Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Lien Dwiari Ratnawati
"ABSTRAK
Penelitian terhadap candi-candi yang ada di Pulau Jawa telah banyak dilakukan orang, baik mengenai asal-usulnya, gaya, maupun sejarah keseniannya. Candi Prambanan sebagai salah satu candi yang besar di Jawa Tengah tidak luput dari berbagai penelitian, tetapi khusus mengenai relief Kalpataru belum pernah dilakukan.
Relief Kalpataru adalah bagian dari apa yang disebut oleh van Erp sebagai motif Prambanan. Relief ini terdapat pada pa_nil.-panil di kaki keenam candi utama Prambanan, yaitu Brahma, Siwa, Visnu, Angsa B, Nandi, dan Garuda A. Relief ini berben_tuk sebuah pohon yang dihiasi dengan untaian manik-manik atau mutiara, dan diberi chattra (payung) di atasnya. Pohon ini diapit oleh berjenis-jenis binatang, antara lain kijang, rusa,.burung merak, kera, macan, angsa, kinara-kinari (makhluk Surga) , dan-lain-lain. Pohon ini mempunyai berbagai sebutan, antara lain pohon pengharapan, pohon kekayaan atau kemakmuran , pohon kehidupan dan pohon surga.
Pengamatan terhadap relief Kalpataru dilakukan untuk mencari sebab-sebab relief ini bervariasi, beberapa banyak variasi yang ada, adakah pola dasarnya, dan selanjutnya adakah ketentuan penempatan nya pada candi.
Metode penelitian yang dipakai adalah metode observasi, deskripsi, dan eksp1anasi, dibantu dengan metode pendekatan normatif untuk menjawab apakah relief Kalpataru ini memang mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Selain itu juga di_gunakan metode penalaran deduktif, yang secara operasional dilakukan lewat testing hypotheses.
Hasil dari penelitian ini memberi informasi bahwa relief Kalpataru yang dihasilkan oleh seniman itu mentaati ketentuan yang ada, sedangkan variasi terjadi antara lain karena perbe_daan ketrampilan, pengalaman, atau kebiasaan masing-masing seniman. Relief ini terbagi dalam 3 tipe dan 25 variasi, yaitu tipe I terdiri dari 5 variasi, tipe II terdiri dari 17 variasi, dan tipe III terdiri dari 3 variasi. Selain itu relief Kalpataru ini juga mempunyai pola dasar, tetapi tidak mempunyai ketentuan dalam penempatannya pada candi.

"
1985
S11751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Boy Candra
"I was hurt and I healed myself. I made room to stay, but you prefer to force the pull away. I persevered even though you often tried to tear down the fortifications I built. Until I finally realized, I was sincere to the wrong person. I loved it all the time. I've never really been worth it to you."
Jakarta: Grasindo, 2022
813 BOY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Sekretariat Forum Keluarga Kalpataru Lestari, 2007
Kal
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Penelitian Nasional Arkeologi Nasional
050 KAP (1976)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Penelitian Nasional Arkeologi Nasional.,
930 KALP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ronardo Safendo
"Sejarah filsafat dipenuhi dengan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi bagaimana filsafat itu berkembang dan menjadi sebuah bidang yang terdiri dari bentukan segala aspek kehidupan seperti kebudayaan dan lingkup sosial yang sedang beriangsung. Filsafat dengan metodenya yang kritis dan reflektif dapat menjadi panduan dalam menemukan sebuah jalan keluar permasalahan. Namun sebuah jawaban yang diberikan filsafat tidak lagi menjadi sesuatu yang selalu mutlak, atau bukan sebuah warisan pemikiran atas permasalahan yang digunakan secara universal dan selamanya, bukan sebuah ketaatan buts terhadap kebenaran (semu).
Sebagaimana manusia, kebudayaan dan kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan yang terus menerus serta senantiasa dinamis, maka filsafat pun sebagai bagian dari kehidupan manusia harus senantiasa mengikuti tuntutan sosial sebagai wujud konkret dari akal budi manusia dalam menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik. Filsafat tidak lagi berada dalam menara gading yang hanya berfungsi sebagai panoptikon untuk mengawasi manusia, melainkan bagaimana filsafat harus turun dan lebih menyentuh kehidupan konkret dalam lingkup sosial yang nyata dan majemuk. Kita tidak dapat membuat sebuah garis besar haluan bagi manusia untuk menemukan kebenaran yang satu, yang baik dan yang benar untuk berlaku bagi seluruh manusia tanpa adanya unsur kritis dan reflektif dari filsafat yang sangat penting namun sering dilupakan demi mengejar sebuah ambisi pencapaian kebenaran yang justru bersifat sementara.
Sebagaimana kita ketahui sebuah kebenaran akan selalu memiliki kaitan dengan unsur kuasa dan kepentingan, sehingga tidak bisa kita terapkan secara membabi buta tanpa daya kritis. Dengan melihat situasi yang majemuk dan plural, maka diperlukan semangat emansipasi dan penghargaan terhadap suara-suara yang selama ini tidak didengar. Oleh karena itu dekonstruksi Derrida melanjuti semangat filsafat yang kritis dan reflektif dari kemapanan filsafat yang dianggap sudah berhenti dan mencapai kepenuhan dalam menjawab permasalahan. Derrida mendekonstruksi tradisi filsafat barat seperti fonologisme dan strukturalisme. Wujud konkret dekonstruksi sendiri lebih menonjolkan sisi etis dan politis di dalam kehidupan sosial, dengan selalu memurnikan dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Di dalam dekonstruksi tidak ada sebuah pencapaian kebenaran yang mutlak dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik, melainkan akan selalu mengawali proses pemurnian dan terbuka bagi segala peluang dan yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Umbara
Bandung: Rahmat Cijulang, 1965
899.223 2 UMB t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>