Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusfi Ardiansyah, aithor
"Karya Akhir ini mengevaluasi kinerja portofolio-portofolio yang dibentuk berdasarkan rasio-rasio dari laporan keuangan tahun sebelumnya, seperti dari rasio Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), and Enterprise Multiple (EV/EBITDA). Setiap portofolio yang dibentuk berdasarkan data-data akuntansi tersebut, kemudian dievaluasi kinerja return-nya dan dibandingkan dengan kinerja return pasar yang diwakili oleh indeks IHSG dan LQ-45. Pengukuran kinerja juga dilakukan tidak hanya dengan menggunakan average return, tetapi juga melalui metode risk-adjusted return dengan metode Sharpe dan Treynor measure. Tujuan dari Karya Akhir ini, adalah untuk mengevaluasi strategi investasi pada model valuasi mana dari rasio PBV, PER, dan EV/EBITDA yang dapat memberikan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya.
Portofolio dibentuk berdasarkan informasi laporan keuangan dalam lima tahun, yaitu dari laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Pada setiap tahun, dibuat dua periode investasi yaitu periode Januari-Desember dan Mei-April. Pada setiap periode, portofolio yang dibentuk ada enam buah, yaitu portofolio berdasarkan multiple PBV Tinggi, PBV rendah, PER Tinggi, PER Rendah, EV/EBITDA Tinggi, dan EV/EBITDA Rendah. Tiap portofolio terdiri dari 10 saham, yang ditahan selama periodenya masing-masing. Lalu unadjusted return maupun riskadjusted return masing-masing portofolio dibandingkan dengan return indeks IHSG dan LQ-45. Pengamatan diambil dari daftar 45 saham paling likuid diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya.
Studi ini menunjukkan sangat dimungkinkan untuk mendapatkan excess return dengan berinvestasi pada saham-saham yang memiliki rasio EV/EBITDA rendah, PER rendah, dan PBV tinggi. Investor juga disarankan untuk menghindari portofolioportofolio yang dibentuk berdasarkan rasio EV/EBITDA tinggi, PER tinggi, dan PBV rendah, karena memberikan negative return. Portofolio yang memberikan excess return terbesar dibandingkan dengan portofolio lainnya adalah portofolio EV/EBITDA rendah.

This study evaluates the performance of portfolios formed by ratios of financial statements whose been released for the previous year performance. The ratios included in this Karya Akhir are Price to Book Value (PBV), Price to Earning Ratio (PER), and Enterprise Multiple (EV/EBITDA). The performance of each portfolios formed by those accounting data, would be evaluated and caompared with the market return on behalf IHSG and LQ-45 index. Performance evaluation would not only be calculated for the average return, but also by risk-adjusted return method with the Sharpe and Treynor measure method. The purpose of this study is to evaluate which investment strategy of any valuation models (P/E, PBV, EV/EBITDA) that would gained a higher excess return compared with others and also market return.
Portfolios formed by the financial statements information of five years, from year 2003 until 2007 financial statement. On each year, investment would be implemented by two kinds of period, which are the January-December period and the May-April period. On each period, portfolio formed to six categories, which are portfolio formed by higher PBV, lower PBV, higher PER, lower PER, higher EV/EBITDA, and lower EV/EBITDA. Each portfolio consists of ten stocks would be held for each period. Unadjusted return and risk-adjusted return of a portfolio would be compared to the IHSG and LQ-45 index return. Samples are picked from the most 45 liquid stock list on Indonesia Stock Exchange each year.
