Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50329 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Rahayu Retnasih
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27082
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Ariyanto
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Immi Rizky Budiyani
"Maraknya penyalahgunaan NAPZA suntik, membuat pemerintah mendirikan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) untuk mengurangi dampak buruk akibat pemakaian NAPZA suntik, sehingga diharapkan meningkatnya derajat kesehatan penasun. Namun salah satu permasalahan dalam penerapan PTRM adalah kepatuhan pasien. Berdasarkan hal itu, dilakukan penelitian cross sectional terhadap 51 sampel agar diketahui faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan mengikuti terapi metadon di RSKO Cibubur.
Hasil penelitian menunjukkan ketidakpatuhan sebesar 37,3%. Diketahui penasun dengan umur <30 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki-laki (40%), pendidikan tinggi (37,5%), tidak bekerja (44,4%), pengetahuan kurang (54,5%), sikap kurang (60%), jauh dari tempat pelayanan (38,7%), dukungan keluarga kurang (46,7%), dukungan petugas kesehatan kurang (50%), dukungan teman kurang (37,5%) dan keterpaparan informasi baik (41,7%) memiliki proporsi ketidakpatuhan lebih tinggi. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan ketidakpatuhan mengikuti PTRM (p-Value 0,026; PR 2,261).

The rise of injecting drug use make government build Methadone Maintenance Treatment program (MMT) , in order to harmful reduction so that IDU’s health increased. But one of problems in applying MMT is adherence injection drug users. Based on that, cross sectional study carried out to 51 samples in order to know the factors related to disobedience in IDU who following MMT program in RSKO Cibubur.
The result shows disobedience is 37,3%. IDU with age less than thirty (66,7%), male (40%), high education (37,5%), didn’t have a job (44,4%), less knowledge (54,5%), less attitude (60%), far from health care (38,7%), less of family support (46,7%), less of health worker’s support (50%), less of friend support (37,5%) and have good exposure information (41,7%). Chi Square test results stated that there is a significant relationship between knowledge of the noncompliance following the MMT (p-Value 0.026; PR 2,261).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vella Ovelia
"Kejadian HIV pada populasi menyuntik narkoba cukup tinggi yaitu lebih dari 40% dari kasus baru yang ada. Di Indonesia, kejadian HIV berkisar antara 50%-90% pada penasun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan perilaku menyuntik dengan status HIV pada Pengguna NAPZA suntik di 4 kota di Indoneisa (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan data Survei Terpadu Biologis Perilaku 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah penasun pria atau wanita berumur 15 tahun atau lebih yang tinggal di Kota lokasi survey dan menyuntik NAPZA selama satu bulan terakhir.
Hasil penelitian diperoleh penasun dengan status HIV (+) sebesar 61,35%. Adapun variabel yang bermakna secara statistik yaitu usia (PR: 0,662; 95%CI: 0,519?0,844), lama menggunakan NAPZA suntik (PR: 1,844; 95%CI: 1,485?2,289) hubungan seksual (PR: 1,882; 95%CI: 1,271?2,788), akses pelayanan kesehatan (PR: 1,285; 95%CI: 1,048?1,576) dan akses LASS (PR: 0,811; 95%CI: 0,674?0,977). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan perilaku berisiko pada usia reproduktif dan memperluas akses pelayanan kesehatan dan layanan alat suntik steril.

HIV incidence in the population inject drugs is quite high at more than 40% of new cases are there. In Indonesia, HIV incidence ranges from 50% -90% in IDUs. The purpose of this study was to determine the relationship between the sociodemographic and behavioral factors injected with HIV status on injecting drug users in four cities in Indonesia (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar in 2013. The study design was cross sectional using data from Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2013. Samples IDUs in this study were male or female aged 15 years or older who live in the city survey locations and injecting drugs during the last month.
