Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endry Zufrida Puri
"Dalam melakukan investasi umumnya perusahaan dihadapkan pada berbagai pilihan investasi. Untuk menentukan investasi yang terbaik, harus dianalisis dari setiap pilihan tersebut, manakah yang akan menambah nilai perusahaan paling besar. Suatu proyek dikatakan menambah nilai perusahaan apabila manfaat yang dihasilkan dari proyek tersebut lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Selisih dari jumlah kas yang dihasilkan dan dikeluarkan dinamakan Net Cash Flow (NCF). NCF ini kemudian akan di-present value-kan menggunakan tingkat diskonto Weighted Average Cost of Capital (WACC). Studi ini betujuan untuk melihat manakah investasi yang akan memaksimalkan nilai PT PLM, dengan kriteria penilaian selain dari kas juga dilihat dari rasio keuangan yang dihasilkan. Ada dua pilihan investasi yang diha dapi oleh perusahaan, yaitu pengembangan bisnis lama dan pengem bangan bisnis baru. Dari studi disimpulkan bahwa investasi yang terbaik bagi perusahaan adalah pelaksanaan dari keduanya karena dari proyeksi keuangan yang dilakukan diketahui bahwa selama periode 10 tahun ke depan (2009 - 2018), perusahaan akan mempunyai cadangan kas yang besar dan idle sehingga pelaksanaan kedua inves tasi tersebut adalah yang akan menambah nilai perusahaan paling besar.

Companies are facing dilemas everytime and in every aspect including for its investment decision. Due to company`s limited budget, only several projects that are worth to invested. Companies should only invest in projects that are will give them the biggest value.Value from investment in a project calculated from benefits received by company from investing in a project minus cost occured. The common term for the difference is Net Cash Flow (NCF). After calculate NCF from each project the next step is discounted the value with company`s cost of capital for finding a its present value. This study evaluate PT PLM`s dilemas in its investment decision because the company have it both ways. Between investing in its own business or opening a different business that has similar products. Analysis for each scenario comes from projection for the next 10 years (2009-2018). Result from this study found out the best decison for PT PLM`s investment is imple mentation of all the projects but in different period of time due to PT PLM`s execessive cash reserve."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulya Samudra
"PT X merencanakan untuk melakukan investasi pada tambang batubara yang berlokasi di Batulicin Kalimantan Selatan. Investasi pada bidang pertambangan merupakan investasi yang padat modal yang tentunya memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Untuk itu diperlukan suatu analisis mengenai barang modal yang diperlukan, tingkat pengembalian, jumlah produksi minimum per tahun dan harga jual batubara yang berlaku. Produksi batubara umumnya dilakukan berdasarkan besarnya permintaan dari pembeli yg telah melakukan kontrak dengan perusahaan.
Pertama kali diperoleh informasi mengenai besarnya cadangan batubara yang layak untuk ditambang pada lokasi PT X, kualitas batubara, volume lapisan tanah penutup kemudian informasi tentang peralatan antara lain tentang kapasitas alat dan kebutuhan masing-masing alat. Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah investasi yang diperlukan untuk pengadaan peralatan tersebut serta biaya operasional masing-masing alat pada berbagai tingkat produksi batubara per tahun.
Berdasarkan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah produksi minimum yang ekonomis sebesar 150.000 ton per tahun, biaya investasi seluruhnya sebesar USD 3.956.034 dengan tingkat pengembalian 59,24%. Untuk produksi 175.000 ton per tahun biaya investasi seluruhnya sebesar USD 4.473.205 dengan tingkat pengembalian 69.58%, sedangkan untuk produksi 200.000 ton per tahun investasi seluruhnya sebesar USD 4.659.619 dengan tingkat pengembalian 98,30%. Berdasarkan analisa kepekaan investasi ini masih menguntungkan pada peningkatan biaya investasi sampai dengan 60% dan peningkatan biaya produksi sampai dengan 127,30% serta penurunan harga jual sampai dengan 18,10%.

PT X plan to do conduct investment at coal-mine which is location in Batulicin South Kalimantan. The Investment at mining area represent solid investment of capital which it is of course needs high carefulness level. For that matter it is need an analysis of capital goods which need for this operation, rate of return amount of minimum production per year and coal price going into effect. Coal production is in general done as according to level of request of coal by the buyer according to the contact with company.
