Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Arief Baskoro
"Setelah berbagai peristiwa kejahatan dan musibah yang terjadi di Indonesia akhir- akhir ini, perusahaan di berbagai bidang semakin sadar akan pentingnya sektor industri keamanan dan dampaknya bagi industri- industri lainnya. Untuk menangkap peluang tersebut, maka Peneliti mengajukan alternatif perencanaan pemasaran untuk PT KORP. Analisa perencanaan pemasaran ini didasarkan pada latar belakang serta pasar industri jasa keamanan yang ada. Perencanaan ini meliputi penentuan target segmen, strategi pemasaran serta rencana program pemasaran PT KORP. Hasil dari perencanaan pemasaran ini adalah program- program untuk meningkatkan pangsa pasar PT KORP dalam industri ini.

After several crime events and disasters that happened in Indonesia recently, companies are realizing more the importance of security sector industry and the effect it had to others. To capture that opportunity, the Researcher proposes an alternative marketing plan for PT KORP. Analysis in this marketing plan is based upon the background of the security service industry and the market. The plan covers the target segment, marketing strategy and the marketing plan for PT KORP. The results of the business plan are programs targeted to increase the market share of PT KORP in the industry."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27190
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Pratama
"RINGKASAN EKSEKUTIF
PT Natour mempunyai beberapa hotel yang tersebar di beberapa
kota di Indonesia, seperti Medan, Parapat, Padang, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Tretes dan Bali.
Disamping itu PT Natour mempunyai beberapa unit usaha
pendukung yaitu 1 unit usaha restoran di bandar udara
Adisucipto, Yogyakarta dan 1 unit usaha catering di
bandar udara Juanda, Surabaya.
Karena PT Natour mulai mengelola hotel?hotel sejak perolehan
beberapa hotel yang sudah beroperasi dan kemudian diberikan
tanggung jawab atas beberapa hotel lagi maka kelas hotelnya
lebib heterogen. Kelas hotel-hotel yang dimiliki PT Natour
mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 4.
Dengan kelas hotel yang heterogen ini terdapat masalah
penyediaan hotel untuk tamu yang ingin melakukan perjalanan
ke beberapa tempat di Indonesia, karena tamu yang menginap
pada beberapa hotel dengan perbedaan kelas yang menyolok dan
menepuh jarak yang jauh seperti dari Sumatera ke Bali
melalui pulau Jawa, akan merasa tidak nyaman perjalanannya.
Jasa perhotelan merupakan salah satu pendukung industri
pariwjsata yang menyediakan fasilitas tempat penginapan,
makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum yang
tinggal untuk sementara waktu.
Sebagaimana hotel merupakan badan usaha yang memasarkan
Jasa, maka yang penting bagi pelanggan adalah mutu pelayanan
yang diberikan langsung oleh karyawan hotel berupa
kecepatan, kecakatan, kesopanan dan keramahan.
Agar dapat memberikan tempat dan pelayanan yang memuaskan
bagi para pelanggan dengan fasilitas yang bervariasi maka PT
Natour perlu mengadakan standardisasi pelayanan melalui
program pelatihan yang terpadu dan standardisasi fisik
bangunan hotel yaitu bentuk ,dekorasi atau tata letak hotel
dengan suatu ciri tertentu mjsalnya tradisional atau modern.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Hendarjo
"PT.Sumbermitra Sarijaya adalah sebuah industri pengecoran dan penempaan logam yang terletak di Balaraja Tangerang. Perusahaan ini menghasilkan suku cadang dari besi dan baja cor serta tempa dengan kapasitas pengecoran 12.000 metric ton besi abu-abu dan 6.000 metric ton baja cor per tahun. Perusahaan ini menemui kesulitan memasarkan produknya kepada produsen otomotif sehingga kapasitas terpasang belum terpakai secara memadai.
Untuk mengidentifikasikan strategi pemasaran yang tepat dilakukan penelitian deskriptif analisis dengan jalan menggambarkan kondisi lingkungan eksternal dan kondisi lingkungan internal perusahaan. Kemudian untuk menggambarkan posisi bersaing perusahaan digunakan teknik GE matrik.