The results obtained IDUs with HIV status (+) amounted to 61.35%. The variables are statistically significant age (PR: 0.662; 95% CI: 0.519 to 0.844), duration of injecting drug use (PR: 1.844; 95% CI: 1.485 to 2.289) sexual relations (PR: 1.882; 95% CI: 1.271 to 2.788), access to services health (PR: 1.285; 95% CI: 1.048 to 1.576) and access LASS (PR: 0.811; 95% CI: 0.674 to 0.977). Therefore, there should be the prevention of risk behavior of reproductive age and expand access to health care and services sterile syringe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizza Auli Shava
"ABSTRAK
Pengguna narkoba meningkat setiap tahunnya dan DKI Jakarta menempati posisi ke 2 dari 5 provinsi dengan pengguna narkoba terbanyak di Indonesia. Yayasan Karisma merupakan lembaga yang bergerak dalam mengurangi dampak akibat narkoba. Banyaknya informasi yang diberikan oleh Yayasan Karisma kepada dampingannya seharusnya memberikan dampak positif akan perubahan perilaku pada dampingan itu sendiri. Namun, Yayasan Karisma sendiri belum memiliki alat untuk memantau perubahan perilaku pada kelompok dampingan yang disebabkan oleh penjangkauan yang dilakukan Yayasan Karisma kepada kelompok dampingan sesuai dengan indikator Harm Reduction. Penelitian ini membahas ketepatgunaan alat pemantauan perilaku kelompok dampingan pengguna narkoba jarum suntik yang hidup dengan HIV di Yayasan Karisma. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penilaian validitas isi dan validitas konstruk dilakukan dengan wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan.Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat satu item terkait dampak pemberian informasi HIV pada klien ODHA yang belum memiliki alat ukur di Yayasan Karisma. Yaitu terkait kepatuhan minum ARV. Untuk membuat sebuah alat ukur yang tepat guna maka harus di nilai validitas dari alat ukur tersebut. Validitas yang diukur peritem pertanyaan, dan terdapat item yang tidak memiliki validitas yang memadai yaitu indikator Adherence dengan item Adherence Level. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat yang dapat memantau perilaku dan alat ukur yang memiliki ketepatgunaan sehingga aplikatif untuk dilakukan di Yayasan Karisma. Alat ukur ini diperkirakan memiliki ketepatgunaan yang baik secara deskripsi, sehingga perlu dilakukan uji coba untuk menilai validitasnya kepada kelompok dampingan.

ABSTRACT
Drug users are increasing every year and DKI Jakarta ranks 2 of the 5 provinces with the largest drug user in Indonesia. Yayasan Karisma is an institution that is engaged in reducing the impact of drugs. The information provided by Yayasan Karisma should have a positive impact on behavioral changes to the client itself. However, Yayasan Karisma itself doesn 39 t have yet a tool to monitor the client behavioral changes due to Yayasan Karisma rsquo s performance in reaching the client in accordance with Harm Reduction indicator.. This study discusses the behavioral monitoring tool 39s validity of injecting drug user who life with HIV at Yayasan Karisma. This research is a qualitative research with descriptive design. Assessment of content validity and construct validity is done with in depth interviews conducted to informants. The results of this study found that there is one item related to the impact of providing HIV information to PLHIV clients who doesn rsquo t have a measuring tool in Yayasan Karisma. Related the adherence antiretroviral therapy. To make an appropriate measuring instrument should have a good the value of the instrument validity. The validity measured by the questions and there are items that do not have adequate validity is the Adherence indicator with the Adherence Level item. Therefore required a tool that can monitor the behavior and a tools that have a validity so that applicability to be done in Yayasan Karisma. This measuring instrument is expected have a validity in descriptions, so it is necessary to test the validity to the client."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Amran
"Masalah Residivisme merupakan masalah yang dihadapi oteh pemerintah khusunya Lembaga Pemasyarakatan. Karena terjadinya Residivisme terkait dengan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, keberhasilan pembinaan mempengaruhi perkembangan residivisme. Ini terlihat dari angka residivisme di Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia yang masih berkisar 6-7 % yang tercatat. Belum lagi angka residivisme yang tidak tercatat, kemungkinan jumlahnya lebih besar dilihat dari semakin maraknya tingkat kejahatan di Indonesia. Hal ini tentu penting untuk dibicarakan, mengapa para pelaku kejahatan masih rnengulangi perbuatannya. Dalam ha! ini tentu ada faktor yang mendorong pelaku kejahatan untuk mengulangi tindak pidana untuk kesekian kalinya. Faktor sosio demografis yang melingkupi iingkungan tempat tinggalnya, lingkungan peradilan pidana, lingkungan lembaga pemasyarakatan, dan lingkungan ketika kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman, bisa menjadi factor pendorong untuk melakukan pengulangan tindak pidana.
