Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taibbi, Robert
New York: The Guilford Press, 2009
616.891 562 TAI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Battista, Daniela Di
"When within a couple difficulties and misunderstandings become the rule, the report traps in a spiral of frustration and revenge. Often this problem is a consequence of psychological subjection that characterizes it, and that is a phenomenology of modern couple widespread and underestimated.
The guilt, the psychological blackmail, the belittling sense of capacity of its partners are some signs of what, according to the author, can be defined as a "neurotic attachment": a real psychological trap into which we fall every time we leave the way we interpret reality and we engage to that supplied to us by the partner, thus losing the "center of gravity" of our own being.
The couple trapped addresses this phenomenon based on numerous experiences of psychotherapy, making clear the dynamics and providing tips and hints not only for all operators that orbit around the couple, but also for those who are involved in such hooks neurotic, sometimes unconsciously."
Milan, Italia: Springer-Verlag, 2012
e20396251
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Thames and Hudson, 1993
158.2 SIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Springer, 2012
616.89 COG (1);616.89 COG (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miller-Kuhaneck, Heather
"The who, what, where, when, and why of play -- Play and pediatric occupational therapy : past and future -- Examining play in our pediatric clients : formal assessments and activity analysis -- Being playful : therapeutic use of self in pediatric occupational therapy -- Selecting play activities : activity analysis, clinical reasoning, and frames of reference -- Adapting play activities -- Creating therapeutic play activities -- Creative play applications in specific aspects of pediatric practice -- Examining the evidence"
Burlington, MA: Jones and Bartlett Learning, 2010
618.928 91 KUH a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Kamila
"Penyakit pernapasan kronis seperti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) merupakan salah satu dari empat jenis PTM (Penyakit Tidak Menular) terbesar di dunia. Penyakit pernapasan seperti asma dan PPOK membutuhkan pengobatan jangka panjang dan rutin. Sebagian besar pengobatannya adalah dengan rute pemberian obat secara inhalasi. Terapi inhalasi merupakan suatu terapi yang dapat menghantarkan obat langsung ke saluran pernapasan. Terapi ini dapat memberikan onset yang lebih cepat dan menyebabkan efek samping yang cenderung lebih kecil dibandingkan rute lainnya. Dalam pengunaannya tidak semua orang dapat menggunakan sediaan inhalasi dengan tepat dimana hal ini dapat menyebabkan terapi tidak bekerja secara optimal. Cara penggunaan sediaan inhalasi yang tidak tepat dapat mengurangi jumlah pemberian obat pada saluran udara sehingga menurunkan efektivitas dari obat. Maka dari itu, materi edukasi mengenai cara penggunaan sediaan inhalasi yang tepat melalui media leaflet ini disiapkan sebagai sarana edukasi kepada pasien atau masyarakat sehingga terapi inhalasi dapat berjalan dengan optimal.

Chronic respiratory diseases such as asthma and COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) are one of the four largest noncommunicable diseases in the world. Respiratory diseases such as asthma and COPD require long-term and regular treatment. Most of the treatment is by the inhalation route. Inhalation therapy is a therapy that can deliver drugs directly to the respiratory tract. It can provide a faster onset and causes fewer side effects than other routes. Not everyone can use inhalation preparations properly, which can cause the therapy doesn't optimally work. Improper use of inhalation preparations can reduce the amount of drug delivery to the airways, thus reducing the effectiveness of the drug. Therefore, educational material about how to use inhalation preparations through leaflet media is prepared as a means of education to patients or the public so that inhalation therapy can be optimized."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Retnowati
"Individu dewasa menengah yang berusia 40an tahun aiau mendekati usia 50an tahnn, yang menikah dan hidup bersama selama lebih dari 20 tahun, berada dalarn masa perkawinan dewasa menengah. Pada masa ini, anak-anak mulai meninggalkan rumah untuk kuliah, bekerja atau menikah (Glick, dalam Newman &. Newman 1991). Periode Selama anak-anak mulai meninggalkan rumah disebut sebagai Iaunching period (Mattessich & Hill, dalam Newman & Newman, 1991).
