Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiki Danawiranti Unanto
"Skripsi ini berisi penelitian mengenai penggambaran dunia timur dan dunia barat dalam teks lirik lagu La rose des vents karya Anggun. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode struktural dari Jacobson dan Levi-Strauss. Lirik lagu La rose des vents dibahas berdasarkan aspek metrik, aspek bunyi, aspek sintaksis, dan aspek semantik, yang juga mencakup pembahasan judul dan isotopi. Hasil penelitian aspek-aspek tersebut memperlihatkan bahwa dunia timur dan dunia barat pada lirik lagu La rose des vents digambarkan sebagai dua hal yang sangat berbeda dan sangat sulit disatukan. Dunia timur muncul dalam sosok bunga teratai, anggrek, Siva, Ganesha, dan lilin panas. Sedangkan dunia barat direpresentasikan oleh musim dingin, burung layang-layang, peri, dan mawar.Penggambaran dua dunia yang berbeda juga ditampilkan melalui hubungan je dari timur dan tu dari barat yang pada titik tertentu mengalami beberapa konflik yang menjadikan dunia timur dan dunia barat tetap berada di dua sisi yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14260
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya
"Skripsi ini membahas gambaran rasisme yang terjadi di Prancis yang diambil dari dua lagu karya Akli D, seorang musisi Kabyle, berjudul Malik dan C_facile. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan tekstual dan kontekstual. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam lagu Malik, tema rasisme ditampilkan melalui peristiwa kematian Malik oleh aparat kepolisian pada kerusuhan pelajar pada tahun 1986. Dalam lagu C_facile, tema rasisme ditampilkan melalui kesulitan kaum imigran dalam berintegrasi di Prancis.

This study focuses on the portrait of racism which is happened in France based on two songs of Akli D, a Kabylian musician, Malik and C_facile. This research is qualitative, using text-oriented and context-oriented approaches. The result of this research shows that in Malik, racism theme is presented by the death of Malik in student_s riot at 1986 by policemen. In C_facile, racism theme is presented by the difficulty of immigrant in integration in France."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Freely, John
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011
297.265 FRE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rolland Sadira Aksyana Amiartapura
"Penelitian ini membahas lirik lagu Over De Muur karya Klein Orkest yang dirilis pada tahun 1984. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1984 melalui interpretasi makna dari tanda yang terdapat pada lirik lagu Over De Muur. Interpretasi makna dibedah menggunakan mitologi oleh Roland Barthes. Pertama-tama dilakukan pemilihan kata, frasa, atau kalimat yang berlaku sebagai tanda yang dapat menggambarkan keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur pada saat itu. Lalu analisis dilanjutkan dengan menggunakan proses semiosis dua tahap; yang pertama adalah analisis primer yang terdiri dari analisis makna denotatif lalu pada tahap kedua menjabarkan makna konotatif yang
terdapat di lirik lagu Over De Muur untuk mengidentifikasi mitos yang terdapat dalam lagu tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa tanda di lirik lagu Over De Muur menggambarkan Jerman Barat dan Jerman Timur memiliki ideologi yang berbeda, tanda tersebut menunjukkan
bahwa Jerman Barat negara yang berideologi kapitalis-liberal, sedangkan Jerman Timur berideologi sosialis-komunis.

This study discusses the lyrics of the song Over De Muur by Klein Orkest which was released in 1984. The purpose of this study is to discuss the situation of West Germany and East Germany in 1984 through the interpretation of the meaning of the signs contained in the Over De Muur song lyrics. The theory used in this research is the theory of myth by Roland Barthes. First, a selection of words, phrases or sentences is needed as a sign that reflected the state of West Germany and East Germany at that time. Then the analysis continued using the two steps semiosis process; The first is a primary analysis consisting of an analysis of denotative meanings and then in the secondary analysis consists of connotative meanings analysis to identify the myths that contained in the lyrics of Over De Muur . The results show that the song Over De Muur portrays that West Germany and East Germany have different ideologies, West Germany with capitalist-liberal ideology and East Germany with socialist-communist ideology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paula Rita Wijayanti
"Taylor Swift mulai dianggap sebagai ikon feminisme saat berganti genre musik dari country ke pop ketika ia menyoroti masalah standar ganda yang dihadapi perempuan. Pada tahun 2018, Taylor Swift yang sebelumnya apolitis, menyatakan dukungan politiknya pada salah satu kandidat Partai Demokrat Senate dan House of Representatives. Swift juga mendukung hak-hak komunitas LGBTQAI+ dan membuat petisi untuk Equality Act.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi representasi ide-ide feminisme Taylor Swift dalam lirik lagu dan pidato-pidatonya, serta mencermati pengaruh representasi feminisme tersebut dalam konteks dunia hiburan di Amerika Serikat. Representasi ide-ide feminisme Taylor Swift dan pengaruhnya dalam dunia hiburan Amerika dianalisis dengan menggunakan lensa representasi dan white feminism, dengan teknik analisis tekstual.