At first, obtained some information regarding the level of competent coal reserves to be mined at company's mining concession, the quality of its coal, overburden volume and then we need some information of equipment for example appliance capacities and requirement of each appliance. Afterwards, calculate the amount of investment which is need for the equipment, operating cost of each appliance at various annual coal production levels.
Pursuant to research, obtained the conclusion that the economical minimum production equal to 150.000 ton per year the entirely investment equal to USD 3.956.034 with rate of return 59,24%. To produce 175.000 ton per year the entirely investment equal to USD 4.473.205 with rate of return 69.58%, while to produce 2U0.000 ton per year investment entirely equal to USD 4.659.619 with rate of return 98,30%. Pursuant to analysis sensitivity of this investment still profit at make-up of the expense of investment up to 30% and make-up of production cost up to 127,30% and also degradation of selling price up to 18,10%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T7358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Adler Haymans, 1961-
Jakarta: Kompas, 2006
658.19 MAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agha Surya Digantara
"Pertambangan di Indonesia telah digarap besar-besaran dalam satu dekade ini. Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dieksploitasi secara besar-besaran. Pertambangan Batu bara dan mineral seperti emas, biji besi, biji nikel bauksit menjadi primadona para investor untuk dapat beroperasi di Indonesia. Untuk menjaga agar tidak dieksploitasi dengan besar-besaran tanpa memberikan imbal balik bagi bangsa Indonesia, pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menjaga sumber daya alam tadi di ekspoitasi secara beasr-besaran dengan mewajibkan kepada seluruh pengusaha pertambangan untuk melakukan proses peningkatan sumber daya alam menjadi barang setengah jadi dan melarang dilakukannya ekspor bahan mentah ke luar negeri. Oleh karena itu PT ABC melakukan perencanaan untuk berinvestasi membangun pabrik pengolahan nikel. Studi ini akan menganalisa kelayakan investasi pembangunan proyek pengolahan nikel dari sisi keuangan dengan melihat NPV, IRR, PI dan Discounted Payback Period dan melakukan simulasi acak dengan menggunakan simulasi Monte Carlo untuk melihat apakah investasi ini dengan unsur acak yang ada dapat menghasilkan return yang maksimal dan sebesar apa risiko yang ada dari investasi ini.

Mining in Indonesia has been exploited massively within this decade. Remembered that Indonesia is a country with abundant resources, coal and mineral mining such as gold, iron ore, nickel ore, and bauksit become popular and highly favored by many investors operates business in Indonesia. In order to protect country's natural resources for massive exploitation without proper reciprocity to the nations, government release a regulation about mineral mining in Indonesia. This regulation requires every mineral minig project to process the resources to become intermediate goods before they sell it and strictly prohibits export resources in form of raw materials. As a result, every investors including PT ABC have to build processing plant for its mineral resources to keep their business running. This study will do the feasibility analysis of nickel processing plant investment based on financial background point of view by considering some important financial factors such as NPV, IRR, PI, and Discounted Payback Period. Furthermore, this study also do sensitivity analysis about this investment by using Monte Carlo simulation in order to determine whether this investment will leads to maximum return and to evaluate the potential risk that may occur from this investment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumempouw, Decky H.B.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pabunag, Maria Theresia Romeo
"Dana merupakan hal yang utama dalam rangka melaksanakan kegiatan investasi. Dana dapat berasal dari modal sendiri atau dari pinjaman. Namun dengan tersedianya dana tidak otomatis investasi dapat langsung dilakukan, karena sering ditemukan fakta bahwa investor mengalami kesulitan dalam menggunakan dana investasi yang dimilikinya atau diperolehnya dan salah satunya adalah mengenai pendistribusian dana investasi. Untuk masalah ini investor sering menghadapi dilema antara dua pilihan strategi, yaitu: Apakah pendistribusian dana tersebut lebih baik dilakukan sekaligus atau secara bertahap?
Di dalam dunia investasi, dikenal 2 strategi untuk pendistribusian dana investasi, yaitu strategi pendistribusian dana secara sekaligus yang disebut lump-sum (LS) dan strategi distribusi dana secara bertahap yang disebut dollar-cost averaging (DCA). Penerapan kedua strategi ini akan memberi dampak signifikan atas return yang akan diperoleh dan risk yang harus dihadapi. Dari kedua strategi ini sering dipertanyakan: Strategi manakah yang dapat memberikan return yang paling maksimal?
