Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61838 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irsan
"Dalam suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit, stabilitas sistem tenaga listrik dalam menyalurkan energi listrik menjadi masalah yang harus diperhatikan. Pada sistem yang saling terkoneksi adanya gangguan pada sistem baik itu pada saluran transmisi, pembangkit, atau beban akan menyebabkan pembangkit lain ikut merasakan adanya gangguan tersebut. Untuk gangguan kecil biasanya sistem dapat mengatasi gangguan tersebut dan tidak akan mempengaruhi stabilitas sistem secara keseluruhan. Namun untuk gangguan yang skalanya cukup besar dan terjadi pada jangka waktu yang cukup lama, dapat mengakibatkan sistem menjadi tidak stabil. Akibatnya aliran energi listrik ke beban terganggu. Untuk kondisi yang terburuk dapat mengakibatkan terjadinya black out.
Tulisan ini membahas tentang perbaikan stabilitas peralihan pada sistem tenaga listrik menggunakan braking resistor pengendali logika fuzzy dengan metode kriteria sama luas. Dengan cara ini diharapkan sistem akan lebih cepat mencapai kestabilitasnya setelah terjadi gangguan.
Metode ini menggunakan selisih dari daerah percepatan dengan daerah perlambatan yang didapatkan melalui perhitungan selisih perubahan kecepatan putar rotor untuk dijadikan inputan pada pengendali fuzzy. Pengendali fuzzy akan menentukan berapa besar arus yang akan masuk ke braking resistor dengan cara memberi output sudut penyalaan pada thyristor.

In an electric power system which contains some generator, electric power system stability become problem that must be consider to conduct electric power. In an interconnected system, disturbance that happen on a system wheater in transmission, generator, or load will make another generator endure the disturbance. For small disturbance usually the system can handle the disturbance and will not cause change the whole system stability. But for much bigger scale of disturbance and happen for enough long time, can cause system instability. The result is electric energy flow interruption to the load. For the worst condition can cause black out.
This paper will discuss about transient stability improvement in electric power system using braking resistor controlled by fuzzy logic with equal area criterion. By using this method hopefully system will obtain stability faster after disturbance occur.
This method use the difference between accelerating area with decelerating area obtained from calculation of speed deviation to become fuzzy logic input. Fuzzy logic will determine how much current will advance to the braking resistor by giving output firing angle to the thyristor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40425
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Firman
"Terdapat berbagai macam metode untuk meningkatkan stabilitas system tenaga listrik. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode pengereman dinamis (dynamic braking). Selain menggunakan braking resistor saja, system braking dapat juga melibatkan reaktor dan kapasitor untuk meningkatkan unjuk kerja pengereman. Setelah terjadi gangguan yang besar, setiap generator sinkron yang terhubung dengan sistem tenaga listrik mengalami perbedaan antara masukan daya mekanis dan keluaran daya elektris yang dapat membawa system menuju ketidakstabilan.
Skripsi ini membahas tentang penggunaan pengendali logika fuzzy untuk koordinasi pensaklaran braking resistor, reaktor, dan kapasitor pada perbaikan stabilitas peralihan sistem tenaga listrik.
Setelah terjadinya gangguan, variabel kecepatan rotor dari generator akan diukur dan sudut penyalaan untuk saklar thyristor ditentukan dari keluaran crisp pengendali logika fuzzy. Dengan mengendalikan sudut penyalaan untuk masing-masing komponen, koordinasi dari braking resistor, reaktor, dan kapasitor dapat mengendalikan daya percepatan dan perlambatan pada generator dan kemudian meningkatkan stabilitas peralihan.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan gangguan tiga fasa ke tanah pada saluran transmisi paralel. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengendalian dengan logika fuzzy untuk koordinasi pensaklaran braking resistor, reaktor dan kapasitor dapat memberikan metode yang sederhana dan efektif untuk meningkatkan kestabilan sistem tenaga listrik.