Penelitian ini menemukan bahwa lirik lagu dan pidato-pidato Taylor Swift menyuarakan agenda feminisme, seperti menentang seksisme, misogini, dan pelecehan seksual, namun feminisme yang ditunjukkan Swift mengarah kepada bentuk white feminism. Swift menunjukkan perlawanan terhadap patriarki yang sejalan dengan agenda feminisme, namun belum mencakup aspek-aspek interseksionalitas karena tidak merasakan tekanan sistemik, seperti rasisme dan klasisisme.
Dalam dunia hiburan Amerika, White feminism Taylor Swift digambarkan dalam bentuk branding sebagai ikon feminisme. Swift memanfaatkan menjadi ally LGBTQAI+ untuk mendapatkan ketenaran dan kekayaan. Melalui pemberdayaan, Swift menjadi musisi papan atas yang memecah "glass ceiling", namun belum membawa efek "trickle down" bagi perempuan kulit berwarna.

Taylor Swift is considered a feminist icon when she changed her music genre from country to pop when she highlighted double standards faced by women. In 2018, Taylor Swift, who was apolitical, declared her political support for one of Democratic Party candidates for Senate and House of Representatives. Swift also supports the rights of the LGBTQAI+ community and petitioned for the Equality Act.
This study aims to analyze and evaluate the representations of Taylor Swift's feminist ideas in her song lyrics and speeches, as well as to examine the influence of these representations of feminism in the show business in the United States. The representation of Taylor Swift's feminist ideas and their influence in American show business is analyzed using the lens of representation and white feminism, with textual analysis techniques.
This study found that Taylor Swift's song lyrics and speeches showed feminist agendas, such as fighting sexism, misogyny, and sexual harassment, however, Swift demonstrated form of white feminism. Swift shows resistance to patriarchy which is in line with the agenda of feminism, but does not include aspects of intersectionality because she lacks of systemic pressures, such as racism and classism.
In show business, Taylor Swift's white feminism is described in the form of branding as a feminist icon. Swift used being an LGBTQAI+ ally as a way to gain fame and fortune. Through empowerment, Swift becomes a top musician who breaks the "glass ceiling", but has not yet brought a "trickle down" effect for women of color.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Melani
"Lirik lagu, jika dipisahkan dari alunan melodinya, adalah sebuah puisi. Oleh sebab itu, lirik lagu dapat dianalisis dari segi kesusastraan. Dalam karya sastra, kedudukan perempuan umumnya ditampilkan berada di bawah dominasi Iaki-laki. Perempuan digambarkan sebagai makhluk yang lemah, tertindas, pasif, inferior, lembut, dan hidupnya tergantung pada kaum laki-laki. Namun, dalam lirik lagu ciptaan Melly Goeslaw perempuan justru digambarkan sebaliknya. Perempuan yang digambarkan Melly lewat lirik lagunya adalah sosok perempuan yang berani bertindak, tidak cengeng, superior, dan tidak tergantung sepenuhnya pada laki-laki. Walaupun demikian, dalam beberapa hal perempuan tidak dapat sepenuhnya melepaskan diri dari norma yang berlaku di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan citra perempuan dalam lirik lagu karya Melly Goeslaw. Penulis mengemukakan hipotesa bahwa perempuan yang digambarkan Melly lewat link lagunya adalah sosok perempuan yang menginginkan kesetaraan kedudukan dengan laki-laki, bahkan seringkali perempuan digambarkan berperan sebagai subjek (pelaku) daripada menjadi objek (korban). Kebenaran hipotesis itu akan dibuktikan melalui analisis citra perempuan dalam link lagu karya Melly Goeslaw dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Penelitian deskriptif analitis terhadap lirik lagu ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik yang dikaitkan dengan konsep gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michelle M.
