Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Hayati
"ABSTRAK
Jumlah penderita HIV selalu meningkat di setiap negara. Resiko penularan HIV cukup
besar, sehingga menyebabkan kecemasan pada perawat dan mempengaruhi kualitas
asuhan. Tujuan penelitian adalah menggali pengalaman perawat dalam merawat ibu HIV
dengan seksio sesarea. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Partisipan dipilih dengan purpossive sampling sebanyak
lima partisipan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, hasilnya dibuat
transkrip dan dianalisis dengan metode Collaizz’s. Hasil penelitian didapatkan enam
tema utama yaitu: berbagai perasaan perawat sebagai sesama perempuan, persepsi
tentang merawat, makna merawat, motivasi ketika merawat, hambatan dalam merawat,
harapan dan kebutuhan. Hasil penelitian memberikan implikasi berupa informasi untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

ABSTRACT
HIV/AIDS emerges and spreads rapidly all over the world. The health care providers, particularly nurses, are at risk to get infected. However, the anxiety of getting infected may influence the quality of nursing care. Accordingly, this research tried to explore the nurses’ experience in caring for HIV positive mother undergoing sectio caesarean in the Gunung Jati Hospital, Cirebon. Five participants chosen by the purposive sampling method were deeply interviewed. Furthermore, the data was analyzed by the Collaizzi’s method to elucidate six major themes of the nurses’ experience in caring for HIV-positive mother: nurses emotional as women, nurses’ perception on caring, meaning of caring, motivation for caring, challenge in caring, expectation and need in caring. The qualitative information yielded on the research can be an advantageous consideration in improving quality of maternity nursing care for HIV-positive patients."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nur Fa`izah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kompleksitas agensi diri dimulai dari lapisan terkecil, yaitu pemaknaan diri, pengelolaan tubuh, hingga lapisan terbesar pada otonomi dalam relasi sosial. Metode yang digunakan untuk memperoleh data, yaitu melalui wawancara mendalam kepada lima orang perempuan HIV positif, observasi pasif, serta studi literatur. Beberapa temuan dari penelitian ini adalah 1 pemaknaan diri perempuan HIV positif sangat dinamis, berkaitan dengan knowing dan knowledge terhadap informasi kesehatan seksual dan reproduksi; 2 pengelolaan tubuh perempuan HIV positif dipengaruhi oleh relasi kuasa yang berada di luar dirinya, namun mereka berupaya untuk mengontrol tubuhnya dengan caranya sendiri ataupun dari bantuan orang lain; 3 otonomi pada relasi sosial perempuan HIV positif, baik sebagai pasangan, ibu, anak dan menantu di dalam keluarga, maupun di lingkungan yang lebih luas memperlihatkan bahwa agensi diri bersifat cair dan ditunjukkan pada konteks tertentu. Temuan penelitian ini adalah agensi diri perempuan HIV positif tidak bersifat bebas, melainkan dinamis dan relasional. Pemaknaan diri, pengelolaan tubuh, dan otonomi pada relasi sosial saling bernegosiasi secara terus menerus di dalam relasi kuasa. Implikasi dari penelitian ini adalah diperlukan penanganan serius terkait informasi dan layanan kesehatan yang efektif guna mendorong kemampuan agensi diri perempuan HIV positif.

ABSTRACT
This study aims to examine the complexity of self agency starting from the smallest layer, namely self meaning, body management, to the largest layer of autonomy in social relations. The method used to collect data of this study, are in depth interviews to five HIV positive women, passive observation, and literature study. The main findings of this study are 1 self meaning of HIV positive women is very dynamic, related to knowing and knowledge of sexual and reproductive health information 2 the management of the body of HIV positive women is influenced by external power relationships, but they seek to control their bodies in their own way or from the help of others 3 autonomy in the social relations of HIV positive women, both as a spouse, mother, son and daughter in the family, as well as in the wider environment shows that self agency is fluid and is shown in a particular context. The findings of this study are HIV positive women 39 s agency is not independent, but dynamic and relational. Self meaning, body management, and autonomy in social relations are continuously negotiating in power relationships. The implications of this study are the need for serious handling of effective information and health services to encourage the self agency capability of HIV positive women."
2018
T51306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicka Aghinasuci
"ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang pembentukan pengetahuan dan tindakan yang dilakukan ibu dengan HIV (IDHA) yang memiliki anak dengan HIV (ADHA) dalam mengelola stigma HIV. Penelitian dilakukan pada tiga orang ibu dengan HIV (IDHA) yang menginfeksi HIV kepada anaknya secara prenatal. Informasi mengenai pembentukan pengetahuan dan tindakan mengelola stigma yang dilakukan IDHA diperoleh melalui pengamatan terlibat, wawancara dan life history. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan IDHA untuk mengelola stigma HIV dilatarbelakangi oleh pengetahuan mengenai HIV dan stigmanya yang ada dibenak mereka masing-masing. Pengetahuan tersebut diperoleh IDHA dari proses belajar melalui aktifitas pengamatan, mendengar, bertanya, meniru dan melakukan uji coba. Proses belajar yang beragam membuat terwujudnya variasi tindakan pengelolaan stigma HIV yang dilakukan para IDHA.

