Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Wayan Pratiwi Dharkanti
"Studi ini bertujuan untuk meneliti tentang tingkat agresi sosial dengan meninjau hubungan antara persepsi terhadap agresi sosial dengan kualitas pertemanan, jenis kelamin, dan usia. Agresi sosial merupakan bentuk kekerasan non fisik yang bertujuan untuk merusak hubungan pertemanan, self-esteem, dan status sosial seseorang. Agresi sosial terdiri dari agresi sosial verbal dan non verbal. Contoh agresi sosial verbal adalah penyebaran rumor, pengucilan, dan manipulasi hubungan pertemanan. Sementara, agresi sosial non verbal meliputi ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang negatif.
Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner agresi sosial dan kuesioner kualitas pertemanan. Terdapat 120 partisipan yang terdiri dari 60 laki-laki dan 60 perempuan dalam studi ini. Usia partisipan berkisar antara 11 sampai dengan 20 tahun. Studi ini dilakukan di beberapa lembaga pendidikan golongan ekonomi menengah ke atas di Bogor dan di Jakarta.
Hasil dari studi ini menunjukkan adanya korelasi signifikan antara tingkat agresi sosial dengan dimensi-dimensi kualitas pertemanan yakni keintiman, reliabilitas aliansi, kesetaraan, eksklusivitas, dan konflik. Independent sample t-test sementara itu menunjukkan bahwa tingkat agresi sosial lebih tinggi pada remaja laki-laki dibandingkan dengan remaja perempuan. One way ANOVA menggambarkan bahwa tingkat agresi sosial lebih tinggi pada remaja awal dibandingkan dengan tingkat agresi sosial pada remaja madya ataupun remaja akhir.

The purpose of this study is to examine the rate of social aggression based on friendship quality, gender, and age. Social aggression is defined as a non-physical form of aggression directed toward damaging another's friendship, self-esteem, and social status. Social aggression divided into verbal and non verbal social aggression. Spreading rumors, social exclusion, and friendship manipulation are included as verbal social aggression. Negative facial expression and body language, on the other hand, are classified as non verbal form of social aggression.
This study used social aggression and friendship quality questionnaires to gather the data. There were 120 participants, consisted of 60 boys and 60 girls, involved in this study. The age of the participants ranged from 11 to 20 years old. The study was held in several upper middle class education institutions in Bogor and in Jakarta.
The results showed that there are significant correlations between the rate of social aggression and dimensions of friendship quality which are intimate exchange, reliable alliance, balance of power, exclusivity, and conflict. Meanwhile, independent sample t-test showed that rate of social aggression was higher for boys than for girls. Furthermore, one way ANOVA revealed that the highest rate of social aggression was found in early teenager group as compared to the social aggression rate of middle or late teenager group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gendis Sekar Pitaloka
"Kualitas pertemanan yang baik merupakan hal penting untuk dimiliki oleh remaja, terutama remaja akhir. Adanya interaksi antara anak dan ayah akan meningkatkan kemampuan anak dalam menjalin hubungan pertemanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan kualitas hubungan pertemanan pada remaja akhir. Dalam penelitian ini, keterlibatan ayah diukur dengan menggunakan alat ukur Nurturant Fathering Scale dan Father Involvement Scale yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 , sedangkan alat ukur digunakan untuk mengukur kualitas hubungan pertemanan adalah McGill Friendship Questionnaire-Friend 39;s Functions yang dikembangkan oleh Mendelson dan Aboud 2012 . Partisipan penelitian ini adalah remaja akhir berusia 17 hingga 21 tahun N = 635 . Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan kualitas hubungan pertemanan pada remaja akhir. Dengan kata lain, semakin tinggi keterlibatan ayah, maka semakin tinggi pula kualitas hubungan pertemanan yang dimiliki.

