Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimar Kartika Listiyanti
"Jugun ianfu adalah istilah bagi perempuan yang dijadikan perempuan penghibur oleh tentara Jepang, lalu ditempatkan pada suatu rumah hiburan militer Jepang. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, banyak diantara perempuan-perempuan ini yang merasakan ketidakadilan dari tentara Jepang. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini terfokus pada ketidakadilan gender yang dialami oleh jugun ianfu sebagai akibat dari konstruksi perempuan sebagai "other".
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan bentuk deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan karakteristik atau sifat-sifat tentang suatu keadaan pada waktu tertentu yang meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai dokumen dan sumber data yang lain. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan wawancara dengan sumber yang mengerti mengenai masalah jugun ianfu. Sedangkan analisis dilakukan dengan teori dari Simone de Beauvoir.
Dari analisis berdasarkan teori Simone de Beauvoir, disimpulkan bahwa: 1) perempuan jugun ianfu mengalami ketidakadilan gender dari tentara Jepang; 2) ketidakadilan gender tersebut meliputi marginalisasi, subordinasi, stereotip, violence, dan doubleburden; 3) ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan jugun ianfumerupakan akibat dari konstruksi perempuan sebagai "other".

Jugun ianfu is a term for woman who served to comfort the Japanese soldier in the Japanese military brothel houses. During the Japanese occupation in Indonesia, many women of jugun ianfu felt that they had been treated unfairly by the Japanese army. The focus of this study is the gender bias experienced by jugun ianfu resulting from a social construction that stated women as the "other".
This study is a qualitative research using analytical descriptive method. The data were collected by literature study and interviews with people who are credible in jugun ianfu issue. The Analysis was made using the theory presented by Simone de Beauvoir.
The conclusion of this study are: 1) jugun ianfu experienced gender bias fromJapanese army; 2) the gender bias comprises marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden; 3) the gender bias experienced by jugun ianfu was the result from the social construct that states women as the "other"."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S13544
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Savitri
"After Japanese taking over Indonesia from the Dutch, they have built military bases across the country. Every one of it is completed with adjunct comfort station, a place for serving Japanese army's biological needs. Comfort station is filled with Indonesian women called jugun-ianfu. Jugun-ianfu is a form of concentrated systematic rape. Jugun-ianfu is a value system that Japanese brought to Indonesia. And yet, it is a form of crime that Japanese conduct to Indonesian women. It is an ideal value system for Japanese, not Indonesian women. They have tried to impose their culture values over Indonesian women. Culture hegemony is a term that never discussed comprehensively in jugun-ianfu discourse. It was only explain about victim's condition, Indonesian's social condition and jugun-ianfu's related law process. This research's purpose is to discuss how jugun-ianfu could be seen as Japanese culture hegemony over Indonesia.
This research utilizes qualitative method in order to yields descriptive data as a result. Thus could represent Japan's social condition before and after their presence in Indonesia, Indonesia's social condition and form of hegemony which Japanese have creates. The data has divided to primary and secondary. Primary data obtained from deep interview with Mr. Mardiyono (late Mrs. Mardiyem's son), Mr. Budi Hartono (late Mrs. Mardiyem's lawyer), and Dwi Mulyatari (Indonesian History tutor staff at Cultural Science Faculty, University of Indonesia). Then the secondary data obtained from literatures and newspaper clipping related to jugunianfu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purwati Ningsih
"Skripsi ini membahas mengenai lagu yang dijadikan sebagai alat propaganda pada masa pendudukan Jepang di Indonesia 1942-1945. Di masa pendudukan, selain sebagai media hiburan, lagu dijadikan sebagai alat provokasi dan indoktrinasi guna menghimpun dukungan rakyat Indonesia untuk membantu Jepang melawan Sekutu dalam perang Asia Timur Raya. Tema-tema propaganda pada lagu dibuat dengan disesuaikan pada pergeseran-pergeseran kebijakan pemerintah selama pendudukan. Secara garis besar, lagu-lagu propaganda pada masa pendudukan diciptakan dengan menkankan tema-tema pada pengerahan semangat bekerja petani dan buruh, semangat pertempuran dan bela Negara, serta tema-tema lainya yang ditujukan untuk memobiliasasi rakyat dalam usahanya memenangkan pertempuran.