Untuk menjawab pertanyaan ini telah muncul berbagai studi dan penelitian yang membedah dan menyajikan perbandingan keunggulan dari penerapan kedua strategi ini. Banyak jumal ilmiah diterbitkan untuk melakukan pembuktian keunggulan salah satu dari kedua strategi ini. Beberapa karya akhir yang ditulis oleh mahasiswa MMUI sebelumnya juga telah menganisis keunggulan strategi LS dan DCA atas investasi dalam reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap di Indonesia.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba melakukan perbandingan antara strategi LS dan DCA untuk investasi dalam saham di Indonesia. Fokus penelitian dalam karya akhir ini adalah untuk:
1. Mengetahui strategi distribusi dana inveslasi mana yang lebih unggul jika diaplikasikan dalam melakukan pembelian saham.
2. Mengetahui strategi distribusi dana investasi mana yang sesuai untuk sasaran investasi saham yang dipilih.
3. Mengetahui strategi distribusi dana investasi mana yang sesuai dengan sasaran investasi yang memiliki kinerja portofolio terbaik.
4. Menguji rumus dari Michael S. Rozeff tentang perbandingan keunggulan antara 2 strategi distribusi (LS dan DCA) dan mengetahui apakah rumus tersebut dapat diaplikasikan untuk menghasilkan return/wealth investasi yang maksimal.
Adapun manfaat dari penulisan karya akhir adalah untuk memberikan gambaran kepada para investor mengenai penerapan strategi LS dan DCA untuk investasi dalam saham di Indonesia.
Saham yang merijadi sasaran penelitian adalah saham PT. Indosat Tbk. (ISAT) dan saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam periode tahun 2001-2005. Adapun data yang digunakan adalah harga penutupan harian saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari BEJ dan suku bunga Surat Berharga Indonesia (SBI).
Penelitian ini menggunakan berbagai tools, meliputi antara lain tools untuk pengukuran kinerja portofolio investasi (Sharpe Ratio, Treynor's Measure, Jensen's Alpha, dan Information Ratio) dan rumus penghitungan terminal wealth, variance of terminal wealth, comparison of terminal wealth and variance of terminal wealth, dan equalization of return yang diajukan oleh Michael Rozeff dalam salah satu jumal ilmiahnya yang membahas tentang keunggulan salah satu strategi distribusi investasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi LS dan DCA 4 bulan unggul dalam memberikan return yang maksimal (27.85% dan 20.29% untuk saham ISAT, 73.92% dan 24.46% untuk saham TLKM, 64.45% dan 47.02% untuk portofolio 2 saham). Hal ini juga secara tidak langsung menyatakan bahwa semakin lama rentang waktu penanaman dana investasi maka imbal hasil yang diperoleh akan lebih baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rumus-rumus yang diajukan oleh Michael Rozeff ternyata tidak dapat digunakan untuk mencapai return yang maksimal antara kedua strategi, khususnya dalam penerapannya untuk investasi saham di Indonesia.
Berdasarkan analisis tersebut maka disarankan bahwa untuk melakukan distribusi sebaiknya menggunakan strategi LS atau DCA dengan rentang waktu investasi yang panjang, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa waktu yang panjang diyakini cukup untuk mengumpulkan return selama pasar melakukan penyesuaian kondisi setelah melalui beberapa gejolak.
Penerapan salah satu strategi tetap dibutuhkan kedisiplinan tinggi. Jika telah memilih satu strategi maka harus tetap digunakan selama satu investment horizon yang telah ditetapkan, misalnya 1 tahun. Juga disarankan untuk menerapkan strategi LS dan DCA 4 bulan atas saham atau portofolio saham berkinerja tinggi.
Selain itu dalam melakukan penerapan salah satu strategi tidak diperlukan melakukan penyetaraan dana investasi yang telah ditetapkan, karena basil yang kelak diperoleh tidak akan maksimal.

Fund is an important element to execute investment activities. Source of fund can be self-funded or from loan-financing. However, well-prepared fund does not automatically smoothing the investment activities. Investors often face dilemma to decide how to distribute the fund: Should it better to invest the fund all at once or gradually?
Investment fund distribution can be executed in 2 strategies, that are Lump-sum (LS) and Dollar-cost averaging (DCA). In LS investment fund is distributed all at once, while in DCA the fund is distributed gradually in fixed amount and fixed time intervals within one investment horizon. Applying one of the strategies will give significant impact in investment return, which gives the reason why they are often be the subject in lots of studies to find out which one is more superior.
