Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Bisri
"Meskipun pengembangan keterampilan kepemimpinan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan seluruh kegiatan yang ada di pondok pesantren sangat bermanfaat, namun penilaian/pengukuran pengembangan keterampilan kepemimpinan masih relatif kurang. Santri pondok pesantren Darunnajah Cipining Bogor dijadikan target penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan kepemimpinan santri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan yang dipersepsikan santri. Peneliti menyimpulkan tiga hal: Pertama, sebagian besar responden merasakan manfaat selama mereka aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren. Kedua, penelitian ini memperlihatkan bahwa jenis kelamin, usia, suku, dan latar belakang lingkungan santri tidak berhubungan secara signifikan dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan. Ketiga, penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi santri dalam kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren berhubungan positif dan signifikan dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan.

Although the development of leadership skills through the extracurricular activities in Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) is highly valued, measurement of leadership skill development of it has been lacking. Santri of pondok pesantren Darunnajah Cipining Bogor were targeted in this study in order to gather data about leadership development among santri. The purpose of this study was to investigate relationships that exist between youth leadership life skills development and participation in extracurricular activities. This study utilized descriptive survey methodology and a correlational design. The independent variables were participation and involvement in extracurricular activities. The dependent variable was selfperceived gain of leadership life skill development as a result of the participation in extracurricular activities measured by the Youth Leadership Life Skills Development Scale. The findings of this study were; respondents recorded a moderately high gain in leadership life skills development from their participation in extracurricular activities. No significant relationships were found between gender, age, ethnicity, and place of residence and the total YLLSDS score (leadership skills). Significant relationships were found between the quantity of participation in extracurricular activities and the total YLLSDS score."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia
"Latar belakang: kemampuan komunikasi yang efektif merupakan salah satu
kompetensi dasar yang harns dimiliki dokter. Sepanjang masa studi di fakultas
kedokteran mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan kemampuan komunikasi
Selain melalui materi yang diberikan dalam kurikulum, mahasiswa diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Namun
demikian belum pemah dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kegiatan
ekstrakurikuler dengan kemampuan komunikasi. Tujuao: mengetahui adanya
hubungan kegiatan ekstrakwikuler dengan kompetensi komun ikasi interpersonal
mahasiswa FKUL Metode: studi cross-sectional dilakukan pada mahasiswa tingkat
empat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan instrument kuesioner
Imerpef:':>onaf Communication Competency sea/e. Rerata skor maltasiswa dianalisis
berdasarkan jenis dan jumlah kegiatan ekstrakurikuler serta peran mahasiswa dalarn
ke!,rlatan ekstrakurikuler yang diikuti. HasH: nilai p untuk jumlah dan peran
mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah 0,364 dan 0,533. Nilai p untuk
kegiatan kerohanian, seni dan olahraga, keilmuan, keorganisasian, dan sukarelawan
adaJah 0,234; 0,145; 0,619; 0,502; dan 0,034 Kesimpulao: terdapat hubungan antara
kegiatan sukarelawan dengan kompetensi komunikasi interpersonal mahasiswa.
Sementara itu jumlah kegi at an , peran dalam kegiatan, dan jenis kegiatan selain
sukarelawan tidak berhubungan dengan kompetensi komunikasi interpersonal
mahasiswa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Sekarsari
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier tetapi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi diri pengambilan keputusan karier dalam memediasi hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier pada mahasiswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Extracurricular Involvement Inventory (EII), dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSE-SF) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Uji statistik dari 116 partisipan menunjukkan bahwa efikasi diri pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh hubungan antara keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier dengan direct effect tidak signifikan (c = 0,30, p,05) dan indirect effect signifikan (c = 1,28, p,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler akan memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karier yang lebih tinggi yang mana individu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier yang tinggi akan lebih siap untuk menghadapi tugas, peran, dan tantangan kariernya.