This study conclude that it is possible to gain an excess return by investing on stocks which have lower EV/EBITDA, lower PER, and higher PBV. Investors also suggested to avoid the portfolios which formed by higher EV/EBTIDA, higher PER, and lower PBV, because it gave us negative return. This kind of investment strategy indicated an unefficent market in Indonesia capital market, even in a weak form of efficiency."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27184
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasri Zarman
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja Portofolio Saham pachi Perusahaan Makanan, Properti dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 3 parameter yaitu; Kinerja Sharpe, Kinerja Traynor dan Kinerja Jensen. Ketiga pengukuran kinerja tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian (return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa indeks pasar. Selama periode 2009- 2013, dan sub sektor pertambangan dan gas yang paling tinggi hasilnya dibandingkan sub sektor yang lain, sektor pertambangan lebih baik dari Sektor Property dan Sektor Makanan, kemudian ditinjau dari Metode Jensen ALPHA menunjukkan kinerja yang tertinggi yaitu kelompok saham sektor pertambangan, sebanding dengan risikonya juga sangat tinggi. Saran dalam penelitian ini, sebaiknya kinerja yang telah ada dipertahankan dan lebih ditingkatkan sehingga misi untuk mengembangkan sumber-sumber energi potensial menjadi portofolio investasi yang menguntungkan terus berlanjut."
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2017
650 ESENSI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Fitriani
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai alternatif investasi,
maka perlu kiranya dicari strategi-strategi pemilihan saham yang dapat membantu
investor dalam melakukan investasi melalui BEJ. Sampai saat ini sudah banyak yang dapat membantu
dan strategi pemilihan saham yang ditawarkan oleh para pakar asing yang telah sukses
diterapkan di bursa-bursa Iuar negeri. Tetapi, keberhasilan strategi-strategi tersebut di
bursa asing belum menjadi jaminan bahwa strategi tersebut akan berhasil pula bila
diterapkan di BEJ, karena adanya perbedaan kondisi di Indonesia dengan kondisi di luar
negeri, Untuk itu, sebelum diterapkan di Indonesia, strategi-strategi tersebut perlu diuji
terlebih dahulu.
James O?Shaughnessy (1997) telah melakukan suatu penelitian yang menarik di Wall
Street dengan membandingkan hasil antara satu strategi dengan strategi lain. Selanjutnya
dari hasil perbandingan ini la membuat suatu strategi dasar yang disebut sebagai
cornerstone value strategy dan cornerstone growth strategy.
Penetitian ini menarik untuk dilakukan di Indonesia, karena dapat dipakai untuk mencari
strategi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia. Untuk itulah dalam tugas akhir ini
dilakukan penelitian untuk membandingkan hasil yang didapat oleh berbagai kriterìa
yang blasa dipakai untuk memilih saham. Perbandingan lebih difokuskan untuk
membandingkan antara rasio rendah dengan rasio tinggi. kriteria tunggal dengan kriteria
kombinasi, kategori seluruh saham dengan kategori saham besar serta rnembandingkan
sirategi yang dapat memberikan hasil baik dengan hasil yang tidak memuaskan.
Untuk mendapatkan hasil tersebut maka pertama-tama dibentuklah dua kategori untuk
membedakan antara populasi seluruh saham dengan saham besar. Kemudian dari kedua
kategori ini dibentuk portofolio-portofolio yang terdiri dari 25 saham, dimana saham-
saham tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria, antara lain PER (Price to Earning
Ratio), PSR (Price to Sales Ratio), PBV (Price to Book Value), ROE (Return on Equity),
dividend yield dan relative price strength (RPS), strategi dasar value dan strategi dasar
growth.
Strategi dasar value dan growth yang dimaksud dalam tugas akhir ¡ni adalah cornerstone
value dan growth strategy yang diperkenalkan oleh Shaughnessy. Dalam strategi dasar
value, saham-saham yang dipilih adalah saham yang memiliki dividend yield tertinggi
dan saham-saham yang memiliki kriteria sebagai berikut:
. saham berasal dari kategori saham besar
. jumlah saham blasa outstanding yang dimiliki Iebih besar daripada rata-rata jumlah
saham biasa outstanding bursa
. cashflow per share lebih besar danipada rata-rata cashflow per share bursa
. penjualan 1,5 x lebih besar daripada rata-rata penjualan saham-saham yang terdaftar
di bursa.
