Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rohman
"Asuhan spiritual adalah praktik dan prosedur yang dilakukan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual guna menopang kesehatan dan kesejahteraan klien. Dimensi spiritual berperan penting bagi kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup individu. Perawat mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan spiritual klien melalui asuhan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asuhan spiritual oleh perawat di RS. Islam Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross ectional study. Responden yang berpartisipasi berjumlah 111 perawat di ruang rawat dewasa RS. Islam Jakarta. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total populasi.
Hasil studi ini menunjukan tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, kecukupan waktu, persepsi tentang spiritualitas dan asuhan spiritual dengan pemberian asuhan spiritual. Meskipun demikian, faktor tingkat pendidikan didapatkan nilai OR= 2,436 yang menunjukan bahwa perawat yang berpendidikan Sarjana berpeluang memberikan asuhan spiritual secara baik sebesar 2, 436 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan SPK/DIII Keperawatan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian serupa lebih lanjut yang melibatkan faktor-faktor lain seperti perhatian akan spiritualitas diri perawat, kesehatan spiritual diri perawat, pendidikan dan pelatihan tentang asuhan spiritual yang didapat, dan sistem pengawasan, dengan penentuan sampel yang lebih baik.

Spiritual care is nursing practices and procedures which employed to meet the spiritual needs of the patient in order to support their health and well being. Spiritual dimension has important role for health, wellbeing, and quality of life. Nurses have important role to increase spiritual health and well being state of the patients by providing spiritual care. The purpose of this study was to identify the factors related to providing spiritual care. A design cross sectional study was used in this research. The respondent in this study were 111 nurses who work in adult wards at Islamic Hospital Jakarta. The samples were selected by total of population.
The result of bivariate analysis with Chi-square test showed (that there were) no corelation between providing spiritual care with: age, sex, level of education, length of services, time avalilibility, and perception about spirituality and spiritual care. Although level of education factor have OR= 2,436, it mean nurses? graduate have oportunity to give good spiritual care 2,436 time more than those nurses? with level of education SPK/DIII. This research recommended the importance of further similar research which entangle other factors such as attention of nurses?'self spirituality, self spiritual health, development of training and education about spiritual care, and control system, with determination of better sample.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Spiritualitas pada konsepnya adalah bagian integral dari manusia yang tidak dapat
dipisahkan dalam berbagai segi kehidupan. Namun, pemenuhan kebutuhan spiritual
belum menjadi prioritas dalam intervensi petugas kesehatan di Indonesia. Petugas
kesehatan seperti dokter atau perawat belum menjadikan kesehatan spiritual sebagai
bagian intervensi yang bertujuan menyejahterakan klien. Beberapa tahun terakhir ini,
kebutuhan untuk memenuhi aspek spiritual klien mulai menjadi tren yang
diperhatikan oleh institusi rumah sakit, terutama rumah sakit yang berbasis visi
keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kesehatan
spiritual klien di Rumah Islam Jakarta. responden dalam penelitian ini adalah klien
rawat inap dewasa di Rumah Sakit Islam Jakarta, sebanyak 55 orang yang dipilih
secara acak (random sampling). Disain penelitian yang digunakan adalah deskriptif
sederhana dcngan instrumen penelitian berupa kuesioner. penelitian ini menggunakan
analisa univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan
mayoritas responden memiliki tingkat kesehatan spiritual sedang. Diharapkan dengan
adanya penelitian ini dapat menjadi acuan untuk dilakukannya penelitian yang lebih
dapat menggali faktor yang berhubungan dengan tingkat kesehatan spiritual, sehingga
dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5300
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Klien yang dirawat dengan pola praktik spitual yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan kondisi hospitalisasi, sehingga praktik spiritual tetap dapat dilakukan selama menjalani perawatan. Disamping itu praktik spiritual merupakan sumber kekuatan, dukungan dan penyembuhan bagi klien yang sakit. Praktik spiritual cenderung bermasalah ketika seseorang merasa tidak bebas alau tidak tahu bagaimana untuk mengatakan pembahan aspek spiritualnya. Kecemasan yang dialami klien berkaitan dengan proses adaptasi dan cara mengatasinya tergantung pada kemampuan mengatasi perubahan yang terjadi; Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara pola praktik spiritual dengan tingkat kecemasan klien yang dirawat, dan bila ada hubungan maka ingin diketahui seberapa besar tingkat hubungannya. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dan pengambilan sample secara simple random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dari tanggal 15 s.d. 19 April 2002, diperoleh 30 sampel. Data yang terkumpul dianaiisa dengan statistik korelasi dau uji statistik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian: dari 17 klien yang pola spiritualnya baik 6 orang (35,29%) tidak mengaiami kecemasan dan 11 orang (64,71%) mengalami kecemasan ringan, dari 8 orang yang poia spiritualnya kurang: 3 orang (37,5%) tidak mengaiami kecemasandan 5 orang (62,5%) mengalami kecemasan ringan. Dari 5 orang klien yang pola spirituahuya cukup 5 orang (100%) tidak mengalami kecemasan. Hal ini menunjukkan bahwa pola praktik spiritual klien cukup bervariasi dan tingkat kecemasan tidak tergantung pada pola praktik spiritual klien yang dirawat. Setelah uji statistik dengan korelasi Pearson Product Moment dengan, dimaua didapatkan r = 0,055 dan uji kemaknaan (α = 0,01, df = 28) menunjukkan tidak ada korelasi antara pola praktik spiritual dengan tingkat kecemasan klien yang dirawat (t hitung = 0,265 < nilai ktitis = 2,763)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5104
