Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189686 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Betti Astriani
"Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana sikap dan kepuasan kerja guru-guru SNBI serta melihat hubungan sikap terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru-guru SNBI. Di samping itu, peneliti juga meneliti latar belakang sikap guru-guru terhadap perubahan. Hasil penelitian Wanberg dan Banas (1997) menunjukkan bahwa sikap terhadap perubahan, khususnya sikap positif terhadap perubahan di organisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru-guru bersikap menerima terhadap program SNBI dan hampir seluruh guru memiliki kepuasan kerja pada tingkat agak tinggi. Disamping itu, hasil penelitian ini menunjukkan pula terdapat hubungan positif antara sikap menerima terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru-guru SNBI, dan terdapat hubungan negatif antara sikap menolak terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru. Hasil analisa tambahan menunjukkan bahwa yang paling melatarbelakangi sikap guru terhadap perubahan adalah karena guru-guru tersebut memiliki kemauan untuk melakukan perubahan.

This research aimed to know the attitude and job satisfaction of the teachers involved in the SNBI (the National School Program of International Qualification) program. It also intended to observe the relationship between attitude towards organizational change with their job satisfaction. Furthermore, the researcher has observed background of teachers attitude towards change. The findings of Wanberg and Banas (1997) showed that attitude towards change, particularly positive attitude towards organizational change, was positively related with job satisfaction.
This research found that teachers attitudes were to accepting the SNBI program and almost all of the teachers had high slightly level of job satisfaction. It also found that there was positive relationship between the attitude of accepting change and the job satisfaction. On the other hand, rejecting change and job satisfaction were negatively related. In addition, the cause of attitude towards change was because they want to make changes.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwiastuti
"Memasuki era globalisasi, salah satu hal yang dituntut untuk melakukan perubahan adalah organisasi karena organisasi harus selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi (Wursanto, 2003). Pada umumnya setiap perubahan menghasilkan ketidakpastian, dan setiap individu didalam organisasi harus berhadapan dengannya. Dalam menghadapi ketidakpastian individu memiliki sikap masing-masing yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianutnya, salah satunya adalah Uncertainty Avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dimensi nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap terhadap perubahan pada suku Jawa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto (fields study). Pada penelitian ini digunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner Uncertainty Avoidance dan kuesioner sikap terhadap perubahan untuk mengumpulkan data. Responden penelitian ini terdiri dari 95 orang karyawan PT. Jasa Marga (Persero) cabang Semarang yang bersuku Jawa dengan teknik accidental sampling. Untuk melihat hubungan antara dimensi nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap terhadap perubahan digunakan metode korelasi Pearson?s Product Moments.
Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap individu terhadap perubahan. Semakin tinggi toleransi individu terhadap ketidakpastian maka individu tersebut akan memiliki sikap menerima perubahan. Suku Jawa memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap ketidakpastian dan sikap menerima terhadap perubahan.
Entering the globalization, an organization should change it self because it has to adapt with the change happen around (Wursanto, 2003). Every change produce uncertainty, and people have to face it. To face the uncertainty, people have their own atittude which is affected by their cultural values. The cultural value which is related with the way to face the uncertainty is uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
The purpose of this research is to find out the correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change among Javanese people. This is a quantitative research with non experimental design method with ex post facto fields study. This research uses uncertainty avoidance questionnaire and attitude toward change questionnaire to collect the data. Respondents of this research are 95 Javanese employees of PT Jasa Marga (Persero) Semarang branch which is taken by accidental sampling technique. Statistic Correlation Pearson?s Product Moments will be used to find correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change.