Sedangkan dalam strategi dasar growth, saham-saham yang dipilih adalah saham yang
memiliki relative price strength terbaik dan saham-saham yang memenuhi kniteria
benikut:
. saham berasal dari kategori seluruh saham
. memiliki earning gain selama 5 tahun berturut-turut
. memiliki Price to Sales ratio dibawah 1,5
Sementara itu untuk membandingkan antara hasil rasio tinggi dan rendah, maka untuk
kriteria PER., PSR dan PBV dibentuk masing-masing dua portofolio lagi, dimana
portofolio pertama terdiri dari saham-saham yang memiliki rasio tertinggi, dan
portofoio kedua terdiri dari saham-saham yang memiliki rasio terendah.
Selanjutnya, dibentuk pula portofollo yang saham-sahamnya dipilih dengan
menggunakan kombinasi antara dua kriteria, yaitu dengan mengkombinasikan PER,
PBV, PSR dan ROE dengan relative price strength.
Portofolio-portofolio ini mulai dibentuk pada awal bulan Mei 1993, dan dirubah setiap
tahunnya sampai awal bulan Mei 1997 Sedangkan return dihitung sampai dengan akhir
April 1998. Setelah portofolio tersebut dibentuk, kemudian dilakukan perbandingan
kinerja masing-masing portofolio dengan menggunakan ranking berdasarkan return rata-
rata per bulan, standard deviasi sebagal gambaran resiko, dan Sharpe Measure. Selain ¡tu
diperbandingkan pula presentase return negatif yang diperoleh serta presentase return
yang berhasil mengatakan return pasar.
Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa portofolio yang dibentuk dengan
menggunakan kriteria PER, PBV dan PSR terendah memberikan hasil yang lebih balk
daripada kriteria PER, PBV dan PSR tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
rasio rendab memberikan basil yang Iebih baik danipada penggunaan rasio tinggi.
Selain itu, bila diperbandingkan antara kategori seluruh saham dengan kategori saham
besar, terlihat bahwa hasil yang didapat oleh saham besar tidak sebaik hasil yang
ditunjukkan oleh kategori seluruh saham. Hasil ini diperkuat lagi oleh hasil yang didapat
dan penelitian lanjutan yang rnembandingkan antara portofolio saham besar dengan
portofolio saham kecil, dìmana terlihat kinerja portofoijo saham kecil memberikan hasil
yang jauh lebih balk daripada portofolio saham besar. Penemuan ini menunjukkan
hahwa pembatasan pemilihan saham pada saham besar dapat merugikan investor karena
ternyata salinan keciI dapat memberikan kinerja yang Iebih baik, baik dari segi return
nya saja maupun dan segi risk-aJdjusted return (Sharpe Measure).
Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan kriteria
kombinasi tidak dapat memperbaiki penggunaan kriteria tunggal. Terlepas dari
ketidakakuratan pemilihan kriteria yang digabungkan tersebut, hasil ini dapat dijadikan
petunjuk bahwa investor harus berhati-hati dLam menggunakan kriteria kombinasi
karena hasilnya dapat memperburuk kinerja portofolionya.
Selain itu, dalam penelitian ini juga terlihat bahwa kinerja terbaik ditunjukkan oleh
portofolio-portofolio yang menggunakan kriteria PER terendah, PBV terendah, dividend
yield tertìnggi dan ROE tertinggi, dimana keempatnya dapat mengarahkan pasar. Dari
keempat kriteria ini, portofolio yang dibentuk dengan kriteria PBV terendah memiliki
resiko tertinggi, sedangkan portofollo dengan kriteria ROE tertinggi memiliki resio
terendah. Sementara ¡tu, kriteria PER terendab dapat menghasilkan return yang tertinggi.
Bila hasil kriteria PBV terendah dibandingkan dengan kriteria PER terendah dan
dividend yield tertinggi, terlihat bahwa kriteria PBV menempati urutan terbawah dari
segi return, tetapi menempati urutan teratas dari segi resiko. ini berarti dengan
menggunakan kriteria ini investor menghadapi resiko yang Iebih tinggi untuk
mendapatkan return yang lebih rendah.