Penelitian "Faktor Sosio Demografis Yang Mendorong Terjadinya Residivisme" berupaya mencari fakror sosio demografis yang mendorong residivis untuk melakukan pengulanggan tindak pidana Penelitian ini memakai metode survey yakni menyebarkan kuessioner kepada narapidana residivis di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, juga dilakukan wawancara. Data kemudian dianalisa dengan mentabulaslkan data dan dideskripsikan dalam uraian untuk melihat apakah terdapat faktor sosio demografis yang mendorong terjadinya pengulangan kejahatan (tindak pidana) residivis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mendorong terjadinya residivisme di dalam empat lingkungan yang dilaluinya. Dilingkungan tempat tinggal responden diketahui memberi pengaruh kepada tindakan kejahatan. Kemudian di lingkungan peradilan pidana terdapat proses krimininalisasi berupa kekerasan polisi saat melakukan penangkapan, penahanan dan persidangan terhadap tersangka pelaku kejahatan. Di lembaga pemasyarakatan juga terdapat budaya kriminal yang bisa menjadikan orang yang masuk kedalamnya menjadi lebih jaliat, karena bergaul dengan penjahat tangguh. Kemudian kembali ke dalam lingkungan masyarakatnya, terdapat pemberian cap sebagai pelaku kejahatan kepada mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Noor Azzahra
"Dilaporkan terdapat 38,4 juta orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2021 dan terdapat sebanyak 58 juta kasus kasus kronis Hepatitis C pada tahun 2019. Pengguna NAPZA suntik merupakan populasi yang paling rentan untuk terinfeksi kedua virus ini akibat jalur transmisi kedua virus ini yang sangat besar melalui jarum suntik tidak steril. Kedua penyakit ini dapat terjadi secara bersamaan yang menyebabkan percepatan progres keduanya menjadi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian koinfeksi HIV/HCV untuk mencegah penyebaran yang lebih lanjut dengan melakukan analisis bivariat dengan menggunakan chi-square dan melihat crude prevalence ratio. Studi cross-sectional dari data STBP 2018-2019 di tujuh kabupaten/kota Jawa Barat populasi Penasun dilakukan dan didapatkan bahwa positivity rate koinfeksi HIV/HCV pada Penasun mencapai sebesar 9%. Ditemukan bahwa terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawninan, riwayat dipenjara, usia pertama kali menggunakan NAPZA suntik, lama menggunakan NAPZA suntik, pernah menggunakan alat suntik tidak steril, usia pertama kali berhubungan seksual, hubungan seksual satu tahun terakhir, penggunaan kondom dengan pasangan tetap, pengetahuan komprehensif HIV, akses LASS, dan akses PTRM dengan kejadian koinfeksi HIV/HCV. Dari hasil tersebut diperlukan intervensi yang tepat untuk mencegah dan menanggulangi tingginya kejadian koinfeksi HIV/HCV pada Penasun.

