar akuntansi bersifat principles-based.Tingkat proteksi investor memperkuat dampak standar rules-based terhadap keputusan manajemen untuk menggunakan aktivitas produksi atau kombinasi pengeluaran SGA dan aktivitias produksi untuk mencapai target laba.

The objective of this study is to examine national accounting standards prior to and after IFRS convergence to determine whether those standards are moving towards relatively more principles based standards. The results indicate that the number of rules based characteristics contained in the national standards of Hong Kong, Indonesia, Malaysia and Singapore increases significantly in the period of 1999 through 2013. Comparison of the level of rules based characteristics between national standards and IFRS reveals that the level of rules based characteristics contained in the standards of Indonesia, Malaysia, and Singapore is not significantly different from those of IFRS. Hong Kong, however, has significantly more rules based characteristics compared to IFRS.Empirical tests show that there is a positive association between principles based standards and accruals earnings management method. This positive association is weaker in firms audited by high quality auditors compared to firms audited by low quality auditors. With regard to real earnings management, this study provides evidence of higher real earnings management using production activities or a combination of SGA expenditures and production activities in the context of relatively more rules based standards. However, high quality auditors does not influence managers rsquo tendency to engage more in real earnings management as the accounting standards become relatively more rules based. Accruals earnings management are not significantly different for firms operating in strong versus weak investor protection as the accounting standards get relatively more principles based.In contrast, evidence on the incremental effect of investor protection regime on firms real earnings management is found on real earnings management through production activities or a combination of SGA expenditures and production activities."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2337
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Natalia
"Globalisasi sebagai hasil dari liberalisasi perdagangan telah membawa perubahan signifikan terhadap proses produksi. Sesuai dengan "teori perdagangan baru", model kompetisi monopolistik dan prinsip skala ekonomi menyatakan bahwa kompetisi internasional membuat suatu Negara menjadi lebih terspesialisasi dalam produksinya. Studi ini menganalisis tingkat spesialisasi produksi dari sembilan Negara di Asia dan Amerika Serikat, dan secara khusus Indonesia.
Ada tiga temuan utama. Pertama, hasil empiris menunjukkan bahwa teori sepertinya hanya berlaku di sektor manufaktur saja; peningkatan rasio ekspor mempengaruhi spesialisasi produksi suatu Negara. Kedua, persentase perdagangan intra-industry di semua Negara penelitian yang merefleksikan teori Baldwin pada tahap kompetisi tidak banyak mengalami peningkatan dalam kurun waktu 15 tahun. Ketiga, suatu Negara dengan indeks spesialisasi produksi tinggi memiliki bahan baku import yang juga terspesialisasi dari Negara tertentu namun ekspornya menyebar ke berbagai Negara.

Globalization as the result of trade liberalization has made a very significant change in terms of the production process. According to the ?new trade theory?, the monopolistic competition model and the economies scale suggests that the international competition as the result of globalization leads to the expectation that countries become more specialized in the production. This study investigates the specialization degree for nine Asian countries and the USA with a special focus on Indonesia.
There are three main findings. First, the empirical findings suggest that the theory seems to work on the manufacture sectors only; the increased export ratio affects the country?s production specialization. Second, the share of intra-industry trade over all countries that reflects the Baldwin's theory on the stage competition has not risen that much within 15 years. Third, a country with a higher production specialization index."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Novianti
"Proyek Akhir ini menganalisis konsep representasi negosiasi muka dalam drama televisi Asia Timur. Di Asia Timur, “muka” memiliki posisi yang sangat penting ketika berkonflik. Jepang memiliki konsep mentsu, Korea Selatan memiliki konsep chemmyeon, dan Cina memiliki konsep mianzi. Secara garis besar, ketiga konsep “muka” dalam ketiga negara memiliki makna yang mengacu pada gambar diri seseorang di hadapan orang lain. Konsep tersebut kemudian direpresentasikan dalam drama televisi masing-masing negara. Drama televisi yang menjadi korpus penelitian ini adalah Hana Yori Dango (Jepang), Boys Over Flowers (Korea Selatan), dan Meteor Garden (Cina). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan metode analisis semiotika. Hasil penelitian yang diperoleh adalah meskipun ketiga negara di Asia Timur memiliki konsep “muka” yang sama, masing-masing negara memiliki cara dan budayanya sendiri dalam hal menjaga dan melindungi muka diri sendiri maupun lawan konflik yang ditandai dengan perbedaan pemilihan kata, ekspresi wajah, gaya bicara, dan intonasi bicara dari tokoh dalam ketiga drama televisi.

