Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In order to investigate spatial and temporal variability of dissolved organic carbon 9DOC) and particulate organic carbon (POC) , several samples were collected from five estuaries,inner part and outer part of jakarta Bay...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Cultured sporophytic thalli of Undaria pinnatifida were collected at different periods of the year from Okkirai Bay, northeastern Japan
.."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Ayu Kencana
"Sel tunam merupakan salah satu energi alternatif yang potensial untuk dikembangkan mengingat potensi dan jenis sumber energi yang terbarukan. Salah satu jenis sel tunam adalah Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC). Pada PEMFC terdapat komponen penting yang disebut dengan pelat bipolar. Pelat bipolar memiliki prosentase terbesar dalam berat dan biaya pembuatan sel tunam. Pada penelitian ini dibuat pelat bipolar karbon komposit dengan 80%wt matriks dan penguat yang terdiri dari 90-100% wt grafit dapur busur listrik (EAF) dan 0-10% wt carbon black FEF 550 dan 20%wt polimer sebagai pengikat yang terdiri dari epoksi resin dan pengeras dengan perbandingan 1:1. Pembuatan pelat bipolar ini dengan variabel penambahan 0-10%wt carbon black FEF 550 yaitu 0;2,5;5;7,5 dan 10%wt carbon black FEF. Proses pencampuran menggunakan pengaduk berkecepatan tinggi dengan kecepatan 28.000 rpm dan dicetak menggunakan metode cetak kompresi dengan tekanan 55 MPa, suhu 100°C, selama 4 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi optimum terdapat pada 10%wt carbon black FEF 550 dimana dihasilkan nilai densitas sebesar 2,34 gr/cm3, porositas 2,39%, kekuatan fleksural 30,06 MPa, dan konduktivitas listrik 6,52 S/cm.

Fuel cell is one of the potentially alternative energy to be developed due to its potential and kind as renewable energy sources. Fuel cell has many types and one of them is PEMFC (Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell). Bipolar plate is one of main components in PEMFC which have the largest percentage in fuel cell weight and production cost. In this study, the bipolar plate materials made from carbon composites. Constituent materials carbon composites are 80wt% matrix and reinforcement, consist of 95wt% Graphite EAF (Electric Arc Furnace) and 0-10%wt carbon black FEF 550 and 20% polymer as binder consist of epoxy resin and hardener with ratio 1:1. The addition variabels 0-10%wt of carbon black FEF 550 are 0;2,5;5;7,5 and 10%wt. The mixing process used high-speed mixer with mixing speeds 28.000 rpm and to form the plate used compression molding with pressure 55 MPa, 100°C, for 4 hours. The test results showed that the maximum composition was 10%wt carbon black FEF 550 which values are density 2,34 gr/cm3, porosity 2,39%, flexural strength 30,06 MPa and electric conductivity 5,52 S/cm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Kartika Sari
"Karbon aktif kulit buah pisang dapat digunakan sebagai prekursor CNT dikarenakan kandungan karbon pada kulit buah pisang sebesar 41,37%. Pada penelitian ini, campuran karbon aktif kulit buah pisang dan minyak mineral 2% disintesis menjadi CNT dengan melibatkan deposisi katalis Fe. Metode sintesis CNT yang digunakan adalah metode pirolisis yang difokuskan pada pengaruh suhu dan waktu reaksi. CNT dianalisis dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Suhu reaksi 1200°C menyebabkan minyak mineral tidak berfungsi dengan baik dan katalis teracuni. Waktu reaksi yang lebih dari 60 menit menyebabkan terjadinya deaktivasi katalis Fe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu dan waktu reaksi terbaik untuk sintesis CNT adalah 1100°C dan 60 menit.

