Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Surjadi
"Tesis ini adalah penelitian eksploratif menggunakan piranti Social Capital Integrated Questioner yang dikembangkan Bank Dunia untuk memahami dan membandingkan kapital sosial dan indikator sosial lainnya dari dua desa berdekatan yaitu Desa Tenggilis Rejo dan Desa Bayeman, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Data dari 47 responden di Tenggilis Rejo dan 78 responden di Bayeman ditabulasi untuk memudahkan membandingkan indikator kapital sosial dan indikator sosial lainnya. Sejumlah data dari pertanyaan yang relevan diproses untuk mendapatkan indeks kapital sosial. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan menyolok angka indeks kapital sosial Tenggilis Rejo (109) dengan Bayeman (112). Hasil analisis dimanfaatkan untuk masukan perbaikan program corporate social responsibility PT Tirta Investama, produsen air dalam kemasan merk Aqua di Tenggilis Rejo.

study inquired social capital and other social indicators of two nearby villages, Tenggilis Rejo and Bayeman, using Social Capital Integrated Questioner developed by World Bank. To compare social indicator from two villages, the survey data taken from 47 responders in Tenggilis Rejo and 78 responders in Bayeman, were tabulated. The social capital index calculated from relevant data. The social capital index showed that the SC index of Bayeman (112) was slightly higher than SC index of Tenggilis Rejo (109). One of the aims of the study was to draw some input for corporate social responsibility of PT Tirta Investama, a producer of Aqua bottled water."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26652
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Revin Muhammad Alsidais
"Modal sosial merupakan konsep yang sangat populer dalam Kajian Pembangunan Internasional. Didaulat sebagai ‘mata rantai yang hilang dalam pembangunan’ oleh Bank Dunia, konsep tersebut telah digunakan untuk menjelaskan keberhasilan dan kegagalan proyek-proyek pembangunan internasional, sekaligus menjadi landasan bagi agenda pembangunan internasional di abad ke-21. Meskipun begitu, konsep yang dipopulerkan oleh Robert Putnam tersebut tidak memiliki definisi yang jelas, sehingga digunakan secara berbeda oleh berbagai akademisi dan praktisi pembangunan. Tulisan ini menggunakan pendekatan tinjauan metanaratif untuk meninjau ragam pandang modal sosial dibahas dalam Kajian Pembangunan Internasional. Berdasarkan 42 literatur teoritis dan empiris yang dikelompokan berdasarkan klasifikasi tipologi, penulis mengidentifikasi tiga metanarasi paradigmatik, yaitu: 1) “Modal Sosial sebagai Prakondisi Pembangunan”; 2) “Modal Sosial sebagai Variabel Potensial Pembangunan; dan 3) “Modal Sosial sebagai ‘Kuda Troya’”. Tulisan ini menemukan bahwasanya diskursus modal sosial dalam pembangunan internasional didominasi oleh konseptualisasi paradigma rasionalisme individualis yang dilandaskan pada individualisme metodologis dan teori pilihan rasional. Tulisan ini juga menemukan kecenderungan literatur untuk mengesampingkan konteks sosial, kultural, dan politik. Pada konteks agenda pembangunan internasional, modal sosial juga diasosiasikan dengan Konsensus Pasca-Washington, depolitisasi, serta neoliberalisme. Difusi diskursus modal sosial dimungkinkan oleh struktur relasional aktor-aktor internasional dalam kerangka governmentalitas yang tertanam di dalam global governance.

