Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Andi Imran
"There are some Indonesian companies that must comply with the Sarbanes-Oxley Act (SOX). This requires a great effort that will cost a substantial amount of money and time, The aim of this thesis is to compare how two companies have managed to implement SOX Section 404. This study concentrates only on two Indonesian companies which are registered with the Securities and Exchange Commission (SEC), and are thereby required to comply with SOX. A bibliography and qualitative study was conducted to analyze the two companies. The research showed that SOX has had a great impact on Indonesian companies. The process of implementing SOX into Indonesian companies has been an extensive project There is a difference between the approaches used for the implementation. Public Accounting Finns or Consultants Firms have been used to a large extent by the two companies."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny K. Hermajanto Moentoro
"Market keandalan dan ketepatan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan, termasuk disklosurnya merupakan hal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan dari investor di pasar modal. Beberapa peristiwa negatif baik di Indonesia dan di negara maju menunjukkan bahwa tingkat keandalan dan ketepatan laporan keuangan masih belum seperti yang diharapkan. Kongres Amerika bereaksi dengan mengeluarkan suatu undang-undang (Act) yangdisebut Sarbanes-Oxley Act. Act ini diharapkan akan meningkat-kan ketepatan (accuracy) dan keandalan (reliability) dari laporan keuangan. Tulisan ini membahas kern ungki nan penerapan undang-undang semacam ini di Indonesia."
2006
MUIN-XXXV-2-Feb2006-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Wahyudi
"Laporan magang ini membahas tentang analisis penerapan Sarbanes Oxley Act (SOX) 404 dalam Shared Service Center (SSC) pada PT XYZ. PT XYZ bergerak dalam industri manufaktur. Dalam penerapan SOX 404, PT XYZ telah memiliki alur proses pengimplementasian yang telah dirancang dan diterapkan di seluruh cabang perwakilannya di seluruh dunia. Country Finance Center (CFC) merupakan unit SSC yang memberikan jasa pengelolaan keuangan kepada empat unit bisnis yang dimiliki oleh PT XYZ. Sebagai pengelola proses dan aktivitas akuntansi serta pelaporan keuangan, CFC berkewajiban dalam menerapkan kepatuhan terhadap SOX 404. Kesimpulan dari laporan ini ialah PT XYZ melalui CFC telah merancang dan menjalankan sistem pengendalian internal serta penerapan SOX 404 yang sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku.

This Internship Report discusses about analysis of Sarbanes Oxley Act (SOX) 404 implementation in Shared Service Center (SSC) of PT XYZ. PT XYZ is a manufacturing company. In implementing SOX 404, PT XYZ has implementation process cycle which designed to be applied in its whole representative office in the world. Country Finance Center (CFC) is an SSC unit delivering financial management service to XYZ?s four business units. As the process owner of financial reporting and accounting activity, CFC is obligated to implement SOX 404 compliance standards. The conclusion of this report is PT XYZ through its CFC has designed and implemented internal control system and SOX 404 compliance based on applicable standards and procedures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gregg, Davis Weiner
Homewood, Illinois: University of Pennsylvania by R.D. Irwin, 1962
368.36 GRE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Department of Information Republic of Indonesia, 1994
070.026 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Greeg, Davis W.
Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, Inc., 1960
368.36 GRE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Belgrade : Dopisna Delanska Univerza, 1977
331.026 ZAK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Mayang Sariatna
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh Community Identification dan Company Identification dibentuk dari aktifitas interaksi di dalam sebuah komunitas pada salah satu produk otomotif, yaitu kendaraan roda empat dengan mengambil studi kasus pengguna mobil Pajero yang tergabung di dalam komunitas Pajero Indonesia One PI1 . Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Multiple Regresion dengan program SPSS 26. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa interaksi dan tradisi dan peraturan di dalam community identification dan company identification memiliki efek yang signifikan dan positif dalam membentuk loyalty. Selain itu, variabel brand relation yang ada terbukti mempengaruhi hubungan positif dalam membentuk loyalty. Interpretasi, limitasi, dan implikasi manajerial akan didiskusikan lebih lanjut

ABSTRACT
This study discusses the influence of Community Identification and Company Identification formed from the activity of interaction in a community at one of the automotive products, namely the four wheeled vehicle with a case study of car users Pajero belonging in the community Pajero Indonesia One PI1 . In this study, the data processing is done by using a Multiple Regresion with SPSS 26. The results of this study show that the interaction and traditions and regulations in community identification and company identification has a significant and positive effect in shaping the loyalty. Moreover, the relations existing brand variables shown to affect a positive relationship in shaping the loyalty. Interpretations, limitations and managerial implications are discussed further."
2017
S67355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susanto Pratomo
"Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan bahan hukum primier, sekunder dan tersier, termasuk hasil wawancara dengan nara sumber. Adapun fokus penelitian terutama pada permasalahan mengenai perlu tidaknya Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur secara khusus tentang mata uang dan pokok-pokok materinya. Adapun pokok-pokok materinya merupakan unifikasi dan penyempurnaan ketentuan mata uang yang saat ini berlaku, sepeti pengaturan ciri minimal uang; pengeluaran uang khusus; pembatasan uang logam sebagai legal tender; kewenangan Bank Indonesia di bidang pengedaran uang termasuk mencetak uang rupiah; kewajiban layanan penukaran uang oleh bank umum kepada masyarakat; perlindungan hukum atas penggunaan desain uang; pembentukan pusat data dan analisa uang palsu; dan ketentuan pidana terkait dengan kejahatan uang rupiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai pelaksanaan dari amanat amandemen UUD 1945 dan amandemen Undang-Undang Bank Indonesia terdapat semangat untuk melakukan unifikasi terhadap pengaturan mata uang dalam suatu undang-undang tersendiri.

This thesis is written using a normative legal research method using primary, secondary and tertiary legal materials and including the results of interviews with resources persons. The research is focused primarily on the neccessity for Indonesia to have a specific currency regulation and the main points of its regulation material. The research shows that as mandated in the amendment of the 1945's Constitution of Republic of Indonesia and the amendment of Bank Indonesia Act, there is a spirit to legislate the unification of the currency regulatins that currently apply, such as the minimum arrangement of currency characteristic; the issuance of commemorative coins/banknotes; the limitation of coin-made-payment as legal tender; the authority of Bank Indonesia in the field of currency circulation, including Indonesian Rupiah; the obligation to exchange rupiah as a service from commercial banks to the public; legal protection of Rupiah designs; establishment of counterfeit data and analysis center regarding to currency crimes."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T26776
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dondang Kristine