A good friendship quality is important for adolescence, especially late adolescence. Interaction between father and his children will increase children rsquo s ability to develop friendship. The aim of this study was to examine the relationship between father involvement and friendship quality among late adolescence. In this study, father involvement was measured with Nurturant Fathering Scale and Father Involvement Scale developed by Finley and Schwartz 2004 , meanwhile friendship quality was measured with McGill Friendship Questionnaire Friend 39 s Functions developed by Mendelson and Aboud 2012 . Participants of this study consisted of late adolescence with aged between 17 and 21 years N 635 . This study was a correlational study which was conducted with a quantitative approach. The result of this study showed a positive and significant relationship between father involvement and friendship quality among late adolescence. In other words, the higher the father involvement, the higher their friendship quality is."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosipana Kusnulhuda
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-monitoring dengan kualitas pertemanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Self-monitoring diukur menggunakan Self-Monitoring Scale (Snyder & Gangestad, 1986) sedangkan kualitas pertemanan diukur menggunakan McGill Friendship Questionnaire (Mandelson & Aboud, 2012). Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa dengan jumlah 125 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-monitoring memiliki hubungan yang negatif dengan kualitas pertemanan (r = -0,165, n = 125, p < 0,05, one tailed). Ini berarti, semakin tinggi tingkatan seseorang dalam melakukan self-monitoring maka akan semakin rendah kualitas pertemanan yang ia miliki.

This research was conducted to find the correlation between self-monitoring and friendship quality. This research used the quantitative approach. Self-monitoring was measured using Self-Monitoring Scale (Snyder & Gangestad, 1986) and friendship quality was measured using McGill Friendship Questionnaire (Mandelson & Aboud, 2012). The partisipant of this research are 125 college student. The result of this research show that self-monitoring have negatif correlation with friendship quality (r = -0,165, n = 125, p < 0,05, one tailed). That is, the higher person level of self-monitoring, the lower friendship quality he/she have.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Rahadianty
"Pertemanan merupakan salahsatu kunci keberhasilan dari dibentuknya pendidikan inklusif. Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti menduga terdapat permasalahan pada keterampilan asertif anak berkebutuhan khusus yang dapat berpengaruh pada kemampuan membangun dan mempertahankan pertemanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan asertif dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus. Selian itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan keterampilan asertif dan kualitas pertemanan berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan jenis disabilitas. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan sampel anak berkebutuhan khusus yang memiliki satu jenis disabilitas dengan tingkat keparahan ringan dan bersekolah di sekolah dasar inklusif N = 84. Rentang usia responden pada penelitian ini 7 tahun-12 tahun. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Social Skills Inventory Scale SSIS Gresham Elliot, 2008 dan Friendship Quality Questionnaire FQQ Parker Asher, 1993. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara keterampilan asertif dan kualitas pertemanan r = .321, p < .01. Hal ini menandakan semakin tinggi keterampilan asertif anak berkebutuhan khusus, akan semakin tinggi kualitas pertemanannya. Selain itu hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang antara kualitas pertemanan yang signifikan antara responden laki-laki dan perempuan, namun tidak ada perbedaan pada keterampilan asertif. Hasil lain dari penelitian ini mengindikasikan tidak ada perbedaan keterampilan asertif dan kualitas pertemanan berdasarkan jenis disabilitas. Seluruh jenis disabilitas menunjukkan keterampilan asertif dan kualitas pertemanan yang tergolong tinggi.

