Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fita Kartika Ariani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kinerja pegawai Instalasi Gizi RSUD Koja dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu variabel individu (jenis kelamin, umur, masa kerja, pelatihan, dan pendidikan), variabel organisasi (supervisi dan imbalan), dan variabel psikologis (motivasi). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan sampel seluruh pegawai Instalasi Gizi. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan alat bantu kuesioner. Dari hasil penelitian ditemukan tidak ada hubungan antara kinerja dengan variabel individu, variabel organisasi, dan variabel psikologis. Untuk meningkatkan kinerja para pegawainya hendaknya manajemen mengadakan pemilihan pegawai teladan untuk memotivasi para pegawainya, memberikan bimbingan dan dorongan motivasi kepada pegawai secara rutin dan berkala, dan membuat suatu sasaran atau target yang melibatkan para pegawai dalam membuatnya.

The purpose of this research is to get the illustration about Performance of Nutrition Installation's Employee on Koja General Hospital and factors that influence the employee's performance which is personal variable (sex, age, job length, training, and education), organizational variable (supervision and reward), and psychological variable (motivation). This research use cross sectional design which all of employees on Nutrition Installation as samples. Data which were collected is primary data with questioner. From the result has been found that there is no relation between performance and personal variable, organizational variable, and psychological variable. To increase employee's performances, management should establish the election of best employee to motivate them, giving supervision and motivation to the employee regularly, and make a target which involve the employee."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit P. Arimurthy
"Tenaga keperawatan merupakan salah satu elemen tenaga kesehatan yang terpenting dalam pelayanan kesehatan karena kinerjanya dirasakan langsung oleh konsumen sehingga pengguna akan bereaksi dengan segera terhadap jasa yang mereka beli. Seiring dengan tuntutan masyarakat yang makin kritis pada layanan kesehatan khususnya bidang keperawatan maka dibutuhkan perhatian khusus terhadap peningkatan kinerja kesehatan. Tingkat kinerja perawat yang masih rendah dijumpai di RSUD Wonogiri, hal ini bisa dilihat dari kedisiplinan perawat yang tidak mematuhi waktu kehadiran, jam pulang kerja serta pelayanan yang belum sepenuhnya sesuai dengan SOP.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kinerja di instalasi rawap inap RSUD Wonogiri serta faktor determinan yang berhubungan dengannya. Penelitian bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang diteliti berjumlah 90 responden, sedang uji yang digunakan adalah Anova test dengan Significant level 0,05%.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat kinerja di RSUD Wonogiri dengan kategori baik hanya sebesar 52,2%. Untuk faktor internal didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara variabel umur dan jumlah anak dengan kinerja. Sedangkan untuk variabel masa kerja, tingkat pendidikan dan motivasi berhubungan secara signifikan. Ada hubungan faktor eksternal (fasilitas kerja, kepemimpinan, imbalan, area praktek, supervisi) dengan kinerja sedangkan untuk variabel beban kerja tidak berhubungan secara signifikan. Faktor determinan paling dominan yang berhubungan dengan kinerja perawat di RSUD Wonogiri adalah fasilitas dan area praktek.
Saran dari penelitian ini adalah peningkatan mutu asuhan keperawatan, pelaksanaan pelatihan agar memotivasi kepuasan kerja perawat sehingga mendorong kinerja perawat lebih produktif, saran lain adalah menggalakkan kegiatan penelitian keperawatan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan penyelesaian masalah keperawatan.
Daftar Bacaan: 32 (1987 - 2003)

Performance Analysis in Nursing of Impatient Departement in RSUD Wonogiri 2004 The Paramedics has always been played a major role in the health services, because it can be experienced directly to the patient or customer, and they will react to it. Facing the needs and wants from the public for health services offered by the paramedics, in the needs of the good service performances has to be taken seriously. One example of performance in nursing, has deliberately by the author in RSUD Wonogiri, Central Java Province. The consideration of performance appraisal of this public hospital run by the Wonogiri regency based on presence or absenteeism, working hours and the quality of its individual employees to the customer with the standard operating procedure shows that performance in nursing is low.
The goal of the research is to evaluate the performance appraisal in nursing of impatient department in RSUD Wonogiri, and its determinant factor in which can be influenced. This research is based on quantitative analysis with cross sectional method/approach. The number of population is 90 respondents, using Anova test with significant level of 0.05%.
The research concludes that the performance appraisal in nursing shows 52.2%, categorized as good. From the internal factors: there is no relation between age and number of children with the performances. On the other hand, the length of working, educational level and motivation significantly related. Furthermore, there is a relation of external factors (eg: working facilities, leaderships, rewards, practical areas, and supervision) with the performance where as the load of works with the performance appraisal has not shown the significant relations. The determinant factors which dominated the relation between performances in nursing of RSUD Wonogiri are the working facilities and practical areas.
