Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184095 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parlindungan
"Sejak tahun 1990, teknologi satelit dipandang sebagai salah satu teknologi yang sesuai untuk menyediakan solusi yang memadai dibeberapa negara. Salah satu aplikasi dari teknologi komunikasi satelit adalah jaringan komunikasi VSAT (Very Small Aperture Terminal). Jaringan komunikasi VSAT terdiri dari sebuah stasiun induk dan sejumlah stasiun pelanggan yang letaknya secara geografis berjauhan, sehingga timbul banyak permasalahan. Dalam hal ini proses transmisi, metode point to point, dan perangkat yang digunakan pada jaringan komunikasi VSAT sangat menentukan untuk memenuhi layanan telekomunikasi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penerapan teknologi VSAT yang menggunakan metode point to point atau yang sering disebut dengan SCPC (Single Channel per Carrier). VSAT metode ini umumnya bekerja pada C-Band yaitu pada frekuensi 3 ? 6 GHz. Untuk sisi downlink pada frekuensi 3 ? 4 GHz dan uplink pada frekuensi 5 ? 6 GHz. Dimana terminal VSAT pada dasarnya terdiri dari antena parabola, amplifier, converter dan modem.
VSAT dikatakan bekerja secara optimal jika parameter kinerjanya sesuai dengan standart. Unjuk kerja link VSAT metode ini ditentukan oleh parameter Energy Isotropic Radiated Power (EIRP), Carier to Noise Density Ratio Total (C/No)Total serta Energi Bit Noise to Ratio (Eb/No). Redaman propagasi serta Carier to Interference Ratio Total (C/I)Total baik pada saat uplink maupun downlink. Dari hasil penelitian network VSAT point to point ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan availability akan layanan telekomunikasi khususnya didaerah pedesaan yang kondisi geografisnya tidak dimungkinkan menggunakan sistem komunikasi terestrial.