In 2021, approximately 38.4 million individuals were reported to be living with HIV, while an estimated 58 million cases of chronic hepatitis C were recorded in 2019. Among vulnerable populations, IDU (injecting drug users) face the highest risk of contracting both viruses due to the transmission through unsterile needles. Co-infection of HIV and HCV can occur simultaneously, leading to an accelerated progression of chronic infections. This research aims to identify factors associated with the occurrence of HIV/HCV co-infection in order to prevent further spread. Bivariate analysis using chi- square and examining the crude prevalence ratio was conducted using cross-sectional data from 2018-2019 IBBS in seven districts/cities of West Java among the injecting drug user population. The study revealed a 9% positivity rate of HIV/HCV co-infection among injecting drug users. Several factors were found to be correlated with HIV/HCV co- infection, including age, gender, education level, marital status, history of imprisonment, age at first drug use through injection, duration of drug injection, use of unsterile equipment, age at first sexual intercourse, sexual activity within the past year, condom usage with regular partners, comprehensive knowledge of HIV, access to sterile syringe services, and access to methadone treatment. These findings emphasize the need for targeted interventions to prevent and address the high incidence of HIV/HCV co-infection within the injecting drug user population. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triadi RD
"Meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba suntik di dunia dan khususnya di Indonesia telah turut juga meningkatkan jumlah tahanan dan narapidana di RUTAN Klas I Jakarta Pusat. Intansi RUTAN yang seharusnya menjadi tempat sementara dalam proses sistem pidana terpadu dan tempat menjalani pidana justru mendapat permasalahan baru yakni penyalahgunaan narkoba suntik yang dinakan secara bergantian di kalangan tahanan dan narapidana sehingga bahaya yang ditimbulkannya sangat tinggi seperti penyebaran berbagai penyakit berbahaya seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan lainnya yang harus segera di tanggulangi.
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan tesis ini adalah bagaimana penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik di kalangan tahanan dan narapidana RUTAN Klas I Jakarta Pusat saat ini?, apa saja kendala-kendalanya? dan bagaimana jejaring kerjasama RUTAN Klas I Jakarta Pusat dengan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan penggunaan narkoba suntik dikalangan tahanan dan narapidana saat ini?
Dari hasil penelitian yang dilakukan dihasilkan temuan bahwa penanggulangan narkoba suntik yang dilakukan oleh intansi Rutan baru sebatas peanggulangan secara preventif dan refresif belum ada suatu treatmen khusus yang diterapkan, adapun strategi pendekatan penanggulangan baru sebatas suply reduction dan demand reduction belum ada porgram harm reduction. Penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik ini belum optimal karena adanya berbagai kendala seperti petugas dari segi kualitas maupun kuantitas kurang, sarana dan prasarana kurang, jumlah tahanan dan narapidana yang terus meningkat sehingga menimbulkan padatnya hunian, belum adanya dana operasional untuk penanggulangan narkoba, adanya stigma negatif bagi para penyalahguna narkoba dan mantan narapidana dan partisipasi dari masyarakat kurang, belum adanya aturan hukum, serta kurangnya kerjasama lintas sektoral dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik.
Dari pembahasan terhadap hasil penelitian disimpulkan, 1) Penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik yang dilakukan intansi RUTAN Klas I Jakarta Pusat belum optimal, 2) Adanya kendala-kendala yang dimiliki 3) dan belum optimalnya kerjasama lintas sektoral dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik. Hasil penelitian menyarankan suatu model perencanaan strategis yang komprehensif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik di kalangan tahanan dan narapidana RUTAN Klas I Jakarta Pusat.

The increasing of injecting drugs abuse in the world, especially in Indonesia has increase the amount of the prisoners in the First Class State Detention House of Central Jakarta. The Detention House Institution which intended to be the temporary place for the criminal synthesis system process and as the wolk on sentence place, on the contrary gets new problem as injecting drugs abuse which the injection is being used among the user ?the prisoners- so it caused a huge danger such as Hepatitis, TBC, HIV/AIDS and so on that has to be solved as soon as possible.
