Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Lianasari
"Skripsi ini membahas tentang sumber stres karyawan lini depan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Fenomena stres pada pekerja merupakan isu pengelolaan sumber daya manusia yang makin serius diperhatikan organisasi saat ini. Seperti diketahui, stres berpotensi menurunkan kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Sebagai pemegang tombak pelayanan perusahaan, adalah penting bagi BRI untuk mengi dentifikasi stres yang dialami oleh karyawan lini depannya. Desain kuantitatif, non eksperimental, deskriptif, cross sectional, diterapkan dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa sumber stres yang dihadapi mencakup delapan belas komponen faktor, dimana tuntutan emosional, tuntutan pekerjaan, serta ketidakpastian ekonomi dan politik ditemukan sebagai sumber stres utama mereka.

The focus of this study is frontline employee (FLE) of PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Stress is one of the growing issues in human resource management. It is known to have the potential of reducing employee performance and satisfaction. Since FLE play an important role in delivering services to customers; it is important to identify their source of stress. A quantitative, non experimental, descriptive, cross sectional research design is applied. The study found that FLE's stressor can be divided by eighteen factor components, in which emotional demand, work demand, and political/economic uncertainty are found to be their major stressors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Choiridiningsih Hariyadi Putri
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh stres kerja terhadap kinerja dengan kecerdasan emosi sebagai variabel moderasinya pada tenaga kependidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitiatif dengan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tenaga kependidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia terbukti bahwa terdapat pengaruh positif stres kerja terhadap kinerja, pengaruh positif kecerdasan emosi terhadap kinerja, dan kecerdasan emosi tidak memoderasi pengaruh stres kerja terhadap kinerja.

The focus of this study is to examine the effect of job stress to job performance with emotional intelligence as a moderatian s variable. Method of analysis is quantitative using multiple linear regression. This study finds that, employee of Dentistry s Faculty at University of Indonesia proven that job stres positivelly effect to job performance, emotional intelligence positivelly effect to job performance, and emotional intelligence doesn t moderated on the effect job stress to job performance."
2016
S62525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnamia Sugianti
"Penelitian ini membahas tentang stress dan strategi coping pada tenaga kerja komuter (penglaju) pengguna transportasi busway TransJakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada 7 tenaga kerja komuter, 9 orang informan pendukung seperti keluarga, teman dan rekan kerja, 1 orang petugas busway dan 1 orang supervisor tiketing busway serta observasi di lokasi penelitian. Hasil penelitian ini didapat Bahwa hampir semua tenaga kerja komuter mengalami stress dalam menjalani aktifitas penglajunya dikarenakan permasalahan manajemen transportasi Busway TransJakarta yang masih buruk dan kemacetan yang dianggap sebagai sumber pembangkit stress (stressor). Disamping itu, adanya perbedaan karakteristik dan persepsi invidu saat berinteraksi dengan stressor yang ada, menyebabkan pula adanya perbedaan pada respon stress dan pemilihan strategi coping yang dilakukan oleh tenaga kerja komuter dalam mengatasi stress mereka.

This research discusses stress and coping strategies of commuters using public transportation “Busway TransJakarta”. This study used qualitative method such as in-depth interviews with 7 commuters, 9 supporter informans like family, friends and co-workers, 1 officer and 1 supervisor of busway ticketing and observations at the sites. The results are obtained that almost all commuters feel stress in doing their commuting activities due to problems of transportation management of Busway TransJakarta that is still bad and congestion are considered as a source of stress. In addition, the differences of individual characteristics and perceptions when interact with the existing stressors, also leading to the differences of response stress and coping strategies that choosen by commuter to overcome their stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latri Mahargasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dimensi nilai-nilai dasar manusia yang paling signifikan mempengaruhi intensitas mencari kerja pada pencari kerja Generasi Y. Penelitian ini menggunakan alat ukur Portrait Values Questionaire (PVQ-RR) (Schwartz dkk, 2012) dan alat ukur Job Search Behavior Scale (Blau, 1994) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia. Responden berjumlah 254 orang yang merupakan pencari kerja Generasi Y (berumur 17-36 tahun) dan sedang mencari pekerjaan dalam empat bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi self-enhancement dan openness to change pada nilai-nilai dasar manusia memiliki pengaruh positif terhadap intensitas mencari kerja pada pencari kerja Generasi Y.