Having analyzed the performance with all factors from the paramedics, the author recommend that to improve the performance from its paramedics, need to increase nursing quality assurance, the training programs to motivate the satisfaction of the paramedics in gaining the productiveness. It also has to be done by improving the educational and training for the paramedics as well as find solutions for paramedics problems.
Bibliography list:32 (1987 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Sudirman
"Dengan semakin bertambahnya jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang (RSMH), beban kerja perawat pelaksana dirasakan semakin besar, Tenaga perawat di RSMH berjumlah 634 orang sedangkan jumlah kapasitas tempat tidur berjumlah 660 tempat tidur: Di instalasi Penyakit Dalam RSMH Palembang, jumlah tempat tidur (162 TT) dengan jumlah tenaga perawat (65 orang), atau rasio 2 : 5 menunjukkan bahwa RSMH Palembang sepertinya belum mencapai standar RS Tipe A dan B. Menurut Departemen Kesehatan ratio antara perawat dengan TT adalah 3 perawat : 2 tempat tidur. Hal ini salah satu penyebabnya adalah kurang meratanya pendistribusian tenaga perawat, disisi lain masih banyaknya tenaga perawat yang ditempatkan pada unit-unit non keperawatan. Tenaga perawat yang dipekerjakan di unit rawat jalan mencapai lebih dari 100 orang. Hal ini diduga rnerupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat. Sampel dari penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja pada Ruang Rawat inap Instalasi Penyakit Dalam RSMH Palembang berjumlah 58 orang. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner tanpa dilakukan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kinerja perawat (p=0,000), dengan subvariabel yang dominan dalam mempengaruhi kinerja perawat adalah sistem penugasan.
Peneliti memberikan saran kepada RSMH Palembang, yang meliputi perbaikan dalam hal pendistribusian tenaga perawat, perlunya dilakukan supervisi yang terus menerus, perlunya evaluasi kinerja secara berkala dan pemberian penghargaan (reward). Selain itu peneliti juga menyararankan agar setiap perawat memahami Standard Operating Procedure (Protap) sebagai bentuk operasional dari sistem penugasan yang jelas dan terukur.

The Relationship of Job Responsibility and the Task of Nursing Staff at in Patient Wards of Internal Deasease Unit in RSMH Palembang in 2003The more patients treated in RSMH Palembang, the bigger job responsibility the nursing staffs have. The nurse working load get larges, the totality of whole nurses in Dr. Mohammad Hoesin Hospital now are 634 man, and total of capacity of hospital's bed are 660 beds. In the Department of Interns the ratio of the beds (165 beds) compared with numbers of nursing staff (65 nurses) or in the ratio of l to 2,5 shows that RSMH Palembang nursing staff is 3 nurses to 2 beds. One of the reason is unspread about distribution of a nursing staff, on the other side, still a lot of a nursing staff to get position in non-nursing units, beside that about 100 nursing staff does at out patient unit. This is supposed to have affected the tasks of a nursing staff. On the other side, a nursing staff does a lot more administrative work than does her nursing routine tasks. This is supposed to have affected the tasks of a nursing staff.
This research is aimed to observe the relationship between the job responsibility with the task of nursing staff. The samples of this research are 58 nurses working at the in patient wards of Internal Disease Unit in RSMH Palembang.
The result of this research shows that there is a significant relationship between the job responsibility with the task of nursing staff and the dominant variable which influence the nursing staffs task is the system of order.
The researches suggests that increase i.e. nurse distribution, continuous supervision, periodic evaluation of the tasks, and reward given. The other case the researches suggest that every nursing staff at RSMH Palembang should understand Standard Operating Procedure (Protap) as an operational form a distinct and measurable order system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Nurutami
"Seksi Logistik Perbekalan Kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih mengalami kekurangan staf yang berdampak pada beban kerja staf yang ada. Hal ini didukung oleh hasil kuesioner identifikasi masalah yang diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan jumlah staf logistik perbekalan kesehatan tidak sesuai dengan beban kerja yang ada. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran SDM logistik, ketersediaan fasilitas, SOP dan Juknis, serta waktu kerja yang ada di Seksi Logistik Perbekalan Kesehatan.
Selain itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui beban kerja yang dilihat dari kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain (kegiatan pribadi dan kegiatan tidak produktif) yang dilakukan oleh staf logistik perbekalan kesehatan RS Islam Jakarta Cempaka Putih. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan dan pengamatan menggunakan formulir work sampling dan daily log. Data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen.