Banana peel activated carbon can be used as CNT’s precursor because it has carbon content of 41, 37%. In this experiment, banana peel activated carbon mixed with 2% mineral oil is synthesized to produce CNT which involves Fe catalyst deposition. CNT were synthesized by pyrolysis method which focused on reaction temperature and time effect. CNT were analyzed by Fourier Transform Infrared (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD) and Transmission Electron Microscopy (TEM). Mineral oil is not functioning properly and catalyst poisoning at 1200°C. Furthermore, especially under reaction time more than 60 minutes make Fe catalyst to deactivate. These results demonstrate that the best reaction temperature and time for CNT synthesis were 1100°C and 60 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK Titanium dioksida (TiO2) merupakan suatu semikonduktor dengan energi sela sebesar 3,2 eV. Dengan bantuan sinar UV daerah dekat, TiO2 + dapat menjadi hole (h ) dan radikal hidroksil yang akan menyerang senyawa organik dan merubahnya menjadi CO2 dan H2O. Karbondioksida dalam air akan larut dalam bentuk HCO3 yang akan menaikkan nilai konduktivitas air. Nilai ini akan sebanding dengan banyaknya karbon organik yang terdegradasi. Studi Penentuan Total Organic Carbon (TOC) secara fotokatalitik-Konduktometri telah dilakukan. Dengan memodifikasi reaktor oksidasi fotokatalitik TiO2 bentuk spiral (Suseno, 2000) menjadi tubing gelas lurus (Inner Wall of a Glass Column Tube-IWGCT) dapat mendegradasi model senyawa organik yaitu Asam Benzoat. Kontrol dilakukan dengan memberikan 3 perlakuan yang berbeda yaitu : TiO2 tanpa UV; UV tanpa TiO2; dan UV dengan TiO2. Pengujian Sistem deteksi CO2 dilakukan dengan generator CO2 , dan didapatkan batas deteksi dari Sel Konduktometer adalah 20 mmol karbon organik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem instrumentasi pengukuran TOC ini dapat mengukur jumlah karbon organik total dalam air dengan tingkat presisi dan akurasi yang baik untuk daerah konsentrasi antara 20-130 ppm dengan bias dibawah 5 ppm. Nilai konstanta 2 sel sebesar 95,238 ppm/?S digunakan untuk mengubah nilai konduktivitas menjadi konsentrasi karbon dalam larutan. Dengan volume sampel sebesar 25 ml, dan laju alir 10 ml/menit didapatkan waktu analisis selama 20 menit. Pengukuran TOC untuk sampel air keran Departemen Kimia FMIPA UI menunjukkan bahwa kandungan TOC berada antara 20-50 ppm dalam 25 ml sampel. Kata kunci : imobilisasi; oksidasi fotokatalitik-konduktometri; TiO2 ; Total Organic Carbon (TOC) xi+ 66 halaman, gambar, tabel, lampiran"
[Universitas Indonesia, ], 2005
S30269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praditya Rizky Nugroho
"Implementasi carbon pricing yang meliputi pajak karbon dan perdagangan karbon, selain berdampak pada penurunan emisi, juga dapat menambah pemasukan negara. Namun, carbon pricing juga dapat menimbulkan kenaikan harga karena bertambahnya biaya produksi. Salah satu sektor industri yang terdampak langsung adalah industri semen. Kenaikan biaya produksi membuat biaya produksi semen membengkak sehingga berpengaruh terhadap market kedepan. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk saat ini merupakan produsen semen terbesar di Indonesia. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu potensi objek pajak atas pemberlakuan penerapan pajak karbon setelah tahun 2025. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis proyeksi dan strategi implementasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menghadapi carbon pricing berdasarkan pendekatan Teori Dunn dan Teori Edward III. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan metode wawancara dan analisis dokumentasi. Hasil temuan dari studi ini yaitu proyeksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dalam menghadapi tantangan terkait penerapan pajak karbon mempengaruhi cost, daya saing industri, dan konsumen. Untuk menghadapi dampak ini, perusahaan memasukkan dekarbonisasi sebagai inisiatif strategis Tahun 2022. Selanjutnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah menunjukkan kesiapan yang tinggi melalui langkah proaktif seperti komunikasi internal, penggunaan sustainability roadmap, pembentukan komite sustainability, dan integrasi KPI terkait emisi ke dalam struktur birokrasi.