ABSTRACT
This thesis examines the formation of knowledge and actions carried out by women living with HIV (WLWH/IDHA) who have children that infected with HIV in manage the HIV stigma. The study was conducted with three women with HIV (WLWH/IDHA) who infected HIV to their children on a prenatal basis. Information about knowledge formation processes, as well as HIV management actions carried out by IDHA, obtained through observation, interviews and life history. The results of the study showes that the actions carried out by WLWH/IDHA to manage HIV stigma were motivated by knowledge of HIV and the stigma that was in their minds. This knowledge produced from the learning process through observation, listening, asking questions, and conducting trials. A diverse learning process makes the realization of variations in the management of HIV stigma carried out by WLWH/IDHA."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindy Agustina
"Salah satu infeksi yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV pada ibu karena berpotensi tertular pada bayi yang akan dilahirkannya yaitu sekitar 30. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap ibu hamil terhadap Provider Initiated Test and Counseling PITC di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2017. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah metode simple random sampling sehingga didapat sampel sebanyak 70 orang. Dari hasil analisis multivariat pada penelitian ini didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap PITC adalah keterpaparan informasi melalui media cetak p=0,002, keterpaparan informasi melalui media elektronik p=0,008, keaktifan dalam kegiatan keagamaan p=0,021 dan dukungan keluarga p=0,038.

One of the infections that should be detected during pregnancy is HIV infection in pregnant women, because of the potential for infected at birth to the baby about 30. This study aimed to determine the attitude of pregnant women to Provider Initiated Test and Counseling PITC at Pasar Rebo Distric Health Center in 2017. This research type is quantitative with cross sectional design. In this research the sampling technique used is simple random sampling method so that get the sample counted 70 people. From the result of multivariate analysis in this research, the factors that influence the attitude of pregnant mother to PITC are the exposure of information through print media p 0,002, the exposure of information through electronic media p 0,008, the activity in religious activity p 0,021 and family support p 0,038.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Salsabila
"Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imun dengan tahap akhir berupa AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Penyebab kematian pada penderita HIV dapat dikelompokkan menjadi terkait AIDS dan tidak terkait AIDS. Sejak digencarkannya pemberian ARV, beberapa penelitian menunjukkan penurunan tren mortalitas serta perubahan tren penyebab mortalitas menjadi penyakit yang tidak terkait dengan AIDS. Penelitian terbaru diperlukan untuk mengevaluasi penyebab kematian pada pasien HIV rawat inap di RSCM selama periode 2020-2023. Metode Penelitian deskriptif observasional dengan metode kohort retrospektif ini menggunakan data rekam medis rawat inap RSCM periode Juli 2020-Juni 2023. Variabel yang diamati diantaranya adalah luaran, status terapi ARV, dan penyebab kematian. Hasil Dari total 497 pasien yang dianalisis dalam penelitian ini, proporsi mortalitas pasien sebesar 21,1% dengan proporsi tertinggi pada tahun 2020 (25,9%) dan mengalami penurunan hingga tahun 2023. Penyebab mortalitas didominasi oleh penyebab terkait AIDS (76,2%), dengan penyebab terbanyak berupa syok sepsis (20%). Sebanyak 81,6% pasien yang tidak pernah/putus terapi ARV mengalami kematian akibat penyebab terkait AIDS. Kesimpulan Proporsi mortalitas pasien HIV rawat inap RSCM mengalami penurunan dari tahun 2020 hingga 2023. Penyebab mortalitas masih didominasi oleh penyebab terkait AIDS, khususnya pada kelompok tidak pernah/putus terapi.