This research was conducted to find out which dimension of basic human values have the most significant influence on the job search intensity among job seekers on Generation Y. This research used an Indonesian adaptation of the Portrait Values Questionaire (PVQ-RR) (Schwartz et al., 2012) and Job Search Behavior Scale (Blau, 1994). The participants of this research are 254 Generation Y job seekers (aged 17-36) that have been looking for a job in the past 4 months. The results show that self- enhancement and openness to change are the basic human values dimension that has the most significant influence on the job search intensity among job seekers on Y Generation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Mega Melinda
"Stress kerja merupakan masalah yang paling umum dialami oleh petugas kepolisian. Polisi tidak hanya bertindak sebagai penegak hukum namun juga pelayan sosial, agen perubahan dan pelindung hak dan tugas dari masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sumber stres anggota intel dan cara mengelola stres.Manajemen stres yang digunakan oleh penulis adalah strategi coping oleh Lazarus dan Folkman yang terdiri dari problem-focused coping dan emotional-focused coping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan dengan rancangan sekuensial eksploratoris. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 30 anggota intelkam untuk mendapatkan data awal terkait sumber stres anggota. Setelah itu melakukan wawancara dan observasi terhadap beberapa anggota.Observasi dilaksanakan dengan mengamati perilaku anggota selama bekerja. Hasil yang ditemukan adalah sebagian besar anggota intelkam merasa sumber stres mereka berasal dari stres kerja dan stres organisasi.Stres kerja terdiri dari beban kerja, tugas yang menantang, promosi dan kondisi keuangan. Sedangkan stres organisasi terdiri dari tidak dilibatkannya anggota dalam pembuatan keputusan, kurangnya perhatian pimpinan, struktur organisasi yang tidak sesuai dan sarana prasarana yang tidak memadai. Anggota merasa tertekan dengan perintah pimpinan yang memberikan beban kerja yang berlebihan sehingga meningkatkan stres kerja yang berdampak pada penurunan kinerja mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari anggota menjadi malas, ketidakhadiran anggota dan pekerjaan yang terbengkalai. Sebagian besar anggota memilih untuk mengelola stres dengan cara sharing dengan orang yang dipercaya, berdoa, rekreasi, olahraga dan manajemen waktu. Peran pimpinan juga penting dalam mengelola stres anggota yaitu dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan.

Work stress is the most common problem which experienced by police. Police work is not only to enforce the law but also to serve and protect society. The aim of this research are to know police stressors and stress management. This research use stress management especially coping mechanism from Lazarus and Folkman which is consist of problem focused coping and emotion focused coping. Mixed method with exploratory sequential design is the research method used in this study. First, researcher distributed questionnaires to the 30 intelligence police so researcher get the initial data of the stressors. Then,Some of police officers were interviewed and observed. Observation was done by observing police officers behaviour while they were working. The result shown that almost of officers experienced job related stressors and organization related stressors. Job related stressors consider of too many task to perform, challenging assignments, promotion and condition that affect workers rsquo economic well being. Organization related stressors consist of not involved in decision making,lack of leader attention,inappropriate organizational structure and inadequate infrastructure. The officers feel depressed because the leader provide a lot of work and it causes the raise of job stress which impact to the decrease of their performance. It can be seen from members who become lazy to work, absenteeism, and neglected work. Most of the officers choose to manage their stress in a way of sharing with trusted person, praying, recreation, doing exercises and time management. However, the effort of organisation to manage police stress is really important such as provide adequate facilities, attention of the leader, and sabbathical day. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nieke Hediyanti
"Penelitian ini membahas mengenai keterkaitan antara pengelolaan sumber daya manusia (SDM), komitmen keorganisasian dan intensi pegawai untuk keluar organisasi pada pegawai Kantor Pusat PT Bank X di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer melalui kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh pengelolaan SDM terhadap intensi keluar organisasi dengan komitmen keorganisasian sebagai variabel antara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan SDM memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi keluar organisasi; komitmen keorganisasian memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi keluar organisasi; pengelolaan SDM memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen keorganisasian; dan pengelolaan SDM memiliki pengaruh terhadap intensi keluar dengan komitmen keorganisasian sebagai variabel antara.