Sementara itu, diantara keempat kriteria tersebut, kriteria ROE memiliki return terendah
dan resiko terendah pula. Jadi. kriteria ¡ni dapat dipakai untuk investor yang tidak mau
menanggung resiko yang tinggi. tetapi menghendaki return yang cukup baik, yaitu
return yang dapat mengalahkan return pasar.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Dewi
"Menurut random walk theory harga saham bersifat bebas (independent) dan tetap (stationary) terhadap waktu. Berdasarkan teori tersebut diyakini bahwa jangka waktu investasi tidak akan mempengaruhi resiko dan komposisi portofolio saham. Pendapat ini menentang berlakunya teori time diversifIcation, yang menerangkan bahwa resiko akan semakin berkurang dengan meningkatnya jangka waktu investasi. Para praktisi yang mendukung teori time diverxiflcution memberikan argumen dengan berdasarkan kondisi pasar yang sangat komplek, yaitu:
- Return saham tidak selalu independent dari waktu ke waktu
- Covariance tidak selalu nol dan akan bervariasi dan waktu ke waktu.
Hal diatas menyebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai teori time diversification. Terlepas dari pro dan kontra terhadap teori nine diversifIcation di luar negeri, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi teori tersebut di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja pada kelompok saham berkapitalisasi besar dan kecil secara individu. Selanjutnya tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSI per akhir bulan sampel saham selama bulan Juli 1992 sampai Juni 1997. Penentuan waktu observasi berdasarkan kondisi pasar modal di Indonesia dalam kondisi yang balk sebelum terjadi krisis moneter di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk 4 investment horizon, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Untuk mengetahui kinerja saham dihitung parameter kinerja setiap saham, yaitu holding period return dan standard deviation masing-masing saham untuk setiap investment horizon. Untuk melakukan perbandingan kineira terhadap jangka waktu investasi dilakukan annualisasi masing-masing parameter terlebih dahulu. Selanjutnya nilai annualized dan masing-masing parameter tersebut dibandingkan terhadap investment horizon, Hasil perbandingan ¡ni untuk menjawab pertanyaan pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja saham secara individual.
Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham, maka dibentuk portofolio yang disusun dari 2 kelompok saham, yaitu small stock dan large stock Dilakukan perbandingan kinerja portofolio dari kedua kelompok saham tersebut dengan membandingkan portofolio optimal untuk setiap peniode investasi. Portofolio optimal dibentuk berdasarkan nilai reward to variability maksimal untuk setiap periode investasi. Selanjutnya rasio tersebut dibandingkan terhadap investment horizon. Terakhir dilakukan pembentukan portafolio dan risky asset/small stock & large stock) dan risk free asset (SW). Komposisi dari kedua kelompok asset tersebut dibandingkan terhadap investment horizon.
Hasil penelitian dinyatakan dalam 3 perspektif, yaitu kinerja saham secara individual, kinerja portofolio yang disusun dan 2 kelompok saham dari kinerja portofolio dan risky asset dan risk free asset. Kinerja saham secara individual menunjukan, baik untuk small stock dan large stock, kinerja akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya peniode investasi. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya nilai return saham terhadap peningkatan investment horizon, sementara nilai standard deviation mengalami peningkatan akibat meningkatnya investment horizon.
Kinerja portofolio yang di susun dari small stock dan large stock rnenunjukan kinerja yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya investment horizon. Hal ini dilihat dari rasio reward to variability yang semakin berkurang dengan semakin meningkatnya periode investasi. Hal ini disebabkan karena tezjadinya peningkatan resiko portofolio, yang ditandai dengan meningkatnya deviasi standar portofolio. Koefisien korelasi antara kedua kelompok aset yang positif dan semakin besar dengan meningkatnya jangka waktu investasi, menyebabkan diversifikasi kedua kelompok aset tersebut tidak efktif dalam mengurangi resiko.