Friendship between special needs children and typical children is one of the keys to the success of inclusive education. Based on previous studies, we assume there is a lack in assertive skill among special needs children which can affect their ability to initiate and maintain friendship. The purpose of this study is to examine the relationship between assertive social skill and friendship quality of special needs children in inclusive setting. This study is also purposed to examine the difference between assertive skill and friendship quality based on gender differences and type of disability. This is a correlational study, using special needs children with one type of disability with mild severity as research sample, with age ranging from seven to twelve years old based N 84. Instruments used in this study are Social Skills Inventory Scale SSIS Gresham Elliot, 2008 and Friendship Quality Questionaire FQQ Parker Asher, 1993 . Result shows there is a significant positive relationship between assertive skill and friendship quality r .321, p .01. The conclusion is the increase in assertive social skill on special needs children will increase their friendship quality. The study also shows there is a significance difference in friendship quality based on gender, but no significance difference found in assertive skill. Another results indicate there is no difference in both assertive skill and friendship quality based on types of disability. Both assertive skill and friendship quality are relatively high based on types of disability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Youanita Gunawan
"Mahasiswa keperawatan merupakan populasi yang rentan mengalami stres sehingga diperlukan koping yang efektif. Hubungan pertemanan dapat menjadi salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat diperoleh mahasiswa keperawatan. Masalah lainnya yang dapat memicu stres pada mahasiswa keperawatan yakni kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas pertemanan dan kesepian dengan strategi koping pada mahasiswa keperawatan. Jenis penelitian analitik yang digunakan adalah studi observasi cross-sectional dengan metode pengambilan sampel total sampling terhadap 291 mahasiswa keperawatan. Instrumen yang digunakan antara lain McGill Friendship Questionnaire-Friend's Functions (MFQ-FF), de-Jong Gierveld The Loneliness Scale, dan Brief COPE. Analisis uji statistik yang digunakan yakni uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menujukkan adanya hubungan antara kualitas pertemanan dengan strategi koping (p value = 0,000 r = 0,330) serta tidak adanya hubungan antara kesepian dengan strategi koping (p value = 0,485 r = -0,041). Institusi keperawatan diharapkan dapat memberikan edukasi serta pelatihan mengenai strategi koping, salah satunya dengan cara memaksimalkan dukungan sosial yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan seperti hubungan pertemanan.

Nursing students are a population that is prone to stress. Thus, effective coping is needed. Friendships can be a form of social support that can be obtained by nursing students. Another problem that can trigger stress in nursing students is loneliness. This study aims to identify the relationship between the quality of friendship and loneliness with coping strategies in nursing students. The type of analytic research used was a cross-sectional observational study with a total sampling method of 291 nursing students. The instruments used include the McGill Friendship Questionnaire-Friend's Functions (MFQ-FF), de-Jong Gierveld The Loneliness Scale, and Brief COPE. The statistical test analysis used was the Pearson correlation test. The results showed that there was a relationship between the quality of friendship and coping strategies (p value = 0.000 r = 0.330) and there was no relationship between loneliness and coping strategies (p value = 0.485 r = -0.041). Nursing institutions are expected to provide education and training regarding coping strategies, one of which is by maximizing the social support that nursing students have, such as friendships."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiba Jamal
"Tuntutan akademik yang tinggi dan kesulitan integrasi pembelajaran teori dengan praktik membuat mahasiswa keperawatan rentan mengalami stress akademik. Stress akademik mengganggu kondisi fisik, emosi, perilaku, dan kognitif, seperti menurunnya kinerja akademik, depresi, dan keinginan menyakiti diri. Mahasiswa membutuhkan dukungan sosial melalui hubungan pertemanan yang berkualitas sebagai sumber daya koping dalam penanggulan stress yang efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas pertemanan dengan tingkat stress akademik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional pada 242 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia ini menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan MFQ dan SLSI dengan uji korelasi Pearson. Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kualitas pertemanan dengan stress akademik mahasiswa keperawatan reguler Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). Kesimpulan penelitian ini adalah ketidakefektifan kualitas pertemanan sebagai pemberi keamanan emosional dalam penanggulangan stress akademik disebabkan karena penurunan interaksi dan media komunikasi online yang berpotensi pada ketidakpuasan dan kesepian dalam pertemanan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meninjau faktor kepuasan dalam pertemanan terhadap stress akademik pada populasi lainnya.