Untuk pemilihan strategi pernasaran digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Melalui penilaian faktor-faktor eksternal yang terdiri dari 8 faktor dan faktor-faktor internal perusahaan yang terdiri dari 12 faktor dapat dilihat peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan dan kekuatan serta kelemahan perusahaan. Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman menghasilkan identifikasi atas faktor-faktor keberhasilan kunci (KSF).
Dari hasil penilaian lingkungan eksternal yang menunjukkan daya tarik industri dan penilaian lingkungan internal yang menunjukkan daya saing perusahaan dibuat matrik 3x3 dan diperoleh posisi bersaing P.T. Sumbermitra Sarijaya dengan strategi yang dianjurkan adalah strategi bertahan. Untuk menunjang strategi ini perlu dikembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan atau Sustainable Competitive Advantage (SCA).
Guna mengembangkan strategi bersaing dilakukan analisis PHA yang terdiri dari satu hirarki utama dan tiga sub hirarki . Hasil pemrosesan pendapat gabungan para responden dengan metode PHA ini adalah strategi biaya rendah, dengan pilihan utama melakukan pengawasan produksi untuk menekan biaya. Dengan landasan strategi biaya rendah dan penekanan pada kegiatan pengawasan produksi selanjutnya dikembangkan bauran produk, harga, distribusi, dan promosi yang sesuai dengan strategi tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriati Baharuddin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irena Rachmani Utama
"Perkembangan industri sepatu dalam lima tahun terakhir ini terus meningkat dengan pesat. Jumlah perusahaan-perusahaan sepatu terus bertambah, sehingga persaingan juga makin ketat dan kompleks. Persaingan terjadi bukan saja pada pasaran luar negeri tetapi juga pada pasaran dalam negeri. Studi mi mempelajari pemasaran sepatu dalam negeri, dengan meneliti strategi pemasaran pada PT. Sepatu Bata. Batadapat dianggap mewakili perusahaan sepatu Indonesia, terutama karena dalam industri mi Bata adalah market leader, dengan pangsa pasar 40% dari produksi sepatu untuk domestik. Usaha Bata dalam mempertahankan pangsa pasarnya, adalah dengan memperluas pasar sasaran dari kelas menengah ke bawah ke arah kelas menengah ke atas, sebagai pasar yang sedang berkembang dan lebih menguntungkan bagi Bata. Untuk mencapal konsumen kelas menengah ini, Bata menggunakan produk-produk bermerek non-Bata, antara lain seperti Marie Claire, North Star, Power, Weinbrenner. Sebagai konsekuensinya, strategi Bata untuk produk-produk non Bata mengalami perubahan selain perbedaan dalam bauran produk, juga dibedakan bauran harga, dan saluran distribusi untuk produk yang ditujukan pada konsumen kelas menengah ke atas dibanding produk yang ditujukan pada konsumen kelas menengah ke bawah.
Penemuan studi ini, menyimpulkan bahwa strategi produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang digunakan untuk produk-produk merek non-Bata belum seluruhnya efektif. Bagi konsumen, perbedaan produk bermerek Bata dan merek non-Bata tidak jelas, demikian pula konsumen masih tidak mengerti bahwa ada pemisahan saluran distribusi untuk produk-produk tersebut walaupun produk non Bata sudah dipasarkan sejak tahun 1981. Strategi harga yang dipakai untuk produk-produk merek non-Bata kurang efektif karena konsumen kelas menengah ke atas kurang price sensitif dibandingkan dengan konsumen kelas menengah ke bawah. Strategi promosi produk Bata masih perlu lebih ditingkatkan dalam usaha memberikan informasi yang Iebih banyak kepada konsumen mengenai keunggulan produk-produk Bata terutama non-Bata, maupun dalam usaha meningkatkan brand awareness konsumen akan produk-produk barunya. Perbaikan dalam produk baru, strategi promosi dan saluran distribusi yang Iebih baik, merupakan kunci keberhasilan Bata dalam menghadapi pesaingnya di masa mendatang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuty Marliati
"ABSTRAK
Revolusi dalam bidang turisme, telekomunikasi dan transportasi yang merupakan
ciri transisi ekonomi pada abad XXI nanti serta akan dengan diberlakukannya AFTA
2000, akan berdampak langsung terhadap perusahaan nasional Indonesia. Perusahaan
penerbangan Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN harus siap memposisikan
dirinya ditengah ketatnya kompetisi dalam jasa penerbangan baik di domestik dan
intemasional. Dampak dari globalisasi ini akan sangat besar, khususnya dalam hal
pendapatan dan pangsa pasar. Unit pemasaran sebagai salah satu unit pendapatan di
Garuda Indonesia merupakan unit yang paling berkepentingan dalam upaya
mempertahankan posisi pendapatan dan pangsa pasar setelah masuknya pesaing
pesaing baru nanti.