Since year 1990, satellite technology viewed as one of appropriate technology to provide solution in some state. One of application from satellite communications technology is communications network of VSAT (Very Small Aperture Terminal). Network Communications of VSAT consist of a mains station and a number of customer station at far geographical position, so that arise many problems. In this case process transmission, method of point to point, and peripheral used at hub station and remote station in communications network of VSAT, very determining to fulfill telecommunications service.
To overcome problems above hence conducted by adjusment of technology of VSAT using method of point point to or which often referred as with SCPC (Single Carrier Per Channel). this VSAT Method generally put hand to C-Band in frequency 3-6 GHZ, with downlink frequency 3-4 GHZ and of uplink at frequency 5-6 GHZ. Where terminal of VSAT basically represent corps of parabola antenna, amplifier, and converter of modem.
VSAT told work in an optimal if its performance parameter as according to standart. Performance of this link VSAT method is determined by parameter of Energy Isotropic Radiated Power (EIRP), Total Carier To Noise Density Ratio (C/No)Total and also Energi Beet of Noise Ratio to (Eb/No). damping of propagasi and also Total Carier Interference Ratio to (C/I)Total, at the time of and also uplink of downlink. From result of research of this VSAT point to point network is expected can fulfill requirement of telecommunications service availability will specially rural area which is geographical condition of him do not be enabled to use communications system of terestrial."
2008
S40586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Swandi
"Sistem komunikasi yang handal sering diidentikkan dengan kecepatan data yang tinggi serta penyediaan bandwidth yang lebar, padahal sumber daya tersebut cukup mahal dalam sebuah operasional jaringan. Kehandalan sistem jaringan ternyata tidak selalu ditentukan oleh besar atau kecilnya bandwidth, tapi juga ditentukan oleh pengelolaan paket-paket aplikasi (traffic) dari pelanggan. Karena itu diperlukan analisa terhadap kondisi trafik, agar penyedia jaringan mampu menyediakan layanan komunikasi yang berkualitas. Untuk menganalisa trafik pada jaringan VSAT FTDMA PT. Infokom Elektrindo, dilakukan pemantauan dan pengambilan data terhadap aplikasi yang telah dilewatkan dengan menggunakan perangkat monitoring. Data tersebut dipergunakan untuk menentukan besar kapasitas jaringan (network sizing) melalui perhitungan. Selain itu data trafik aplikasi pelanggan tersebut, dapat digunakan untuk menganalisa dan menentukan parameter operasional jaringan yang optimal, dalam hal ini parameter yang akan dibahas adalah parameter slot waktu dalam kanal inbound jaringan. Dari hasil analisa yang dilakukan, dihasilkan ukuran besaran kapasitas jaringan FTDMA dan diketahui sistem mengalami saturasi (over size) pada saat jam sibuk. Karena itu perlu dilakukan pengubahan parameter trafik untuk mengoptimalkan kondisi jaringan, dalam hal ini adalah berupa periode slot waktu untuk memperbaiki utilisasi kanal pada akses inbound sistem. Selain itu parameter kapasitas data pada slot waktu juga perlu dioptimalkan. Parameter jaringan optimal dapat diaplikasikan, sehingga tidak diperlukan penambahan kanal frekuensi atau menambah perangkat jaringan yang memerlukan investasi yang cukup mahal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifallah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dirgantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Eka Putra
"Jaringan VSAT telah lama digunakan di Indonesia sebagai salah satu jaringan komuaikasi. KarWderistik imiugan yang dapat mencakup daerah pelayanan yang luas dan dengan stasiun bumi yang tersebar sangat sesuai displikasikan sebagai jaringan pribadi di Indonesia yang secara geografis memiliki daerah yang relatif luas. Aplikasi jaringan VSAT pada awalnya dirancang sebagai sistem komunikasi data dengan teknik akses-acak TDMA ( Random Access TDMA) . Jaringan ini didisain pada jaringan komunikasi data dengan kecepatan rendah. Selain VSAT teknik akses acak TDMA, teknik akses yang telah diimplementasikan di Indonesia adalah sistem VSAT dengan teknik skses SCPC (Single Channel Per Carrier) yang didisain pada splikasi komunikasi dengan kecepatan tinggi. Karakteristik teknik akses SCPC ini berupa hubungan dari titik ke titik ( point to point ) atau dari titik ke banyak titik (point to multipoint ) dimana sebuah kanal frekuemi pada transponder digunakan uutuk hubungan dengan hanya sebuah stasiun bumi lain yang telah ditentukan. Sehingga aplikasi sistem ini untuk sebuah jaringan kommikasi akan membutuhhkan banyak kanal frekuensi pada transponder yang tentu saja membuat jaringan ini menjadi tidak ekonomis untuk diterapkan pada sebuah jaringan. Sistem frequency-hopping TDMA sebagai sebuah jaringan sistem komunikasi yang merupakan kombinasi antara teknik akses FDMA dan teknik akses TDMA adalah sebuah sistem komunikasi satelit stasiun bumi mikro yang memimgkinkan aplikasi komunikasi dengm kecepatan tinggi dan penggunaan pits frekumsi pada transponder yang relatif ekonomis. Dalam skripsi ini diIakukan perancangan jumlah frekuensi pembawa pada teknik akses FH-TDMA guna memenuhi kebutuhan pada sebuah jaringan komunikasi di Indonesia termasuk analisa perhitungan lintas lintasannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reiza Moeloek
"ABSTRAK
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang mempunyai unit-unit kesatuan
dari Sabang sampai Merauke pada dewasa ini membutuhkan suatu sistem
pertukaran data yang lama dengan suatu sistem yang baru. Hal ini disebabkan pada
sistem yang Iama memerlukan biaya yang sangat tinggi dan waktu kirim yang lama.
Teknologi VSAT merupakan suatu sistem baru yang tepat untuk menggantikan
sistem yang lama tersebut. Hal ini disebabkan VSAT memiliki banyak keunggulan-
keunggulannya
Dalam merancang suatu sistem telekomunikasi dengan VSAT harus
diperhatikan beberapa faktor yaitu pemilihan tipe bandwidth, bentuk jaringan, teknik
akses ganda yang digunakan dan analisis unjuk kerja link agar diperoleh hasil yang
terbaik.
Dari hasil perencanaan komunikasi data Polri dengan menggunakan VSAT
ini maka didapatkan suatu jaringan komunikasi data yang handal, tepat guna, dan
ekonomis untuk menggantikan sistem yang Iama.

"
1996
S38837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
"Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.
Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.
Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.

To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.
With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.
To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.
Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.120 Dar a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Triprasetyo
"OFDM merupakan teknik multicarrier yang kini menjadi pilihan teknologi telekomunikasi untuk transmisi data rate yang tinggi. Kelemahan OFDM adalah PAPR yang tinggi dan sensitif terhadap error frekuensi carrier. PAPR yang tinggi disebabkan superposisi dari IFFT dan menyebabkan kompleksitas pada power amplifier. Untuk menangani permasalahan tersebut, terdapat beberapa teknik reduksi PAPR. Teknik reduksi PAPR yang sederhana adalah clipping, namun memberi dampak distorsi in-band dan out-of-band yang dapat mempengaruhi kinerja sistem. Untuk menangani penurunan kinerja BER karena teknik clipping, dapat digunakan kode koreksi kanal (ECC). Terdapat beberapa jenis teknik clipping, diantara lain yaitu deep clipping, classical clipping dan smooth clipping. kode ECC yang saat ini mendekati kinerja Shannon limit adalah kode Turbo dan kode LDPC. Tesis ini merancang kombinasi variasi clipping dengan teknik kode koreksi Turbo dan LDPC untuk mendapatkan sistem terbaik dalam memperoleh kinerja PAPR dan BER yang baik. Dari hasil perancangan dan hasil simulasi tersebut, didapatkan teknik classical clipping dengan kode Turbo untuk reduksi PAPR yang baik tanpa memberi penurunan BER yang besar dibandingkan teknik clipping lainnya untuk sistem OFDM.

