Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrianison
"Saat ini tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia dan 65-85% tembakau itu dikonsumsi dalam bentuk rokok. Berbagai masalah kesehatan telah timbul akibat kebiasaan merokok yang telah melanda dunia saat ini. Badan kesehatan dunia (WHO) dan organisasi kesehatan lainnya giat berkampanye untuk menangani masalah epidemi merokok. Diperkirakan dewasa ini 2,5 juta orang meninggal tiap tahunnya akibat penyakit-penyakit yang timbul karena merokok. Bahaya merokok telah diketahui orang sejak lebih dari 400 tahun yang lalu namun laporan mengenai penyakit yang berhubungan dengan rokok baru ada sekitar abad ke-18 yaitu ditemukannya kanker bibir dan kanker hidung.
Sekarang kita sedang berhadapan dengan suatu bencana medis terbesar yaitu penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki. Sudah lama dikenal bahwa asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia dan berhubungan dengan 25 penyakit di tubuh manusia dari kepala sampai kaki, dari kanker sampai impotensi. Sekitar 54,5% penduduk laki-laki dan 1,2% perempuan yang ada di Indonesia adalah perokok Secara keseluruhan sekitar 27,7% persen penduduk Indonesia adalah perokok meskipun data lokal menunjukkan basil yang berbeda-berbeda. Berdasarkan data WHO 2002, Indonesia menduduki urutan kelima dalam konsumsi rokok di dunia. Setiap tahunnya dikonsumsi sekitar 215 miliar batang rokok, dengan total biaya lebih dari 100 triliun. Di dunia diperkirakan terdapat sekitar 1,2 milyar perokok, 800 juta diantaranya terdapat di negara berkembang.
Merokok adalah salah satu penyebab kematian manusia di dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan terdapat 4,9 juts kematian tiap tahun akibat rokok, berarti terdapat satu kematian tiap 8 menit. Angka ini diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2030. Centers for Disease Control and Preventions (CDC) saat ini tengah bekerja keras mengatasi masalah yang timbul akibat rokok dengan membuat program pengontrolan dan pencegahan pemakaian rokok secara global. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak di dunia. Bentuk program itu antara lain adalah surveillance global tentang rokok. Ada empat surveillance global yaitu Global Youth Tobacco Survey (GYTS), Global School Personnel Survey (GSPS), Global Medical Doctors Survey (GMDS) dan Region Survey of Country Specific Tobacco-related Information (Regional Survey).
Salah satu bentuk konkrit ikut membantu program WHO adalah dengan melakukan GSPS di kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jakarta, terletak di selatan kota Jakarta. Luas daerahnya adalah 200,29 km2, terdiri dari 6 kecamatan, 63 kelurahan dan jumlah penduduk 1.369.461 jiwa. Terdapat 126 sekolah menengah pertama (SMP) di Depok ini yang tersebar di 6 wilayah, terdiri dari 14 SMP negeri dan 112 SMP swasta. Selama ini belum ada data tentang kekerapan merokok, data tentang pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada guru dan karyawan SMP di Depok ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T20856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Anggun Dimar Setio
"Penelitian ini meneliti peran teman sebaya, orang tua, saudara, asertivitas, selfesteem, pengetahuan, pengalaman mencoba rokok, dan keterpaparan iklan sebagai prediktor niat merokok pada mahasiswa UI. Pemodelan persamaan struktural digunakan untuk menilai uji kecocokan dari model yang mengusulkan sikap positif terhadap rokok sebagai mediator hubungan antara pengaruh sosial, asertivitas, dan self-esteem dengan niat merokok. Model struktural yang diajukan dalam penelitian ini terbukti cocok untuk menjelaskan perilaku merokok mahasiswa UI berdasarkan rumpun keilmuan dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asertivitas dan pengetahuan mengenai dampak kesehatan rokok menjadi faktor protektif dalam pembentukan perilaku merokok. Sementara itu teman dekat yang merokok dan perilaku mencoba rokok merupakan faktor risiko seseorang dalam perilaku merokok. Model ini juga memperlihatkan bahwa sikap positif seseorang terhadap rokok mempengaruhi niat nya untuk merokok dan niat tersebut memiliki hubungan yang sangat kuat dengan perilaku merokok.