Social capital is a very popular concept in International Development Studies. Deemed ‘the missing link of development’ by the World Bank, it has been used to explain the successes and failures of international development projects, as well as used as the basis for the international development agenda. However, this concept that was popularised by Robert Putnam doesn’t have a clear definition, thus it has been used diversely by various international development academics and practitioners. This article aims to review the different ways social capital is discussed in International Development Studies using a metanarrative approach. From 42 theoritical and empirical works that are classified using typology, we are able to identify three metanarratives: 1) “Social Capital as the Precondition of Development”; 2) “Social Capital as a Potential Variable for Development”; and 3) “Social Capital as a ‘Trojan Horse’”.. We found that the discourse of social capital in international development is dominated by the conceptualisation from the individualist rationalism paradigm—one that is based upon methodological individualism and rational-choice theory. We also found a tendency within the literature to ignore social, cultural, and political contexts. In the context of international development agenda, social capital is associated closely with Post-Washington Consensus, depoliticisation, and neoliberalism. The diffusion of social capital discourse is made possible by the relational structure of international actors within the framework of governmentality embedded in global governance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathur Rahman Sihab
"Penelitian ini mambahas mengenai analisis modal sosial yang dimiliki oleh komunitas UMKM tahu tempe PIK KOPTI Semanan dalam mempertahankan usahanya dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peran UMKM sebagai tulang punggu perekenomian Indonesia, karena usaha yang ada di Indonesia 99 persen terdiri dari UMKM. Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, tidak hanya dilakukan dalam bentuk penguatan pemodalan finansial namun dibutuhkan program pendampingan dan penguatan agar UMKM di Indonesia semakin berkembang sesuai tujuan dari RPJMN 2020-2024. Selama pandemi Covid-19, UMKM juga menjadi sektor yang terdampak dan berpotensi dapat memperbaiki kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk itu, penguatan UMKM harus dilakukan agar angka pengangguran dan kemiskinan tidak semakin tinggi. Salah satu komunitas UMKM yang terbesar di Jakarta adalah KOPTI Semanan. Primer Koperasi Produksi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) merupakan salah satu koperasi yang melakukan pengolahan tempe dan tahu di Jakarta. Selama Pandemi Covid-19, PIK KOPTI Semanan terbukti mampu bertahan dan beradaptasi terhadap dampak sosial dan ekonomi. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis modal sosial yang dimiliki oleh PIK KOPTI Semanan untuk mempertahankan usahanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam pada sepuluh informan yang dipilih melalui metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dalam kurun waktu April sampai Oktober 2022. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya modal sosial yang dimiliki komunitas PIK KOPTI Semanan. Pada hubungan antar masyarakat di dalam PIK KOPTI Semanan ditemukan modal sosial dalam bentuk latar belakang komunitas yang homogen, hubungan saling menghormati, hubungan saling percaya, hubungan kerjasama dan solidaritas. Pada hubungan antara komunitas PIK KOPTI Semanan dengan komunitas atau kelompok lain ditemukan adanya kolaborasi dan dukungan. Pada hubungan antara komunitas PIK KOPTI Semanan dengan pemerintah setempat ditemukan adanya tindakan politik dan hubungan profesional yang terjalin. Pemanfaatan modal sosial yang dimiliki PIK KOPTI Semanan berupa sarana belajar dan pengembangan usaha, pertukaran informasi, peningkatan penjualan usaha, dan pemberian bantuan dan subsidi. Dengan mengkaji modal sosial dalam komunitas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa konsep pemanfaatan modal sosial dalam mata kuliah Intervensi Komunitas.