Dilihat dari hasil penelitian dengan metode work sampling (kegiatan langsung 72,71%, kegiatan tidak langsung 9,13%, kegiatan pribadi 14,59%, dan kegiatan tidak produktif 3,57%) dan daily log (kegiatan langsung 71,88%, kegiatan tidak langsung 13,12%, kegiatan pribadi 2,62%, dan kegiatan tidak produktif 12,37%), maka didapatkan beban kerja staf logistik perbekalan kesehatan tinggi.
Adapun saran yang diusulkan bagi Seksi Logistik Perbekalan Kesehatan yaitu, optimalisasi sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya, melakukan analisis lebih lanjut mengenai kebutuhan tenaga logistik perbekalan kesehatan berdasarkan penelitian ini, tetap menjaga kualitas fasilitas yang ada dengan perawatan secara berkala dan melengkapi fasilitas sesuai dengan kebutuhan, sosialisasi SOP (standar Operasional Prosedur) dan Juknis (Petunjuk Teknis) secara lengkap dengan menempelkan SOP dan juknis pada ruang kerja staf sehingga masing-masing staf memahami dengan jelas dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SOP dan Juknis tersebut.

Logistic section of drug and medical equipment in Islam Jakarta Cempaka Putih Hospital has less staff. The result of problem identification questioner supports this statement. Most of respondent say that quantity staff didn?t match with their workload. The purpose of this study knows logistics? human source description, facility readiness, Standard Operational Procedure & technical direction, and time work at logistic section of drug and medical equipment.
Besides, this study establishes to know workload staff from direct activity, indirect activity, and other activity (personal and non-productive activity). It was doing with qualitative study. Primary data source is the result of in-dept interview and observation with work sampling and daily log form. Secondary data source is deciphering files.
Result of the study show that workload staff in drug and medical equipment logistic section were high. According work sampling result, direct activity were 72,72%, indirect activity 9,13%, personal activity 14,58%, and non-productive activity 3,57%. Daily log method show that direct activity were 71,88%, indirect activity 13,12%, personal activity 2,62%, and nonproductive activity 12,37%.
Suggestion for logistic section of drug and medical equipment is optimalization human resource with suitable training, continuation analysis staff need in logistic section of drug and medical equipment, take care quality of facility with periodic maintenance and complete the necessary facility, Standard Operational Procedure & technical direction socialization completely so that each staff can clearly understand and do the job according to that procedures."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Zakaria
"Keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit dan merupakan unsur penting dalam mendukung tercapainya peningkatan pelayanan rumah sakit. Sebagai konsekuensinya pelayanan keperawatan harus didukung oleh tenaga keperawatan yang profesional. Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan adalah melalui pengembangan karier keperawatan, karena karier merupakan harapan dari kehidupan kerja perawat yang erat hubungannya dengan prestasi kerja.
Desain penelitian yang digunakan untuk menganalisis hubungan harapan karier dengan prestasi kerja adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di RSUD Swadana Jombang pada bulan Mei dan Juni 2002, dari 168 perawat pelaksana yang memenuhi syarat sebanyak 128 orang. Pengumpulan data mengenai aspek harapan karier dan prestasi kerja dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan penilaian langsung oleh kepala ruangan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer. Untuk menguji hubungan antara karakteristik, harapan karier dengan prestasi kerja digunakan uji chi-square, serta analisis regresi logistik ganda untuk memprediksi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi kerja.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan proporsi harapan karier dan prestasi kerja pelaksana pelaksana di RSUD Swadana Jombang tergolong rendah, dari 128 responden 53,9% mempunyai harapan karier rendah dan 55,5% mempunyai prestasi kerja rendah. Hasil analisis korelasional terdapat hubungan yang bermakna anatara harapan karier dengan prestasi kerja, namun ada kecenderungan perawat pelaksana yang mempunyai harapan karier tinggi. mempunyai prestasi kerja rendah. Jenis kelamin dan tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan harapan karier dan prestasi kerja, dimana pria cenderung mempunyai harapan karier tinggi tetapi wanita lebih tinggi prestasi kerjanya. Sedangkan perawat pelaksana D III Keperawatan cenderung mempunyai harapan karier tinggi namun prestasi kerjanya rendah dibandingkan SPK.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka untuk meningkatkan prestasi kerja perawat pelakana hendaknya manajemen rumah sakit melakukan perencanaan dan pengembangan karier individu dan organisasi, serta mendesain lingkungan kerja keperawatan melalui model praktek keperawatan profesional (MPKP).