This study examined the role of peers, parents, siblings, assertiveness, self-esteem, knowledge, prior trial smoking behavior, and exposure to tobacco advertising as a predictor of smoking intentions in UI students. Structural equation modeling was used to assess the fit of a model that proposes a positive attitude toward smoking as a mediator of the association between independent variables and the smoking intentions. The proposed model provided a good fit for student smoking behavior model based on clump of science and sex. The results indicate that assertiveness and knowledge regarding the health effects of smoking are protective factors in student smoking behavior; whereas, peers and prior trial behavior are the risk factors of smoking behavior. Our results indicate the positive attitude towards smoking as a mediator of person?s smoking intention and the intention to smoke has a strong relationship with smoking behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Kurniawati
"Perilaku merokok adalah salah satu perilaku yang menyebabkan penurunan kesehatan tubuh pada lansia. Perilaku merokok dapat dipengamhi oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Penelitian deskriptlif sederhana ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok lansia dan pralansia. Penelitan ini dilakukan secara cross sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada pralansia dan Iansia adlah faktor emosi (stres) sebanyak 77%. Penelitian ini merekomendasikan pralansia dan lansia agar mengenali faktor-faktor yang dapat mengurangi kebiasaan merokok sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatannya di hari tua.

Smoking in elderly people is one of cause of health condition decreasing. It is affected by several factors like predisposition factor, enabling factor; and reinforcing factor. The goal ofthe simple descriptive research is identify description of factors which afffect smoking in elderly people.
The result of this research show that emotion (stress) is the biggest one of predisposition factor (7 7%). In addition the biggest of enabling factor is available facilitation for smoking. The biggest of reinforcing factor is behavior of health worker. This research recommended identify factors which affect smoking in elder in the research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5657
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kurniawati
"Salah satu faktor risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular adalah perilaku merokok. Penyebab seseorang merokok antara lain kurangnya pengetahuan, pengaruh orangtua, teman dan juga iklan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran dan hubungan antara pengetahuan, sikap, keluarga, teman dekat dan keterpaparan iklan rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2010.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder survei perilaku sehat 2010.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mewakili 12 fakultas, sedangkan sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang termasuk kedalam rentang umur remaja akhir (18-21 tahun) yang berjumlah 2.108 responden.
Penelitian menunjukkan bahwa ada 263 (12.5%) responden adalah merokok. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan antara jenis kelamin, rumpun, pengetahuan, sikap dan pengaruh keluarga terhadap perilaku merokok.

Smoking behavior is one of the factors that risk the infections diseases. The reason why someone smokes can be because of lacking of knowledge, family influence, friends and advertisement.
The objectives of this research are to know the description and connections among knowledge, attitude, family, close friends and exposition of cigarette advertisement toward smoking behavior of the students university of Indonesia year 2010.
Research design that is used is cutting across using secondary data survey of healthy behavior 2010.
Population of this research is from all student represent 12 faculties, while the sample that is used is from students within range of late teenages (18-21 years old) consist of 2108 respondents. The research shows that 263 (12.5%) respondents are smokers.
Result test statistically shows the connections among gender, faculty asociation, knowledge, attitude and family influence to wand smoking behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riny Sumarna
"Perilaku merokok merupakan hal yang sangat mudah dijumpai pada masyarakat karena dianggap sebagai suatu kebiasaan yang tidak membahayakan bagi manusia. Jumlah perokok di dunia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 1,6 milyar, saat ini jumlah perokok telah mencapai 1,3 milyar. Sekitar 22% perempuan di negara-negara industri adalah perokok, dimana angka tersebut diperkirakan mencapai 9% di negara-negara berkembang. (Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal DepKes RI ,2008). Prevalensi perokok saat ini di Indonesia pada laki-laki 11 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan (berturut-turut 55.7% dan 4.4%), tetapi rerata rokok yang dihisap oleh perokok perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (16 batang dan 12 batang). (Riskesdas, DepKes RI 2007).
Perokok perempuan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 1,3% menjadi 4,5% selama periode tahun 2001-2004. (Profil Tembakau Indonesia, 2008). Prevalensi merokok umur ≥ 15 tahun berdasarkan tingkat pendidikan di Indonesia tahun 1995, 2001 dan 2004 yaitu pada perempuan dengan tingkat pendidikan lulus perguruan tinggi pada tahun 2001 sebesar 0,6%, tahun 2001 sebesar 0,3% dan tahun 2004 sebesar 3,5%. (Profil Tembakau Indonesia, 2008). Menurut penelitian Kartika Anggun dan Bayu Kurnia mahasiswa FKM UI mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa UI terhadap Perilaku Merokok di Lingkungan Kampus pada tahun 2009 dengan responden yang diambil secara acak yaitu 65 mahasiswa UI yang sedang merokok pada 7 Fakulas yaitu Fasilkom, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu dan Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Psikologi dan Teknik. Penelitian ini menunjukkan data bahwa menurut jenis kelaminnya maka mahasiswa perokok laki-laki sebesar 77% dan perempuan 23%. Menurut hasil observasi peneliti, FISIP UI merupakan salah satu fakultas dimana banyak didapati mahasiswi ekstensi yang merupkan seorang perokok.
Hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswi ekstensi di FISIP UI menyatakan bahwa dari 10 orang mahasiswi ekstensi FISIP UI 6 diantaranya merupakan seorang perokok. Atas dasar hal tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku merokok pada mahasiswi ekstensi di FISIP UI tahun 2009. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil sebagai responden ditentukan dengan teknik Non Random (Non Probability) Sampling yaitu dengan menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, perilaku, pengaruh teman, keterpaparan iklan rokok tidak langsung, pengaruh orang tua dan keterpaparan ikan oleh media (cetak dan elektronik) dengan perilaku merokok pada mahasiswi ekstensi angkatan 2007 di FISIP UI tahun 2009. Namun apabila dilihat OR dari analisis bivariat memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna, karena memiliki OR yang tinggi yaitu pada hubungan keterpaparan iklan rokok oleh media dengan perilaku merokok (OR=3,8), hubungan keterpaparan iklan rokok tidak langsung dengan perilaku merokok (OR=2,947), hubungan pengaruh orang tua dengan perilaku merokok (OR=2,386).
Penelitian ini menyimpulkan diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan yang benar-benar bermakna dalam mempengaruhi perilaku merokok mahasiswi ekstensi angkatan 2007 di FISIP UI dan untuk menemukan variabel lain yang berhubungan dengan perilaku merokok pada mahasiswi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Imelda Megawati
"Merokok merupakan masalah memprihatinkan khususnya di kalangan remaja. Meskipun banyak remaja sudah mengetahui bahaya merokok, tidak rnenjamin remaja bersikap menjauhi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingl-cat pengetahuan dan sikap remaja terhadap bahaya merokok di SMI( Jaya Kelapa Gading. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengolahan data menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan tingginya tingkat pengetahuan remaja tidak membuat remaja memiliki silcap untuk tidak merokok, Hal ini ditunjukan dengan data uji statistik yaitu dari jumlah 94 responden, remaja yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap negatif terhadap bahaya merokok sebanyak 30 orang (56,6%). Sedangkan yang tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap positif sebanyak 21 orang (51,2%). Untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok, perlu keterlibatan berbagai instansi terkait terutama dari pihak keluarga dan pendidik untuk lebih peran aktif menjadi role model yang baik demi terselamatkannya generasi muda dari bahaya merokok.

Smoking is a matter of concern especially among adolescence. Although many adolences already know the danger of smoking does not guarantee them of being away from the smoke. The aim of this research is to know about relation between degree of knowledge and attitude among adolescence to danger of smoking in SMK Jaya Kelapa Gading. Research design is used Correlation descriptive and anablsed by Chi-square and Anova test.
The result of research found that high degree of knowledge in adolesecences, did not make them have positif attitude to avoid smoking. From 94 respondences, adolescence who have high degree of knowledge are 3 0 people(56.6%) and have negative attitude related to danger of smoking, however adolescence who have high degree of knowledge with positive attude are 21 people (51,2%). To increase awareness among adolescence about danger of smoking, we need to involve especially family and educator to more participate as a good role model to make our generation safe from the danger of smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5859
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Ulina
"Merokok sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilepas. Perilaku tersebut tidak hanya ditemukan pada orang dewasa saja, namun juga ditemukan pada remaja bahkan anak-anak. Banyak hal yang mempengaruhi remaja untuk berperilaku merokok, terutama lingkungan keluarga dan sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Iingkungan keluargga itu orangtua, dan sekolah, yaitu guru dan teman sekolah, terhadap perilaku merokok pada remaja. Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Remaja yang dijadikan sampel ialah 52 orangsiswa-siswi SMAN 28 Jakarta yang mempunyai orang tua, guru,dan teman sekolah yang merokok.
Sebagian besar responden terdiri dari remaja pada tahap pertengahan, yaitu sebanyak 80,7%. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah berperilaku merokok. Namun, perilaku kedua lingkungan tersebut tidak mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
Berdasarkan nilai hitung Chi-Square didapatkan bahwa p > nilai alpha, sehingga dapat diinterpretasikan Ho gagal ditolak. Sebanyak 86% remaja yang berasal dari keluarga yang merokok, tidak merokok.
Sebanyak 78,6% remaja yang memiliki guru dan teman sekolah yang merokok tidak merokok. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari lingkungan keluarga dan sekolah terhadap perilaku merokok pada remaja. Rekomendasi penelitian ini dilakukannya penelitian tentang faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5679
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Yunita
"Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada perawat adalah usia, pendidikan, iklan, sarana, teman, dan orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dimana dilakukan observasi satu kali saja. Sampel penelitian ini sebanyak 100 orang perawat di ruang rawat inap RSPAU dr. Esnawan Antariksa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara langsung ke responden. Data diolah menggunakan distribusi frekuensi dan uji kai kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dewasa muda lebih banyak (50%), dewasa (37%), dan dewasa tua (13%). Pendidikan teridentifikasi SPK (50%), D3 (43%), dan S1 (7%).Faktor pendukung berdasarkan iklan yang berperilaku positif lebih banyak (53%), dibanding perilaku negatif (42%). Sarana (warung) tmtuk mendapatkan rokok lebih mudah (61%), sedangkan yang sulit (39%). Faktor pendorong dari teman lebih mempengaruhi (51%), sedangkan yang tidak mempengaruhi (49%). Orang rua yang merokok lebih mempengaruhi (59%), sedangkan yang tidak mempengaruhi (41%). Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada yang bermakna secara statistik pada faktor iklan yang mempengaruhi perawat merokok (P=0.054).