This study discusses the linkages between human resource management, organizational commitment and employee turnover intention at headquarter of PT Bank X in Jakarta. This study uses a quantitative approach with the primary data collection technique through a questionnaire. The purpose of this study is to prove the influence of human resource management on turnover intention with organizational commitment as a mediating variables.
Results of the study showed that human resource management has a significant influence on turnover intention, organizational commitment has a significant influence on turnover intention, human resource management has a significant influence on organizational commitment, and human resource management have an influence on turnover intention with organizational commitment as a mediating variable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28633
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Adhie Wardhani
"Skripsi ini membahas bagaimana hubungan stres kerja terhadap kinerja karyawan. Data yang diperoleh melalui survey dengan menyebarkan kuesioner dengan skala pengukuran likert kepada 50 responden pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, sedangkan alat untuk menganalisis adalah regresi linier sederhana dan diolah menggunakan uji t dengan menggunakan SPSS 17.0. Dari hasil penelitian ini penulis mengetahui hubungan stres kerja sebagai variabel independen terhadap kinerja karyawan sebagai variabel dependen pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Dengan hipotesis stres kerja mempunyai hubungan terhadap kinerja karyawan  tetap divisi produksi pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel stres kerja (X) memiliki hubungan negatif terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Hubungan negatif tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel X dan variabel Y yang dapat ditunjukkan melalui 4 dimensi stres kerja dengan menggunakan 11 indikator dan 7 dimensi kinerja karyawan dengan menggunakan 18 indikator. Penulis menyarankan penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitan pada organisasi sejenis, dan dengan ruang lingkup yang lebih luas tidak hanya satu divisi saja untuk melihat hubungan antara stres kerja terhadap kinerja karyawan.

This research discusses how the relationship of job stress on employee performance . The data obtained through the survey by distributing a questionnaire used by Likert scale for measuring the 50 respondents at PT. Shasco Gunakarya Piranti . The sampling technique used is total sampling , while the tool to analyze a simple linear regression and analyzed using t-test using SPSS 17.0. From this research, the authors determine the relationship of job stress as an independent variable on the performance of the employee as the dependent variable in the PT. Shasco Gunakarya Piranti. With work stress has a hypothesized relationship to the performance of full-time employees on the production division of PT. Shasco Gunakarya Piranti. The results of this study indicate that work stress variables ( X ) has a negative relationship to employee performance ( Y ) at PT. Shasco Gunakarya Piranti. The negative relationship shown no effect between the variables X and Y that can be shown through the 4 -dimensional work stress using 11 indicators and 7 dimensions of employee performance using 18 indicators. The author recommends further research to conduct research on a similar organization , and with a broader scope with many division to see at the relationship between work stress on employee performanc"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margie Ervita
"Produktivitas kerja menjadi hal penting bagi setiap organisasi perusahaan tidak terkecuali yang bergerak dalam bidang sosial khususnya tim penyelamat atau biasa dikenal pekerja sosial bencana. Di Indonesia sendiri, sebagai negara rawan bencana, pekerja sosial bencana dibawahi dua organisasi yaitu dari pemerintah yang dikenal dengan Badan SAR Nasional (BASARNAS) dan swasta yang membawahi para relawan. Namun, dalam praktek kerjanya, produktivitas menjadi permasalahan dikarenakan adanya risiko stres kerja yang dimiliki para pekerja sosial bencana dikarenakan beban dan lingkungan kerja dengan tekanan tinggi.Maka dari itu, diperlukan penanganan permasalahan dari segi ergonomi kognitif terkait stres kerja dan faktor kognitif yang dimiliki para pekerja sosial bencana di Indonesia untuk penanganan risiko dan pencegahan gangguan mental yang dapat mempengaruhi performa dan produktivitas. Faktor kognitif yaitu empati dengan tiga sub-skalanya dan faktor stres kerja yaitu post-traumatic stress responses (PTSR) dan general psychological distress (GPD) akan dinilai melalui tiga jenis kuisioner dan kemudian dievaluasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor kognitif empati dan demografi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor stres kerja. Terdapat tiga jenis pengolahan data untuk mendukung hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh antara faktor kognitif empati dengan faktor stres kerja yang kemudian dapat menjadi acuan untuk perbaikan pada sistem organisasi maupun individu pekerja sosial bencana untuk mengantisipasi risiko stres kerja.

