Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Edy Wibowo
"Telah dilakukan simulasi radioterapi paru-paru untuk verifikasi dosis kalkulasi TPS dengan pengukuran. fantom IMRT CIRS yang terdiri dari material jaringan lunak, paru-paru, dan tulang belakang digunakan sebagai objek dalam simulasi ini. Dosimeter yang digunakan dalam pengukuran adalah, bilik ionisasi Farmer tipe PTW 30013 dan NE 2571, serta Thermoluminisence Dosimeter (TLD). Fantom diradiasi menggunakan sinar-X 10 MV, ukuran lapangan 15 x 15 cm2 dengan 2 lapangan plane parallel metode Anterior-Posterior dan Posterior-Anterior (AP/PA) dan oblig Medio-Lateral dan Lateral-Medial (ML/LM) teknik SAD (Source to Axis Distance) 100 cm. Dosis pada jaringan lunak, paru-paru, dan tulang belakang dikalkulasi mengikuti protokol IAEA TRS 277 khusus untuk pengukuran dengan bilik ionisasi, sedangkan untuk pengukuran dengan TLD kalkulasi dosis pada ketiga medium menggunakan hasil kalibrasi. Dari 27 data deviasi antara hasil pengukuran dan kalkulasi TPS yang dievaluasi, untuk metode AP/PA diperoleh 18 data (66,67%) berada pada daerah antara -4 % sampai 6% dan 9 data (33,33%) berada diluarnya. Sedangkan untuk metode ML/LM, 20 data (74,07%) mempunyai deviasi berada dalam daerah ±6%, selebihnya 7 data (25,93%) memiliki deviasi lebih dari ±6%. Dalam penelitian ini, diperkirakan faktor koreksi ketidakhomogenan pada TPS kurang akurat terutama untuk jaringan paru.

A radiotherapy simulation of the lung for TPS verification dosage has been conducted by measurement. An IMRT CIRS phantom, that consisted of soft tissue, lung, and spine material, was used for this simulation. The dosimetry that were used in measurements are 30013 PTW Farmer-type and NE 2571 ionization chamber and also Thermoluminisence Dosimeter (TLD). Phantom was irradiated using a 10 MV X-ray with plane dimensions of 15 x 15 cm2 using 2 plane parallel field Anterior-Posterior method and oblique Lateral-Medial (ML/LM) technique where SAD (Source to Axis Distance) is 100 cm. Dosage at soft tissue, lung, and spine were calculated following the IAEA TRS 277 protocol specifically for ionization chamber measurement while measurements using TLD, dosage for those three areas was calculated using calibration result. Out of 27 deviation datas regarding the evaluation of measurements and TPS calculation, for AP/PA method 18 datas (66.67%) were between -4% and 6%, while 9 datas (33,33%) were beyond it. Whereas for ML/LM method, 20 data (74,07%) have deviation between ±6%, remainder 7 data (25,93%) deviation have more than ±6%. In this study it is estimated that inhomogeneity correction factor for the TPS is not accurate especially for lung tissue."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harjono
"ABSTRAK
Perlakuan radioterapi pada daerah paru memerlukan perhatian khusus karena
dalam daerah tersebut terdapat berbagai jaringan dengan densitas massa maupun
densitas elektron bervariasi, oleh karena itu setiap komponen mempunyai daya
serap yang berbeda. Hasil pengobatan radioterapi dipengaruhi oleh ketepatan
sistem perencanaan pengobatan (TPS) dalam menentukan distribusi dosis dalam
pasien. Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui distribusi dosis (kurva
isodosis dan PDD) dalam paru pada simulasi Monte Carlo perlakuan radioterapi
kanker paru menggunakan sinar-x Megavolt. Penelitian ini menggunakan simulasi
Monte Carlo program paket EGSnrc yang terdiri dari BEAMnrc, dan
DOSXYZnrc. Distribusi dosis yang dihasilkan dari simulasi Monte Carlo
kemudian dibandingkan dengan data TPS. Dalam simulasi ini, energi awal
elektron yang optimum adalah 6,2 MeV untuk mengsimulasikan sinar-x 6 MV.