This Final Project analyzes the concept of face negotiation representation in East Asian television dramas. In East Asia, "face" has a crucial position during the conflict. Japan has the concept of mentsu, South Korea has the concept of chemmyeon, and China has the concept of mianzi. The three concepts of "face" in the three countries have meanings that refer to one's self-image in front of other people. This concept is then represented in the television dramas of each country. The television dramas that became the corpus of this research were Hana Yori Dango (Japan), Boys Over Flowers (South Korea), and Meteor Garden (China). This research is descriptive analysis research using the semiotic analysis method. The research results obtained are that although the three countries in East Asia have the same concept of "face," each country has its way and culture in terms of protecting and protecting the face of oneself and opponents of conflict, which is characterized by differences in word choice, facial expressions, style, speech, and intonation of the characters in the three television dramas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Maulida Safitri
"Budaya Asia Timur tak lepas dari ritual untuk menghormati eksistensi Dewa. Ritual yang ada di Asia Timur contohnya adalah Festival Bintang yang dilaksanakan di musim panas. Festival ini berasal dari Tiongkok, bernama Festival Qixi. Kemudian masuk ke Korea dan dikenal dengan festival Chilseok. Dari Korea, kemudian masuk ke Jepang dan kemudian dinamakan festival Tanabata. Persamaan dalam tiga festival tersebut adalah sama-sama menjadikan bintang altair dan vega sebagai simbol dalam festival tersebut. Selain bintang, dalam festival Tanabata terdapat beberapa simbol lainnya yang disebut dalam nanatsu no kazari. Simbol tersebut bukan hanya sebagai ornamen atau pajangan, melainkan memiliki arti dan makna tersendiri sehingga wajib ada dalam perayaannya.

East Asian culture cannot be separated from rituals to honor the existence of Gods. Rituals in East Asia, for example, are the Star Festival which is held in the summer. This festival originates from China, named Qixi Festival. Then it entered Korea and became known as the Chilseok Festival. From Korea, then entered Japan and was then called the Tanabata Festival. The similarities in the three festivals are that they both make the stars Altair and Vega the symbols of the festival. Apart from stars, in the Tanabata festival there are several other symbols which are mentioned in nanatsu no kazari. This symbol is not only an ornament or display, but has its own meaning and significance so that it must be present in the celebration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Adli Suryo
"Over the years, Indonesia has been a source of tourist destinations of many tourists around the world, especially tourists from the same continent, namely East Asian countries such as China, Japan, and South Korea. This study aims to analyse the tourism demand in Indonesia for tourists from those countries over the years and discover if accommodation availability of star hotel rooms affect the arrivals each year. This study also aims to analyse whether the Covid-19 pandemic has a significant effect not only in just the tourism demand, but also to other factors such as GDP,FDI, Exchange Rate, etc. This research consists of data from China, Japan, and South Korea from the year 2000 to 2021, using annual datasets for both dependent and independent variable. The result shows that accommodation availability highly affects the demand for tourist in visiting Indonesia, and also how Covid-19 is severely damaging Indonesia’s tourism sector both on the micro and macro level.