Productivity is one of most important factors in every organization, including those engaged in the social sector, especially rescue teams or commonly known as disaster social workers. Indonesia as a disaster-prone country assign disaster social workers under two organizations, namely from the government as National SAR Agency (BASARNAS) and the private sector which oversees the volunteers. Currently, there is a growing concern regarding social workers’ productivity. This concern is due to the nature of disaster workers, which has high exposure to high mental workload and harsh work environment.
Therefore, it is important to assess the disaster workers’ condition in terms of cognitive and work stress factor in order to maintain good productivity. Work stress problems are suffered by disaster social workers in Indonesia. The assessment can be used to produce recommendation for handling risk and preventing mental disorders that can affect performance and productivity. Two main factors which are cognitive is assessed as variable of empathy with three sub-scales. Work stress factors are assessed as variables of post-traumatic stress responses (PTSR) and general psychological distress (GPD). These three variables are rated using three types of questionnaires and then evaluated. This study aims to determine relationships of cognitive factor and demographic attributes that have significant effect on work stress factors.
There are three types of data analyses performed to support the results of this research. Results show relationship of cognitive between work stress. Finally, research findings can be used as a reference for improvement for both organizational and individual systems. Recommendations are proposed for disaster social workers to increase productivity by anticipating the risk of work stress.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diesty Eka Kurnia Wati
"Bahaya psikososial kerja adalah salah satu bahaya yang ada di tempat kerja, namun karena sifatnya yang abstrak sehingga sulit untuk diidentifikasi. Dengan menggunakan referensi dan model-model stress kerja, kesulitan ini dapat teratasi. Dalam skripsi ini, penulis membahas persepsi bahaya psikososial di tempat kerja pada pekerja di bagian direct service PT.Trakindo Utama Cabang Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perusahaan perlu lebih mensosialisasikan tentang bahaya psikososial kerja ini dengan memasukkan ke dalam program-program Safety Health Environment (SHE) yang telah berjalan, seperti training, IBPR, Family gathering, dan sebagainya. Hal ini penting untuk diperhatikan agar dampaknya dapat dicegah dan dikendalikan sedini mungkin, seperti meningkatnya angka absensi dan resign, timbulnya stress kerja, atau bahkan kecelakaan kerja.