Simulasi Monte Carlo pada citra CT pasien kanker paru sebelah kanan dengan
kedalaman target 7.5 cm menghasilkan nilai PDD 84,4 % untuk lapangan 5 x 5
cm2 dan 80,3 % untuk lapangan 10 x 10 cm2. Untuk pasien yang sama kalkulasi
TPS menghasilkan nilai PDD pada target 75,2 % untuk lapangan 5 x 5 cm2 dan
74,8 % untuk lapangan 10 x 10 cm2. Faktor koreksi untuk luas lapangan 5 x 5 cm2
adalah 1,0 ? 1,087. Sedangkan pada luas lapangan 10 x 10 cm2 diperoleh faktor
koreksi 1,0 -1,066.

Abstract
Radiotherapy treatment in lung regions require special concern because in the area
there are different tissues of the mass density and electron density varies, so each
component has a different absorption. The results of radiotherapy are influenced
by the accuracy treatment planning system (TPS) in determining treatment dose
distribution in patient. The purpose of this thesis is to know dose distribution
(isodos curve and PDD) of the lung at the simulation Monte Carlo treatment the
lung cancer radiotherapy using x-ray Megavolt. This research using simulation
Monte Carlo, packet program EGSnrc that consist of BEAMnrc and DOSXYZnrc.
Dose distribution which is resulted from simulation Monte Carlo then compare
with TPS data. In this simulation, first energy of electron optimum is 6.2 MeV to
simulate x-ray 6 MV. Result PDD value on simulation Monte carlo with CT
images patients right lung cancer with a target depth of 7.5 cm is 84.4% for a field
of 5 x 5 cm2 and 80.3% for the 10 x 10 cm2. For the same patient TPS calculation
result PDD at the target value 75.2 % for field 5 x 5 cm2 and 74.8 % for the 10 x
10 cm2. Correction factor for field wide 5 x 5cm2 is 1.0 ? 1.087. Mean while at the
field wide 10 x 10cm2 is resulted correction factor 1.0 - 1.066."
2012
T31777
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Lukmanda Evan
"Salah satu algoritma perhitungan dosis berkas elektron yang digunakan pada perencanaan radioterapi eksternal adalah algoritma Fermi-Eyges dengan model Hogstrom. Perbandingan antara hasil kalkulasi Fermi-Eyges model Hogstrom dengan hasil pengukuran langsung dilakukan dalam penelitian ini melalui analisa kuantitatif terhadap PDD untuk lima energi (6, 9, 15, 18, dan 21 MeV) dan lima ukuran lapangan (5 cm x 5 cm, 10 cm x 10 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, dan 25 cm x 25 cm). Kalkulasi dosis dilakukan dengan perangkat lunak Matlab R2009b. PDD hasil perhitungan didapati memiliki diskrepansi rata-rata total 23,19% terhadap PDD hasil pengukuran.
Hasil juga menunjukkan bahwa kalkulasi Fermi-Eyges Hogstrom kurang sesuai dengan data pengukuran pada energi tinggi dan lapangan kecil (diskrepansi rata-rata tertinggi ditemukan pada lapangan 5 cm x 5 cm energi 21 MeV senilai 46,33%) dan sesuai pada energi tinggi dan lapangan besar (diskrepansi rata-rata terendah ditemukan pada lapangan 25 cm x 25 cm energi 21 MeV senilai 5,49%).
One of the algorithms utilized on electron beam external radiotherapy planning is the Fermi-Eyges (Hogstrom model) formulation. Dose calculation results of Fermi-Eyges (Hogstrom model) formulation for five energy (6, 9, 15, 18, dan 21 MeV) and five field-size (5 cm x 5 cm, 10 cm x 10 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm, dan 25 cm x 25 cm) are compared with those of experimental results for the same parameter. Dose calculation is performed with Matlab R2009b software.
The result showed that calculated PDD disagreed by averaged 23,19% with the experimental result on all energies and field-sizes at all depths. Also shown by the result that Fermi-Eyges Hogstrom calculation disagreed significantly with measurement on high-energy, small field-sized beams (greatest discrepancy was found at 21 MeV, 5 cm x 5 cm beam as great as 46,33% averaged at all depths) while agrees on high-energy, large field-sized beams (least discrepancy was found at 21 MeV, 25 cm x 25 cm beam as much as 5,49% averaged at all depths).