ABSTRACT
Previous studies have proven the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability but show different results.This study aims to look at the role of career decision self-efficacy in mediating the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability among higher education student. The instruments that used in this study were Career Adaptation Capability Scale (CAAS), Inventory of Extracurricular Involvement (EII), and Career Scale Self-Efficacy Career Decisions-Short Forms (CDSE-SF) that have been adapted into Indonesian. The statistical test of 116 participants showed that career decision self-efficacy fully mediated the relationships between extracurricular activities involvement and career adaptations with insignificant direct effects (c = 0.30, p .05) and significant indirect effects (c = 1.28, p .05). These results indicate that individuals involved in extracurricular activities will have higher career decision self-efficacy where individuals with high career decision self-efficacy will be better prepared for the needs of their duties, roles, and career struggles.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Afif
"Komposisi pemuda merupakan bagian terbesar dalam komponen masyarakat Indonesia. Meropakan kelas masyarakat dengan potensi yang sangat besar. Dengan kata lain pemuda meropakan barapan dan penentu masa depan bangsa kedepannya. Oleh sebab itu upaya - upaya dalam pemberdayaan pemuda sangatalah penting, salah satunya yaitu yang di lakukan oleh Kementrian Negara pemuda dan Olahraga sebagai penanggung jawab dan pemegang mandat untuk pembanguanan dan pengembangan pemuda dan olahraga di Indonesia, melaksanabn suatu program pertukaran pemuda antar negara (PPAN).dibentuknya program ini dihiapakan dapat meningkatakan daya saing pemuda Indonesia dengan meningkatkan kapasitas merek:a melalui program PPAN ini. Akan tetapi keberhasilan suatu program hams diukur efeklivitasnya dengan melakukan eveluasi secara berkala, untuk: mengetahui kendala-kendala yang hams diatasi pada periode berikutnya.

The composition of the youth constitute the largest part of the community component of Indonesia. Is a class society with enormous potential. In other words, youth is the hope and future of the nation's critical going forward. Therefore efforts - efforts in youth empowerment sangatalah important, one of which will be undertaken by the Ministry of Youth and Sports in charge and mandate holders to pembanguanan and youth and sports development in Indonesia, carried out a youth exchange programs between countries (PPAN) .the establishment of this program can increasing the competitiveness of Indonesian youth 10 enhance their capacity through this PPAN program. But the success of a program should be measured effectiveness by doing evaluation periodically, to determine the constraints that must be overcome in the next period."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29134
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nurjanah
"Program Pemuda Andal yang Mcmiliki lmunitas dari Pcnjualan dan Pernakaian Narkoba (PANTAS JUARA) merupakan program dari Kementcrian Negara Pemuda dan Olaharaga yang bertujuan untuk memberikan penyadamn dan pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda yang telah berlangsung scjak lahun 2006. Namun, dalam kurun waktu tahun 2000-2008 kasus tindak pidana narkoba meningkat lebih dari 7 kali lipat, dengan kecenderungan tersangka scmakin muda usianya. Oleh karena itu, pencliti ingin melihat sejauhmana efektivitas program PANTAS JUARA dan mengindcntifikasi kendala-kendala yang dihadapi.
Metode analisa kerangka berpikir logis (logical framework analysis) digunakan dalam melakukan evaluasi cfcktivitas program. Evaluasi dilakukau dengan melihat masukkan (inpur), proscs (process), keluaran (ourpur), manfaat (outcome) dan dampak (impact). Evaluasi bertujuan untuk mcmpclajari apakah program mencapai tujuan yang telah direncanakan dan apa saja kcndala selama pelaksanaan kcgiatan. Dcngan indikator efektivitas program adalah pescrla program PANTAS JUARA tetap bersih dari penyalahgunaan narl-:oba setclah 3 tahun program tersebul berlalu.
Program PANTAS JUARA memiliki beragam kegiatan, yang utarna adalah lokakarya dan pembenrukkan kader bersih narkoba. Kegiatan Iokakarya telah berlangsung di 15 propinsi tersebut dengan peserta sebanyak 750 orang. Kcgiatan pembentukkan kader telah menghasilkan 19.000 kader pemuda bersih narkoba dan telah terbentuk Gerakan Pemuda Bersih Narkoba (GPBN) di 15 propinsi.
Hasil analisis menunjukkan program PANT AS JUARA efektif dalam menccgah pcnyalahgunaan narkoba dikalangan pemuda, karena pcscrta yang pemah mengikuti kegiatan PANTAS JUARA tetap bersih dari penyalahgunaan narkoba. Kcndala yang dihadapi antara lain ketcrbatasan anggaran dan durasi pclaksanaan kegiatan.