Daftar pustaka 56 (1974 - 2001)

An Analysis on The Correlation between Nurse Career Expectancy and their Job Performance in RSUD Swadana Jombang, 2002Nursing cannot be separated from the health service of a hospital. It is also an important part in supporting the improvement of hospital service. In order to improve it, nursing service must be supported by professional nurses. One way to improve nurse professionalism is Nurse career development because career is a wish or hope from nurse work life, moreover career also has close relationship with job performance.
The design used to analyse the correlation between career expectancy and job performance is cross sectional. The samples are all nurses in RSUD Swadana Jombang. The study was done in May and June 2002. We got 128 nurses of 168 nurses in the hospital. The data was collected by using questioner about the aspects of career expectancy and job performance and by using direct supervision of the head room or head nurse. We use computer to process and analyse the. data. The writer also conducted chi-square test to measure the correlation between characteristic, career expectancy, and job performance. We also use multiple logistic regression analysis to predict the most influence factors of job performance.
Based on the analysis, it found that the proportion of career expectancy and job performance in RSUD swadana Jombang is low. It is 53.9 % of 128 nurses have low career expectancy and 55,5 % of 128 nurses have low job performance. From the analysis we also found out that there is significant relationship between career expectancy and job performance. The nurse tends to have high job expectancy and low job performance. While sex and education level also have significant result; male nurse tend to have high career expectancy and female tend to have higher job performance. From education level, nurse who graduated from nursing diploma have career expectancy but their job performance is lower than nurses graduated from SPK. Based on the study the writer recommend that in order to improve job performance, the hospital have to make a plan and organization and career development. The hospital also needs to design nurse work environment by conducting nurse professional practical model.
Bibliography 56 (1974 - 2001)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indaryanto
"Penelitian tentang Strategi Peningkatan Kinerja Pegawai Bank DKI ini dilakukan dengan dilatarbelakangi pada ketertarikan penulis pada prestasi Bank DKI yang menduduki peringkat papan atas dari bank-bank dengan jumlah asset 1 - 10 triliun rupiah, serta dilatarbelakangi pada pertanyaan yang timbul yaitu apakah Bank DKI dapat lebih meningkatkan prestasinya, faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kinerja pegawai Bank DKI, bagaimana dominasi setiap faktor, serta bagaimana alternatif strategi yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja pegawai Bank DKI berdasarkan fakta yang diperoleh.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dominasinya, serta selanjutnya merumuskan alternatif strategi yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja pegawai berdasar pada fakta yang diperoleh dalam penelitian. Landasan teori yang dipergunakan dalam penelitian ini lebih banyak mengambil teed-lead manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja (performance), dan motivasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif eksplanatif dengan memakai alat bantu statistik deskriptif dan inferensial sebagai alat analisis kuantitatif. Fakta diperoleh dari sampel yang diambil secara "stratified random sampling" pada strata pegawai berdasar masa kerja.
Hasil penelitian berupa ranking dominasi setiap faktor serta signifikansinya terhadap populasi digunakan sebagai acuan untuk menyusun kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan dapat berguna sebagai masukan manajemen dalam penyempurnaan strategi dan kebijaksanaan Peningkatan kinerja pegawai Bank DKI lebih lanjut. Kesimpulan utama yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa ada 5 faktor pengaruh utama kinerja pegawai Bank DKI, yaitu faktor Pemahaman Peran, Kemampuan, Motivasi, Kesempatan untuk Meningkatkan Kinerja, serta faktor Effort (Usaha). Dari faktor-faktor tersebut, terdapat sepuluh elemen variabel yang menempati posisi terendah dan perlu ditingkatkan yaitu elemen-elemen variabel dari faktor pengaruh Motivasi serta Kesempatan untuk Meningkatkan Kinerja. Berdasarkan pada adanya titik-titik lemah ini maka saran yang disampaikan berkisar pada penyempurnaan dari Strategi dan Rencana Kerja Bank DKI yang terkait dengan kinerja pegawai, yaitu Strategi Peningkatan Profesionalisme dan Mutu Sumber Daya Manusia, serta Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan guna memperkecil kelemahan dan sekaligus disertai dengan saran untuk tetap memelihara dan bahkan meningkatkan posisi dari beberapa faktor yang dicatat telah cukup kuat."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Sumartini
"Tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan suatu organisasi adalah dalam rangka mewujudkan suatu tujuan. Tujuan organisasi akan dapat cepat diwujudkan apabila semua komponen dan sumber daya yang dimiliki dapat dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Kinerja sebagai salah satu output dari sumber daya manusia yang berada dalam organisasi merupakan hal terpenting yang selalu harus diupayakan untuk ditingkatkan guna mencapai kinerja organisasi. Banyak faktor dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Di antaranya adalah kepemimpinan dan motivasi.
Pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam memimpin, mengarahkan, membimbing, dan memberi teladan bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan optimal sesuai harapan pimpinan khususnya dan organisasi umumnya. Motivasi yang merupakan kekuatan yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan baik, karena di balik dorongan tersebut terdapat hal-hal yang dianggap dapat memenuhi harapan dan kebutuhan pegawai.
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan motivasi dengan kinerja pegawai di lingkungan Setjen DPR RI khususnya pada Biro Persidangan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Untuk mengukur kepemimpinan, Motivasi dan kinerja digunakan pendapat dari Bernad Bass, dkk , Frederick Herzberg dan Thomas S. Bateman. Kinerja pegawai dinilai melalui persepsi atasan langsung terhadap hasil kerja mereka dengan kriteria-kriteria yang dianggap relevan dengan kondisi dan lingkungan kerja. Kepemimpinan seorang atasan dinilai melalui persepsi bawahan mereka. Sedangkan motivasi pegawai dinilai melalui persepsi mereka terhadap pemenuhan hal-hal yang menjadi kebutuhan mereka di lingkungan pekerjaannya.
Populasi penelitian ini adalah pegawai Setjen DPR RI yang ditempatkan di lingkungan biro persidangan sebanyak 149 orang, dengan pengambilan data dilakukan atas dasar sampel 50 orang dengan teknik berstrata, proporsional dan random.
Data diambil dengan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dengan didukung wawancara langsung dengan responden. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas data dengan korelasi split half method dan rumusSpearman Brown kemudian dilakukan analisis dengan teknik analisis korelasi product moment Pearson, korelasi berganda dan tabel Anova dari analisa regresi linear dengan last square method.
Dari kuestioner yang disebarkan kepada 65 responden, diambil 50 responden sesuai dengan jumlah pengambilan sampel yang ditetapkan yang mewakili populasi sejumlah 149 orang.
Dari data penelitian yang telah valid dan reliabel dilakukan analisis dengan hasil, bahwa :
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara variabel kepemimpinan dengan kinerja, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar : 0.950
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara variabel motivasi dengan kinerja, dengan nilai koefisien korelasi (r ) sebesar : 0.859
3. Ada hubungan positif dan signifikasi antara variabel kepemimpinan dan motivasi dengan kinerja, dengan nilai koefisien korelasi ( R2 ) sebesar : 0.948
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel-variabel yang diteliti adalah sangat erat.
Adapun saran-saran yang disampaikan berhubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, antara lain :
(1) menekankan pentingnya faktor kepemimpinan dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada sebuah instansi pemerintah, seperti Sekretariat Jenderal DPR RI. (2) dalam usaha peningkatan kinerja pegawai pada Sekretariat Jenderal DPR RI, maka perlu pula dipertimbangkan dan diperhatikan faktor-faktor yang akan membangkitkan motivasi kerja pegawai, seperti : (a) diadakannya sistim reward and punishment (b) kesempatan bagi para pegawai untuk terus meningkatkan kemampuan, ketrampilan maupun pengetahuannya (c) sistim pengembangan karir yang berpedoman pada sistim penilaian kinerja yang efektif pada intern organisasi (d) penciptaan linkungan kerja yang kondusif dan sehat dengan membina rasa saling percaya dan transparansi (e) dilakukannya pengawasan langsung yang bersifat membina dan mengarahkan bukan menghakimi.
xvii + 126 halaman + 16 tabel + 3 gambar + 33 lampiran
Daftar pustaka : 34 + 1 artikel+ 6 Peraturan Perundang-undangan (Tahun 1979-2OO2).

the Bureau of Meeting) It is clear that an organization exists to achieve a goal. The objectives of an organization could be accomplished quickly on the condition that all components and the possessed resources are utilized effectively and efficiently.
Performance as an output of the resources possessed by an organization constitutes a significant aspect that should be upgrade aiming at achieving the performance of organization. Amount of factors may affect the works performed by the employees in carrying out their jobs. They are, among others, leadership and motivation.
A leader in executing his function of leadership plays a very important role necessarily to take the lead, to give directions, to guide and to pioneer the staffs in going through with their works, so that they can optimally their performance in conformity with the wishes of the leader, particularly, and ones of the organization, generally. Motivation constitutes a strength which motivates the staffs to have good performance, because there, behind the motivation, it exists many things believed to be able to realize the wishes and to fulfill the needs of the staffs.