"
2011
S1639
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satrial Male
"ABSTRAK
Elektron biasanya digunakan untuk pengobatan kanker payudara sebagai dosis
tambahan. Pengukuran dosis yang diterima pasien pada rentang energi 6 MeV, 10
MeV dan 12 MeV dari kepala linac, lapangan aplikator 14 x 14 cm2, SSD 95 cm
disimulasikan. Dosis pada paru disimulasikan dengan sistem EGS monte carlo.
Distribusi dosis yang dikalkulasi dengan teknik monte carlo berbeda dengan hasil
TPS. Hal ini karena adanya koreksi dari densitas jaringan (inhomogenitas)
disekitar paru pada simulasi monte carlo sedangkan pada kalkulasi TPS ISIS tidak
memperhitungkan hal tersebut. Dosis 10% di paru hasil kalkulasi simulasi monte
carlo diperoleh pada kedalaman 4.22 cm sedangkan pada TPS 2.98 cm untuk
energi 6 MeV. Sedangkan untuk 10 MeV dan 12 MeV dosis 10% untuk simulasi
monte carlo dan TPS berutur-turut adalah 4.69 cm, 5.72 cm dan 5,79 cm dan 6.95
cm.

ABSTRACT
Treatment option by using electron beam is always done after surgery as booster
doses. Dose measurement in patient lung in energy range 6 MeV, 10 MeV and 12
MeV, filed size 14 x 14 cm2 and SSD 95 cm was simulated. The modelings in
Monte Carlo simulation are modeling treatment head and water phantom by using
BEAMnrc and DOSXYZnrc based on EGSnrc codes. The result from
measurement and simulation is diffrent because correction factors of
inhomogenity lung not included in the TPS ISIS. Depth Dose 10% in lung from
calculation with monte carlo simulation is 4.22 cm and TPS is 2.98 cm with
energy of 6 MeV. For energy of electron 10 MeV and 12 MeV, depth dose 10%
from simulation monte carlo and TPS 4.69 cm, 5.72 cm and 5,79 cm, 6.95 cm."
2012
T30854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Allam Ubaidillah
"Pergerakan pernafasan manusia, sesuai dengan mengembang dan mengempisnya paru-paru mengakibatkan bergerany tumor ke arah sumbu x, y, dan z dengan asumsi mereka adalah arah sumbu Inferior-Superior, kiri-kanan, dan Anterior-Posterior. Selain bergerak secara linear, tumor juga berputar dengan sudut putar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimprovisasi sistem gerak pada fantom toraks dinamik in-house dengan mengambahankan satu buah arah gerak menggunakan tiga buah stepper motor. Sehingga dilakukan rancang bangun sistem penggerak fantom toraks dinamik in-house dengan 3 degree of freedom. Hasil verifikasi sistem penggerak memperlihatkan bahwa ketiga jenis stepper motor, yang digunakan cocok, layak, dan cukup presisi untuk digunakan sebagai alat penggerak. Jika dibandingkan dengan literatur, alat penggerak yang digunakan cukup berbeda karena berbeda ukuran ulir dan besarnya gear of ratio.

The movement of respiration on human according to their lungs expansion and deflation results in the movement of tumor in x, y, and z axis, with assumption that they move in Superior-Inferior, Left-Right, and Anterior-Posterior axis, respectively. Other than linear movement, tumor could also move rotationally. The purpose of this study is in improvisation the system movement on Dynamic Thorax Phantom In-house by adding new type of movement with the help of three stepper motor. Therefore, this study is going to design and create system movement for Phantom Thorax Dynamic In-house with 3 degree of freedom. The results of the verification of the systems shows that all three stepper motors are suitable and precise enough to be used in this new systems. If the results are compared by literature that are used, there might be difference in how much steps are required to create a certain amount of movement, this happen because of the different type of stepper motor that are used with different kind of lead gear and gear of ratio."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniela Stenyfia
"Verifikasi dosis TPS (Treatment Planning System) mutlak diperlukan sebagai suatu pelaksanaan progam jaminan kualitas Radioterapi. Sebagian besar jaminan kualitas dosis dilakukan didalam area radiasi, sedangkan pemantauan dosis organ kritis berada diluar area radiasi. Berdasarkan hal tersebut dilakukan verifikasi TPS untuk dosis organ kritis (ginjal, caput femur, ovarium, dan vagina) menggunakan linac dan TPS milik RSPP. Simulasi pengukuran dosis dilakukan dengan memberikan perlakuan radioterapi area pelvis box field pada rando phantom (SAD 100 cm, foton 10 MV) serta menggunakan TLD sebagai dosimeter. Dosis simulasi akan dijadikan acuan untuk memverifikasi dosis TPS. Berdasarkan verifikasi tersebut diperoleh hasil bahwa kalkulasi dosis TPS sesuai untuk organ kritis caput femur, ovarium, dan vagina, dengan persen error kurang dari 5%. Sedangkan untuk organ kritis ginjal, kalkulasi TPS tidak sesuai dikarenakan persen error yang mencapai 17% untuk lapangan B dan 90% untuk lapangan A yang berukuran lebih kecil dari lapangan B. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengambilan data penumbra untuk mengetahui batas kemampuan kalkulasi TPS yang dimiliki.