This study discusses the analysis of social capital owned by the MSMEs community tofu and tempeh PIK KOPTI Semanan in maintaining their business from the Social Welfare Science discipline. This research is motivated by the role of MSMEs as the backbone of the Indonesian economy, because 99 percent of businesses in Indonesia consist of MSMEs. The government needs to increase the capacity of MSME actors, not only in the form of strengthening financial capital, but also a mentoring and strengthening program is needed so that MSMEs in Indonesia will continue to develop according to the goals of the 2020-2024 RPJMN. During the Covid-19 pandemic, MSMEs were also a sector that was affected and could potentially improve the economic conditions and welfare of the Indonesian people. For this reason, strengthening MSMEs must be carried out so that unemployment and poverty rates are not getting higher. One of the largest MSME communities in Jakarta is KOPTI Semanan. Primary Indonesian Tofu and Tempe Production Cooperative (KOPTI) is one of the cooperatives that processes tempe and tofu in Jakarta. During the Covid-19 Pandemic, PIK KOPTI Semanan proved able to survive and adapt to social and economic impacts. So the purpose of this study is to analyze the social capital owned by PIK KOPTI Semanan to maintain its business. This study used a qualitative approach with a descriptive research type. Data collection in this study was carried out through in-depth interviews with ten informants who were selected using the non-probability sampling method with a purposive sampling technique from April to October 2022. The results of this study were the discovery of social capital owned by the PIK KOPTI Semanan community. In the inter-community relations in the Semanan KOPTI PIK found social capital in the form of a homogeneous community background, mutual respect, trust, cooperation and solidarity. In the relationship between the PIK KOPTI Semanan community and other communities or groups, collaboration and support were found. In the relationship between the Semanan PIK KOPTI community and the local government, it was found that there were political actions and professional relationships that existed. Utilization of social capital owned by PIK KOPTI Semanan is in the form of learning and business development facilities, exchanging information, increasing business sales, and helping and subsidies. By studying social capital in the community, it is hoped that this research can contribute to the Social Welfare Science study program in the form of the concept of utilizing social capital in the Community Intervention course."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Apriliani Balqis
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan, pengungkapan keuangan dan modal sosial terhadap kesuksesan pendanaan UMKM pada platform equity crowdfunding yang ada di Indonesia yaitu Santara.co.id. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa karakteristik perusahaan yaitu jumlah saham yang dipertahankan oleh perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kesuksesan pendanaan equity crowdfunding. Selain itu pengungkapan keuangan yaitu laba bersih bersih perusahaan terbukti berpengaruh terhadap kesuksesan pendanaan UMKM pada platform UMKM yang mencari pendanaan melalui platform equity crowdfunding dan variabel jenis kelamin pemilik utama perusahaan sebagai variabel control dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini kesuksesan pendanaan yang diukur dengan jumlah pendanaan yang didapatkan melalui platform equity crowdfunding.

This study aims to identify the influence of company characteristics, financial disclosure and social capital on the success of MSME funding on the existing equity crowdfunding platform in Indonesia, Santara.co.id. This study found that the characteristics of the company under the number of shares retained by the company are positively significant in influencing the successfulness of equity crowdfunding MSME’s project probability. In addition, financial disclosure under the company's net income is proven to have an influence on the successfulness of MSME’s projects that seek funding through the equity crowdfunding platform and the gender of the company's main owner as a control variable in this study. In this study, the successfulness of equity crowdfunding is measured by the total amount of funds raised through the equity crowdfunding platform."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Sri Yeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel sub dimensi pembentuk modal sosial (partisipasi dalam kelompok, jejaring sosial, toleransi beragama, toleransi suku, aksi bersama, sikap percaya dan hubungan timbal balik) dan variabel kontrol (daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja dan umur) terhadap fertilitas melalui penggunaan KB, berdasarkan data Susenas 2014 Indonesia.
Hasil analisis jalur menunjukkan terdapat pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung antara sub dimensi modal sosial dan variabel kontrol terhadap fertilitas pada wanita pernah kawin usia 15-54 tahun. Variabel umur dan pendidikan mempunyai pengaruh total tertinggi, diikuti sub dimensi toleransi suku dan jejaring.

This research aims to study the direct and indirect effects of social capital-forming sub-dimensions (participation in group, social network, religious tolerance, ethnic tolerance, joint action, trust and reciprocity) and control variables (urban status, education level, work status and age) on fertility through the practice of family planning using the 2014 of National Socio-economic Survey in Indonesia.