The implementation of a carbon pricing include carbon tax and carbon trading, apart from having an impact on reducing emissions, can also increase state income. However, a carbon pricing can also cause price increases due to increased production costs. One of the industrial sectors directly affected is the cement industry. The increase in production costs makes cement production costs swell, thus affecting the future market. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk is currently the largest cement producer in Indonesia. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk is one of the potential tax objects for the implementation of the carbon pricing after 2025. This research aims to analyze the projections and strategic implementation of PT Semen Indonesia (Persero) Tbk to face the carbon pricing implementation plan based on the Dunn Theory and Edward Theory approaches. III. The method used in this research is a qualitative study at PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, using interview methods and documentation analysis. The findings from this study include PT Semen Indonesia (Persero) Tbk's projection of facing challenges related to the implementation of carbon pricing, which can affect costs, industrial competitiveness, and industrial consumers. To deal with this impact, the company carried out policy forecasting and included decarbonization as a strategic initiative in 2022. Furthermore, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk has demonstrated high strategic implementation through proactive steps such as internal communication, the use of a sustainability roadmap, the formation of a sustainability committee, and KPI integration—-related emissions into bureaucratic structures."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilcox, Jennifer
"This book approaches the energy science sub-field carbon capture with an interdisciplinary discussion based upon fundamental chemical concepts ranging from thermodynamics, combustion, kinetics, mass transfer, material properties, and the relationship between the chemistry and process of carbon capture technologies. Energy science itself is a broad field that spans many disciplines, policy, mathematics, physical chemistry, chemical engineering, geology, materials science and mineralogy, and the author has selected the material, as well as end-of-chapter problems and policy discussions, that provide the necessary tools to interested students.
"
New York: Springer, 2012
e20401942
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Shofiyah Adila Farhana
"Pada tahun 2022, pemerintah Indonesia telah mengakui bahwa dampak perubahan iklim dapat memicu potensi bencana yang dapat merugikan perekonomian, sosial, dan kesehatan di Indonesia hingga mencapai angka 544 triliun rupiah. Dengan mempertimbangkan bahwa dibutuhkan dana yang besar untuk pendanaan iklim dan adanya peningkatan target Indonesia terhadap dunia internasional untuk menurunkan emisi karbon, pemerintah Indonesia memutuskan untuk merencanakan penerapan pajak karbon dan perdagangan karbon secara simultan untuk satu sektor yang sama yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara melalui Undang-Undang No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 16 Tahun 2022. Merujuk kepada doktrin dari Gunningham dan Sinclair, apabila akan diterapkan dua atau lebih kebijakan untuk satu target yang sama,  maka perlu untuk dilihat koherensi dan urutan dari penerapan kebijakan tersebut untuk melihat apakah tujuan utama dari diterapkannya dua atau lebih kebijakan dapat tercapai tanpa menciptakan smorgasbordism. Norwegia merupakan negara Eropa yang memiliki situasi mirip dengan Indonesia. Norwegia menerapkan kewajiban untuk sektor petroleum lepas pantai berpartisipasi di perdagangan karbon Uni Eropa melalui European Union Emision Trading System (EU ETS) dan membayar pajak karbon melalui Carbon Tax Act No. 21 on Petroleum Activities. Sayangnya, hingga saat ini, tidak ada data yang menunjukkan bahwa emisi karbon di sektor petroleum lepas pantai Norwegia berhasil menurun paska diterapkannya dua kebijakan instrumen ekonomi secara simultan. Alih-alih menurun, data menunjukkan bahwa hingga kini produksi petroleum lepas pantai tetap menjadi nomor urut pertama sumber emisi karbon di Norwegia. Berkaca dari Norwegia, apabila Indonesia ingin menerapkan pajak karbon dan perdagangan karbon untuk menurunkan emisi karbon di sektor PLTU Batubara, maka Indonesia perlu untuk mempertimbangkan bahwa 1) pajak karbon tidak dapat dikenakan sebagai ‘sanksi’ yang menimbulkan efek jera agar pelaku industri PLTU Batubara di Indonesia mau berpartisipasi di perdagangan karbon;  2) pemerintah perlu memastikan bahwa terdapat insentif yang cukup untuk menarik pelaku usaha ke perdagangan karbon, baik melalui sanksi denda atau sanksi sosial, tanpa mengandalkan pajak;  3) hasil pajak karbon benar-benar dialokasikan untuk proyek lingkungan hidup.