This thesis tries to find out which strategy is more superior, if applied in stock equities investment in Jakarta Stock Exchange (JSX) during year 2001-2005. This thesis also wants to give another perspective in the benefit of applying investment fund distribution strategy in stock equity investment, especially in Jakarta Stock Exchange. Besides using usual tools such as risk & return portfolio analysis and investment portfolio performance analysis, a set of investment performance tools specifically generated by Michael S. Rozeff to compare superiority between both strategies is also used.
Equity stocks within the period of year 2001-2005 of PT. Indosat Tbk. (ISAT) and PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) become the subject of examination and analysis. Data used as raw material for calculation is the historical monthly closing price. Another data sources are the monthly closing price of JSX price index and Bank Indonesia monthly interest rate. All data are inputted into the calculation tools, and then results are being analyzed.
Tests and analysis results show that LS and DCA 4 months are superior in giving maximum returns (27.85% and 20.29% on ISAT, 73.92% and 24.46% on TLKM, 64.45% and 47.02% on portfolio combination of both stocks). Results also give evident proof that long time intervals within one investment horizon in investing fund will give higher return. The portfolio performance test and analysis also shows that TLKM gives the highest performance. Results also shows that the performance tool set from Rozeff cannot be applied for fund distribution strategy for equity stock in Indonesia.
Based on the conclusion, this thesis then recommends that long time intervals within one investment horizon in applying fund investment distribution strategy is suggested to achieve high return. LS and DCA 4 month strategies are recommended for equity stock that has high performance. Applying the fund investment distribution strategy needs military discipline to achieve desired return, and once a strategy is applied investor cannot move to another strategy in the middle of the investment horizon. Another recommendation is that to achieve maximum return, investment performance tools from Rozeff is not needed.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deded Chandra
"Perusahaan asuransi merupakan perusahaan penggalang dana, yang mempunyai kewajiban untuk menanggung himpunan risiko dari pesertanya. Untuk dapat memenuhi kewajiban tersebut, perusahaan asuransi harus dapat mengelola keuangannya dengan baik, salah satunya dengan cara menginvestasikan dana peserta sebelum digunakan untuk membayar kewajiban.
Dana yang diinvestasikan oleh perusahaan asuransi diawasi dengan ketat oleh pemerintah karena menyangkut keamanan dana masyarakat. Untuk perusahaan asuransi, pengawasan keuangannya diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424 tahun 2003.
Untuk menghasilkan return yang optimal dengan meminimalkan risiko dalam melakukan investasi, diperlukan suatu proses investasi yang akurat dan tepat, sesuai dengan peraturan yang berlaku, tujuan perusahaan dalam berinvestasi dan batasan-batasan yang dihadapi perusahaan.
Proses investasi dimulai dari penetapan sasaran dan kebijakan investasi, pemilihan strategi investasi, pengalokasian dana investasi atau konstruksi portofolio hingga ke pengukuran dan evaluasi kinerja investasi tersebut.
Analisis terhadap proses investasi pada perusahaan asuransi dilakukan terhadap PT.X yang merupakan perusahaan asuransi kesehatan. Hal ini dilakukan sehubungan dengan perubahan kondisi perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Perubahan kondisi eksternal antara antara lain kondisi makro perekonomian dan politik negara yang semakin kondusif dan menuntut transparansi sedangkan kondisi internal adalah adanya perubahan keuangan perusahaan yang cukup besar, yaitu adanya iuran pemerintah terhadap biaya perneliharaan kesehatan pegawai negeri dan penugasan dari pemerintah untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin di Indonesia.
Hasil analisis terhadap proses investasi PT.X diharapkan dapat memberikan masukan guna penyusunan kebijakan investasi perusahaan tersebut sehingga dapat memberikan return yang optimal sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat memenuhi kewajiban perusahaan di masa yang akan datang, sehubungan dengan perubahan kondisi eksternal dan internal perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Purwanto
"Indonesia mempunyai potensi geologi yang menarik untuk investasi di bidang pertambangan mineral dan batubara. Tetapi potensi geologi hanya merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan untuk investasi di bidang pertambangan, karena masih banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
Investasi bidang pertambangan mineral dan batubara di Indonesia pada kurun waktu tahun terakhir ini mengalami penurunan, karena tidak ada investasi baru yang dilakukan oleh investor.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan investasi bidang pertambangan mineral dan batubara, akan dianalisa dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik. Selanjutnya dari hasil analisis akan diusulkan usul atau saran-saran untuk meningkatkan investasi bidang pertambangan mineral dan batubara.