High academic pressure and challenges in integrating theoretical and practical learning lead nursing students vulnerable to academic-related stress. Academic stress interferes with physical, emotional, behavioral, and cognitive conditions, such as decreased academic performance, depression, and self-harm. Nursing students require good quality friendships as a coping resource to have effective stress management. The study’s purpose determined the correlation between friendship quality and academic stress levels in nursing student at Universitas Indonesia. The cross- sectional study of 242 participants used simple random sampling techniques using MFQ and SLSI as data collectors with Pearson correlation test. This study has passed the faculty ethics test with registration number SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. The results showed no significant corellation between the quality of friendship and academic stress of undergraduate nursing students of Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). This study concludes that the ineffectiveness of the quality of friendship as a provider of emotional security in dealing with academic stress is due to a decrease in online interactions and communication media which have the potential to cause dissatisfaction and loneliness in friendships. Further research could find the satisfaction factor in friendships to academic stress in other populations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Putri Anandiva
"Kualitas pertemanan merupakan hal yang paling penting untuk dilihat dalam meneliti mengenai pertemanan anak-anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara keterampilan komunikasi dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas pertemanan dari anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini, keterampilan komunikasi diukur dengan menggunakan alat ukur Social Skills Improvement System SSIS dimensi komunikasi yang dikembangkan oleh Gresham dan Elliott 2008, sedangkan kualitas pertemanan diukur dengan menggunakan alat ukur Friendship Quality Questionnaire FQQ yang dikembangkan oleh Parker dan Asher 1993. Partisipan dari penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus yang berusia antara 7 hingga 12 tahun, hanya memiliki satu jenis kebutuhan khusus, memiliki tingkat gangguan yang tergolong ringan, dan memiliki kemampuan membaca N = 108. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan komunikasi dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Dengan kata lain, semakin tinggi keterampilan komunikasi dari anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif, semakin tinggi pula kualitas pertemanannya. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kualitas pertemanan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif berdasarkan jenis kelamin.

Friendship quality is the most important thing to be seen when studying about friendship of children, including children with special needs. The aim of this study was to examine the relationship between communication skills and friendship quality among children with special needs in inclusive primary school. This study was also aimed to examine the difference of friendship quality of children with special needs in inclusive primary school by gender. In this study, communication skills was measured by the communication dimension of Social Skills Improvement System SSIS Gresham Elliott, 2008, meanwhile friendship quality was measured byFriendship Quality Questionnaire FQQ Parker Asher,1993. Participants of this study consisted of children with special needs aged between 7 and 12 years, only have one type of special needs, have a mild level of disability, and have the ability to read N 108 . This study was a correlational study which was conducted with a quantitative approach. The results of this study showed a significant relationship between communication skills and friendship quality among children with special needs in inclusive primary school r 0.613, p 0.01. This meansthe higher the communication skills of children with special needs, the higher their friendship quality is. The result of this study also showed a significant difference of friendship quality of children with special needs in inclusive primary school by gende."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helvira Novianti Pratiwi
"Fenomena bullying pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif cukup menghawatirkan. Hal tersebut dapat disebabkan karena kurangnya keterampilan kerjasama yang dimiliki anak berkebutuhan khusus. Keterampilan kerjasama diasumsikan memiliki hubungan dengan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Penelitian yang bersifat korelasional ini menggunakan sampel anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah dasar inklusif negeri maupun swasta dengan rentang usia middle childhood atau 6-12 tahun sebanyak 108 partisipan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Social Skills Improvement System Gresham Elliot, 2008 dan Friendship Quality Questionaire Parker Asher, 1993.
Hasil analisis korelasional keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan kata lain, semakin tinggi keterampilan kerjasama anak berkebutuhan khusus, maka akan semakin tinggi pula kualitas pertemanan yang dimiliki. Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan berdasarkan jenis kelamin. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki keterampilan kerjasama dan kualitas pertemanan yang lebih tinggi daripada anak laki-laki. Orang tua dan guru di sekolah dasar inklusif disarankan untuk mengembangkan keterampilan kerjasama guna meningkatkan kualitas pertemanan anak berkebutuhan khusus.