The result of analysis show that sub-dimensions of social capital and control variables have direct and indirect effects on fertility of ever married woman aged 15-54 years. Older and higher educated woman have the highest total effect, followed by the low religion toleranct and high network.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Pramono
"Disertasi ini membahas interaksi antara bonding social capital dan bridging social capital dan fungsinya dalam program pemulihan pasca bencana. Studi ini merupakan hasil penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan studi kasus di desa Lampulo, kota Banda Aceh yang terkena dampak bencana tsunami. Hasil studi ini menunjukkan interaksi antara bridging social capital (organisasi) dengan bonding social capital (komunitas) menghasilkan kinerja kapital sosial yang bervariasi. Desa Lampulo mempunyai empat dusun atau setingkat Rukun Warga (RW) yang disebut Lorong. Di Lorong Satu dan Lorong Tiga, kapital sosial berfungsi positif sejalan dengan tingkat integrasi sosial yang tinggi dalam kedua kelompok sosial itu. Sebaliknya, di Lorong Dua, Lorong Empat, kapital sosial kurang berfungsi sejalan dengan rendahnya integrasi sosial di kedua Lorong itu. Kapital sosial yang muncul dari hubungan dengan organisasi luar (bridging social capital) dalam program pemulihan pasca bencana di Lampulo terbagi dalam dua kategori. Pertama, organisasi dengan tingkat sinergi tinggi dan integrasi yang tinggi. Kategori kedua, organisasi yang mempunyai tingkat sinergi yang rendah, namun dengan integrasi yang sedang. Relasi dengan organisasi luar menghasilkan kinerja kapital sosial, yang mendukung program dalam pelaksanaannya. Organisasi dengan tingkat sinergi dan integrasi tinggi menghasilkan kinerja yang tinggi. Kinerja kapital sosial yang tinggi mempunyai pengaruh positif dalam keberhasilan program pemulihan pasca bencana. Namun demikian kinerja kapital sosial juga didukung oleh kapital fisik dan kapital manusia dalam mencapai keberhasilan program.

This dissertation discusses interactions between bonding social capital and bridging social capital in Lampulo village, and their functions in the disaster recovery programs. This dissertation is a descriptive qualitative research using the case study method, with Lampulo village as the case. Lampulo Village has four hamlets (Lorong). The study result shows that interaction between bonding social capital (community) and bridging social capital (organization) produces a varied social capital performance. At Lorong Satu and Tiga, social capital funtions positively in high level of social integration accordingly. While at Lorong Dua and Empat, social capital does not funtion well because of lack of social integration. In Lampulo, social capital that emerges from a relationship with external disaster recovery program organizations consists of two categories. First, organizations with high levels of both synergy and integration. Second, organizations with high levels of synergy but low integration. The performance of relationship between an external organization`s social capital and a local community`s social capital is related to the successful implementation of programs. An organization with high levels of synergy and integration working will support successful disaster recovery programs."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
D892
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Andrian
"Penelitian ini menjadikan Desa Biting di Jawa Tengah, Indonesia, sebagai studi kasus untuk mengeksplorasi makna dan praktik kesuksesan dari perspektif pemuda. Desa Biting dikenal dengan praktik gotong royong, nilai guyub rukun, pertanian tembakau, tingkat urbanisasi tinggi, dan partisipasi rendah dalam pendidikan formal. Dengan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya ini, pemuda Biting menjadi subjek yang menarik untuk memahami kesuksesan pemuda rural di Indonesia. Menggunakan kerangka teori praktik Bourdieu, saya menganalisis praktik kesuksesan pemuda yang berkaitan dengan kapital dan habitus dalam konteks Biting sebagai field. Penelitian ini mengungkap bagaimana habitus keluarga dan masyarakat (doxa) berperan dalam praktik kesuksesan pemuda Biting. Kesuksesan mereka meliputi praktik ekonomi (memiliki pekerjaan, mencapai kemandirian, serta stabilitas ekonomi), tanggung jawab keluarga (berbakti kepada keluarga, khususnya orang tua), dan tanggung jawab sosial serta keagamaan (menjaga hubungan baik, saling membantu, dan hubungan resiprositas di antara anggota masyarakat). Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan etnografi selama satu bulan dengan melibatkan dua belas pemuda dan sembilan tokoh Desa, menggunakan metode auto-driven photo-elicitation, wawancara semi-terstruktur, dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi pemuda Biting, kesuksesan diukur tidak hanya dari pencapaian ekonomi atau status individu, tetapi juga dari kesuksesan kolektif yang mencakup tanggung jawab keluarga dan sosial. Praktik kesuksesan mereka didasarkan pada akumulasi kapital sosial yang diperoleh dari kontribusi dan keaktifan di masyarakat, yang tertanam dalam nilai guyub rukun dan praktik gotong royong. Kapital sosial memiliki nilai simbolik yang paling dominan bagi kesuksesan di masyarakat Biting. Studi ini mengungkap bahwa kesuksesan di Biting dipahami sebagai doxa, yaitu habitus kolektif berupa disposisi, nilai, atau kepercayaan yang mengaitkan kesuksesan individu pemuda dengan kesuksesan kolektif masyarakat Biting.