Komposisi portofolio yang disusun dari risky asset, yaitu portofolio saham, dan risk free asset, yaitu Sertifikat Bank Indonesia. menunjukan besarnya alokasi dana yang ditempatkan untuk risky asset semakin menurun dengan meningkatnya periode investasi, Hal ini berarti bahwa akan lebih menguntungkan untuk meLakukan investasi dalam bentuk risk free asset dengan semakin bertambahnya jangka waktu investasi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Binsar Satria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah salah satu anomali dalam perdagangan saham yang menyatakan bahwa saham yang memiliki Price Earning Ratio (PER) yang rendah memiliki peluang untuk memperoleh return yang lebih tinggi (White, Sondhi dan Fried, 2003) terjadi di Bursa Efek Jakarta.
Di samping untuk melihat adanya anomali tersebut, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah ada kewajaran harga saham di BEJ. Suatu saham dinilai wajar bila tingkat kesehatan perusahaan memiliki korelasi yang positip terhadap penilaian investor atas saham tersebut. Tingkat kesehatan dalam penelitian ini diwakili oleh Altman Z-Score, sementara penilaian oleh investor diwakili oleh nilai Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value Ratio (PBV).
Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Setelah melakukan eleminasi terhadap beberapa perusahaan yaitu yang tutup bukunya tidak pada akhir bulan Desember, dan yang memiliki Price Earning negatip dan Price Book Value negatip, terdapat 84 perusahaan pada tahun 2001 dan 90 perusahaan pada tahun 2002 untuk diteliti. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi linier.
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa anomali pasar seperti yang disebutkan oleh White, Sondhi dan Fried tidak terbukti terjadi di BEJ. Dari segi ini, penelitian ini mendukung Efficiency Market Hypothesis dalam hal pembentukan harga saham. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa ternyata harga saham yang terbentuk juga adalah wajar, yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang signifikan antara Altman Z- Score dengan PBV dan PER.

The objective of this research is to lind out if one of anomalies in stock trading which said that stock with low Price Earning Ratio (PER) has opportunity to get higher return (White, Sondhi and Fried, 2003) is applied in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta).
In addition, this research also has objective to find out if the price of stock in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta) is fair. The price of stock is called fair if there is positive correlation between the healthy of one stock to the investor?s valuation on the stock mentioned. The degree of healthy in this research is represented by Altman Z-Score, while, the investor?s valuation is represented by Price Earning Ratio (PER) and Price Book Value Ratio (PBV).
The research is implemented on manufacture companies which listing their shares in Jakarta Stock Exchange. Elimination data is implemented on a few companies which its accounting period are not end in December, and also the companies which have negative Price Earning Ratio and negative Price Book Value. After eliminating, 84 companies are available in year 2001 and 90 companies in year 2002 to be researched. The statistic method applied in this research is linier regression analysis.
The result of this research shown that the market anomaly as told by White, Sondhi dan Fried is not applied in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta). From this side, this research support The Efficiency Market Hypothesis in forming the stock price. This research is also shown that there is fair price in Jakarta Stock Exchange, shown by the significant relationship between Altman Z-Score to Price Book Value Ratio (PBV) and Price Eaming Ration (PER).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini melakukan investigasi pengaruh rasio CAMEL, yaitu CAR, RORA, NPM, BOPO, dan LDR terhadap perubahan harga saham dari 8 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, secara partial dan simultan.
Hasil menunjukan bahwa RORA secara partial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sementara hasil tes parsial dari CAR, NPM, BOPO, dan LDR menunjukan bahwa parsial mereka tidak berpengaruh secara langsung terhadap harga saham. Tetapi, hasil tes simultan menunjukan adanya pengaruh antara CAR, RORA, NPM, BOPO, dan LDR terhadap harga saham."
JEBI 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Odhor Rita Rosmawati
"ABSTRAK
Pasar Modal telah menjadi bagian yang penting dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melalui pasar modal di satu sisi sebuah perusahaan dapat memperoleh dana yang relatif lebih murah dan cepat untuk pengembangannya, dan sisi lain pemilik modal dapat melakukan investasi dalamfinancial asset.
