Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendi Rohaendi
"Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sitolik lebih dari140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Teh rosella digunakan untuk menurunkan tekanan darah oleh sebagian masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi eksperimen dengan kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas teh rosella dan obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Panti Jompo Welas Asih Kota Tasikmalaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang responden, terdiri dari 20 responden yang diberikan teh rosella dan 20 orang responden yang minum obat actrapin 5 mg sehari sekali selama tujuh hari. Pengambilan sampel dengan cara total sampling untuk responden di panti dan conventiente sampling untuk pasien rumah sakit. Pengujian efektifitas sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan uji paired-Sample T test, sedangkan untuk menguji adanya perbedaan efektifitas diantara dua kelompok menggunakan uji independent Sample T test dan untuk menguji efektifitas pemberian intervensi setelah dikontrol oleh jenis kelamin, umur, dan Indek Massa Tubuh menggunakan uji Manova. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin paling banyak perempuan, rerata umur responden 60 tahun dan rerata Indek Masa Tubuh 27,25. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p=0,000). Teh rosella dan obat sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah pada kedua kelompok (p= 0,057 dan 0,242). Jenis kelamin, umur, dan IMT tidak mempengaruhi penurunan tekanan darah sistolik dan diatolik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara signifikan teh rosella dan obat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang sebih besar, uji kandungan rosella, dan pengukuran secara serial.

Hypertension is an elevation of systolic blood pressure higher than 140 mmHg and diastolic higher than 90 mmHg (WHO, 2003). In addition to pharmaticeutical intervention, many poeple in the community have been using roselle tea to reduce blood pressure. The purpose of this study is to explore the effect of roselle tea and medication of actrapin on the level of blood pressure in patient with hypertension at Panti Jompo Welas Asih and Distric General Hospital in Tasikmalaya. The design was a quasi experimental study using a equivalent control group with pre and post test approach. A total sampling of 20 patients employed as an intervention group I (roselle tea proided) and a conventience sampling of 20 patient from Distric General Hospital was employed as an actrapan users. The finding showed that there are a decrease in level of blood pressure both for syastolic and diatolic in all groups (p=0,000). Both Roselle tea and actrapin have showed a ability to reduce the level of systolic and diastolic blood pressure (p= 0,057 and 0,242 respectively). The study has showed that no significant reduction of blood pressure after controlled by gender, age and body mass indexs. It is recommended to conduct further research using appropiate number of samples, composition test of roselle tea caracteristic, and also using repeated meassure approach."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendi Rohaendi
"ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sitolik lebih dari140 mmHg dan diastolik
lebih dari 90 mmHg. Teh rosella digunakan untuk menurunkan tekanan darah oleh
sebagian masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi
eksperimen dengan kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas
teh rosella dan obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Panti Jompo Welas Asih
Kota Tasikmalaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya. Sampel
penelitian ini berjumlah 40 orang responden, terdiri dari 20 responden yang diberikan
teh rosella dan 20 orang responden yang minum obat actrapin 5 mg sehari sekali selama
tujuh hari. Pengambilan sampel dengan cara total sampling untuk responden di panti dan
conventiente sampling untuk pasien rumah sakit. Pengujian efektifitas sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi dengan uji paired-Sample T test, sedangkan untuk menguji
adanya perbedaan efektifitas diantara dua kelompok menggunakan uji independent
Sample T test dan untuk menguji efektifitas pemberian intervensi setelah dikontrol oleh
jenis kelamin, umur, dan Indek Massa Tubuh menggunakan uji Manova. Hasil penelitian
menunjukkan jenis kelamin paling banyak perempuan, rerata umur responden 60 tahun
dan rerata Indek Masa Tubuh 27,25. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan
tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok
(p=0,000). Teh rosella dan obat sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah pada
kedua kelompok (p= 0,057 dan 0,242). Jenis kelamin, umur, dan IMT tidak
mempengaruhi penurunan tekanan darah sistolik dan diatolik. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara signifikan teh rosella dan obat dapat menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Rekomendasi dari penelitian ini
adalah perlu adanya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang sebih besar, uji
kandungan rosella, dan pengukuran secara serial.