By 2022, the Indonesian government has recognized that the impacts of climate change could trigger a potential catastrophic economic, social, and health cost in Indonesia of up to IDR 544 trillion. Considering the large amount of money needed for climate finance and Indonesia's increasing international targets to reduce carbon emissions, the Indonesian government decided to plan the simultaneous implementation of carbon tax and carbon trading for the same sector, namely Coal Fired Power Plant through Law No.7 of 2021 on Harmonization of Taxation Regulations and Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 16 of 2022. Referring to the doctrine of Gunningham and Sinclair, if two or more policies will be applied for the same target, it is necessary to look at the coherence and sequence of the application of these policies to see if the main objectives of the application of two or more policies can be achieved without creating smorgasbordism. Norway is a European country that has a similar situation to Indonesia. Norway has an obligation for the offshore petroleum sector to participate in EU carbon trading through the European Union Emission Trading System (EU ETS) and pay carbon tax through Carbon Tax Act No. 21 on Petroleum Activities. Unfortunately, to date, there is no data to suggest that carbon emissions in Norway's offshore petroleum sector have decreased following the simultaneous implementation of these two policy economic instruments. Instead of decreasing, data shows that until now offshore petroleum production remains the number one source of carbon emissions in Norway.  Reflecting on Norway, if Indonesia wants to implement carbon tax and carbon trading to reduce carbon emission in coal power plant sector, Indonesia needs to consider that 1) carbon tax cannot be imposed as a 'sanction' that creates deterrent effect so that coal power plant industry players in Indonesia want to participate in carbon trading; 2) the government needs to ensure that there are sufficient incentives to attract business actors to carbon trading, either through fines or social sanctions, without relying on taxes; 3) carbon tax proceeds are truly allocated for environmental projects."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Khairunnisa
"Jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi dari beberapa jenis kegiatan manusia dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan commuting dari mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor menjadi salah satu penyumbang jejak karbon. Studi ini dilakukan untuk menghitung jejak karbon yang dihasilkan mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor, menentukan hotspot jejak karbon, menganalisis faktor yang mempengaruhi jejak karbon dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor. Perhitungan jejak karbon dilakukan dengan metode fuel- based dari World Resources Institute Indonesia dan menggunakan faktor emisi dari UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy. Data primer, yang mencangkup jarak tempuh, jenis kendaraan, frekuensi penggunaan kendaraan, jumlah penumpang, dan jenis bahan bakar, diperoleh dengan pengisian kuesioner online dengan target responden mahasiswa UI yang berdomisili di Jakarta Selatan dan Bogor. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, rata-rata jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas commuting oleh mahasiswa komuter UI dari Jakarta Selatan dan Bogor adalah 102,352 kg CO2eq/tahun-orang dan 214,292 kg CO2eq/tahun-orang. Faktor yang mempengaruhi nilai jejak karbon tersebut adalah jarak tempuh (r=0,747), jenis kendaraan (r=-0,532) dan frekuensi penggunaan kendaraan (r=0,535). Maka, nilai ini menunjukkan jejak karbon akan meningkat jika terjadi penggunaan kendaraan tidak ramah lingkungan dan peningkatan jarak tempuh beserta frekuensi penggunaan kendaraan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga terkait upaya pengurangan jejak karbon dalam sektor transportasi, yang akan bermanfaat bagi universitas, mahasiswa, dan pemerintah.

Carbon footprint is the amount of carbon or emission gases produced from various human activities within a specific timeframe. Commuting activities of University of Indonesia students residing in South Jakarta and Bogor contribute significantly to the carbon footprint. This study aims to calculate the carbon footprint generated by University of Indonesia students residing in South Jakarta and Bogor, identify carbon footprint hotspots, analyze factors influencing the carbon footprint, and provide recommendations to reduce the carbon footprint produced by these students. The carbon footprint calculation was conducted using the fuel-based method from the World Resources Institute Indonesia and emission factors from the UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy. Primary data, including travel distance, vehicle type, frequency of vehicle use, number of passengers, and fuel type, were obtained through an online questionnaire targeting University of Indonesia students residing in South Jakarta and Bogor. Based on the calculations, the average carbon footprint generated by commuting activities of University of Indonesia students from South Jakarta and Bogor was 102,352 kg CO2eq/person-year and 214,292 kg CO2eq/person-year. The factors influencing the carbon footprint value were travel distance (r=0.747), type of vehicles (r=-0,532) and frequency of vehicle use (r=0.535). Therefore, this value indicates that the carbon footprint will increase in the event of the use of environmentally unfriendly vehicles and an increase in travel distance and frequency of vehicle usage. This research aims to provide valuable insights into carbon footprint reduction efforts in the transportation sector, benefiting universities, students, and the government.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, D.C.: United States Department of Energy, 1985
665.89 ATM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>