Kunci sukses pemasaran adalah membuat perencanaan pemasaran yang tepat dan
efektif sesual dengan kondisi yang dimiliki perusahaan serta tanggap terhadap perubahan
situasi yang teij adj. Perencanaan pemasaran sangat penting artinya untuk setiap
operasional bisnis dan untuk mengefektiƍkan serta mengefisienkan program pemasaran
dan produk balk berupa barang maupun jasa. Dengan membuat perencanaan
pemasaran, kita dapat melihat dengan jelas arah yang akan dituju serta apa yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Perencanaan pemasaran yang dibuat oleh bagian pemasaran merupakan
salah satu dari 4 macam perencanaan yaitu perencanaan korporat, perencanaan keuangan.,
perencanaan pemasaran, dan perencanaan armada yang dibuat oleh bagian
pemasaran untuk mendukung perencanaan lainnya dalam pemsahaan.
Dalam operasi penerbangan internasionalnya, area South West Pacific adalah
salah satu area yang dilayani oleh perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia,
yang meliputi kota kota: Darwin, Cairns, Melaide, Melbourne, Perth, Sydney, Brisbane
dan Auckland di Selandia Baru. Dengan menggunakan jenis pesawat Airbus 300-600
untuk wilayah Australia dan DC 10 untuk Selandia Barn serta menggunakan kota
Denpasar sebagai pusat persinggahannya, rute ini menyumbang rata rata sebesar 8,3
% dan total pendapatan Garuda Indonesia (antara tahun 1990-1993).
Dengan kontribusi tersebut, rute South West Pasifik sangat potensial untuk
dikembangkan. Didukung oleh armada baru yaitu Airbus 300-600, frekuensi yang
banyak, pelayanan yang berkualitas serta tarif tiket yang kompetitif area ini diharapkan
akan mampu menyumbang pendapatan yang lebih besar lagi kepada Garuda. Dengan
membuat perencanaan pemasaran yang efektif dibarapkan program program pemasaran
akan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan perusahaan.
Proses pembuatan perencanaan pemasaran adalah dengan membuat analisis
terhadap situasi yang meliputi perkiraan terhadap permintaan, faktor demografi,
kondisi bisnis dan ekonomi, serta politik dan peraturan. Keadaan lingkungan umum
yang harus diperhatikan adalah keadaan keuangan, kebijaksanaan pemerintah, serta
media. Keadaan pesaing juga harus dianalisis kekuatan maupun kelemahannya baik
pesaing utama maupun pesaing potensial. Setelah menganalisis situasi baik eksternal
maupun internal, langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar dan menemukan
masalah dan peluang. Tujuan,target pemasaran dan strategi pemasaran adalah
langkah berikutnya yang barus dianalisis.
Kendala kendala yang dihadapi dalain pembuataia perencanaan pemasaran
adalah kurangnya inforinasi yang lengkap, baik daii internal maupun eksternal.