ABSTRACT
Hypertension is an elevation of systolic blood pressure higher than 140 mmHg and
diastolic higher than 90 mmHg (WHO, 2003). In addition to pharmaticeutical
intervention, many poeple in the community have been using roselle tea to reduce blood
pressure. The purpose of this study is to explore the effect of roselle tea and medication
of actrapin on the level of blood pressure in patient with hypertension at Panti Jompo
Welas Asih and Distric General Hospital in Tasikmalaya. The design was a quasi
experimental study using a equivalent control group with pre and post test approach. A
total sampling of 20 patients employed as an intervention group I (roselle tea proided)
and a conventience sampling of 20 patient from Distric General Hospital was employed
as an actrapan users. The finding showed that there are a decrease in level of blood
pressure both for syastolic and diatolic in all groups (p=0,000). Both Roselle tea and
actrapin have showed a ability to reduce the level of systolic and diastolic blood
pressure (p= 0,057 and 0,242 respectively). The study has showed that no significant
reduction of blood pressure after controlled by gender, age and body mass indexs. It is
recommended to conduct further research using appropiate number of samples,
composition test of roselle tea caracteristic, and also using repeated meassure approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sri Wahyuni Dewanti
"Rendahnya kepatuhan dan self efficacy menjadi masalah yang signifikan untuk penggunaan obat hipertensi. Keterbatasan tenaga kesehatan menyebabkan pemberian informasi sulit dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas konseling dibandingkan dengan leaflet terhadap peningkatan self efficacy dan kepatuhan pasien serta penurunan tekanan darah pasien menggunakan obat hipertensi di Puskesmas Pancoran Mas dan Puskesmas Beji Depok. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2013 dengan 37 pasien pada kelompok yang mendapatkan konseling dan 36 pasien pada kelompok yang mendapatkan leaflet. Penilaian self efficacy menggunakan skala MUSE dan untuk kepatuhan menggunakan MMAS 8.
Hasil penelitian menunjukkan konseling dan leaflet dapat meningkatkan self efficacy (P=0,000) dan kepatuhan (P=0,000) pasien, serta dapat menurunkan tekanan darah sistol (P=,010) pada kelompok konseling dan menurunkan tekanan darah sistol (P=0,000) maupun diastol (P=0,019) pada kelompok leaflet. Tidak ada perbedaan antara kelompok konseling dan leaflet dalam meningkatkan self efficacy (P=0,401) dan kepatuhan pasien P=(0,374) serta menurunkan tekanan sistol (P=0,663) dan tekanan diastol (P=0,466).

Low adherence and self efficacy was significant problem for using medication. However, the limitation of medical personnel makes medical information service is very hard to be done. The research purpose was to evaluate the effectiveness of counselling and leaflet againts self efficacy and adherence as well as the blood pressure of hypertension patients using the medication in Puskesmas Beji and Puskesmas Pancoran Mas Depok. Data collection was conducted from March to June 2013 with with 37 patients in the group receiving counseling and 36 patients in the group receiving leaflets. Self efficacy assessment using MUSE scale and adherence using the MMAS 8.
The result showed that counselling and leaflet can increase patient adherence (P=0.000) and self efficacy (P=0.000) and can lower systolic blood pressures (P=0.010) in group counseling and lowers systolic (P=0.000) and diastolic blood (P=0.019) pressure in the leaflet group. There was no difference between group counseling and leaflets to increase self-efficacy (P= 0.401) and patient adherence (P=0.374) and lower systolic pressure (P = 0.663) and diastolic pressure (P = 0.466).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Sasyari
"Analisis ketenagaan keperawatan diperlukan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketenagaan keperawatan di Ruang Rawat Inap dan Intensif Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya. Rancangan penelitian secara deskriptif komparatif dengan metode cross sectional. Sampel sebanyak 1530 pengamatan shift dinas pada 17 Ruang Rawat Inap dan Intensif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksesuaian kehadiran tenaga perawat berdasarkan perencanaan dengan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada setiap shift dinas (p<0,05). Disarankan adanya penyesuaian penempatan dan pemenuhan kebutuhan tenaga perawat dengan memperhatikan beban kerja.