Reliable Youth Who Have Immunity from Sales and Use of Drugs Program (PANT AS JUARA) is a program of the Ministry of Youth and Sport which aims to provide awareness and prevention of drug abuse among youths. The program has been ongoing since 2006. However, during the years 2000-2008 criminal drug cases increased more than 7 times, with a trend of increasingly younger suspects. Therefore, this research wanted to evaluate the program?s effectiveness and identify constraints faced by the program.
Logical framework analysis method used in evaluating program effectiveness. Evaluation is done by observing the input, process, output, benefits and impact. The evaluation aimed to learn whether the programs achieve the objectives which have been planned and what constraints during the implementation of programs. With program effectiveness indicators are the participants to stay clean from drug abuse after 3 years of the program passed.
PANTAS JUARA program has a variety of activities, the main one is workshops and the formation of free-of-drugs cadres. Workshops have been held in 15 provinces with the participants as many as 750 people. Formation of clean drug cadres activity has resulted in 19,000 young, free~of-drugs cadres and has established the Free~of-Drugs Youth Movement (GPBN) in 15 provinces.
The analysis showed APPROPRIATE CHAMPION program is effective in preventing dnrg abuse among the youth, because the participants who attended the activities APPROPRIATE CHAMPION remain clean from drug abuse. Constraints faced include the limited budget and duration of implementation of activities.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29148
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirandi N.E.S.
"Penelitian ini tentang kemandirian pada remaja yang terlibat dalam Program Pembinaan Kesiswaan (P2K). P2K terdiri dari organisasi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler. Remaja yang terlibat aktif dalam P2K dinilai akan memiliki inisiatif, tanggung jawab dan kontrol diri yang tinggi. Ketiga hal ini erat kaitannya dengan kemandirian remaja. Data yang didapat dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan metode kuesioner sebagai alat pengumpul data. Partisipan penelitian berjumlah 119 siswa/I SMA kelas XI yang sedang terlibat sebagai pengurus maupun anggota dalam P2K baik organisasi siswa maupun kegiatan ekstrakurikuler. Analisis dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterlibatan dalam P2K dengan kemandirian remaja. Berarti, remaja yang terlibat semakin aktif dalam P2K akan semakin mandiri. Berdasarkan pengolahan dimensi-dimensi kemandirian remaja, ditemukan bahwa keterlibatan dalam P2K memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dimensi Attitudinal Autonomy dan Functional Autonomy. Ini berarti, keterlibatan dalam P2K membuat remaja mampu menentukan tujuan dan memilih strategi efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan Emotional Autonomy. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan dalam P2K tidak membuat remaja sepenuhnya terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain dapat dibandingkan kemandirian antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat dalam P2K. Saran praktis untuk sekolah adalah agar lebih meningkatkan kualitas dari organisasi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