There are several method to improve the power system stability. One of the method that can be used is dynamic braking. Beside of braking resistor only, the braking system can also involve reactor anda capacitor to enchance the braking performace. Following a major disturbance, each synchronous generator connected to a power system experiences a net difference between its mechanical power input and electrical power output which leads to instability of the system.
This paper deals with the implementation of fuzzy logic controller for switching coordination of braking resistor, reactor, and capacitor in power system transient stability improvement.
Following a fault, variable rotor speed of the generator is measured and the firing-angle for the thyristor switch is determined from the crispy output of the fuzzy controller. By controlling the firing-angle for each component, the coordination of braking resistor, reactor, and capacitor can control the accelerating and decelerating power in generator and thus improves the transient stability.
The simulations is doing by considering Three-phase-to-ground fault in the parallel transmission lines. Simulation results clearly indicate that the proposed fuzzy control strategy provides a simple and effective method of transient stability enhancement of synchronous power system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40561
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudito Anggraito
"Harmonisa merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik yang berasal dari beban non-linear sehingga membuat adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Tingginya besar harmonisa dapat menimbulkan berbagai kerugian yang diakibatkan oleh harmonisa tersebut, diantaranya timbulnya panas berlebih (overheating) pada transformator dll. Sehingga skripsi ini bertujuan untuk mereduksi besarnya harmonisa dengan memanfaatkan metode transformator penggeser fasa. Metode ini minimalisasi harmonisa arus dengan mensuperposisikan harmonisa arus dari dua cabang beban sistem sehingga saling meniadakan. Beberapa konfigurasi transformator penggeser fasa hubung wye dan delta akan dilakukan percobaan dan dipilih mana yang paling baik untuk mengurangi harmonisa pada titik hubung listrik (PCC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reduksi harmonisa pada titik hubung listrik yang mengalami reduksi paling efisien dengan menggunakan konfigurasi transformator penggeser fasa Dd0 dan Dy11. Hasil simulasi dan analisis kadar harmonisa pada Gedung di pabrik roti, pada harmonisa arus orde ke-5 mampu menurunkan harmonisa dari 15.502% menjadi 1.698%. Selain itu, Total Harmonic Distorison (THDi). pada titik hubung listrik (PCC) juga dapat berkurang dari 18.56% menjadi 4.29 % dimana sudah sesuai dengan standar harmonisa. Sehingga, metode transformator penggeser fasa dapat menjadi pilihan untuk mereduksi besar harmonisa pada sistem

Harmonics are one of the disturbances that occur in the electric power system originating from non-linear loads, causing distortion of current and voltage waves. The high magnitude of the harmonics can cause various losses caused by these harmonics, including the occurrence of overheating in the transformer etc. So that this thesis aims to reduce the magnitude of the harmonics by utilizing the phase shift transformer method. This method minimizes the current harmonics by superposing the current harmonics of the two branches of the system load so that they cancel each other out. Several configurations of wye and delta phase shift transformers will be experimented and selected which is the best for reducing harmonics at the electrical connection point (PCC). The results of this study indicate that the reduction of the harmonics at the electrical connection point that undergoes the most efficient reduction by using a Dd0 and Dy11 phase shift transformer configuration. The results of the simulation and analysis of harmonic levels in the building in a bakery, the 5th order harmonic current is able to reduce the harmonics from 15.502% to 1.698%. In addition, Total Harmonic Distorison (THDi). at the electrical connection point (PCC) can also be reduced from 18.56% to 4.29% which is in accordance with harmonic standards. Thus, the phase shift transformer method can be an option to reduce the harmonics in the system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Carson W.