Dukungan data dan informasi daii pihak yang berkepentingan sangat membantu sekali,
tenitania untuk data eksternaiPereflcaflaafl pemasaran untuk area South West Pacific
yang ttlah dibuat dihrapkan dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan pemasaran untuk area area lainnya."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pepey Riawati Kurnia
"ABSTRAK
Semakin banyak perusahaan melakukan percepatan pengembangan produk
dengan memperpendek waktu pengembangan produk agar produk dapat
secepatnya berada di pasar. Studi terdahuiu dan studi eksplorasi menunjukkan
bahwa hal ini disebabkan oleh adanya peiuang pasar, biaya ekonomi tinggi,
persaingan, intuisi pembuat keputusan, kapabilitas dan citra merek. Tujuan
penelitian untuk mengetahui apakah percepatan pengembangan produk
mempengaruhi peran artikulasi dan navigasi pemasaran dalam menghasilkan
kinerja produk. Berlandaskan Evolution Theory, Contingency Theory, Market-
Based View dan Resource-Based View dibangun model penelitian. Responden
adalah pemasar per kategori produk pada divisi pemasaran perusahaan pangan
skala menengah-besar di Indonesia. Kuesioner terisi dari 107 responden diolah
dengan Latent Variable Score (LVS). Dilakukanpre-test dua kali.
Hasil identifikasi awal penelitian ini memperkuat hasil studi eksplorasi
sebelumnya bahwa industri pangan diduga berada dalam tahap pertumbuhan yang
ditandai dengan keberhasilan peran pemasaran dalam membangun Jaringan
distribusi yang kuat serta kemampuannya untuk memperkenalkan merek.
Informasi awal ini juga menunjukkan bahwa dalam kondisi tingkat persaingan
yang menuju ke hypercompetition, pemasar cenderung memutuskan untuk
melakukan inovasi incremental. Dari variabel independen (peiuang pasar,
persaingan, biaya, intuisi, kapabilitas dan citra merek), studi ini menemukan
bahwa hanya variabel intuisi dan kapabilitas yang mendorong perusahaan
melakukan percepatan pengembangan produk.
Intuisi eksekutif pemasaran yang semakin sering digunakan dan didukung
dengan kapabilitas yang kuat mendorong perusahaan untuk semakin melakukan
percepatan pengembangan produk. Temuan penelitian menyatakan bahwa
percepatan pengembangan produk memperkuat peran pemasaran dalam
menciptakan, mengembangkan nilai dan menyebarkan nilai untuk menghasilkan
kinerja produk yang diharapkan. Peneliti mengajukan model penelitian alternatif
untuk melengkapi model penelitian orisinal yang menunjukkan bahwa efek
langsung percepatan pengembangan produk terhadap kinerja produk lebih besar
dibandingkan melalui peran pemasaran.
Hasil penelitian memberikan implikasi teoritis bahwa intuisi dan
kapabilitas sebagai sumberdaya internal perusahaan dari Resource-Based View
menjadi faktor pendorong perusahaan melakukan percepatan pengembangan
produk. Implikasi manajerial diuraikan dalam lima area implikasi yakni
organisasi, sumberdaya manusia. pemasaran, inovasi dan manufacturing.
Pemerintah juga perlu mengeluarkan kebijakan yang mampu mendukung
percepatan pengembangan produk yang dilakukan sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal.

ABSTRACT
More and more companies do accelerated product development by making
time of product development shorter so products can be launched to market
as quickly as possible. Previous and exploration studies show that it is
caused by market opportunity, high cost, competition, intuition of the
decision makers, capability and brand image. Objective of the research is to
find out whether accelerated product development affects role of articulation
and navigation function of marketing in producing product performance. Based
on Evolution Theory, Contingency Theory, Market-Based View, and Resource-
Based View, model of the research was built up. Respondents are the
product-category marketers in marketing divisions from middle-large scale
food companies in Indonesia. Returned questionnaires from 107 respondents
were processed using the Latent Variable Score (LVS). Pre-tests had done
two times.
The first identification result of this research strengthens the previous
exploration studies that the food industry should be in the growing stage
which is indicated by the success of marketing in building a strong
distribution network and their ability in introducing brands. This beginning
information also shows that in the condition of the competition level that
move in the hypercompetition, most of marketers decide to do the incremental
innovation. From independent variables (market opportunity, competition, cost,
intuition, capability, and brand image), this study finds that only intuition and
capability which push companies to do accelerated product development.