This study is about adolescence involvement in school-based extracurricular activity and their autonomy. School-based extracurricular activity is including student organization and extracurricular activities. Adolescence whose involve in that activity will have high initiative, responsible and self-control. These are related to autonomy. This is a quantitative study using questionnaire as a tool to collect data. Subject of this study is 119 second year high school student whose involve in student organization or extracurricular activities. To analyze, Pearson Product Moment correlation is being used. The result of this study said that there is a significant correlation between involving in school-based extracurricular activity and adolescence autonomy. It means, student whose highly involved in that activity will have high autonomy. Analysis aspects of adolescence autonomy shows that involving in that activity has a positive correlation with attitudinal and functional autonomy. This means that by involving in school-based extracurricular activities, adolescence is capable to find a goal and select the most effective strategy to fulfill it. However, it does not has correlation with emotional autonomy. It means that involving in school-based extracurricular activities does not make adolescence fully capable to stand to their decision without influence from others. Suggestion for next study is to compare the adolescence autonomy between student whose involved and uninvolved in school-based extracurricular activities. Suggestion for school is to maximize the quality of school-based extracurricular activities."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
155.5 MIR h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irene Nusanti
"Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengembangan kapasitas kegiatan pembelajaran dengan menanamkan konsep keterampilan memberi agar peserta didik memahami gaya hidup memberi dan dengan mempraktekkan keterampilan memberi agar peserta didik memiliki gaya hidup memberi. Pengkajian terhadap keterampilan memberi dilaksanakan dengan mempelajari berbagai referensi tentang teori-teori belajar dan juga hal-hal yang terkait dengan pengembangan diri dan pembentukan karakter. Kajian terhadap referensi tentang teori belajar menunjukkan bahwa melalui memberi, peserta didik belajar meningkatkan kualitas hidup. Kajian terhadap referensi tentang pengembangan diri dan pembentukan karakter menunjukkan bahwa apa yang dilakukan sehari-hari dalam kegiatan belajar mengajar akan membentuk peserta didik menjadi seorang giver, bukan seorang taker. Berdasarkan kajian tersebut disimpulkan bahwa keterampilan memberi dapat digunakan untuk mengembangkan kapasitas kegiatan pembelajaran dengan menanamkan pada peserta didik dan mempraktekkannya sehingga peserta didik memiliki gaya hidup memberi."
Depok: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2015
370 JPK 21:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmalita
"Tesis ini membahas tentan hubungan antara aspirasi karir terhadap proses pengembangan kepemimpinan pemuda dengan menjadikan objek penelitian pada empat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), yaitu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pusat, Youth Leadershp Center (YLC), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Depok, dan Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (IPRMI). Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ditemukan bahwa hubungan hubungan aspifasi karir dalam proses pengembangan kepemimpinan adalah signiiikan. Sehingga dalam menciptakan kepemimpinan yang terus berkesinambungan peneliti menyarankan agar penerapan aspirasi karir dapat diperhatikan oleh para pemimpin OKP.

This thesis discuss the relation of the career aspiration toward the process of the youth leadership development program by using four youth organizations as the research object, which are the national- board of the Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Youth Leadership Center (YLC), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) in Depok, and Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMD. With quantitative approach and questionnaire method in gathering the data, it is concluded that the relation of the career aspiration toward the process of the youth leadership development program is significant. Therefore, in creating a sustainable leadership, the researcher suggests that the application of the career aspiration can be concerned by the leaders of the youth organizations."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Dwirasanti
"Dalam hidup, setiap orang memiliki identitas. Untuk mencapai identitas tertentu, seseorang harus melalui beberapa tahapan pembentukan identitas. Sepanjang hidup seseorang, baik orang tersebut sadar atau tidak, proses pembentukan identitas terus berlangsung. Mulai saat orang tersebut lahir, ia sebenarnya telah memperoleh identitas tertentu. Seiring dengan perkembangan, banyak faktor yang mengubah identitasnya. Proses yang rumit ini terus-menerus berlangsung seiring dengan bertambahnya usia. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pembentukan identitas pemeran utama perempuan dalam film The Help. Menggunakan teori perkembangan identitas Erikson, makalah ini menyimpulkan bahwa identitas pemeran utama perempuan mendapatkan pengaruh dari pengalamannya pada masa remaja. Masa remaja menjadi tahap yang paling penting yang membentuk identitasnya. Hasil ini dapat diketahui melalui perlakuannya terhadap orang kulit hitam dan putih dan hubungannya dengan keluarga, teman-teman dan kekasihnya.

In life, every person has an identity. To reach certain identities, a person needs to undergo several stages of identity construction. Throughout one's life, whether or not the person realizes, the processes still keep on going. Starting from the moment a person is born, the person actually has already acquired certain identities. As the person grows up, many factors create several changes on his or her identity. This complex process keeps going simultaneously as the person gets older. This paper attempts to identify the identity construction of the main female character in the movie The Help.Using Erikson’s theory of identity development, this paper concludes that the main female character’s present identity is affected by her adolescent experiences. Adolescence appears to be the most significant stage that constructs her identity. This result is seen through her treatments toward black and white people and her relationships with her family, friends, and boyfriend.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>