Nursing workforce analysis is needed in improving quality of health service. This study aimed to analyze nursing workforce at Inpatient and Intensive care units of Tasikmalaya City General Hospital. This descriptive-comparative study used cross-sectional approach. Sample of 1530 observations duty shifts on 17 Inpatient and Intensive care units. The results showed discrepancy between the attendance of nurses based on planning as well the needs of nurses based on level of patients? dependence on each shift duty (p<0.05). Recommended placement and adjustment needs of nurses with respect to workload."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Hamarno
"Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan otot dan menurunkan kecemasan sehingga menyebabkan tekanan darah menurun pada hipertensi primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan desain quasiexperiment dengan tehnik pengambilan sampel consecutive sampling. Besar sampel adalah 40 responden, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat latihan relaksasi otot progresif selama 15 menit setiap latihan, sehari dua kali latihan dan dilakukan selama 6 hari. Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah latihan hari ke II, IV dan ke VI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah latihan relaksasi otot progresif ada penurunan tekanan darah sistolik sebesar 16,65 mmHg dan tekanan darah diastolik mengalami penurunan sebesar 3,8 mmHg. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan relaksasi otot progresif secara bermakna dapat menurunkan tekanan darah sistolik hipertensi primer (p value = 0,0075 ; α = 0,05), sedangkan pada tekanan darah diastolik, latihan relaksasi otot progresif ini tidak menurunkan tekanan darah secara bermakna (p value = 0,058; α = 0,05).

Progressive muscle relaxation is one of non-pharmacological therapies to relaxing muscles and reduce anxiety so make lowering blood pressure in clients with primary hypertension. The purpose of this study was to identify the effects of progressive muscle relaxation exercises to decrease blood pressure for clients with primary hypertension in Malang. This study used a quasi-experimental design with a consecutive sampling. Sample size was 40 respondents, divided into two groups: treatment and control groups. The treatment group received progressive muscle relaxation exercises for 15 minutes each time, twice a day and conducted for six days. The blood pressure measurements was obtained for both groups before and after on day II, IV and VI.
The results showed that a decrease of systolic blood pressure is 16.65 mmHg and diastolic blood pressure is 3.8 mmHg occur after exercise. The conclusion a progressive muscle relaxation exercise can significantly reduce systolic blood pressure (p value = 0.0075; α = 0.05), on the other hand, there is no reduced blood pressure significantly (p value = 0.058, α = 0.05) in diastolic blood pressure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Cahyo Sepdianto
"ABSTRAK
Slow deep breathing adalah tindakan non farmakologi pada pasien hipertensi primer yang
dapat menurunkan tekanan darah dan tingkat kecemasan. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer
setelah melakukan latihan slow deep breathing antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Puskesmas Kepanjen Kidul dan Sukorejo Kota Blitar. Metodologi penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi-Experimental Pretest-Posttest
Control Group. Sampel penelitian terdiri dari 56 responden, 28 responden menjadi
kelompok intervensi dan 28 responden menjadi kelompok kontrol. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 15,5 mmHg, perbedaan penurunan ratarata
tekanan darah diastolik sebesar 9,9 mmHg dan perbedaan penurunan rata-rata skor
tingkat kecemasan sebesar 3,2. Analisis lebih lanjut menunjukkan ada perbedaan penurunan
yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan tingkat
kecemasan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p = 0,000,  = 0,05).
Penelitian ini menyimpulkan latihan slow deep breathing dapat menurunkan secara
signifikan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer di Puskesmas
Kepanjen Kidul dan Sukorejo Kota Blitar. Latihan Slow deep breathing dalam pelayanan
keperawatan dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi primer. Rekomendasi dari penelitian ini adalah
perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kondisi
pasien yang lebih kompleks serta melihat perubahan pada tanda-tanda vital yang lain
seperti denyut nadi dan frekuensi pernafasan.