Peneliti merekomendasikan agar perawat memberikan contoh yang baik dengan berperilaku tidak merokok dan jika masih merokok sebaiknya merokok di tempat khusus sehingga tidak mengganggu orang lain yang tidak merokok.

Factor that influence behaviour smokes in nurse is age, education, advertisement, tool, friend, and parents. this watchfulness is watchfulness cross sectional where done observation once. This watchfulness sample is as much as 100 nurses at ruang rawat inap RSPAU dr. Esnawan Antariksa. Data collecting is done to use quesioner with direct interview technique to respondent. Data is cultivated to use frequency distribution and test cai square.
Watchfulness result shows that young adult age more many (50%), adult (37%), and old adult (13%). Education identifikasi SPK (50%), D3 (43%), and S1 (7%). Supplementary factor based on advertisement positive of behaviour more many (53%), compared negative of behaviour (42%). Tool (cafe) to get easier cigarette (61%), while difficult (39%). Organizer factor from friend more influence (51%), while doesn't influence (49%). Parents that smoke more influence (59%), while doesn't influence (41%). This watchfulness also iind that bothing that have a meaning statistically in advertisement factor that influence nurse smokes (p=0.054).
Researcher recommends so that nurse gives good example with behaviour doesn't smoke and if still to smoke best smoke in place special so that doesn't disturb another person doesn't smoke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5798
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Sapariah
"Merokok merupakan masalah kesehatan yang dapat menirnbulkan berbagai penyakit bahkau kematian, penyakit yang berkaitan dengan merokok merupakan permasalahan kesehatan terbesar yang menyebabkan 8,4 juta kematian pertahun (Depkes RI, 2004). Penelitian dilakukau di RSPG Cisarua Bogor untuk mengideutifikasi faktor-falctor yang rnempengamhi perilaku merokok pada penunggu pasien.Metode penelitian deskriflif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Dari 116 oramg, teridentiiikasi sebanyak 71,6% merokok. Hasil uji statistik chi square, dengan P value sebesar 0,003 dan 0,005 terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dan perilaku petugas dengan perilaku merokok. Sedangkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan, sikap dan peraruran dengan perilaku merokok. Untuk menindaklanjuti diharapkan adanya pengawasan secara Iangsung dari pimpinan rumah sakit berupa teguran atau pemberian sanksi kepada setiap perokok."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5795
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku merokok pada siswa SMP. Hal ini dilatarbelakangi meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh stereotipi perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor perilaku merokok pada siswa SMP. Pada stereotipi perokok, peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu dan hasil elisitasi. Sedangkan aspek konformitas disusun berdasarkan alasan untuk melakukan dan tidak melakukan konformitas (Baron & Byrne, 2003). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Partisipan penelitian ini adalah 120 siswa SMP di Jakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perilaku merokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas dapat dijadikan sebagai prediktor pada perilaku merokok siswa SMP. Hasil analisis multiple regression, R =0, 631, R2 = .398, menunjukan bahwa stereotipi perokok dan konformitas secara bersama-sama menyumbang sebesar 39,8 % terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. Di antara stereotipi perokok dan konformitas, ditemukan bahwa stereotipi perokok memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap perilaku merokok siswa SMP. Selain itu, melalui hasil analisis t-test ditemukan adanya perbedaan stereotipi perokok dan konformitas yang signifikan antara partisipan yang merokok dan yang tidak merokok.

The research studies smoking behavior among middle school students. This research's aim is to examine how much smoker stereotype and conformity influence smoking behavior on middle school students. To measure smoker stereotype the research uses the previous research and elicitation. While aspects of conformity arranged by reasons to conform and not to conform (Baron & Byrne, 2003). The design of this research is ex post facto field study. Participants of this research are 120 middle school students in Jakarta.
This research's results that smoker stereotype and conformity influence smoking behavior in middle school student. This meant that smoker stereotype and conformity was predictors toward smoking behavior on middle school students. The multiple regression analysis showed R =0, 631, R2 = .398. This meant that smoker stereotype and conformity were effectively contribution 39,4 %. Smoker stereotype had greater contribution than conformity. Beside that, this research also finds that there is a significant difference in smoker stereotype and conformity between smokers and non smokers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>