Setiap investor dapat memilih berbagai investasi yang ada di pasar modal, dimana setiap jenis investasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing baik dalam hal tingkat pengembalian. (return) maupun resikonya. Oleh karena itu disamping harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding melakukan investasi di sektor lain, pemilik modal yang bcrinvestasi dalam saham harus menyadari adanya kemungkinan untuk mengalami kerugian yang besar pula.
Kerugian mcrupakan resiko dalam suatu investasi. Resiko investasi dalam bentuk saham bisa terjadi jika perusahaan yang menerbitkan saham mengalami kerugian sehingga tidak membagikan dividen, terjadi capita/loss akibat penurunan harga saham atau hilangnya modal akibat likuidasi perusahaan. Untuk memperkecil resiko investasi pada saham tersebut, pemilik modal dapat membentuk suatu portfolio saham. Tetapi pembentukan portfolio mempunyai banyak kemungkinan. Salah satu metode yang bisa
digunakan untuk membuat suatu portfolio saham adalah melalui metode Simple Ranking Devices.
Metode Simple Ranking Devices menerapkan single index model dalam pembentukannya, yang mcrupakan penyederhanaan model Markowitz baik dalam hal input yang digunakan maupun penaksiran dari input tersebut. Indeks tunggal yang dipakai dalam karya akhir ini adalah indeks harga saham di Bursa Efek Jakarta, dengan batasan penelitian mulai dari tanggal I Januari 2000 sampai 31 Desember 2001. Disamping indeks sebagai variabel dalam metode ini, dibutuhkan variabel lain yaitu tingkat pengembalian aset bebas resiko, yang dalam hal ini memakai tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia.
Pemilihan saham-saham yang kemudian menjadi kandidat portfolio optimal dilakukan dengan mencrapkan beberapa seleksi. Pertama, memilih saham-saham dari emiten yang sudah melakukan go-public selama periode l Januari 2000 sampai 31 Desember 200 I sepenuhnya. Kedua, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan tingkat pcngcmbalian negatif pada periode pengamatan. Ketiga, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan hasil ncgatif dari perbedaan tingkat pengembalian sahamnya terhadap tingkat pengembalian aset bebas resiko.
Dengan menggunakan metode Simple Ranking Devices dan saham-saham kandidat portfolio yang sudah melalui poses seleksi, diperoleh kombinasi saham yang akan dipakai dalam invcstasi berikut bobot dan prosentase masing-masing saham dalam portfolio terscbut. Berdasarkan kombinasi saham dan prosentase tersebut, dapat diperoleh tingkat pengembalian dan resiko dari portfolio.
Dari basil perrhitungan yang dilakukan penulis untuk saham-saham di Bursa Efek Jakarta selama periode 1 Januari 2000 sampai 3 I Desember 2001, diperoleh 27 saham yang merupakan anggota portfolio optimal berikut prosentasenya dalam portfolio.
Melalui pengkajian metode indeks tunggal yang dilakukan penulis dalam karya akhir ini, dapat menjadi suatu masukan kepada investor dalam memilih saham yang akan diinvestasikan dengan membentuk suatu portfolio optimal. Pemakaian Simple RankingDevices merupakan salah satu cara yang dapat dipakai oleh investor untuk memperoleh portfolio optimal, dengan ccpat dan sederhana.
Untuk lebih mcmpcrmudah pelaksanaan investasi, apabila basil dari perhitungan portfolio optimal membcrikan jumlah saham yang cukup banyak, maka dapat dilakukan penyederhanaan dengan mcngeluarkan saham-saham yang hanya memberikan prosentase yang kecil dalam portfolio optimal tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Sarnoto
"Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan (return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental yang mencoba memperkirakan harga saham dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Penelitian dalam Tesis ini bertujuan untuk menguji pengaruh Tingkat Profitabilitas yang diukur dengan Earning per share (EPS), Leverage Keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER) dan Pertumbuhan harga Saham yang diukur dengan Price earning ratio (PER) sebagai variabel bebas terhadap Return saham sebagai variabel terikat. Return adalah pendapatan atau hasil investasi yang dilakukan oleh Investor, EPS merupakan perbandingan antara Laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar, DER merupakan perbandingan antara Jumlah kewajiban dengan Jumlah Modal Sendiri dan PER merupakan perbandingan antara harga saham terhadap Laba bersih per lembar saham.