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang stimulasi kecerdasan spiritual untuk
menciptakan anak cerdas secara spiritual. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi kecerdasan spiritual pada anak sekolah. Penelitian dilaksanakan 28 April-13 Mei 2007 di SD Angkasa IV Halim P K Jakarta Timur. Desain penelitian deskriptif sederhana. Teknik pengambilan sampel purposive sampling sejumlah 96 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner berisi pernyataan tentang kecerdasan spiritual, perkembangan spiritual terkait usia sekolah, dan cara menstimulasi kecerdasan spiritual. Hasil penelitian menunjulckan 76 orang tua ('?9,2%) berpengetahuan tinggi dan 20 orang tua (20,3%) berpengetahuan rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi kecerdasan spiritual rata-rata tinggi. Penelitian ini merekomendasikan penelitian berikutnya membahas hubungan antar variabl dengan jumlah sampel lebih besar."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5572
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Hakam
"Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan teknik penggabungan dari sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Selain sistem energi tubuh terdapat pula metode relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat mengurangi nyeri pada kanker. Teknik SEFT ini berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah kepada Tuhan sesuai dengan keyakinan pasien. Tujuan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi SEFT dalam mengurangi nyeri pada pasien kanker.
Metode, Metode penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan pre test and post test design with control group. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Jumlah sampel 20 orang, 10 orang kelompok intervensi dan 10 orang kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan kombinasi intervensi SEFT dan terapi analgesik dan kelompok kontrol hanya diberikan terapi analgesik. Intervensi SEFT dilakukan setelah pemberian analgesik dengan durasi 5-10 menit setiap hari selama lima hari. Sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan pengukuran nyeri dengan Numeric Rating Scale. Semua data yang terkumpul akan dianalisis dengan uji sample t test dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05.
Hasil, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi intervensi SEFT dan terapi analgesik lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker dibandingkan hanya terapi analgesik saja (p=0,047). Implikasi, Implikasi dari penelitian ini adalah dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker serta mendorong kemandirian dalam peran autonomi perawat dan mengurangi ketergantungan pasien terhadap terapi analgetik.

ABSTRACT
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) represents an affiliation technique from body?s energy system and spiritual therapy by tapping at certain points of the body. Beside the body?s energy system there is also a relaxation method with that engage patient belief to relieve pain cancer. SEFT focuses on certain words or sentences pronounced several times in a rhythm, follows by resignation to The God as patient belief. Purpose, This research was aimed to explore the effect of SEFT intervention to reduce of cancer pain patients at the Dr Soetomo General Hospital in Surabaya.
Method, Quasi experimental used in this study was pre test and post test design with control group. Samples were recruited using consecutive sampling. The sample size was 20 respondents. They were divided into intervention and control group, each group?s consist of 10 respondents. The intervention group received SEFT intervention combined with analgesic therapy and the control group given only analgesic therapy. SEFT intervention implemented after administrating analgesic, for 5-10 minutes every day during five days. Pain scale was measured by using Numeric oth of group. The data were analyzed statistically with sample t test with significance of level α ≤ 0,05.
Result, The results demonstrated that the combination SEFT intervention and analgesic therapy was more effective than only analgesic therapy (p=0,047). Implication, The Implication of this research can be employed to the cancer patient to relieve their pain. The nursing intervention with SEFT encourages nurse role autonomy and reduces patient dependency on analgesic therapy."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faiz Zainuddin
Jakarta: Afzan Publishing, 2009
131AHMS001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faiz Zainuddin
Jakarta: Afzan Publishing,
131 AHM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bibb, Benyamin O.
Semarang: Dahara Prize, 2003
111 BIB r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Grayson, Stuart
Semarang: Dahara Prize, 2001
133.93 GRA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
George, Nina
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013
843 GEO l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>