Indonesia has an attractive geology potential for investment to mineral and coal-mining sector. However, potential geology is only one of factors able be considered to investment at mining sector, because there are many factors that should be taken into account.
Investment at mineral and coal mine sector in Indonesia within nowadays era it has decreased, because there is no new investment undertook by the investors.
To understand some factors that cause the occurrence of decreasing to investment at mineral and coal-mining sector should be analyzed with Analytic Hierarchy Process. Further from results of the analysis will be proposed suggestion and proposal to increase the investment in sector of mineral and coal-mining sector."
2003
T5741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Mario
"Setiap tahun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank di seluruh Indonesia mengalami peningkatan. Total DPK dari tahun 200I hingga tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 46,2%, dari Rp636,2 TriIiun pada tahun 2001 menjadi Rp930,2 Triliun pada tahun 2006. Dari angka tersebut dapat dibayangkan bahwa ada sumber dana yang cukup besar, yang siap disalurkan ke dalam berbagai macam investasi. Nainun jenis dan karakteristik investasi seperti apa yang diharapkan oleh pemilik dana tersebut sangat tergantung dari risk appetite dari masing-masing investor.
Umumnya masyarakat di Indonesia lebih memilih berinvestasi sekaligus menyimpan dananya di bank dalam bentuk deposito, karena return yang pasti serta aman. Namun seiring turunnya tingkat suku bunga, sudah saatnya masyarakat untuk memilih kembali jenis investasi lain yang lebih menguntungkan. Yang menjadi permasalahan adalah pada saat investor mulai menyadari bahwa return berinvestasi dalam bentuk deposito sudah tidak menarik lagi, instrumen investasi penggantinya hares ditentukan.
Di Indonesia saat ini tersedia berbagai macam jenis instrumen investasi dengan risiko dan return yang bervariasi, salah satu jenis instrumen investasi yang tersedia adalah reksadana. Karena berinvestasi pada deposito akan memiliki risiko seperti halnya berinvestasi pada reksadana, maka sudah selayaknya instrumen ini dijadikan pilihan berinvestasi bagi masyarakat.
Pada scat memilih jenis instrumen investasi. setiap investor selalu menginginkan investasi yang merghasilkan high retrn7i, sementara itu setiap investasi yang menawarkan high return pasti memiliki /ugh risk. Oleh sebab itu investor perlu mengetahui apakah reksadana yang ditawarkan dengan high return tersebut benar-benar. memiliki high return jika dibandingkan dengan instrumen sejenis yang memiliki risiko lebih kecil.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data return harian dari NAB per unit penyertaan yang diperoleh dari data pubtikasi di daiam website BAPEPAM, dimulai dari 10 Mei 2004 sampai dengan 31 Mei 2006, sebanyak 500 titik data pengamatan.
Karya akhir ini difokuskan membuktikan fenomena High Risk High Return pada instrumen reksadana. Metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya nilai risiko adalah Exponential Weighted Moving Average (EWMA). Validitas dari model yang dipakai diuji melalui proses hack testing menggunakan metode Kupiec Test, dengan tujuan untuk mengetahui apakah pemodelan volatilitas yang digunakan adalah valid. Untuk membuktikan fenomena High Risk High Return, digunakan uji Mean Difference.
Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa reksadana yang memiliki nilai volatiiitas yang tinggi akan memberikan return yang tinggi juga, sedangkan reksadana yang memiliki volatilitas rendah akan memberikan return yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena High Risk High Return adalah terbukti benar.

Every year banks across Indonesia absorb increasing number of fund from third party. The third party fund from 2001 until 2.005 had increase for 46,2%, from Rp636 Trillion to Rp930,2 Trillion. Those numbers shown that there are big sources of fund that can be used for investor depend upon the risk appetite of each investor.
Generally, Indonesian chooses to keep their fund in form of time deposit, for its security and fixed return. Nevertheless, due to decreasing trend of deposit interest, it is about time to find other form of investment instrument that gives higher return. The problem is haw to find another investment that gives higher return?
Currently in Indonesia, there are different types of investment instruments with different risks and returns, and one of them is Mutual Fund. Investing in Time Deposit will have the same risks compared to investing in Mutual Fund; therefore, customers should start considering Mutual Fund as a choice for investment.
When it comes to choosing the different instruments of investment, each investor always wants high return, meanwhile investors must realize that in order to get high return, there are high risks involved. That is why investors need to know, whether the type of mutual fund offered really has a high return compared with similar instruments that has higher risks.