This thesis explains about songs that used as a propaganda tool during Japanese occupation in Indonesia 1942-1945. During Japanese occupation, besides as an entertainment media, the songs were used as provocation and indoctrination in order to amass Indonesian support to help Japanese against the Allies in the Greater East Asia war. Propaganda themes on the songs were made to be appropriated with the shifts of government policy during the occupation. Broadly, the propaganda songs was created by emphasizing themes of conscription of farmers and laborers working spirit, battle spirit and state defend, and other themes which aimed to mobilize masses in effort to win the war."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Sofia Wildani
"

Penelitian ini membahas bagaimana pada masa pendudukan Jepang di Indonesia terjadi sebuah peristiwa kelam dalam sejarah, yaitu pelaksanaan sistem perbudakan seksual pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Berbagai negara di Asia Tenggara, Cina, dan Korea Selatan yang terlibat dalam peristiwa tersebut memiliki kebijakan yang berbeda dalam menangani permasalahan ini. Penelitian ini berfokus pada penanganan kompensasi dana pampasan perang dari pihak Jepang melalui organisasi Asian Women’s Fund di Indonesia. Selama penyelesaiannya, LBH Yogya selaku penasehat hukum Jugun Ianfu Indonesia berusaha memperjuangkan keadilan yang pada awalnya tidak diberikan oleh Pemerintah Jepang. Keberadaan Jugun Ianfu Indonesia baru diakui saat perundingan di Tokyo pada tahun 1996, setelah itu mendapat kompensasi dana mulai dari tahun 1997. Dana tersebut oleh Kementerian Sosial RI digunakan untuk membangun panti-panti sosial dan tidak diberikan secara langsung kepada korban yang bersangkutan sehingga banyak muncul pertentangan dari pihak eks Jugun Ianfu Indonesia terhadap Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak  secara tuntas menyelesaikan permasalahan ini dan cenderung bersikap pasif. Dalam hal ini, penulis bertujuan untuk mengaitkan kedua permasalahan, yaitu, bagaimana peranan Asian Women’s Fund dalam menangani peristiwa Jugun Ianfu di Indonesia dan bagaimana kebijakan Indonesia setelah menerima dana kompensasi dari Jepang. Pemerintah Indonesia bersikap pasif sehingga masalah ini tidak secara tuntas terselesaikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang sumbernya didapat melalui studi literatur berupa arsip dari organisasi Asian Women’s Fund, buku, artikel jurnal, dan laporan Kementerian Sosial Republik Indonesia mengenai permasalahan Jugun Ianfu. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguraikan proses serta peranan dari organisasi Asian Women’s Fund terhadap masalah Jugun Ianfu di Indonesia terkait isu-isu yang masih belum terselesaikan  dan bagaimana Jepang menangani dampak yang diakibatkan oleh peristiwa tersebut. 


This study discusses about how during the Japanese occupation of Indonesia occurred a tragic occasion, that is an implementation of a sexual slavery system during the Japanese occupation in Indonesia. Various countries in Southeast Asia as well as China, and South Korea involved in the event, have different policies in dealing with this problem. This research focuses on conducting the compensation for war reparation funds from the Japanese Government through the Asian Women’s Fund organization in Indonesia. During the settlement, LBH Yogya as legal advisor Jugun Ianfu Indonesia tried to fight for justice which was not initially given by the Japanese Government. The existence of Jugun Ianfu from Indonesia was only acknowledged in 1996 during a meeting between ex Jugun Ianfu representation and Japanese Government in Tokyo. LBH Yogya demanded compensation for a formal apology from the Japanese Government, which was actualized in 1997. Indonesian Ministry of Social Affairs used the funds to build social institutions instead of given it directly to the victims, it emerges a disagreement between ex-Jugun Ianfu in Indonesia and the Indonesian Government. The Indonesian Government handling this problems passively so this issue is not completely resolved. This study uses historical research methods which sources are obtained through literature studies in the form of archives from the Asian Women’s Fund organization, books, journal articles, and the Indonesian Ministry of Social Affairs report concerning the issue of Jugun Ianfu. The main objective of this research is to elaborate the process and role of the Asian Women’s Fund organization on the issue of Jugun Ianfu in Indonesia regarding issues that remain unresolved and how Japan has handled the impacts caused by the event. 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Wahyu Praditya
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah Militer Jepang terhadap dinamika sosial, ekonomi, pemerintahan, pendidikan hingga militer di Kedu-Syuu. Sumber penelitian ini berupa arsip baik tekstual dan gambar, surat kabar sezaman, buku dan karya ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dalam mencari data hingga penulisan, mulai dari heuristik, Kritik sumber, Interpretasi data, hingga penulisan sejarah atau historiografi. Karesidenan Kedu atau Kedu-Syuu menjadi bagian penting pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kedu-Syuu terdiri dari Magelang, Kebumen, Temanggung, Purworejo, dan Wonosobo. Topografi Kedu-Syuu memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia, maka dari itu pada masa pendudukan Jepang, Kedu-Syuu merupakan salah satu pemasok bahan perang baik padi maupun tenaga kerja dan pasukan pemerintahan Militer Jepang. Masa pendudukan Jepang di Kedu-Syuu ditandai dengan Program Kinkyu Shokuryo Taisaku dan Fujinkai sehingga membawa dampak perubahan sosial. Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa pada masa pendudukan Jepang tidak hanya meninggalkan dampak negatif saja, namun juga dampak positif, salah satunya dari sisi militer dan kehidupan sosial dalam bentuk peningkatan hasil panen padi. Tingkat kedisiplinan yang diterapkan oleh pemerintah Militer Jepang secara tidak langsung membentuk semangat nasionalisme yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari pembentukan pasukan Fujinkai di Kedu-Syuu.

