Ditemukan 13098 dokumen yang sesuai dengan query
"marine environment is a rich source of both chemical compounds and biological diversities. In recent years, many bioactive compounds have been isolated from various marine organism, like sponges, coelenterates, microorganisms, algae,echinoderms,tunicates,bryozoans and molluscs. This paper wil be explained several bioactive compounds that have been isolated from marine sponges."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2005
S31381
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2005
S32447
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gusnul Yakkin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32883
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dien Puji Rahayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32881
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Selvia Lestari Wahid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yudha Fariska
"Spons Callyspongia aerizusa dapat ditemukan di dua zona Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) dengan kondisi ekologis yang berbeda, yaitu zona pemukiman (Pulau Karya dan Pramuka) dan zona inti (Pulau Penjaliran Timur). Kondisi ekologis di zona inti relatif lebih baik jika dibandingkan dengan zona pemukiman. Zona inti merupakan zona dengan akses terbatas guna perlindungan biota laut, diasumsikan tingkat kerusakan ekosistem yang terjadi dan asupan pencemarannya rendah. Untuk mengetahui adanya perbedaan aktivitas senyawaan bioaktif tersebut, dilakukan uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp (Artemia salina) Lethality Test (BSLT) menggunakan crude extract dan ekstrak hasil fraksinasi spons C. aerizusa dari kedua zona tersebut. Fraksinasi crude extract spons tersebut dilakukan dengan teknik kromatografi cair-cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawaan crude extract C. aerizusa yang paling aktif berasal dari Pulau Penjaliran Timur (nilai LC50 sebesar 723,972 ppm) dan ekstrak hasil fraksinasinya yang paling aktif ialah ekstrak fraksi etil asetat (nilai LC50 sebesar 529,032 ppm)."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31487
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febrial Hikmah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S716
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Djoko Padmono
"Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan besi spons halus limbah proses reduksi langsung (direct reduction) menjadi komponen logam industri melalui teknik metalurgi serbuk. Untuk membuat produk melalui teknik metalurgi serbuk, diperlukan bahan baku berupa serbuk besi. Serbuk logam ini dibentuk menjadi bahan konstruksi dalam suatu cetakan dengan proses penekanan (dingin). Penekanan dilakukan secara hidraulik. Produk hasil penekanan diberi perlakuan panas pada suhu tinggi, tetapi masih dibawah temperatur lebur logam, yang disebut sebagai proses penyinteran. Bentuk partikel serbuk besi spons giling ini berupa granular sedangkan ukuran dan distribusi partikel hasil penyaringan diambil ukuran dibawah 100-mesh (-150 mikron) yang baik dalam teknik metalurgi serbuk. Penekanan dilakukan dalam cetakan silinder berdiameter 25 mm dengan tekanan 3,37; 4,72; 7,08 t/cm2 , kemudian diberikan penyinteran pada temperatur 850; 950; 1050 ° C Hasil penekanan dan penyinteran tersebut mempunyai nilai kekerasan antara 45 - 60 HRB pada densitas 4,4 - 4,9 gr/cc atau 56 - 62,5 %. Struktur mikro yang didapat berupa perlit yang berbatasan dengan pori-pori."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Budi Setiawan
"Korosi retak tegang merupakan proses korosi yang dihasilkan dari kombinasi sinergis antara tegangan, lingkungan yang korosif serta karakteristik dari material. Pengujian ini mengamati fenomena korosi pada material baja sponge rotary kiln X dan Y yang memiliki komposisi yang berbeda, dimana material X memiliki kandungan nikel dan kromium yang lebih tinggi dibandingkan Y. Metode
bentbeam spesimen digunakan untuk melihat ketahanan korosi kedua material pada tegangan aplikasi dan lingkungan yang berbeda dimana lingkungan yang digunakan mengandung ion klorida.
Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya lubang pada permukaan material. Pengamatan terhadap fenomena korosi material dilakukan dengan menghitung diameter dan kedalaman lubang yang terbentuk dan perubahan berat yang terjadi setelah pengujian. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan peningkatan tegangan dan kadar NaCl, diameter dan kedalaman lubang yang terbentuk semakin bertambah. Selain itu pengurangan berat dan laju korosi juga semakin meningkat. Hasil secara umum menunjukkan bahwa material X memiliki ketahanan korosi yang lebih baik daripada Y.
Stress corrosion cracking is a corrosion process caused by a synergy combination between stress, corrosive environment and material characteristic. This experiment observed corrosion phenomena of sponge rotary kiln steel X and Y whose different compositions, which X has higher nickel and chromium contents than Y do. Bent-beam specimen method used here to observe those two material corrosion resistances in different application stresses and chloride ions-containing environments. The experimental results showed pits in material surface. Observations of material corrosion phenomena were done by measuring pit diameter and depth and weight loss of the material after exposure. The results showed that pit diameter and depth increased as stress and sodium chloride concentration increased. Besides that, weight loss and corrosion rate of material increased. The common results showed that X has better corrosion resistance than Y."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41724
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library