Introduction Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks the immune system, with the final stage being Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). The causes of death in HIV patients can be categorized as AIDS-related and non-AIDS-related. Since the intensification of ARV administration, several studies have indicated a shift in the trend of mortality causes towards non-AIDS related cause of death. New research is needed to evaluate the causes of death in HIV inpatients at RSCM during the period 2020-2023. Method This observational descriptive study with a retrospective cohort design utilizes medical records data of hospitalized patient at RSCM from July 2020 to June 2023. Observed variables include outcomes, ARV therapy status, and causes of death. Results Of the total 495 patients analyzed in this study, the patient mortality rate was 21.1%, with the highest mortality rate in 2020 (25,9%) and continue to decrease until 2023. Mortality causes were predominantly AIDS-related (76,2%), with the most common cause being septic shock (20%). A total of 81,6% of patients who never/discontinued ARV therapy experienced death due to AIDS-related causes. Conclusion The proportion of mortality in HIV inpatients at RSCM has decreased from 2020 to 2023. The causes of mortality are still predominantly AIDS-related, especially in the group with no/interrupted therapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Berliana
"Stigma terhadap ODHA menjadi salah satu hambatan paling besar dalam pencegahan, perawatan, pengobatan, dan dukungan HIV/AIDS. Pengetahuan mempengaruhi terjadinya stigma terhadap ODHA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan stigma terhadap ODHA di kalangan remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia SDKI Tahun 2012 dengan disain cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 8.316 orang total sampling.
Hasil studi menunjukkan 71,63% remaja mempunyai stigma terhadap ODHA, 49,10% remaja mempunyai pengetahuan yang kurang tentang HIV. Pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS berhubungan dengan stigma terhadap ODHA (PR= 1,210 95% CI: 1,149-1,273) setelah dikontrol oleh keterpaparan media massa. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja guna mengurangi stigma terhadap ODHA.

Stigma towards people living with HIV/AIDS is one of biggest obstacle in HIV/AIDS prevention, treatment, care, and support. HIV/AIDS knowledge affected stigma towards people living with HIV/AIDS. This study aimed to identify the relationship HIV/AIDS knowledge related stigma towards people living with HIV/AIDS among adolescent 15-19 years old in Indonesia. The study used Indonesian Demographic and Health Survey IDHS in 2012 with cross sectional design. Subject of the study were as many as 8.316 persons.
The result showed 71,63% adolescent had stigma towards people living with HIV/AIDS, 49,10% adolescent had lack of HIV/AIDS knowledge. Lack of HIV/AIDS knowledge were significantly related to stigma towards people living with HIV/AIDS (PR= 1,210 95% CI 1,149 1,273) after controlling exposure to mass media. Need to improve HIV/AIDS knowledge among adolescent to reduce stigma towards people living with HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Kristi Levania
"Infeksi HIV merupakan masalah kesehatan di dunia yang terus meningkat kejadiannya di Indonesia. Semenjak adanya terapi antiretroviral, usia harapan hidup anak terinfeksi HIV meningkat sehingga fokus pengobatan berubah menjadi kualitas hidup anak. Salah satu tahapan yang harus dilakukan pada anak adalah pembukaan status HIV disclosure . Disclosure dapat meningkatkan kepatuhan anak terhadap terapi HIV. Pada negara maju, kurangnya pedoman yang tepat menyebabkan variasi angka pelaksanaan disclosure antara 18-77 . DI negara berkembang seperti Indonesia, disclosure hanya dilakukan pada 9 anak terinfeksi HIV. Hal ini belum mendapat perhatian dari pemerintah, terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan disclosure. Studi cross-sectional dilakukan terhadap 101 pasien anak terinfeksi HIV di RSCM, Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016 dengan menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada pengasuh pasien anak terinfeksi HIV. Dari 101 anak terinfeksi HIV, hanya sebanyak 31 30,7 pasien sudah mengetahui status HIV-nya. Pada penelitian ini didapatkan hanya keikutsertaan ke dalam kelompok dukungan sebaya KDS yang berhubungan dengan waktu pembukaan status HIV p=0,002 . Sedangkan latar belakang pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan tentang disclosure tidak berhubungan bermakna dengan waktu pembukaan status p=0,733; p=0,283; p=0,745 . Sebanyak 30,7 anak terinfeksi HIV pada penelitian ini telah mengetahui status HIV. Dari seluruh latar belakang pengasuh yang diteliti, hanya keikutsertaan ke dalam KDS yang mempunyai hubungan bermakna dengan waktu pembukaan status. Kata kunci: latar belakang, pengasuh, pembukaan status, anak terinfeksi HIV, Jakarta.