New York: McGraw-Hill, 1994
621.319 TAY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Muhammad Faizal
"Sumber daya alam cadangan gas dan jumlah produksi gas di wilayah kerja pada suatu sistem tenaga listrik offshore jaringan terisolasi di Sumatera sudah terindikasi menipis dan tidak dapat ditingkatkan kembali, sehingga perlu meminimalisir pengoperasian dari unit pembangkit. Tindakan tersebut dapat memungkinkan terjadinya masalah undervoltage pada beberapa bus di sistem karena tidak tersuplai dengan maksimal akibat unit pembangkit tersisa perlu memikul beban yang tersebar, maka dibutuhkan suatu alternatif rekonfigurasi jaringan untuk lebih mengoptimalkan kerja dari sistem tenaga listrik. Dengan melakukan rekonfigurasi jaringan pada sistem ini, akan mempengaruhi kondisi kestabilan pada sistem dan memerlukan suatu tambahan komponen pendukung seperti circuit breaker, kabel jaringan, dan transformator yang telah ditentukan spesifikasinya. Maka dari itu, dilakukan simulasi sistem menggunakan perangkat lunak ETAP dan beberapa studi yaitu aliran daya dan stabilitas dengan berbagai variasi skenario yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil dari simulasi perangkat lunak ETAP, didapatkan alternatif rekonfigurasi jaringan adalah dengan melakukan penambahan saluran dari bus PAB01 atau PAB11 menuju bus yang ada pada unit bisnis utara seperti WIDP11, WIDA16, HYSY11, atau LISA11. Hasil simulasi aliran daya dan stabilitas didapatkan beberapa variasi skenario masih memenuhi standar grid code operasi sistem.

The reserve of natural gas resources and gas production levels in the working area of an isolated offshore power system in Sumatra are indicating to decreased and will not be increased, so it is necessary for power generation units to minimize the operation. This action may result an undervoltage problems on several buses in the power system, especially in central and north business unit because they are not supplied well due to the generations of remaining power generation units needs to bear the distributed load. Therefore, an alternative network reconfiguration was needed to optimize the performance of the power system. By doing the network reconfiguration in the system, it will affect the stability conditions and require additional supporting components such as circuit breakers, network cables, and transformers that have been specified. Therefore, a system simulation using ETAP software and several studies, including power flow and stability, with various predetermined scenarios, is needed. Based on the results of the ETAP software simulation, the alternative network reconfiguration was done by adding network cables from the bus PAB01 or PAB11 to the buses in the northern business unit such WIDP11, WIDA16, HYSY11, or LISA11. The power flow and stability simulation results show that several in scenario variations still meet the system's grid code operation standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padiyar, K.R.
Singapore: John Wiley & Sons, 1996
621.31 PAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Machowski, Jan
Chichester: John Wiley and Sons, 1997
621.319 MAC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janur Handaru Putra
"ABSTRAK
Gedung 1 dan 2 Departemen Teknik Elektro merupakan fasilitas tertua di Fakultas Teknik UI Depok sejak tahun 1986. Listrik untuk kedua gedung tersebut didistribusikan dari dua panel utama, yaitu panel P dan panel T yang terletak pada Gedung 2. Karena dipergunakan untuk ruang kerja, ruang dosen, laboratorium, dan ruang rapat yang sangat penting untuk keberlangsungan perkuliahan, maka diperlukan kualitas daya listrik yang baik agar fungsi semua perangkat tidak terganggu, dapat beroperasi dengan benar, dan tidak menjadi rusak. Audit instalasi gedung terakhir dilakukan 15 (lima belas) tahun lalu, yaitu tahun 2001. Dipandang perlu tahun ini dilakukan kembali audit instalasi untuk mendapatkan gambaran kondisi kualitas daya listrik Gedung 1 dan 2. Hasilnya digunakan sebagai acuan untuk perencanaan instalasi baru, perawatan rutin instalasi yang sudah ada, dan pemecahan masalah kelistrikan yang sering terjadi. Tahapan audit dimulai dengan melakukan pemeriksaan kelistrikan yang disebut dengan Audit Kualitas Daya, kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan standar acuan setiap parameter listrik. Jika terdapat parameter listrik yang tidak sesuai dengan standar acuan, akan diberikan solusi. Kesimpulan yang didapat bahwa faktor daya panel P, dapat ditingkatkan hingga batas minimal standar faktor daya sebesar 0,85 dengan memasang kapasitor sebesar minimal 2,783 kVAR. Arus netral panel P dapat dikurangi dari 18 A hingga hanya sebesar 0,4 A. Untuk panel T perlu dipasang kapasitor pada fasa T sebesar minimal 0,62 kVAR. Dan arus netral panel T dapat dihilangkan dengan dilakukan perbaikan keseimbangan beban.