Penelitian dalam Tesis ini dilakukan terhadap 215 Perusahaan sahamnya yang telah listing di Bursa efek Jakarta dengan rentang waktu penelitian dari bulan Januari 1995 sampai dengan Desember 1996. Untuk menguji penggaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Berganda sedangkan untuk menguji penggaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Tunggal. Data diolah dengan menggunakan Program Komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10. Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi dengan menggunakan metode enter (full regression). Selanjutnya untuk menentukan model regresi dan tingkat signifikansi masing-masing variabel independen secara rinci satu persatu digunakan analisis Regresi dengan metode Stepwise.
Hasil Penelitian dengan menggunakan metode enter menunjukkan bahwa secara bersama-sama EPS,DER dan PER berpengaruh terhadap Return Saham. Namun dengan metode Stepwise di antara tiga variabel babas yang diduga mempengaruhi return, ternyata hanya variabel EPS yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam rentang waktu penelitian EPS berpengaruh signifikan terhadap Return saham dan sebaliknya DER dan PER tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para Investor yang melakukan analisis fundamental dalam menentukan Investasi saham sebaiknya memperhatikan EPS dari Perusahaan yang sahamnya hendak dibeli, karena terbukti kenaikan EPS akan mengakibatkan kenaikan Return dalam satuan tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Syamsiar
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua metode value at-risk, delta-normal dan historical simulation diaplikasikan pada sebuah portofolio. Data yang digunakan dalam penelitian adalah rerum portofolio yang terdiri dari saham­ saham LQ45 selama interval waktu Februari 2007 sampai dengan Juli 2009 yang berjumlah 596 data. Sebelum diperbandingkan, hasil kedua metode pethitungan VaR akan diuji validitasnya sebagai rnetode pengukuran menggunakan Kupiec test. Jika kedua metode dinyatakan valid, maka kedua metode lersebut akan diperbandingkan untuk menentukan mewde manakah yang lebih cocok sebagai VaR bagi portofolio tersebut Uji normaHtas akan dilakukan karena merupakan asurnsi dalam metode delta-normal. Parameter perhitungau VaR yang digunakan adalah confidence interval 95% dengan horizon waktu 20 hari.
Berdasarkan hasil pengujian Kupiec test, kedua metode dalam penelitian ini ditolak sebagai metode pengukuran VaR portofolio tersebut. Dan menurut uji normalitas, beberapa return portofolio tersebut tidak memilik.i dlstibusi normal yang berdampak metode delta-normal tidak dapat langsung diterapkan sehingga dafam perhitungannya harus menggunakan alpha prime. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua metode tersebut memiliki tingkat kesalahan yang sama, selain itu berdasarkan Kupiec test dari kedua metode tersebut tidak memiliki validitas yang baik untuk diterapkan.

This research aimed to comparing two method of Value-at-risk, that is delta­ normal and historical simulation applied to a portfolio. Data used in this research are portfolio return consisting LQ45's stock for time interval February 2007 till July 2009 with total 596 data. Before the comparison, result from both methods will be tested for its validity as a measurement method using Kupiec test. If both methods are valid, then both of methods will be compared to know which one is more suit as VaR for related portfolio. Normality test will be held because it needed for delta-normal method. Measurement parameters used are confidence interval 95% with 20 days time horizon.
Based on the result of Kupiec test, both methods rejected as VaR measurement method for related portfolio. And according to normality test, portfolio returns have a not normal distribution therefore can not be applied immediately to delta normal results are both method are have the same failure rate, but the result from Kupiec test shows that both methods are not suitable to be implemented.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>