The intuition of marketing executive which is more often used and
supported by strong capability push the companies to do more of accelerated
product development. Findings of the research state that accelerated product
development strengthens the role of marketing in creating, developing, and
distributing values to produce product performance. The researcher propose the
alternative research model to complete the original research model that shows
the direct effect of accelerated product development in producing product
performance is stronger than if it is through the role of marketing.
The findings of research give theoretical implication that intuition and
capability as internal resources of companies from Resource- Based View
become the factors that push companies to do accelerated product
development. The managerial implication are in five areas: Organizations, human
resources, marketing, innovations, and manufacturing. Government must make
out a policy that can support accelerated product developments to reach
optimal result."
2008
D1541
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Budi Kurnianto
"Era globalisasi telah mendorong terciptanya aktifitas perdagangan bebas di mana kemudian batas-batas fisik antar negara menjadi kabur. Dengan kesepakatan perdagangan bebas diantara beberapa negara maka pelaku bisnis dapat mengembangkan aktifitas usahanya lintas antar negara-negara tersebut dengan lebih mudah.
Bentuk nyata dari kesepakatan perdagangan bebas (free trade) adalah North American Free Trade Agreement (NAFTA), Asean Free Trade Agreement (AFTA), Asia Pacific Economic Corporation (APEC) dan bentuk-bentuk kesepakatan perdagangan lainnya antar negara.
Dengan dibentuknya kesepakatan seperti tersebut di atas, berdampak pada rata cara perdagangan internasional dan perubahan tersebut akhinya akan mempengaruhi jalannya bisnis di dunia termasuk sektor industri migas di Indonesia. Dan kondisi tersebut, dapat dibayangkan bagaimana akan membanjirnya beragam produk dari luar yang akan memasuki pasar Indonesia, di mana akan berakibat semakin ketatnya persaingan yang terjadi dan bahkan bisa jadi akan membunuh perusahaan nasional.
PT XYZ yang telah berdiri sejak tahun 1973 dan telah bekerja sama lebih dari 30 (tiga puluh) tahun sebagai agen dan distributor gas turbin ABC yang berasal dari Amerika Serikat. PT XYZ dengan produk gas turbin ABC menguasai pangsa pasar gas turbin untuk kapasitas 1 - 20 MW di pasar Indonesia dengan mayoritas populasi di sektor industri migas. Dengan adanya globalisasi dan perdangan bebas secara langsung keberadaan PT XYZ akan terancam. Ancaman paling utama adalah kemungkinan forward integration di mana dengan kebijakan open market sebagai konsekuensi perdagangan bebas akan memungkinkan pihak pabrikan untuk langsung memasarkan dan mendistribusikan produknya di pasar Indonesia.
Dengan globalisasi, iklim persaingan menjadi semakin kompetitif sehingga pelaku bisnis berupaya melakukan efisiensi biaya antara lain dengan hanya fokus pada bisnis inti perusahaan. Perubahan ini berdampak pada pegeseran pola pengadaan barang dan jasa ke arah pola outsourcing. Pergeseran tersebut disadari membuka peluang "bisnis solusi" di pasar. Sebelumnya kebutuhan pelanggan adalah peralatan untuk menunjang operasi antara lain gas turbin, sekarang ini kebutuhan pelanggan bergeser tidak lagi peralatan operasi melainkan output dari masing-masing peralatan tersebut, misalnya energi listrik, energi mekanik untuk menggerakkan kompresor dan pompa.
Penelitian karya akhir dilakukan dengan dengan studi kepustakaan dan pengamatan langsung pada kegiatan usaha. Dengan penelitian tersebut dapat diperoleh pengetahuan mengenai faktor-faktor lingkungan baik eksternal maupun internal yang kemudian digunakan untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam menghadapi peluang dan ancaman yang ada di pasar.