Psychosocial work hazard is once of hazard in the workplace thats difficult to be identified. But using the stress models, its can be done. In this thesis, the writer is observes about the psychosocial hazard on the direct service worker in PT.Trakindo Utama, Jakarta Branch. It is a quantitatives research with the deskriptif models. From this research, it is important to socialize the psycosocial hazard in the company. Which can involve to the SHE programs like training, IBPR (Hazard Identification and Risk Analysis), Family gathering, etc. Its important to do, because it can minimize or reduce the damage because of work stress, absenteism and the accident at work place."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Qamaruzzaman
"Penelitian ini merupakan siudi kasus dan bertujuan untuk mengetahui apnkah penerapan Program Pengembangan Pola Jalur Karir sudah efektif dan mendapatkan gambaran mengenai Perencanan Karir lndividu yang berlaku dalam rangka pengembangan karir Pejabat StruktumI.di P.T.Asuransi Kemgian X (Persero).
Untuk meneliti hal tersebut, penelitian diarahkan pada faktor faktor yang berpengaruh dan yang menunjang maupun yang menghambat penerapan Program Pengembangan Kadr, Poia J aJur Karir, Perencanaan Karir Individu.Penelitian dilakukan tcrhadap 45 orang Pejabat Struktural Kantor Pusat yang tcriibat sebagai responder. Dengan menggunakan analisis deskriptif ierhadap data sampel dan analisis infcrensial berupa uji hipotesis, didapat hasé! peraeheian sebagai berikut:
Penerapan Progam Pengembangan Karir terbukti !:z.'r:»..f:g efektii Faktor yang berpengamh dan dipersepsikan pcsitif/menunjang :=.d.e.lah: Lmggung jawab dan kerja sama dalaxn penerapan program, integrasi program dengan Sistem Mentoring, Pola Jalur Karir dan adanya pcluang pengembangan di luar dan di dalamjabatan, Namun kondisi ini belum merncnuhi kondisi idea?/seharusnya. Faktor yang berpenganih dan masih perlu disempurnakan adalah Sistem dan proses Penilaian Kjnelja dan pertimbangan hasil assesmen dalam penentuan program. Penerapan Pola Jalur Kam terbukti kurang cfektii Faktor yang bcrpengaruh dan dipersepsikan positifhnenunjang adalah jalur karir yang ada dinilai efektif, memberi peluang mobilitas pejabat antar unit/fungsi .Kondisi ini bclum memenuhi konclisi ideal/seharusnya Faktor yang berpengaruh dan dipersepsikan negatiU menghambat adalah tolok ukur persyaratan kenaikan tingkat jabatan yang kurang jelas, keterbatasan jcnjang dan jalur karir. Perencanaan Karir Individu belum diterapkan secara formal. Sejauh ini terkait dcngan Perencanaan Karir Individu yang bcrsifat informal faktor yangberpcngarulm dan dipersepsikan pnaitif / menmmjang adalah kesadaran pejabat akan peluang pcluang karir yang dapat dicapai, kepedulian dan dukungan dari atasan.
Kondisi ini juga belum memenuhi kondisi ideal/sehaausnya Dalam hal ini faktor yang berpcngaruh dan dipersepsikan negatif/menghambat adalah kurangnya ketcrlibatan aktif pejabat dalam menentukan tujuan karir, atmn yang kurang berperan sebagai konselor, mentor, penyampaian informasi karir yang kurang luas, kurang terbuka, dan pcmberian umpan balik Penilaian Kinerja yang kurang memadai.
Kendala dalam penerapan mencakup : Sistern Pengembangan Karir yang lcurang terintegrasi dengan Sistem Penilaian Kinerja, kurang selaras dengan Sistem Pendidikan & Pelatihan.; Pola Jalur Karir yang kurang efektif dan belum adanya kesiapan baik dari perusahaan, atasan dan pejabat untulc menerapkan Pcrencanaan Kalir atas kesepakatan bersama Belum adanya Sistem Prosedur yang baku juga merupakan hambatan bagi proscs penerapan secam objektif dan konsistcn. Di samping itu terbukti tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara pejabat yang berbeda unit kenja, posisi jabatan, jenis kelamin, usia, pendidikan formal, masa kerjanya terhadap ketiga variabel yang diteliti Mempertimbangkan hasil penelitian ini, disarankan kepada P.T.Asuransi Kerugian X (Persero)1mtuk melakukan perumusan & penyempumaan sistem dan sejumlah program yang terkait dengan Pengembangan Karir Pejabat Struktural."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>