Dalam hublmgan antara suami-istri, pada umumnya, kepuasan perkawinan pacla tahap ini belum meneapai puncaknya karena kepuasan perkawinan mengikuti pola huruf U, yang kepuasan perkawinan terbesar te1jadi pada awal dan akhir kehidupan perkawinan, atau ketika anak terakhir menjadi remaja (Steinberg, Silverberg, dalam Davidson & Moore, 1996). Maksudnya, setelah tahun pertama perkawinan, kepuasan cenderung menurun Selama usia perkawinan 20-24 tahun pada saat individu memasuki masa dewasa menengah, kepuasan perkawinan semakin menurun, dan kepuasan mulai meningkat saat anak meninggalkan rumah dan individu memasuki atau dalam masa pensiun (Orbuch dkk, dalam Papalia, Olds & Fieldman, 2001).
Kepuasan perkawinan sedikit banyak juga dipengaruhi oleh iaktor einta. Semakin besar cinta individu terhadap pasangan mal-ca sernakin besar kepuasan dalam perkawinan. Pengekspresian einta juga merupakan sesuatu hal yang penting (Sternberg, 1988). Gaya cinta pada masa dewasa menengah di Amerika Serikat adalah gaya cinta storge dan pragma(dalam Montgomery & Sorell, 1997). Namun, ada perbedaan dalam memandang cinta dalam suatu perkawinan, disebabkan karena adanya perbedaan kebudayaan di Indonesia, yaitu apa yang disebut sebagai budaya timur dengan budaya barat. Walaupun setiap orang di mana saja ia berada, memiliki cinta namun yang masih menjadi pertanyaan adalah adalah apakah teori cinta yang dikembangkan di negara barat yang memiliki adat budaya individu yang berbeda dengan di tirnur terutama di Indonesia, sesuai dan dapat diterapkan di negara kita.
Karena alat ukur gaya cinta belurn pernah dipakai di Indonesia, maka peneiitian eksploratif-deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur gaya Cinta ini reliabel dan valid untuk dipakai di Indonesia, dan mengetahui gambaran gaya cinta pada individu dewasa menengah di Indonesia serta melihat apakah ada perbedaan gaya cinta pada pria dan wanita dewasa menengah. Dengan demikian dapat diketahui apakah benar pasangan suami istri di Indonesia, teori gaya cinta itu memang benar terbagi menjadi 6 gaya cinta dan apakah benar pada pasangan suami istri dewasa menengah di Indonesia., mengalami gaya cinta storge dan pragma sesuai dengan hasil penelitian Hendrick dan Hendrick (1986) yang dilakukan di Amerika Serikat. Inventori yang akan digunakan dalam penelitian ini akan digunakan LAS versi Levesque, yang telah mengalarni sedikit perubahan dari versi Hendrick and Hendrick (Levesque, 1993). LAS ini terdiri dari 6 item pada setiap sub skala.
Pada analisis dan interpretasi data diperoleh hasil perhitungan reliabilitas dan validitas pada skala gaya cinta, ada beberapa item yang tidak siginfikan atau tidak valid untuk mengukur domain behavior yang sama, sehingga item-item tersebut harus dibuang. Juga terlihat bahwa hampir seiuruh item pada subskala gaya cinta Indus memiliki reliabilitas sangat rendah dan tidak valid imtuk mengukur gaya cinta ludus di Indonesia. Individu dewasa menengah yang menjadi subyek dalam penelitian ini, mengalami beberapa gaya ointa. Gambaran gaya Cinta yang paling banyak dialami oleh individu dewasa rnenengah dalam usia perkawinan 20-35 tahun adalah gaya cinta gabungan storge, pragma, agape, eros. Selain itu juga terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signinkan terhadap gaya cinta pada kelompok subyek pria dewasa menengah dan kelompok subyek wanita dewasa menengah dalam usia perkawinan 20-35 tahun.