The data used in this research taken from the date return daily from Net Asset Value (NAV) per unit from the publication data in the BAPEPAM website, starting from 10 May 2004 up to 3 I May 2006 and there are 500 data observations recorded.
This thesis focused to prove the phenomenon of "High Risk High Return" on the Mutual Fund Instrument_ The method used to find out the level of risk called Exponential Weighted Moving Average (EWMA) method, and to analyze the phenomenon of "High Risk High Return", mean difference methods used as tools. To validate the model with back testing process using Kupiec Test, the objectives of the test is to find out whether the volatility modeling used is valid.
The result of this research shows that Mutual Fund that has high volatility will give high return, meanwhile Mutual Fund that has low volatility will give lower return. This indicates that the phenomenon of High Risk High Return is correct."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumpita
"Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah otonom yang beruntung dalam era desentralisasi, tercatat menjadi kabupaten/Kota nomor ke-2 terkaya di Indonesia dilihat dari jumlah APBD-nya. Namun harus disadari, hal itu berasal dana perimbangan dari sumber daya alam minyak bumi yang sifatnya tidak diperbaharui, maka harus ada upaya untuk memaksimalkan pengelolaan potensi sumberdaya ekonomi daerah lainnya yang harus diperbaharui secara efisien, tentunya dengan mengidentifikasi sektor basis. Namun karena keterbatasan pengalaman dan kualitas aparatur pada Pemerintah Kabupaten Bengkalis, tampaknya maksud tersebut masih sulit tercapai. Pada sisi lain dihadapkan pada persoalan penyediaan sarana prasarana, fasilitas publik dan beragam masalah sosial yang harus dibenahi, sehingga kehadiran investor untuk menanamkan modalnya sangat dibutuhkan demi memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Kehadiran investor tentunya dilatarbelakangi beberapa faktor, untuk itu dibutuhkan daya saing daerah dalam hal kondisi daerah maupun kemudahan dalam berusaha.
Penelitian ini menggunakan analisis Location Quotient dan Shift Share untuk melihat potensi sektor-sektor dan kemampuan kompetitifnya dibandingkan daerah diatasnya. Selanjutnya dengan pendekatan Analytic Hierarchy Process menganalisis kebijakan yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan daya tarik investasi di Kabupaten Bengkalis.
Berdasarkan studi terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi daerah, kontribusi sektoral daerah, basis ekonomi sektor-sektor PDRB, keunggulan industri dan lokasional masing-masing sektor, akhirnya diketahui bahwa kebijakan pengembangan sektor-sektor basis dalam struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis terhadap perekonomian Propinsi Riau maupun terhadap perekonomian Nasional, diarahkan pada pengembangan Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebagi sektor basis, juga sektor jasa-jasa juga cukup prospektif untuk dikembangkan.
Melalui analisis AHP dilakukan kajian tentang upaya yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan daya tarik investasi, maka pembenahan infrastuktur baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya, menjadi prioritas pertama, kondisi sosial politik menjadi khususnya keamanan pada prioritas kedua dan penginvetarisasian potensi perekonomian daerah sebagai garapan berikutnya.
Dengan terideniifikasinya potensi sektor-sektor basis yang mampu memberikan nilai tambah bagi sebagian besar masyarakat dengan memberikan perhatian lebih, dan upaya perbaikan-dari kriteria yang mempengaruhi daya tarik investasi dibenahi sehingga keinginan mendatangkan investor yang mampu mendorong percepatan pembangunan menjadi kenyataan, pemerintah Bengkalis diharapkan mengagendakan secara sinergis sekaligus melaksanakannya, sehingga kebijakan pembangunannya tepat sasaran juga menciptakan kondisi yang kondusif bagi kalangan dunia usaha, muaranya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan rakyat Bengkalis itu sendiri.
Pada penelitian ini dengan adanya dua pendekatan, walaupun telah diupayakan optimal untuk mempertemukan, namun tetap ada sedikit gap, apakah infrastruktur yang menjadi variabel paling penting harus dibenahi dalam meningkatkan daya tarik kehadiran investor secara keseluruhan atau difokuskan kepada penyediaan infrastruktur sektor basis semata. Atau malah sebaiknya diarahkan pada sektor non basis, sehingga terjadi percepatan pada semua sektor. Hal ini termuat jelas pada catatan akhir tesis ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>