ABSTRACT
Slow deep breathing is a non pharmacological intervention for patients with primary
hypertension. The intervention can reduce blood pressure and anxiety level. The purpose of
this study was to identify the reduction of blood pressure and anxiety level of patients with
primary hypertension after slow deep breathing exercise between intervention and control
groups at Puskesmas Kepanjen Kidul and Sukorejo Blitar. This research utilized a Quasi-
Experimental Pre – post test Control Group design. There were 56 respondents participated
in the study, consisted of 28 subjects for each group; intervention and control groups using
a purposive sampling method. The result showed that there was a decrease of 9.9 mm Hg in
the average of systolic blood pressure and the anxiety level of 3.2 after the intervention.
Further result demonstrated that there was a significant reduction of the average systolic
and diastolic pressure, and anxiety level between intervention and control groups (p=0.00,
=0.05). The findings revealed that the slow deep breathing exercise decreased the blood
pressure and anxiety level in patients with primary hypertension at Kepanjen Kidul and
Sukorejo Blitar. Therefore, the slow deep breathing exercise could be applied as one of the
independent nursing therapies in nursing care of patients with primary hypertension.
Anyhow, a further research with larger number of samples, involving more variables to
examine such as pulse and respiration rate, and also in patients with more complex
condition is recommended."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risani Andalasia Putri
"Penyakit kronik seperti hipertensi membutuhkan terapi jangka panjang, bahkan seumur hidup pasien. Lamanya terapi yang harus dijalani pasien hipertensi, sering membuat pasien menjadi tidak patuh terhadap terapinya. Konseling oleh apoteker merupakan cara efektif untuk mempertahankan atau meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapinya. Keterbatasan tenaga apoteker puskesmas di Indonesia, menyebabkan konseling tidak dapat dilakukan. Pemerintah sendiri mewajibkan puskesmas memasang poster sebagai sarana promosi kesehatan. Pada penelitian ini, media poster dimanfaatkan untuk tujuan memberi informasi kepada pasien terkait penyakit dan terapi hipertensi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan membandingkan seberapa jauh pemberian konseling dan pemasangan poster mempengaruhi tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Bakti Jaya Kota Depok. Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan metode tidak langsung menggunakan kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale). Sampel merupakan pasien hipertensi yang dikumpulkan dari bulan Maret sampai Mei 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling dapat meningkatkan kepatuhan (P=0,000), menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (P=0,010 dan P=0,018), sedangkan pemasangan poster hanya efektif dalam meningkatkan kepatuhan (P=0,028). Terdapat perbedaan signifikan penurunan skor MMAS-8 antara kelompok konseling dan kelompok poster (P=0,017), dan tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok konseling dan poster (P=0,170 dan P=0,410).

The therapy for cronic disease such as hypertension may take a long time or even as long as patient?s lifetime. The length of therapy process that patient should take, sometimes make them not be comply with their therapy instructions. Counseling by pharmacist is an effective way to maintain or to increase their compliance to the therapy. Limitation of pharmacists in primary care in Indonesia may led education to the patients could not be done. The Government advocates sticking poster as a health promotion program in primary care. In this study, using poster to inform patients about disease and therapy hypertension.
The objective of this study was to know how far the patient counseling and sticking poster by pharmacist influenced patient?s adherence on taking their antihypertensive and systolic and diastolic blood pressure control in Bakti Jaya Primary Care, Depok. Patient?s adherence was measured by indirect method, using Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) Quesionaire. Sample were hypertensive patients, collected in March to May 2012.
The result showed that counseling effective in enhancing adherence (P=0.000) and reducing systolic and diastolic blood pressure (P=0.010 dan P=0.018), whereas sticking poster only effective in enhancing adherence (P=0.028). There were significant difference of decreasing score MMAS-8 between counseling group and poster group (P=0.017), there were not significant difference of decreasing systolic blood pressure and diastolic blood pressure between counseling group and poster group (P=0.170 and P=0.410)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30871
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>