HIV infection is a global health issue with increasing prevalence in Indonesia. Since the era of antiretroviral therapy, life expectancy of children with HIV has increased and the focus of therapy shifts into the children s life qualities. One of the crucial process is HIV disclosure. Disclosure is considered beneficial in increasing children s adherence to HIV therapy. A cross sectional study was counducted on 101 HIV patients in RSCM, Jakarta. This research was conducted on February 2015 using questionnaire answered by caregivers of children with HIV. In developed countries, the lack of accurate guideline causes the variation of HIV disclosure between 18 77 . In developing countries such as Indonesia, disclosure was only performed in 9 children with HIV. The government has not paid attention on this, especially on factors contributed to HIV disclosure. From the 101 patients who participated in this research, only 31 30,7 have been disclosed. In this research, only caregivers participation in peer support group is statistically significant to time of HIV disclosure p 0.002 . Meanwhile, caregiver s education, income, knowledge of disclosure and relation to child are not significant to time of HIV disclosure p 0,733 p 0,283 p 0,745 . In children with HIV, 30,7 have known their HIV status. From all caregivers background that have been studied, only participation in peer support group is found significant to time of HIV disclosure.. Keywords background, caregiver, disclosure, HIV infected pediatric."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggela Pradiva Putri
"HIV dan AIDS sampai saat ini masih menjadi kasus yang mendapat perhatian di dunia dan Indonesia. Diantara kelmpok rentan penularan HIV, LSL merupakan salah satu populasi kunci penyumbang jumlah kasus baru HIV pada tahun 2015 yaitu 12. Terdapat berbagai faktor peyebaran HIV pada LSL, salah satunya yaitu penggunaan kondom konsisten. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan penggunaan kondom dengan pencegahan HIV pada LSL di 6 kota di Indonesia dengan menggunakan data Survey Terpadu Biologis dan Perilaku STBP 2015. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada Maret-Juni 2018. Populasi pada penelitian ini yaitu LSL yang memiliki pasangan tetap wanita, pria, atau waria. Jumlah sampel sebanyak 773 responden dengan melakukan pembersihan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan penggunaan kondom dengan status HIV memberikan nilai p= 0,059 Terdapat hubungan yang signifikan antara seks anal dengan status HIV dengan nilai p= 0,027. Perlu dilakukan penyuluhan dan intervensi yang lebih agar pemakaian kondom dapat lebih efektif sebagai metode pencegahan HIV.