"Penelitian dalam penulisan skripsi ini berawal dari timbulnya asumsi bahwa roman La Rose de Java karya Joseph Kassel merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol. Asumsi tersebut didukung dengan ditampilkannya ciri-ciri petualangan dalam roman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa La Rose de Java adalah roman dengan tema petualangan yang menonjol dan mendeskripsikan unsur-unsur struktural mans saja yang mendukungnya.
Petualangan memiliki kata dasar tualang. Bila ditambahkan awalan bar- pada kata dasar tersebut, menjadi berhialang berarti mengembara kemana-mana dan berbuat sesuatu secara nekad. Kata rualan juga mengbasilkan kata petualang yaitu orang yang bertualang, orang yang sutra memperoleh sesuatu dengan Cara sulit dan nekad. Petualang ditambah dengan akhiran -an, menjadi petualangan berarti perbuatan tualang dan perbuatan menekad. Dalam bahasa Francis, aventure, yang juga berarti petualangan memiliki beberapa makna: bahaya, unman, kecelakaan; nasib, kebetulan, terjadi secara tidak terduga, pengalaman yang mengandung bahaya.
Teori yang dipakai sebagai pijakan penelitian ini adalah teori sintagmatik dan paradigmatic, yang berisi analisis pengaluran, alur, tokoh dan latar, dan teori mengenai sekuen.
Melalui analisis sintagmatik terlihat bahwa terra petualangan terdapat dalam pengaluran, dengan tampilnya peristiwa-peristiwa berbahaya, perjalanan dan hubungan cinta dalam sekuen-sekuennya. Demikian pula dalam alur cerita, perjalanan yang merupakan sebagian besar kisah cerita menampilkan adanya tema petualangan, karena perjalanan tersebut hanya merupakan salah satu petualangan dalam kehidupan sang tokoh utama.
Dalam analisis paradimatik tentang tokoh, terlihat dalam beberapa tokoh, sosok seorang petualang. Mereka berani menantang bahaya karena ingin memuaskan nafsu. Analisis mengenai latar twang menunjukkan bahwa tempat-tempat yang tampil menawarkan sesuatu yang berbahaya.
Setelah melakukan analisis terlihat bahwa La Rose de Java merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol dan tema itu terlihat pada semua unsur-unsur struktural karyanya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syihaabul Hudaa
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis, fungsi, dan makna gaya bahasa apa saja yang terdapat didalam lirik lagu Iwan Fals album 50:50 2007. Penelitian ini mengkaji setiap lirik lagu yang terdapat didalamnya, serta mengelompokan sesuai dengan jenis gaya bahasa, serta mengkaji fungsinya, lalu mengetahui makna yang ingin disampaikan melalui lirik lagu tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Peneliti pertama-tama mengumpulkan data berupa lirik lagu, kemudian melakukan analisis terhadap gaya bahasa pada lirik-lirik lagu karya Iwan Fals dalam album 50:50 2007 untuk menemukan fungsi dari jenis gaya bahasa yang ditemukan, serta makna apa yang terdapat didalamnya. Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti yaitu dalam album 50:50 2007 ini ditemukan 3 jenis kelompok gaya bahasa yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahsa penegasan. Dari keseluruhan gaya bahasa yang ada, pengarang lebih dominan menggunakan gaya bahsa metafora dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan melalui lirik lagu tersebut. Dengan menemukan gaya bahasa dalam lirik lagu tersebut, pembaca dapat memahamio pesan yang disampaikan. Hasil yang ditemukan oleh peneliti, album 50:50 Karya Iwan Fals lebih dominan menggunakan gaya bahasa metafora. Penggunaan gaya bahasa metafora dianggap dapat mewakili perasaan penulis untuk disampaikan kepada pendengar atau pembacanya."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>