Selama bertahun-tahun, Indonesia telah menjadi sumber tujuan wisata banyak wisatawan di seluruh dunia, terutama wisatawan dari benua yang sama, yaitu negara-negara Asia Timur seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permintaan pariwisata di Indonesia terhadap wisatawan dari negara-negara tersebut selama bertahun-tahun dan mengetahui apakah ketersediaan akomodasi kamar hotel berbintang mempengaruhi kedatangan setiap tahunnya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis apakah pandemi Covid-19 berpengaruh signifikan tidak hanya pada permintaan pariwisata, tetapi juga terhadap faktor lain seperti PDB, FDI, Nilai Tukar, dll. Penelitian ini terdiri dari data dari China, Jepang, dan Korea Selatan dari tahun 2000 hingga 2021, menggunakan kumpulan data tahunan untuk variabel dependen dan independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan akomodasi sangat mempengaruhi permintaan wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, dan juga bagaimana Covid-19 sangat merusak sektor pariwisata Indonesia baik secara mikro maupun makro."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Hendra
"Disertasi ini menganalisis pengaruh kontrol keluarga pada hubungan antara diversifikasi dan crash risk untuk perusahaan Asia Timur. Berbeda dengan perusahaan pada negara berkembang, perusahaan Asia Timur memiliki yang fitur unik, seperti struktur kepemilikan yang lebih terkonsentrasi dan dikendalikan oleh keluarga. Selain itu, perusahaan Asia Timur memiliki insentif untuk terdiversifikasi karena kondisi pasar eksternal yang kurang berkembang. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan publik di enam negara Asia Timur dari tahun 2014 hingga 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi dan kontrol keluarga berhubungan negatif dengan crash risk, sesuai dengan diversification capacity effect dan alignment effect. Terlebih lagi, kendali keluarga juga memperkuat hubungan negatif antara diversifikasi dan crash risk, mendukung risk reduction effect. Sebagai tambahan, penelitian ini juga menemukan bahwa dampak penguatan dari kontrol keluarga pada hubungan negatif antara diversifikasi dan crash risk dinyatakan melalui debt co-insurance channel dan bukan financial report opacity channel.

This dissertation examines the influence of family control on the relationship between diversification and crash risk among East Asian Firms. Unlike firms in developed economies, East Asian Firms have unique features, such as the ownership structure being more concentrated and commonly controlled by the family. Besides, East Asian firms have incentives to engage in corporate diversification due to less developed external markets. This study uses a sample of publicly listed firms in six East Asian countries from 2014 until 2019. The results show that diversification and family control are negatively associated with crash risk, supporting the diversification capacity and alignment effects. Moreover, family control strengthens the negative relationship between diversification and crash risk, supporting the risk reduction effect. In addition, this study also finds that the strengthening effect of family control on the negative relationship between diversification and crash risk is conveyed via the debt co-insurance channel rather than the financial report opacity channel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ananda Surya Ramadhan
"Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberlangsungan lingkungan sekitar, perusahaan mulai menggerakkan inisiatif yang bertanggung jawab secara ESG dan memiliki sistem pelaporan khusus. Perbankan sebagai salah satu sektor yang dinamis dengan perubahan dunia dan memangku kepentingan masyarakat menjadi sektor yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor ESG yang diduga mempengaruhi kinerja keuangan sektor perbankan di negara ASEAN-5 (Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura). Sampel penelitian berjumlah 17 bank ASEAN-5 yang dipilih berdasarkan aset dikelola bank terkait pada periode 2014-2019. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan balanced panel data. Penelitian melakukan regresi variabel independen yang merupakan komponen ESG yaitu Environmental, Social dan Governance terhadap kinerja keuangan melalui return on assets, return on equity, stock market returns dan Tobin’s Q sebagai alat ukur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen Environmental dan Social memengaruhi Tobin’s Q namun tidak pada tiga indikator kinerja keuangan lainnya. Komponen Governance ditemukan memengaruhi ROE dan Tobin’s Q namun tidak pada indikator ROA dan SMR. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa Tobin’s Q dipengaruhi oleh ketiga komponen ESG namun pada indikator lainnya tidak ditemukan bukti yang definit bahwa ESG merupakan pengaruh yang signifikan.