This research have a purpose to explain the effect of Japanese military government policies on social, economic, education and military in Kedu-Syuu. Sources of this research from historical archives such as textual and images, newspapers in the era of Japanese occupation in Indonesia, books and scientific journal. This study uses historical methods in searching for archieves to writing, starting from heuristics, source criticism, data interpretation, and writing history or historiography.  The residency of Kedu or Kedu-Syuu became an important part of the Japanese occupation of Indonesia. Kedu-Syuu consists of Magelang, Kebumen, Temanggung, Purworejo, and Wonosobo. The topography of Kedu-Syuu had natural and human resources, therefore during the Japanese occupation, Kedu-Syuu was one of the suppliers of war, both rice and Japanese military troops. The period of Japanese occupation in Kedu-Syuu was marked by the Kinkyu Shokuryo Taisaku and Fujinkai programs that brought about social changes. Through this research, it can be seen that during the Japanese occupation not only left negative impacts, but also positive impacts, one of which was in terms of military and social life in the form of increasing rice. The level of discipline applied by the Japanese military government indirectly formed a high spirit of nationalism. This can be seen from the establishment of the Fujinkai in Kedu-Syuu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Notosusanto
Tokyo: Waseda University Press, 1979
992.06 NUG p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Notosusanto
Waseda, University, Tokiyo Japan
992.06 N 320 p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Adriani
"Sejak tahun I991 menjelang peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terjadi banyak aksi protes yang dilakukan oleh para korban kekejaman Jepang pada saat Perang Dunia II. Salah satu aksi yang paling gencar dilakukan hingga saat ini adalah aksi protes terhadap Jepang oleh para mantan Jugun Ianfu. Gerakan protes tersebut pertama kali dilakukan oleh para wanita mantan Jugun lanfu yang berasal dari Korea. Keadaan ini terus menjalar sampai ke Indonesia.Jugun lanfu merupakan salah satu bentuk kekejaman yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Pendudukan Jepang di wilayah pendudukannya sejak tahun 1932. Kekejaman tersebut dilakukan dalam bentuk pemaksaan terhadap kaum wanita untuk menjadi pelacur guna melayani para tentara dan masyarakat sipil Jepang yang ada di wilayah pendudukan. Salah satu bangsa yang pernah mengalami Pendudukan Jepang adalah bangsa Indonesia. Pada tahun 1942, Jepang mulai mengambil alih puncak kekuasaan di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Pemerintahan Kolonial Belanda. Setelah mengambil alih wilayah Indonesia, Jepang mengganti sistem Pemerintahan Kolonial yang ada di Indonesia dengan sistem Pernerintah Pendudukan Jepang. Bahkan, Pemerintah Pendudukan Jepang pun menerapkan sistem pelacuran Jugun lanfu hampir di seluruh wilayah Indonesia yang berhasil diduduki oleh Jepang, salah satunya adalah wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.Para wanita yang dijadikan Jugun Ianfu harus menjalani hidup dengan penuh ketakutan dan ketidaknyamanan. Para Jugun lanfu dipaksa untuk melayani para tentara dan masyarakat sipil Jepang tanpa memiliki waktu untuk beristirahat. Pekerjaan tersebut harus mereka lakukan secara terus menerus selama Pemerintah Pendudukan Jepang masih berkuasa di Indonesia. Kehidupan para wanita menjadi Jugun Ianfu berlangsung sampai dengan tahun 1945, yaitu ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu.Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai perekrutan para wanita yang tinggal di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi seorang Jugun dan perlakuan yang harus mereka terima dari para tamu selama mereka menjadi seorang Jugun Ianfu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benda, Harry Jindrich
Amsterdam: The Hague, 1958
297.095 98 BEN c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sato, Shigeru
Australia: Allen & Unwin, 1994
992.06 SAT w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>