Setelah didiskusikan ternyata individu dapat mengalami beberapa gaya cinta dari enam gaya cinta. Dalam gaya cinta, individu dapat memilih iebih dari satu pilihan gaya cinta dalam kehidupannya. Pria dan wanita dewasa menengah sama-sama menganggap penting adaoya gairah (eros), persahabatan (storge) dan pengorbanan (agape) dalam cinta. Tidak valid dan tidak reliabelnya hampir seluruh item pada subskala gaya cinta Iudus, dan beberapa item pada subskala gaya cinta storge, pragma dan mania; munglcin disebabkan oleh penyusunan kalimat pernyataan item pada gaya cinta Indus, storge, pragma dan mania yang knrang baik. Disamping itu, karena memang di Indonesia ada perbedaan konsep dalam memandang cinta dengan di Amerika.
Selanjutnya saran untuk perbaikan penelitian ini adalah pengujian item-item untuk rnelihat apakah pernyataan-pemyaiaan yang digunakan pada alat ukur sesuai dengan budaya Indonesia, memperbanyak jumlah sampel dan mernbandingkan tahap perkembangan yang berbeda misalnya tahap perkembangan dewasa awal dengan dewasa menengah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pemantauan terapi obat (PTO) adalah rangkaian proses kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat (MTO). Risiko MTO meningkat pada pasien lanjut usia dengan banyak penyakit penyerta (komorbid) akibat polifarmasi yang diterimanya. Pada penelitian ini, dilakukan kegiatan PTO terhadap pasien rawat inap atas nama Tn. B dengan diagnosis Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi. Pasien yang dipilih termasuk dalam kalangan yang rentan terhadap penyakit di atas, yaitu berusia di atas 65 tahun, memiliki riwayat kebiasaan merokok, disertai riwayat penyakit PPOK dan Hipertensi. Data yang diperoleh selama kegiatan PTO dianalisa dan dikaji berdasarkan kategori MTO menurut Hepler dan Strand menggunakan metode SOAP. Ditemukan dua MTO yang diidentifikasi pada terapi pasien selama periode PTO, yaitu masalah terkait pemilihan obat, dan interaksi obat dengan obat. Tindak lanjut yang direncanakan terkait MTO yaitu dengan memberikan rekomendasi pilihan terapi alternatif, dan dilakukannya monitoring untuk memantau keberhasilan terapi pada pasien. Selain itu, kegiatan PTO terhadap Tn. B menunjukkan bahwa terapi yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan pedoman pengobatan tatalaksana terapi Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi.

Drug therapy monitoring (DTM) ensures safe, effective, and rational drug therapy for patients. Patients who receive drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems (DRP). The risk of DRP increases in elderly patients with many comorbidities due to the polypharmacy they receive. In this study, DTM activities were carried out for inpatients on behalf of Mr. B with a diagnosis of Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension. The selected patients are among those susceptible to the above diseases, namely those aged over 65 years who have a history of smoking habits accompanied by a history of COPD and hypertension. The data obtained during the DTM activities were analyzed and reviewed based on the DRP category according to Hepler and Strand using the SOAP method. Two DRPs were identified in the patient's therapy during the DTM period: problems related to drug selection and drug-drug interactions. Planned follow-up related to DRP is by providing recommendations for alternative therapy options and monitoring the success of therapy in patients. In addition, DTM activities towards Mr. B indicate that the therapy given to the patient already follows the guidelines for treating Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky
"Perilaku Kerja Kotraproduktif (PKK) masih sering ditemui, khususnya di Indonesia. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap produktifitas dan efektivitas karyawan. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk meneliti peran dari self-control yang terdiri dari dua dimensi perilaku, yaitu stop control dan start control sebagai mediator dalam hubungan antara trait mindfulness dan perilaku kerja kontraproduktif. Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan sampel pada pekerja yang bertempat tinggal di Jabodetabek berusia 20-39 tahun, dan bekerja penuh waktu (N = 306). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain; Self-control Measure; Stop Control dan Start Control Scale,Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), dan alat ukur Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C). Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung antara trait mindfulness terhadap perilaku kerja tidak produktif melalui stop control (ab = -0,11, p < 0,01) dan juga melalui start control (ab = -0,04, p < 0,01), serta terdapat efek langsung antara trait mindfulness terhadap PKK melalui stop control (c = -.0,7, p < 0,01), dan start control (c = -0,24, p < 0,01) yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa stop control dan start control memediasi secara parsial hubungan antara trait mindfulness dan PKK. 