HIV and AIDS is still a case of attention in the world and Indonesia. Among the vulnerable groups of HIV transmission, MSM is one of the key populations contributing to the number of new HIV cases by 2015 at 12 . There are various factors in the spread of HIV in MSM, one of which is consistent condom use. This study aims to identify condom use relationships with HIV prevention in MSM in 6 cities in Indonesia using Biological Integrated Survey and Behavioral Survey data STBP 2015 . This study uses a cross sectional study conducted in March June 2018. The population in this study is MSM who have a permanent partner of women, men, or waria. The number of samples is 773 respondents by performing data cleaning. The results showed that the relationship of condom use with HIV status gave p value 0.059 There was a significant correlation between anal sex with HIV status with p value 0,027. More counseling and interventions are needed to make condom use more effective as a method of HIV prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Indika Royani
"Pendahuluan. Para penderita HIV diketahui memiliki risiko kanker yang lebih tinggi di banding populasi umum, dan kondisi itu mempengaruhi morbiditas dan mortalitas populasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran prevalensi ADC dan NADC selama 8 tahun terakhir di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia.
Metode. Penelitian ini menggunakan 149 sampel yang diambil secara konsekutif. Karakteristik demografis yang dinilai yaitu jenis kelamin, usia, faktor risiko, CD4+, terapi ARV, stadium kanker dan obat ARV yang diberikan.
Hasil. Dari seluruh pasien didapatkan Limfoma Non Hodgkin (LNH) sebagai kanker terbanyak, yaitu 45 pasien (30%) dari seluruh kanker dan diikuti kanker serviks sebanyak 30 (20%) pasien. Kanker tipe NADC terbanyak meliputi kanker tipe sarkoma dan kanker hati sebanyak masing masing 10 (6%) dari seluruh kasus. Sebanyak 119 (79,9%) pasien memiliki usia kurang dari 50 tahun dan 82 (55,03%) dalam terapi ARV. CD4+ pada 102 (68,46%) pasien berada dibawah 200 sel/uL dan CD4+ > 350 sel/uL dimiliki oleh 16 (17,45%) pasien.
Simpulan. Pada penelitian kami, didapatkan ADC lebih banyak dari NADC (87 vs 62). Peningkatan terapi ARV, skrining kanker dini dan tatalaksana komorbiditas akan membantu peningkatan kualitas hidup dan kesintasan terkait kanker pada pasien HIV.

Introduction. Patients with HIV are known to possess a higher risk of malignancy compared to the general population. The purpose of this study was to get an overwiew of the prevalence of ADC and NADC over the last 8 years at Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, Indonesia.
Methods. This study used 149 samples consecutively. Demographic characteristics assessed were sex, age,risk factors, CD4+, ARV therapy, malignancy stadium and ARV consumed.
Results. Of all patients, Non-Hodgkin’s Lymphoma (LNH) was the most common malignancy with 45 patients (30%) of all cancers, followed by cervical cancer with 30 patients (20%). Most common NADC included sarcoma type cancer and liver cancer each with 10 patients (6%) of all cases. One-hundred and nineteen patients (79.9%) were younger than 50 years old and 82 patients (55.03%) were taking ARV therapy. Serum CD4+ count in 102 patients (68.46%) were <200 cells/uL and 16 patients (17.45%) had CD4+ count >350 cells/uL.
Conclusion. In our study, the number for ADC was larger than NADC (87 vs 62). Increasing ARV therapy, early cancer screening and management of comorbidities will help improve the quality of life and cancer-related survival in HIV patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Rivana
"ABSTRAK
Latar belakang: Risiko terjadinya tuberkulosis TB pada pasien HIV adalah 20 dan 37 kali lebih besar dibandingkan pada mereka yang tidak terinfeksi HIV dan menyebabkan kematian sebesar 25 . Organisasi kesehatan dunia WHO telah merekomendasikan penggunaan isoniazid sebagai pencegahan TB bagi pasien HIV, namun bukti yang menyatakan efektivitasnya pada populasi di Indonesia setelah 3 tahun belum ada.Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan besar sampel sebesar 20 orang pasien HIV yang telah menerima IPT yang berobat ke poliklinik VCT Penyakit Dalam RS Persahabatan periode Juli 2016-Februari 2017. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan penunjang, kemudian didata faktor-faktor demografinya. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif.Hasil: Angka kejadian TB pada pasien HIV yang telah mendapat IPT sebesar 20 , 3 diantaranya 75 TB-MDR. Subjek yang terkena TB 75 berusia antara 18-40 tahun, seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dan berpendidikan SD-SMA dengan 75 berpendapatan
ABSTRACT Background The risk of having tuberculosis TB in HIV patients is 20 to 37 times higher than normal population, and causes 25 of death in HIV. World Health Organization WHO recommends isoniazid as a preventive therapy IPT for TB in HIV patients. However, to date, no study has proven the effectivity of IPT in HIV patients in Indonesia after 3 years.Methods A cross sectional study was conducted. Twenty HIV patients who had received IPT from VCT outpatient clinic, Persahabatan Hospital from July 2016 to February 2017 were recruited. Subjects undergone anamnesis and supporting examination and the demographic factors related to TB were recorded. Data then analyzed using descriptive statistics.Results The rate of TB in IPT given HIV patients was 20 , 3 of which 75 were MDR TB. Seventy five percent of the subjects were 18 40 years old, all were male and low educated, and 75 had "
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>