OFDM is a multicarrier technique that becomes the main choice of telecommunication technology for high data rate transmision. The disadvantages of OFDM are high PAPR and sensitivity to carrier frequency error. High PAPR that caused by the superposition of IFFT gives inefficiency in power amplifier. To address these problems, there are several PAPR reduction techniques. The simplest PAPR reduction technique is clipping, but the impact of in-band and outof- band distortions affect the system's performance. Error Correction Channel (ECC) can be used to handle the BER degradation due to clipping technique. There are several types of clipping techniques such as deep clipping, classical clipping and smooth clipping. ECC codes which are close to Shannon limit are Turbo codes and LDPC codes. This thesis studies the effect of ECC codes to various clipping techniques to get better system's performance (better BER). From the simulation results, it is found that classical clipping technique with Turbo code yield better PAPR redution without a large decrease in BER compared to other clipping techniques."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29513
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alief Prasat
"ABSTRAK
Dalam menghadapi dinamika perubahan dan perkembangan dunia telekomunikasi yang terjadi, PT. ABC mengalihkan kegiatan operasional jaringannya kepada PT. XYZ, suatu perusahaan managed service provider yang dahulu merupakan bagian dari PT. ABC. PT. XYZ melakukan penanganan terhadap beberapa jenis network element yang terdapat pada jaringan milik PT. ABC. BTS merupakan network element yang memiliki jumlah terbesar dengan posisi yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga penangannya membutuhkan usaha yang besar juga. Kesalahan dalam melakukan penanganan alarm pada BTS dapat mengakibatkan denda bagi PT. XYZ. Sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati, denda tersebut dapat mempengaruhi pendapatan yang diperoleh oleh PT. XYZ. Data-data alarm BTS yang telah diolah dengan menggunakan perjanjian kerjasama, diolah kembali dengan menggunakan analisis pengaruh sehingga menghasilkan persamaan regresi, koefisien korelasi dan grafik-grafik yang menjelaskan bagaimana hubungan antara jumlah jenis-jenis alarm BTS dengan pendapatan kotor PT. XYZ. Hasil perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa pengaruh jumlah jenis-jenis alarm BTS secara simultan terhadap pendapatan PT. XYZ adalah sebesar 86,3%. Sementara itu 13,7% sisanya merupakan kontribusi dari faktor-faktor lain selain faktor yang diwakili oleh jumlah jenis-jenis alarm BTS. Jumlah jenis alarm BTS yang memiliki hubungan terkuat dengan pendapatan kotor PT. XYZ adalah jumlah jenis alarm BTS hardware, kemudian disusul oleh jumlah jenis alarm service, power source, environment, emergency incident, konfigurasi dan power support. Penelitian ini juga menghasilkan suatu persamaan regresi antara jumlah masing-masing jenis alarm BTS dengan pendapatan kotor PT. XYZ yang dapat dipergunakan untuk membuat grafik-grafik peramalan. Grafik-grafik tersebut dapat dipergunakan oleh PT. XYZ sebagai alat bantu untuk menentukan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan sehubungan dengan penganangan alarm BTS milik PT. ABC.

ABSTRACT
Facing dynamics changes and development in telecommunication industry that occurs, PT. ABC shifted it’s network operational activity to PT. XYZ, a managed service provider which is used to be part of PT. ABC. PT. XYZ handles several network elements owned by PT. ABC. BTS is part of PT. ABC’s network element that has the largest number with positions that scattered throughout Indonesia. The way PT. XYZ handles it, takes a great effort. Mistakes in handling BTS’s alarms can result in fines for PT. XYZ. Accordance with a cooperation agreement that has been agreed upon, the fines can reduce income earned by PT. XYZ. After being proccesed based on cooperation agreement, BTS alarm datas is being proccesed again with impact analysis. This process produced regression equation, correlation coeficient and graphs that explained the relationship between the amount of BTS alarm’s type and PT. XYZ’s gross income. Correlation coeficient shows that the influence between the amount of BTS alarm’s type and PT. XYZ’s gross income simultaneusly are 86,93%. Meanwhile, 13,07% the rest was contributed by factors other than the factor that has been represented by the amount of BTS alarm’s type. The amount of BTS alarm’s type that has the strongest relationship with PT. XYZ’s gross income are BTS hardware alarm type. Then, followed by service alarm type, power source alarm type, environment alarm type, emergency incident alarm type, configuration alarm type and power support alarm type. This research also produces a regression aquation between the amount of each BTS alarm’s type and PT. XYZ’s gross income that can form graphs. This graphs can be used by PT. XYZ as an auxiliary apparatus to determines and measures what PT. XYZ will do in order to reach their targets, related with BTS alarm’s handling."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>