There is a growing public interest on the importance of sustainability, reflected in firms’ initiatives and actions to launch ESG responsibility programs with its own reporting system. The banking sector is an interesting sector to examine due to it being a dynamic environment which is dependent on the changing times and in doing so is responsible in fulfilling society’s demands on their practices. This paper is written for the purpose of analyzing ESG as a factor that might affect a bank’s financial performance in ASEAN-5 countries (Indonesia, Philippines, Malaysia, Thailand, Singapore). Our data sample is on 17 banks that operates within ASEAN-5 that is chosen due to the number of assets under their management for the period of 2014 to 2019. Data used in this research is balanced panel data. The research uses panel data regression using ESG as an independent variable comprising of Environmental, Social and Governance towards financial performance using return on assets, return on equity, stock market returns dan Tobin’s Q as a proxy. The outcome of this paper shows that Environmental and Social factors affect Tobin’s Q significantly although the case is not the same with the other indicators. The Governance factor is found to affect both ROE and Tobin’s Q significantly although does not affect ROA and SMR. The overall outcome of this paper shows that Tobin’s Q is significantly affected by ESG and its three components although in other indicators the results are not definite enough to justify the existence of an effect of ESG towards financial performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Saleh Herdiansyah
"Pernikahan melibatkan berbagai macam aktor dengan proses pembuatan kebijakan yang kompleks. Anggota keluarga, negara, perantara pernikahan, dan sektor komersial turut terlibat dalam proses pembuatan keputusan tersebut. Hal ini khususnya terjadi dalam pernikahan transnasional di mana negara turut serta memutuskan dan mengendalikan siapa saja yang diizinkan untuk dinikahi, apakah pasangan diizinkan untuk tinggal di masyarakat penerima, dan juga mengenai proses naturalisasi dan asimilasi mereka. Oleh karena itu, pernikahan transnasional menjadi persoalan dalam ilmu Hubungan Internasional terutama karena hal tersebut merefleksikan tren dalam migrasi yang terjadi belakangan ini, yaitu feminisasi migrasi. TKA ini berupaya untuk memetakan literatur- literatur mengenai fenomena pernikahan transnasional, khususnya di kawasan Asia (Asia Timur-Asia Tenggara) dalam kerangka migrasi global. TKA ini mengelompokkan literatur menggunakan metode taksonomi, di mana pada bagian pertama terdiri dari diskursus dan temuan-temuan umum mengenai fenomena ini, yakni: bagaimana posisi pernikahan transnasional di dalam tren feminisasi migrasi, definisi dan batasan dari istilah “pernikahan transnasional”, faktor penyebab meningkatnya pernikahan transnasional di kawasan Asia, dan konsekuensinya terhadap negara pengirim, negara penerima. Bagian selanjutnya dari TKA ini merupakan analisis atas pemetaan literatur tersebut; perdebatan, konsensus, dan kesenjangan literatur pernikahan transnasional dari kajian migrasi, serta bagaimana pendekatan feminisme multikultural dan feminisme global dapat melengkapi kesenjangan tersebut. Terakhir, TKA ini juga berusaha untuk memberikan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan di negara-negara terkait dalam menyusun kebijakan yang paling sesuai dan memberdayakan terkait dengan fenomena pernikahan transnasional.

Marriage involves various kinds of actors with complex policy-making processes. Family members, states, marriage brokers, and the commercial sector are also involved in the decision-making process. This is especially the case in transnational marriages where the state participates in deciding and controlling who is allowed to marry, whether the spouse is allowed to live in the recipient community, and also about their process of naturalization and assimilation. Therefore, transnational marriage is an International Relations issue, especially because it reflects the trends in migration that have occurred recently, namely the feminization of migration. This paper seeks to map out the existing literature on the phenomenon of transnational marriage, especially in the Asian region, particularly in East and Southeast Asia, within the framework of global migration. This paper classifies the literature using taxonomic methods, in which the first part consists of discourses and general findings regarding this phenomenon, namely: the place of transnational marriage in the trend of feminization of migration, definitions and limitations of the term "transnational marriage", the causes of increase of transnational marriages in the East Asia region, and the consequences for sending and receiving countries. The next part of this paper is an analysis of the mapping of the literature; debates, consensus, and gaps in transnational marriage literature from migration studies, and how the approach of multicultural feminism and global feminism can complement these gaps. Finally, this paper also seeks to provide recommendations to policy makers in the relevant countries for developing the most appropriate and empowering policies regardiing to the phenomenon of transnational marriage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>