Verification of TPS`s (Treatment Planning System) dose calculation is necessary as a program of quality assurance (QA) for radiotherapy. Most proccess of QA are infield, while evaluation for organ-at-risk (OAR) dose is outfield. Based on that, verification of TPS`s dose had been done for OAR (kidney, femoral head, ovary, and vagina) using linac and TPS at RSPP. Simulation for dose measurement was done by giving pelvic area radiotherapy (box field, SAD 100 cm, photon 10 MV) to rando phantom and using TLD as a dosimetry. Simulation`s dose would be used as the reference to verify TPS`s dose. Based on that, the result show that dose calculation of TPS was appropriate for femoral head, ovary, and vagina, that`s because percent error was less than 5%. Whereas for kidney, the calculation wasn`t appropriate because percent error reached 17% for field B and 90% for field A that has size smaller than field B. Penumbra`s data also had been taken in this research, to find out the limit of TPS`s calculation."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho Oktavianto
"Telah dilakukan pengukuran relatif untuk mengetahui perubahan parameter dosimetri berkas sinar X 6 MV pada sumbu vertikal/sumbu normal terhadap permukaan dengan variasi sudut gantry 0º, 15º, 30º, 45º, dan 60º dari pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan luas lapangan 10x10 cm2, 15x15cm2 , dan 20x20 cm2. Rekonstruksi TPS dan simulasi Monte Carlo menggunakan parameter yang sama dengan pengukuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan kedalaman maksimum yang dipengaruhi kenaikan luas lapangan dan sudut gantri dengan deviasi terbesar -33,3% pada luas lapangan 20x20 cm2 dan sudut gantri 600 terhadap luas lapangan 10x10 cm2 dan sudut gantri 00. Terjadi titik belok pada sumbu vertikal yang disebabkan karena adanya kemiringan permukaan, yang menurun dengan kenaikan sudut gantri. Hasil rekonstruksi TPS menunjukkan kesesuaian terhadap hasil pengukuran pada titik PDD maksimum, kedalaman 5 cm dan 10 cm, berbeda dengan hasil perhitungan Monte Carlo yang relatif lebih tinggi. Demikian pula untuk titik-titik di luar sumbu vertikal/sumbu normal.
Rekonstruksi TPS mempunyai deviasi < 2%, sedangkan perhitungan Monte Carlo mempunyai deviasi < 2% hanya pada daerah kuadran (+). Pengamatan titik-titik pada sumbu utama berkas hanya dilakukan dengan rekonstruksi TPS karena keterbatasan kemampuan alat, hasil penelitian menunjukkan bahwa PDD pada kedalaman dmax, 5 cm, dan 10 cm pada sumbu utama untuk sudut gantri 150 sampai dengan 600 cenderung menurun untuk ukuran lapangan yang sama demikian juga pada daerah kuadran (+).

Relative meauserement for change of dosimetry parameters X ray beam 6 MV Linac Electa Precise 5991 property of Hasan Sadikin Bandung?s hospital at the vertical central line from surface with incident obliquity 0º, 15º, 30º, 45º, 60º and 10x10 cm2, 15x15cm2, 20x20 cm2 field has been done. As in Reconstruction of TPS and Monte Carlo simuation with the same parameters measurement have been conducted.