The rate of bullying against children with special needs in inclusive primary schools is highly alarming. Children with special needs are at greatest risk of being bullied because they typically lack of cooperation skills. It is assumed that cooperation skills would determine the quality of friendship in children with special needs.The purpose of this study is to examine whether there is a correlation between cooperation skills and the quality of friendship in children with special needs in in inclusive primary schools. This correlational study used a sample of children with special needs who attend inclusive primary schools. They were in middle childhood, aged 6 to 12 years. In total, 108 participants were involved for this study. Social Skills Improvement System Gresham Elliot, 2008 and Friendship Quality Questionaire Parker Asher, 1993 were used as research instruments.
The findings of this study indicate that there is a positive and significant correlation between cooperative skills and the quality of friendship in children with special needs. In other words, it appears that higher cooperation skills lead to a high quality friendship in special needs children. Moreover, this study found that cooperation skills and the quality of friendship in special needs children would vary significantly by gender. Girls reported to have better cooperation skills, thus having a higher quality of friendship than boys.The results advocate that developing cooperation skills for children with special needs is important because it helps them build friendships in an inclusive environment. They provide an insight to parents and teachers in inclusive primary schools that these cooperations skills should be reinfornced to maintain quality of friendship in children with special needs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munadira
"Memeroleh kesempatan untuk lebih dapat terlibat dalam partisipasi sosial dan menjalin pertemanan dengan siswa reguler merupakan salah satu manfaat utama dari pendidikan inklusif. Dalam membahas mengenai pertemanan, kualitas pertemanan merupakan aspek yang paling penting untuk diteliti karena dapat menentukan tingkat kepuasan dalam pertemanan. Empati, diasumsikan merupakan salah satu faktor yang memprediksi kualitas pertemanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara empati dan kualitas pertemanan pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Penelitian ini bersifat korelasional dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner self-report. Empati siswa diukur dengan menggunakan Social Skills Improvement System SSIS yang dikembangkan oleh Gresham dan Elliot 2008 , sedangkan kualitas pertemanan diukur dengan menggunakan Friendship Quality Questionnaire FQQ yang dikembangkan oleh Parker dan Asher 1993 . Responden dalam penelitian ini berjumlah 108 siswa berkebutuhan khusus yang berasal dari lima wilayah di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan r=0,221, p.

Getting a chance to be more involved in social participation and establishing friendships with regular students is one of the key benefits from an inclusive education. In discussing about friendship, the friendship quality is the most important aspect to be studied because it can determine the level of satisfaction in friendship. Empathy, is assumed to be one of key factor that could predict friendship quality. This research was conducted to find out the relationship between empathy and quality of friendship among students with special needs, in inclusive elementary school. This is a correlational study and research variables are measured by self report questionnaire. Empathy was measured by Social Skills Improvement System SSIS developed by Gresham and Elliot 2008 , while Friendship quality was measured by Friendship Quality Questionnaire FQQ developed by Parker and Asher 1993 . Participants in this research were 108 special needs student from five area in Jakarta. The result shown that there is a significant relationship r 0.221."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Dinda Devina
"Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan antara kontrol diri dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas pertemanan dan kontrol diri berdasarkan jenis kelamin. Pengukuran kontrol diri dilakukan menggunakan adaptasi alat ukur Social Skills Improvement System SSIS yang dikembangkan oleh Gresham dan Elliot 2008 . SSIS memiliki 7 tujuh dimensi yang terdiri dari kerjasama, komunikasi, empati, asertif, keikutsertaan, tanggung jawab, dan kontrol diri. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengukur dimensi kontrol diri. Pengukuran kualitas pertemanan dilakukan dengan alat ukur Friendship Quality Questionnaire yang dikembangkan oleh Parker dan Asher 1993. FQQ memiliki 6 enam dimensi yang terdiri dari validation and caring, conflict resolution, conflict and betrayal, help and guidance, intimate exchange, serta companionship and recreation. Responden dalam penelitian ini berjumlah 84 responden dengan karakteristik berusia 6-12 tahun, memiliki satu jenis kebutuhan khusus yang tergolong ringan, serta memiliki kemampuan membaca dan menulis. Melalui teknik pearson correlation, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus r=0,444, p.

This research is conducted to prove that there is a relationship between selfcontrol and friendship quality in children with special needs in inclusive primary school. The differences of friendship quality and self control based on gender are also examined. Self control is measured with an adaptation of Social Skills Improvement System SSIS which was developed by Gresham and Elliot 2008. SSIS has 7 seven dimensions which consists of cooperative, communication, emphaty, assertive, engagement, responsibility, and selfcontrol. In this research, specifically researcher only measure the self control dimension. Friendship quality is measured with Friendship Quality Questionnaire which was developed by Parker and Asher 1993. FQQ has 6 six dimensions which consists of validation and caring, conflict resolution, conflict and betrayal, help and guidance, intimate exchange, and companionship and recreation. Eighty four participants aged 6 ndash 12 years old, has only one type of special needs that classified as mild, and have ability to read and write, participated in this study. Based on pearson correlation technique, there is relationship between self control and friendship quality in children with special needs r 0,444."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>