Dengan mengacu hasil penelitian yang secara detail dirumuskan dalam TOWS Matrix dan Grand Strategy Matrix. maka harus disadari bahwa kondisi kelemahan internal perusahaan masih lebih dominan dibandingkan dengan posisi kekuatan internal perusahaan tentunya pembenahan kondisi internal perusahaan harus menjadi agenda utama perusahaan. Prioritas pembenahan internal perusahaan antara lain adalah:
? Perumusan rencana jangka panjang perusahaan dalam upaya mencapai visi dan rnisi yang telah ditetapkan. Dengan adanya rencana jangka panjang maka perusahaan dapat dengan lebih mudah merumuskan target jangka pendek baik untuk perusahaan secara keseluruhan maupun untuk masing-masing S BU.
Pembenahan sistem kepegawaian dan pelatihan SDM yang dikaitkan dengan jenjang kepegawaian. SDM merupakan aset yang akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan untuk berkornpetisi di pasar yang terbuka.
? Penyiapan SDM yang memiliki kompetensi yang cukup untuk menggarap peluang bisnis solusi termasuk pula penyiapan wadah organisasinya yang terpisah dari PT XYZ. Pemisahan ini adalah agar organisasi di bisnis solusi dapat beroperasi secara kompetitif dengan tidak memiliki keterbatasan hanya menggunakan produk gas turbin ABC saja. Pemisahan ini juga merupakan upaya perusahaan untuk mengurangi resiko usaha bisnis solusi yang bisa berdampak buruk terhadap bisnis inti perusahaan.

Globalism economy had driving the Free Trade which has almost no 'barrier to entry' between countries in doing trading activities. The Free Trade Agreement among several countries has enabled the company easily to develop their business across countries.
Some of Free Trade agreements are North American Free Trade Agreement (NAFTA) Asean Free Trade Agreement (AFTA), Asia Pacific Economic Corporation (APEC) and other trade agreement in countries.
The Free Trade agreements were made impact on the mode of international trading, changes the business process as well as oil and gas industry in Indonesia When the free trade happens, it could be imagined that lots of products and services from outside will enter the Indonesia's market which further might kill the local company due to light competition.
PT XYZ had establish since 1973 and more than 30 (thirty) years as sole agent and sole distributor of ABC gas turbine from USA. PT XYZ and ABC gas turbine has largest market share in the small-medium size (1-20 MW) which majority in the oil and gas industry.
As consequences of globalism, Free Trade and World Trade Organization (WTO), government should establish the open market policy, which further triggers a threat, Forward Integration where principal (ABC gas turbine) performs direct marketing and has own distribution channel of products and services in Indonesia.
Globalism and Free Trade was made competition in the market become more competitive, thus organization should operate in cost efficient. in order to efficient, many organizations are focusing the activity in core business only and outsourcing the non-core activity. This philosophy was made significant change on the mode of procurement products and services and creates an opportunity Solution Business. Solution Business was concentrate on customer's need, instead of proposing equipment such as gas turbine Solution Business is delivering the output such as electricity or energy for boosting the gas thru compressor and pumping the oil thru pump.
This thesis was carrying out thru literature study and direct observation on the activity of PT XYZ. The analysis had resulted external and internal key environment factors and further mapping the company's strength and weakness to respond on threat and opportunity in the market.
Referring to analysis results and proposes strategic actions which detail on TOWS Matrix and Grand Strategy Matrix, company has more internal weakness rather than internal strength thus improvement on internal organization as a must. Priority on internal organization improvement was following:
? Prepare a Corporate's Long Term Strategic Plan which has direction to achieve company's vision and mission, The Corporate's Long Term Strategic Plan will be a reference to generate short term strategic plan for corporate as well as each SBU.
? Since people are a key asset for organization to compete in market, therefore organization should develop an integrate HR system which incorporate with training program related to employee hierarchies program.
? Organization should prepare an infrastructure such as competent employee and separated organization for further to follow up on Solution Business opportunity. Separated organization was required in order to be competitive in market thus not has limitation on the selection of main equipment such as ABC gas turbine. Also to disconnect the risk on Business Solution which might be impacted the core business.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Nur Ambardjati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>