ABSTRACT
Buildings 1 and 2 owned by Department of Electrical Engineering are the oldest facilities in the Faculty of Engineering UI Depok since 1986. Electricity for those buildings is distributed from two main panels, panel P and T, which located on the Building 2. As those buildings are used for work space, faculty rooms, laboratories and meeting rooms that are critical to the sustainability of the lecture activity, it would require a good quality of electric power in order to make all devices in well function, not disturbed, can be operated properly, and not become damaged. The last installation audit was done 15 (fifteen) years ago, in 2001. Now it needs to re-do the installation audit to get an overview of the power quality conditions of Building 1 and 2. The results will be used as a reference for planning a new installation, routine maintenance of the existing installations, and solving electrical problems that often occur. Stages of installation audit starts by examining of electricity condition called Power Quality Audit, then the results will be compared to reference standards for every electrical parameters. If there are electrical parameters found as not comply with the standards, then solutions will be given. The conclusion of this paper are that the power factor of the panel P can be increased to the minimum limit (0.85) of power factor standard by installing capacitors of at least 2,783 KVAR. Neutral current of panel P can be reduced from 18 A up to only 0.4 A. For panel T, it needs to be installed a capacitor on phase T of at least 0.62 KVAR. And the neutral current of panel T can be removed by repairing balance the load."
2016
S64518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octa Puara Aryani
"Kualitas tegangan merupakan salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen. Walaupun suatu sistem mempunyai kualitas tegangan yang baik dan stabil, belum tentu sistem dapat mempertahankan tegangan tersebut karena jatuh tegangan akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Pada sistem transmisi, daya reaktif sangat berpengaruh pada kestabilan sistem.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perbaikan tegangan dengan menambahkan Static Synchronous Compensator (STATCOM) menggunakan aplikasi perangkat lunak DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM akan melakukan perbaikan tegangan dengan mengendalikan daya reaktif. Pengaturan daya reaktif oleh STATCOM terjadi dengan cara membandingkan besarnya nilai tegangan terminal antara STATCOM dengan sistem.
Simulasi dilakukan pada Bus Lengkong yang sering terjadi penurunan tegangan. Dengan penambahan STATCOM, tegangan rendah pada Bus Lengkong tersebut berhasil ditingkatkan dari 130,01 kV menjadi 135,13 kV. Kemudian dilakukan juga skenario 1 trip pembangkit pada PLTU Teluk Naga 3. Pada saat dilakukan simulasi trip pembangkit, STATCOM tidak memberikan pengaruh apapun terhadap sistem. Untuk skenario 2, ketika dilakukan penurunan kapasitas pada pembangkit yang sama, STATCOM berhasil menaikkan tegangan di sistem tetapi berada dibawah toleransi yang diizinkan SPLN.

Voltage quality is one of the requirements of the reliability of the electric power distribution system that must be met for a service to consumers. Although a system has a good quality and stable voltage, not necessarily the system can maintain the voltage due to voltage drop will occur in all parts of the system and will change with the change in load. In the transmission system, reactive power influences the stability of the system.
In this paper will discuss the improvement of voltage by adding Static Synchronous Compensator (STATCOM) using a software application DIgSILENT Power Factory 14.1. STATCOM will make improvements voltage by controlling the reactive power. STATCOM reactive power by setting occurs by comparing the value of the terminal voltage between the STATCOM system.
Simulations performed on Bus Lengkong frequent voltage drops. With the addition of STATCOM, the voltage drop on the bus Lengkong successfully upgraded from 130,01 kV to 135,13 kV. Then do the trip scenarios in PLTU Teluk Naga 3. During the simulation, STATCOM not give any influence on the system. For scenario 2, when performed on a capacity decrease in the same plant, STATCOM raise the voltage in the system but is below the allowed tolerance SPLN.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>