This research focuses on the village of Biting in Central Java, Indonesia, as a case study to explore the meaning of success from the perspective of rural youth, with a specific focus on how the local context of Biting shapes their understanding of success. Biting is known for its practices of mutual cooperation (gotong royong), the value of social harmony (guyub rukun), tobacco farming, a high level of urbanization, and low participation in formal education. Given its social, economic, and cultural background, the youth of Biting are an intriguing subject for understanding rural youth success in Indonesia. In this study, Bourdieu's theory of practice serves as the framework to analyze the practices of success among youth, involving capital and habitus, within the Biting context as a field. The research reveals how family and community habitus (doxa) play a role and integrate into the practices of success among Biting's youth. This is represented through their concepts of success, including economic success (having a job and achieving economic independence and stability), family responsibilities (filial piety, particularly towards parents), and social and religious responsibilities (maintaining good relationships, mutual assistance, and reciprocal relationships among community members). Data was collected through a month-long ethnographic field study involving twelve youth and fourteen village leaders, utilizing methods such as auto-driven photo-elicitation, semi-structured interviews, and participant observation. The study shows that for Biting's youth, success is measured not only by economic achievements or individual status but also by collective success involving social and familial responsibilities. Their success practices are based on accumulating social capital through community contributions and active participation, rooted in values of social harmony and cooperation. In Biting, strong social relationships, reciprocity, mutual assistance, and a sense of belonging hold the most symbolic value for success. This study concludes that success in Biting is understood as doxa, a collective habitus of dispositions, values, or beliefs that link individual youth success to the collective success of the Biting community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Markus Zaka Lawang
Depok: FISIP UI Press, 2005
301 ROB k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Markus Zaka Lawang
Depok: FISIP-UI Press, 2004
301 ROB k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Dwi Mustia Dewi
"ABSTRACT
There have been quite a lot of studies about child stunting in Indonesia, yet based on author rsquo s knowledge, none of it discussing about the association between social capital and child stunting. The purpose of this study is to examine the role of social capital on children aged 0 5 years experiencing stunting in Indonesia. This is a cross sectional study with secondary data analysis using logistic regression of wave 5 2014 of the Indonesian Family Life Survey. This study found that social capital in the form of community participation and trust are significantly associated with child stunting.

ABSTRAK
Sudah cukup banyak penelitian tentang child stunting di Indonesia. Namun, berdasarkan pengetahuan penulis, belum ada yang membahas hubungan antara modal sosial dan child stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti peran modal sosial pada anak usia 0-5 tahun yang mengalami stunting di Indonesia. Penelitian ini merupakan cross-sectional dengan analisis data sekunder menggunakan regresi logistik dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga SAKERTI gelombang 5 2014 . Penelitian ini menemukan bahwa modal sosial dalam bentuk partisipasi di komunitas dan kepercayaan secara signifikan berkaitan dengan child stunting."
2017
S69797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>