The result of the experiment showed the change of maximum depth because of the increase in the filed dan angle of gantri with deviation -33% at the 20x20 cm2 field and 600 angle of gantry to 10x10 cm2 field and 00 angle of gantry . To happened point of to drop at the vertical central line because change sloping field to surface and drop on with increase of angle?s gantry.
The result of reconstruction of TPS to show not different with meaurement at point máximum PDD, 5 cm depth, 10 cm depth, point at off verical line, Monte Carlo calculation is higher. In all oint of reconstruction?s TPS has deviation < 2%, but calculation Monte Carlo just happen at the kuadran (+) area. Observation at the point in the central beam just done with reconstruction of TPS because the equipment capability limitation in the measurement, PDD at the depth of dmax, 5 cm, 10 cm, 150 to 600 angle of gantry in the central beam tilted decrease for the same field and kuadran (+) area too.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29077
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuddin Rahman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ali
"Beton dan timbal merupakan material yang biasa digunakan sebagai dinding penahan radiasi. Beton dan timbal memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Beton memiliki harga yang relatif lebih murah namun memerlukan ruang yang besar sedangkan timbal dengan nomor atom yang tinggi memiliki harga yang lebih mahal namun ukuran ruangan dapat diminimalisir. Perhitungan ketebalan dinding penahan radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Safety Report Series No. 47 dengan nilai pembatas dosis sesuai dengan Perka Bapeten no 3 tahun 2013 lalu dilakukan pemodelan menggunakan Monte Carlo EGSnrc untuk memastikan nilai dosis yang dihasilkan tidak melebihi pembatas dosis yang ditetapkan Bapeten. Pemodelan dengan menggunakan Monte Carlo umum digunakan ketika pengukuran secara langsung tidak memungkinkan. Hasil simulasi Monte Carlo juga mampu merepresentasikan kondisi yang sesungguhnya dengan memasukan berbagai parameter seperti memodelkan linac, memodelkan material yang digunakan, memodelkan dinding penahan radiasi, hingga melakukan kalibrasi linac sehingga didapatkan nilai dosis yang dapat dibandingkan dengan nilai dosis referensi yang digunakan. Pada penelitian dilakukan perhitungan dosis di luar dinding primer dengan memodelkan dinding beton densitas 2,35 g/cm3 dengan ketebalan 1,45 meter dan dinding timbal densitas 11,35 g/cm3 dengan ketebalan 21,73 cm lalu dibandingkan dengan nilai dosis referensi yang ditetapkan oleh Bapeten. Hasilnya nilai dosis pada simulasi Monte Carlo EGSnrc untuk material beton dan timbal lebih rendah dibandingkan dengan nilai dosis referensi yang digunakan akibat perbedaan komposisi material penyusun beton dan timbal yang digunakan dalam simulasi dengan referensi

Concrete and lead are materials commonly used as primary radiation walls. Concrete and lead have their respective advantages and disadvantages. Concrete has a relatively cheaper price but requires a large space, while lead with a high atomic number has a higher price, but the size of the room can be minimized. Calculation of the thickness of the radiation retaining wall can be carried out using the Safety Report Series No. 47 equations with a dose limiting value in accordance with Perka Bapeten Number 3. Of 2013 and then modeling using the Monte Carlo EGSnrc to ensure the resulting dose value does not exceed the limiting dose value by Bapeten. Monte Carlo modeling is commonly used when direct measurements are not possible. The Monte Carlo simulation results are also able to represent the real conditions by entering various parameters such as modeling the linac, modeling the materials used, modeling the primary radiation walls, and performing the linac calibration so that a dose value can be compared with reference dose value used. In this study, the dose calculation outside the primary wall was carried out by modeling a concrete wall with a density of 2,35 g/cm3 with a thickness of 1,45 meters and a lead wall with a density of 11,35 g/cm3 with a thickness of 21,73 cm and then compared with the reference dose value set by Bapeten. The result is that the dose value in the Monte Carlo EGSnrc simulation for concrete and lead materials is lower than the reference dose value used due to differences in the composition of the concrete and lead materials used in the simulation with reference"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>