The research intends to achieve a goal aiming at comprehending the correlation between leadership and motivation with performance achieved by the staffs of the House of Representatives particularly ones who are at the Bureau of meeting. The research method utilized by the research is quantitative descriptive research.
In measuring leadership, motivation and performance, the research applied the theories and opinions of DR Bernard Bass and his colleagues, Frederick Hersberg and Thomas S. Bateman and his colleagues. The performance achieved by a staff is appraised by the means of perception expressed by his direct supervisor to his achievement in accordance with the criteria?s relevant to the situation and the working environment. Leadership of a supervisor is appraised by the means of perception expressed by his staffs. While motivation of the employees was appraised by the means of their perceptions to the fulfillment of what they need in the working site.
Population of the research was 149 House's staffs employed at the Bureau of session, and compiling the data was done by taking sample of 50 respondents and by applying the methods of random, proportional and layered technique.
The data was handled with care by using a research instrument of questionnaire Which was supported by direct interviews to the respondents. After having examined the validity and reliability of the data by application the split half method correlation and the formula of Spearman Brown, an analyze to the data was accomplished by using the correlation analysis technique of product moment Pearson, multiple correlation and Anova table derived from analyze of linear regression and last square method.
Based on the questionnaires disseminated to 65 respondents, 50 were taken in accordance with the due sampling representing the population of 149 staffs.
From the reliable and valid data, an analyze was carried out, and the results were as follows:
1. There was a significant and positive correlation between leadership with performance, with correlation coefficient value (r) : 0.950
2. There was a significant and positive correlation between motivation with performance, with correlation coefficient value (r) : 0.859
3. There was a significant and positive correlation between leadership and motivation with performance, with correlation coefficient value (R2) : 0.948
It is assumed that there are tight correlations between the variables analyzed in the research.
Some suggestions are proposed relating to the results reflected in the research, among others:
(1) to emphasize on the leadership as a significant factor in enhancing the capacity of the human resources possessed by governmental institutions, such as Secretariat General of the House. (2) in order to enhance the works performed by the House's employees, consideration and attention should be paid to several factors which can generate the motivation of staffs, such as below: (a) reward and punishment system should be implemented (b) any possible chance to improve their capacity, skills and knowledge should be provided (c) career development should be based on the appraisal to the effectiveness of performance at the intern of organization (d) a healthy and conducive working environment should be created by the means of transparency and confidence building (e) direct supervision should be applied aiming at to give guidance and direction, not to judge.
xvii + 126 pages + 16 tables + 3 pictures + 33 annexes
Bibliography: 34 + 1 article + 6 laws and regulations of 1979 - 2002
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarani Widhiati
"Salah satu program puskesmas yaitu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, dimana program ini ditujukan kepada keluarga dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas, oleh karena itu pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dilaksanakan di gedung puskesmas maupun diluar gedung puskesmas seperti di Sekolah Dasar (SD), kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD disebut Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah (UKGS).
UKGS adalah upaya kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan pencegahan berupa penyuluhan dan gerakan sikat gigi masal serta dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid. Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan dengan jumlah SD sebanyak 598 buah yang terletak di 18 Kecamatan, jumlah puskesmas sebanyak 25 buah puskesmas. Semua puskesmas telah memiliki perawat gigi sebagai tenaga pelaksana UKGS, namun demikian bila dilihat dari hasil cakupan kegiatan UKGS masih rendah bila dibandingkan dengan beberapa Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Cakupan jumlah SD UKGS merupakan pengukuran untuk penilaian kinerja bagi tenaga pelaksana UKGS puskesmas.
Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2001 di 25 puskesmas dimana tenaga pelaksana UKGS bertugas. Sampling dalam penelitian ini tidak dilakukan karena seluruh populasi dimanfaatkan untuk dianalisa (total populasi). Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan studi "cross sectional". Untuk menunjang data kuantitatifkemudian dilakukan pendekatan secara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas di Kabupaten Muara Enim sebesar 55,5%. Dan analisis bivariat diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara umur, pelatihan, lama kerja, persepsi peran, motivasi dan kepemimpinan dengan kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas. Dari hasil penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam ternyata kurang termotivasinya tenaga pelaksana UKGS selama ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan bimbingan dari pimpinan puskesmas maupun dari Dinas Kesehatan Kabupaten serta adanya persepsi dari tenaga pelaksana UKGS bahwa program UKGS bukan merupakan program prioritas di puskesmas yang semua ini menimbulkan dampak berkurangnya motivasi tenaga pelaksana UKGS terhadap cakupan UKGS di puskesmas yang berakibat rendahnya kinerja tenaga pelaksana UKGS puskesmas.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah agar Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim menyelenggarakan pelatihan UKGS bagi seluruh tenaga pelaksana UKGS puskesmas, bagi Kepala Puskesmas diharapkan lebih memotivasi tenaga pelaksana UKGS dengan Cara memberi perhatian dan bimbingan kepada petugas, karena untuk pencapaian kinerja yang baik perlu didukung suatu motivasi kerja dari tenaga pelaksana UKGS.