Counterproductive Work Behavior (CWB) is still common, especially in Indonesia. This can have a negative impact on the productivity and effectiveness of employees. This correlational research aims to examine the role of self-control which consists of two dimensions of behavior, stop control and start control as a mediator in the relationship between trait mindfulness and CWB. This is a correlational study with workers residing in Jabodetabek aged 20-39 years, and working full time (N = 306). Instruments used in this study among others are Self-control Measure; Stop Control and Start Control Scale, Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS), and Counterproductive Work Behavior-Checklist (CWB-C) measurement. The result of mediation analysis has shown a significant indirect effect between trait mindfulness towards CWB through stop control (ab = -0,11, p < 0,01), and also through start control (ab = -0,04, p < .01) and there is a direct direct effect between trait mindfulness to CWB through stop control (c = -0,17, p < 0,01), and start control (c = -0,24, p < 0,01). It can be concluded that stop control and start control partially mediates the relationship between trait mindfulness and CWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Ayuandira
"Penelitian ini menjelaskan mengenai hubungan konsumsi makan, status gizi, dan faktor risiko lain dengan hiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperkolesterolemia pada pekerja industri. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel sebanyak 229 karyawan laki-laki PT Semen Padang yang melakukan medical check up di Unit Kesehatan Masyarakat RS Semen Padang tertanggal 9 April - 18 Mei 2012. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, food recall 2x24 jam, dan FFQ. Analisis Chi Square dan Odd Ratio digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan hiperkolesterolemia.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia (total kolesterol ≥ 200 mg/dl) responden adalah 54.1%. Usia (OR = 2.3), RLPP (OR = 1.8), riwayat hiperkolesterol (OR = 3.2), LDL (OR = 45.6) trigliserida (OR = 2.9), asupan lemak (OR = 9.0), konsumsi buah (OR = 2.2), konsumsi sayur (OR = 2.8), lama merokok (OR = 2.9) dan stres kerja (OR = 1.8) berhubungan dengan hiperkolesterolemia. Penelitian ini menyarankan dengan menjalankan pola makan dan pola hidup yang sehat, serta rutin melakukan medical check up dapat mengurangi risiko terjadinya hiperkolesterolemia.

This study described about food consumption, nutritional status, and other factors in relation to hypercholesterolemia. The purpose of this study was to identify correlates factors for hypercholesterolemia in industry employees. A cross sectional study was conducted in 229 man employees of PT Semen Padang who received medical checkup during April 9th - Mei 18th 2012 in Public Health Unit, Semen Padang Hospital. The data were collected by questionnaire, food recall 24 hours, and FFQ. Chi square and Odd Ratio procedures were used to assess the association between risk factors and hypercholesterolemia.
The result reveals that the prevalence of hypercholesterolemia (total cholesterol ≥ 200 mg/dl) among respondent is 54.1%. Age (OR = 2.3), waist-hip ratio (OR = 1.8), family history of hyper cholesterol (OR = 3.2), LDL (OR = 45.6), triglyceride (OR = 2.9), fat intake (OR = 9.0), fruits consumption (OR = 2.2), vegetables consumption (OR = 2.8), smoking period (OR = 2.9), and work stress (OR = 1.8) were associated with hypercholesterolemia. This research suggests that health food consumption pattern and life style, and also gets routine in medical checkup can reduce the risk of hypercholesterolemia."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>