"Korban kejahatan pada dasarnya merupakan pihak yang paling menderita dalam suatu tindak pidana. Pada umumnya korban dirumuskan sebagai seseorang yang menderita kerugian fisik, mental, emosional, maupun ekonomi. Masalah keadilan dan penghormatan hak asasi manusia tidak hanya berlaku terhadap pelaku kejahatan saja, tetapi juga korban kejahatan. Namun, korban tidak memperoleh perlindungan sebanyak yang diberikan oleh undang-undang kepada pelaku kejahatan. Apabila terjadi suatu pelanggaran hukum, tentu saja mengakibatkan ketidakseimbangan dalam diri korban atau keluarganya. Misalnya dari aspek finansial (materiel), yaitu bila korban merupakan tumpuan hidup keluarga, aspek psikis (immateriel) berwujud pada munculnya kegoncangan pada diri korban. Untuk menyeimbangkan kondisi korban tersebut, maka harus ditempuh upaya pemulihan baik materiel dan/atau immateriel, yaitu melalui hak restitusi korban. Dalam tesis ini penulis membahas mengenai hak restitusi korban tindak pidana perdagangan orang, dengan menganalisa dari hasil putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang nomor 1633/PID.B/2009/PN.TK, atas nama Fitriyani Binti Muradi yang merupakan satu-satunya putusan dalam perkara tindak pidana perdagangan orang yang menghukum pelaku untuk membayar restitusi kepada korban. Hak restitusi korban tindak pidana perdagangan orang sudah diatur dalam Pasal 48 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Penelitian tersebut membahas mengenai peranan penegak hukum dalam melaksanakan hak restitusi korban tindak pidana perdagangan orang. Dari hasil penelitian tersebut, peranan penegak hukum baik di tingkat penyidikan, penuntutan, sampai dengan proses persidangan tidak maksimal dalam memperjuangkan hak restitusi korban, yaitu sebatas menanyakan besarnya kerugian yang diderita korban baik materiel maupun immateriel. Kurangnya upaya yang maksimal dari penegak hukum menyebabkan dikabulkannya hak restitusi korban hanya sebatas putusan saja atau hanya di atas kertas saja. Hal ini dikarenakan terdapat kendala-kendala, diantaranya: kendala dari perundang-undangan yang tidak memiliki peraturan pelaksanaan dan dimuatnya pidana kurungan sebagai pengganti dari restitusi, sehingga memberikan pengaruh pada upaya pemenuhan restitusi yang pelaksanaannya tidak secara total, kemudian kendala dari kurangnya kesadaran penegak hukum dan sumber daya manusia yang terlatih dan terampil dalam memperjuangkan hak restitusi korban. Selanjutnya, kendala dari kesadaran hukum korban, yang mana korban beranggapan seandainya melakukan tuntutan ganti rugi hasil yang ia dapatkan tidak sebanding dengan yang ia alami (tidak bisa mengembalikan keadaan semula) bahkan ia juga beranggapan jika melakukan tuntutan ganti rugi justru akan menambah penderitaan dan mengalami kerugian lain sehingga mereka menjadi apatis.

Victims of crime is basically a party that suffered most in a crime. In the most cases the victim is defined as a person who suffers physical harm, mental, emotional, and economic. Issues of justice and respect for human rights does not only apply to offenders but also victims of crime. However, victims do not get much protection as provided by law the perpetrators. In the event of a violation of law, of course, lead to an imbalance in the victim or his family. Example of the financial aspects (material), that is when the victim is the foundation of family life, psychological aspects (immaterial) tangible to the emergence of shock on the victim. To balance the condition of the victim, then the remedy should be taken both the material and / or immateriel, namely through the restitution rights of victims. In this thesis the author discusses about the restitution rights of victims of trafficking in persons, by analyzing the decision of the Court of Tanjung Karang number 1633/PID.B/2009/PN.TK , in the name of Fitriyani Binti Muradi which is the only decision that sentenced the offender to pay restitution to victims. Restitution rights of victims of trafficking in persons has been regulated in Article 48 of Act Number 21 / 2007 on Combating the Crime of Trafficking in Persons. The study discusses the role of law enforcement agencies in carrying out the restitution rights of victims of trafficking. From this research, the role of law enforcement both at the level of investigation, prosecution, court proceedings are not up to the maximum in the fight for the rights of victims restitution, which is limited to asking the amount of loss suffered by the victims of both material and immaterial. Lack of a maximal effort of law enforcement led to the granting of the rights of the victim restitution was limited to ruling only, or only on paper. This is because there are constraints, including: the constraints of legislation that does not have implementing regulations and publishing imprisonment in lieu of restitution, thereby giving effect to the implementation of restitution compliance efforts are not in total, then the constraint of lack of awareness of law enforcement and human resources are trained and skilled in fighting for the restitution rights of victims. Furthermore, the constraints of the legal consciousness of the victim, where the victim thinks that if their demands compensation she has received the results not comparable to those he experienced (can not restore the original state) even if it is also assumed to compensation claims will only add to the suffering and loss other so that they become apathetic.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T29881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>