Factors Related to Performance of UKGS Personnel of Community Health Center in Regency of Muara Enim, 2001One of the Community Health's Program is Dental and Mouth Health Service, in which is intended for the family and the community in the working area of the Community Health Center, therefore the dental and mouth health service can be implemented in the community health center or outside of the building such as in the Elementary School, the dental and mouth health service activities in the elementary school is called School Dental and Mouth Health Efforts (UKGS).
The UKGS is an effort of dental and mouth health service for elementary school children which is focused on guidance and prevention and mass teeth brushing movement and dental health check-up for each of the student. Muara Enim Regency is one of regencies within the Province of South Sumatra with 598 elementary schools which are located in 18 Sub-District, and 25 units of community health centers. All community health centers have owned its dental nurses as UKGS personnel, however, its activities are still low (in terms of the coverage) compared to several other existing regencies. The coverage here means the number of elementary school covered by UKGS program which is the way to measure the work performance of all UKGS personnel of the community health centers.
This research had been done from April to June 2001 in 25 community health centers in which the UKGS personnel work. A total sample of the 25 community health centers had been selected. The purpose of this research is to obtain information regarding factors related to work performance of the UKGS personnel of the community health centers. This research is done by using cross-sectional study. In order to support the quantitative data, qualitative approach is then used.
The result of this research indicates that the work performance of UKGS personnel of the community health centers in Regency of Muara Enim is 55,5°/x. From bivariate analysis obtained, there is significant relationship between age, training, tenure, role perception, motivation and leadership with the performance of the UKGS personnel of the community health centers. From the result of this research, through in-depth interview, it turns out that the lack of motivation of the UKGS personnel for the time being is due to the lack of concern and training from the Head of the community health centers and from the Regency Health Office. It is also comes from the perception of the UKGS personnels themselves that the UKGS program is not a top priority program in the community health center. All of these together could cause the decreasing motivation of the UKGS personnel towards the UKGS coverage in the community health center and in return could give the low of the work performance of UKGS personnel in the community health centers.
The suggestion that be presented from this research is it is better for the Health Office of Muara Enim Regency to conduct UKGS training for all UKGS personnel of the community health centers. The Head of the community health centers is expected to give more motivation to the UKGS personnel by giving concern and guidance to the personnel, because in order to achieve good performance, a full support of working motivation from UKGS personnel is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T9902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamak Jamaksari
"Di Indonesia, penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan prevalensi 2,4 per 1000 penduduk, dan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Banten dengan jumlah penduduk pada tahun 2003 sebanyak 1.062.813 jiwa, memiliki 30 puskesmas yang sudah menerapkan strategi DOTS dalam program penanggulangan TB yaitu sejak tahun 1998. Namun demikian bila dilihat dari hasil cakupan penemuan penderita baru BTA (+), angka kesembuhan, angka konversi maupun angka kesalahan laboratorium masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Keempat indikator tersebut erat kaitannya dengan kinerja petugas.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai kinerja dan faktor-faktor yang beruhubungan dengan kinerja petugas TB paru puskesmas. Metode penelitian dengan desain studi crossectional. Populasinya meliputi seluruh petugas TB pare Puskesmas se-Kabupaten Pandeglang. Sampling dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang dimanfaatkan untuk analisis sebanyak 30 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner untuk variabel independen dan untuk variabel dependen berupa observasi dengan menggunakan checklist. Variabel dependen adalah kinerja petugas yang meliputi penemuan penderita, pengobatan dan penanganan logistik. Sedangkan variabel independen adalah variabel individu (mencakup umur, pendidikan, pelatihan, pengetahuan, larva kerja dan status perkawinan), variabel organisasi (meliputi beban kerja, sarana, supervisi, kepemimpinan dan imbalan) dan variabel psikologis (motivasi dan persepsi peran).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas TB paru puskesmas sebagian besar masih kurang yaitu sebesar 56,7%. Dari 13 variabel yang dianalisis secara bivariat, hanya ada 3 (tiga) variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel kepemimpinan, imbalan dan motivasi. Sedangkan pada analisis multivariat didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan adalah variabel motivasi.