The problem that is brought up into the thesis is how to cope the injecting drugs abuse among the prisoners of the First Class State Detention House of Central Jakarta presently, including the obstacles and the networking of the Detention House with the concerned parties in terms of the cope of the injecting drugs abuse among the prisoners.
From the result of the research that has been done shows that the cope of the injecting drugs abuse in the First Class State Detention House of Central Jakarta was only on the preventively and repressively and not yet have a special treatment which is applied. Therefore the strategy of the cope is only supply reduction and demand reduction and not yet harm reduction program. The cope of the injecting drugs abuse is not as optimal as expected because of many obstacles, such as the quality and the quantity of the officers themselves, the limited facilities, the increasing amount of the prisoners which caused overcapacity, the un-available operational fund for drugs prevention, the negative stigma to the drugs users as well as to the prisoners, the less of participation of the community, the un-availability of law, the less of the multi-sector cooperation in terms of the cope of the injecting drugs abuse.
From the result of the research can be concluded that: 1) The cope of the injecting drugs abuse in the First Class State Detention House of Central Jakarta is not maximum yet, 2) A lot of problems which are faced, 3) The networking for the cope of the injecting drugs abuse is not maximum yet. And finally, the result of the research suggested a model of a comprehensive strategic planning in terms of the cope of the injecting drugs abuse among the prisoners of the First Class State Detention House of Central Jakarta."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25415
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Hamdan I.D.
"Dari delapan belas (18) jenis kejahatan yang menonjol dan meresahkan di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Pusat tahun 2001, kejahatan Perampokan menduduki peringkat ke tiga, setelah anirat dan curat. Meskipun data statistik di Polres Metro Jakarta Pusat menunjukkan adanya kecenderungan penurunan dari bulan Januari hingga Desember. Namun penurunan yang dimaksud tidak signifikan dan bersifat sementara. Oleh karena kenyataannya penurunan tersebut hanya mencapai separuh (43 kasus) dan 87 kasus sebagai angka tertinggi tahun itu. Demikian pula data jenis kejahatan ini yang ditemukan pada 2002, memperlihatkan kecenderungan meningkat.
Sebegitu jauh aparat Polies Metro Jakarta Pusat beserta jajaran (Polsek)nya telah melakukan upaya-upaya pencegahan maupun penanggulangannya. Namun hasilnya tidak sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap faktor sosio-demografis Jakarta Pusat yang dalam tesis ini dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi timbulnya kejahatan tersebut.
Dengan mengandalkan kepada data sekunder yang dihimpun dari Polres Metro Jakarta Pusat, BPS Pusat dan BPS Kotamadya Jakarta Pusat, tidak saja ditemukan adanya korelasi yang kuat antara faktor sosio-demografis tersebut dengan timbulnya kejahatan Perampokan di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Pusat, tetapi juga faktor yang dominan di antara faktor tersebut dan koefisien korelasinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Widioso
"In generally narcotic and phsycotropics can be said good subjects is natural or syntetycs able to give stimulant effects should be use. The problem will be arose when someone consumes them without prescription from the doctor; it means consumed more than needed. The addiction of narcotics and phsycotropics has been taken in law on Undang-undang No.5 tahun 1995 dan No. 7 Tahun 1997.
Occuring both of the constitutions on above, it is not less the narcotic and phsycotropics addictions but make them to be increase. It can be looked up in all of the narcotics prisoners in indonesia. Those can be found on mass media, cause of the conditions, the writer interest to knowing how the process of the addiction of narcotic and phsycotropics has been done. So he has been done the research to three of narcotic prisoners to know them how they are addicted to narcotic and phsycotropics.
The research has been done by qualitative method and interview to set many data. The interview had been taken to SP, TR and DS. The research of research is showed many conditions that is influence and be the criminogetics factor of the narcotic and phsycotropics adductions. From the three prisioners can be know that the process should be take on many factors such as social environment, economics and friendship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>