Perlu bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang untuk mengadopsi pendekatan baru dalam mengelola kinerja petugas TB puskesmas yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu (total quality manajemen). Antara lain dengan lebih fokus terhadap pelanggan (pasien dan masyarakat), melakukan pendekatan budaya dalam perbaikan kinerja baik budaya organisasi puskesmas maupun budaya masyarakat, perlu ada exit strategi untuk mengantisipasi putusnya dana bantuan yang selama ini diterima dari KNCV-CIDA, melibatkan pegawai dalam keputusan-keputusan yang diambil dan memberi mereka wewenang yang cukup untuk melaksanakan tugas. Kemudian dengan mengaplikasikan prinsip kepemimpinan untuk mutu dengan terus menerus memperbaiki metode dan proses kerja. Jangan terlalu fokus pada target, tetapi fokus utama pada proses. Setelah itu lakukan perbaikan kinerja terus menerus secara bertahap dengan rnenggunakan siklus PDCA (Plan-Do-Check Actg. Dengan menerapkan hal tersebut diharapkan kinerja petugas di masa yang akan datang akan lebih baik.
Daftar Bacaan : 56 (1974-2003)

Analysis on Performance of TB Worker in Public Health Center in Pandeglang District in the Year 2003 Using Integrated Quality Management ApproachIn Indonesia, tuberculosis (TB) is one major public health problem with prevalence of 2.4 per 1000, and is ranked third as cause of death after cardiovascular and respiratory tract infection for all ages, and ranked first among infectious diseases group.
Pandeglang District is one district in Banten Province with number of population of 1 062 813 in 2003. There were 30 Public Health Centers that have been applying DOTS strategy in combating TB since 1998. However, the coverage of new patients BTA (+), recovery rate, conversion rate, and laboratory error still showed results below the determined targets. Those indicators are known as strongly associated with worker's performance.
This study aims at obtaining information on worker's performance and factors related to it. The design was cross sectional with population of study of all TB workers across Public Health Centers in Pandeglang District. Sampling was all population of 30 workers.
Data were collected through interview using questionnaires for independent variables (individual variables including age, education, training, knowledge, length of work, and marital status; organization variables including workload, facility, supervision, leadership, and reward; and psychological variables including motivation and role perception), while dependent variables (performance including patient finding, medication, and logistic handling) were collected through observation using checklist.
The study shows more than half (56.7%) of worker had poor performance. There are three variables that related significantly to performance, i.e. leadership, reward, and motivation. Multivariate analysis shows that motivation was the most dominant factor.
It is necessary to Pandeglang Health Office and Public Health Centers to adopt new approach in managing performance that is Total Quality Management approach. Among others, it suggested to focus more on client, using cultural approach, need to develop an exit strategy as to face the end of KNCV-CIDA aid, to involve workers in decision making, and to offer them sufficient authority to decide, to apply quality leadership, and to employ PDCA (plan-do-check-act) cycle.
References: 56 (1974-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunardi Pome
"Manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai kebutuhan, diantaranya kebutuhan akan pendidikan. Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, diantaranya adalah Pendidikan Tenaga Kesehatan. Salah satu jenis pendidikan tenaga kesehatan yaitu Sekolah Perawat Kesehatan. Mulai tahun 2002 Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja. Peningkatan jenjang tersebut secara langsung akan memberikan tuntutan terhadap peningkatan kinerja guru. Dari survei yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar keluhan siswa berkaitan dengan tidak dapatnya guru menyelesaikan materi pengajarannya dalam satu semester yang ditentukan. Keluhan yang sering muncul lainnya adalah tidak tepatnya kedatangan guru. Keterlambatan ini terjadi antara lain karena waktu mengajar guru berbenturan dengan waktu mengajarnya diluar Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja. Di Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja belum pernah dilakukan penelitian tentang kinerja guru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja guru di Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja Tahun 2004.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja Kabupaten Ogan Kamering Ulu Sumatera Selatan. Sampel penelitian adalah seluruh guru yang mengajar pada semester genap di Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja sebanyak 32 orang.
Hasil Penelitian ditemukan bahwa variabel jenis kelamin dan imbalan mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kinerja guru dalam mengajar. Sedangkan variabel umur, pendidikan, lama kerja, pelatihan, status kepegawaian dan motivasi tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kinerja guru dalam mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian penulis memberikan saran agar Kepala Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan Baturaja berupaya meningkatkan honor guru melalui kerjasama dengan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan/Komite Sekolah. Upaya lain yang dapat dilakukan pihak sekolah adalah dengan berkonsultasi kepada Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan dalam upaya peningkatan honor guru tersebut."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>