From statistical tabulation by using SPSS 12.0 for Windows, the research shows that there is a negative correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change among Javanese people, which means employee with high uncertainty avoidance will resist the change while employee with low uncertainty avoidance will accept the change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Meylind
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyana Pratiwi
"Perubahan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini memberi dampak pada organisasi BUMN. Tidak terkecuali pada karyawan organisasi BUMN itu sendiri. Cara karyawan memandang lingkungan kerjanya yang mengalami perubahan terlihat dari sikapnya terhadap perubahan. Sikap seorang karyawan perlu mendapatkan perhatian karena seperti yang dikemukakan Newstrom & Davis (1997) sikap negatif karyawan dapat mengurangi daya saing badan usaha. Perubahan yang teijadi meliputi juga perubahan struktur organisasi yang juga menyebabkan perubahan lingkungan kerja. Menurut Mowday, Porter & Steers perubahan seperti ini dapat mempengaruhi keikatan (komitmen)antara karyawan dengan organisasi. Komitmen terhadap organisasi dapat dihubungkan dengan sikap terhadap perubahan hal ini seperti yang dinyatakan oleh Schweiger & De Nisi (1991) dalam Judge et.al. (1999) bahwa sikap negatif terhadap perubahan diasosiasikan dengan rendahnya komitmen.
Berdasarkan hal di atas tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara komitmen terhadap organisasi dengan sikap terhadap perubahan. Adapun teori komitmen terhadap organisasi yang digunakan mengacu pada teori Allen & Meyer (1990) dimana komitmen terhadap organisasi terdiri dari komitmen afektif, continuance dan normatif.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Incidental Random Sampling dimana subyek diambil dengan sengaja merupakan anggota dari kelompok yang memiliki karakteristik yang sama yaitu karyawan BUMN yang mengalami perubahan struktur. Selain itu subyek mempunyai karakteristik berpendidikan minimal SMA, memiliki masa keija minimal 2 tahun yang terdiri dari selunih tingkatan jabatan. Jumlah responden berjumlah 263 orang. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan penilaian berdasarkan skala Likert
Hasil penelitian yang didapatkan adalah ternyata terdapat hubungan yang signifikan positif antara komitmen terhadap organisasi dengan sikap terhadap perubahan, namun komitmen tidak dapat menjadi prediktor yang cukup kuat untuk memprediksi sikap terhadap perubahan dalam organisasi BUMN tersebut. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih besar dan meliputi BUMN lain yang bergerak di bidang yang berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Melanie Somba
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Rahmawati
"Iklan komparatif merupakan salah satu strategi kreatif iklan yang dirancang untuk memotivasi dan mempengaruhi konsumen. Iklan komparatif adalah iklan yang melakukan perbandingan, baik langsung maupun tidak langsung, antara atribut produk merek yang dipromosikan dengan merek kompetitor dalam kategori produk yang sama. Penelitian ini melihat bagaimana gambaran sikap terhadap iklan komparatif pada remaja-akhir, gambaran intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif serta bagaimana hubungan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi untuk membeli. Iklan komparatif dipilih karena penggunaan iklan komparatif masih menimbulkan pro-kontra. Pada sikap terhadap iklan komparatif, peneliti menggunakan dua komponen sikap terhadap iklan, yaitu kognitif dan afektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil statistik deskriptik menunjukkan bahwa mayoritas responden memilki sikap yang negatif terhadap iklan komparatif. Mayoritas responden memiliki intensi yang rendah untuk membeli simcard GSM dalam iklan komparatif. Melalui Pearson's Product-Moment, diketahui hubungan yang signifikan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif dengan nilai r = 0.546 dan signifikan pada l.o.s 0.01. Hasil penelitian menunjukkan iklan komparatif tidak cukup efektif mempengaruhi sikap dan intensi membeli konsumen, maka disarankan untuk produsen atau pengiklan agar menggunakan alternatif iklan lain.

Comparative advertising is one of the advertising's creative strategic which is designed to motivate and affect consumers. Comparative advertising compares the promoted brand's attributes with another brand competitor in the same product categorize, directly or indirectly. This research sees how attitude toward comparative advertising of GSM simcard on late adolescence, the intention to buy, and the correlation between attitude toward comparative advertising and the intention to buy. Comparative advertising is chose because until now, comparative advertising still becomes pro-contra. On the attitude of comparative advertising, researcher uses the two components of attitude toward the advertising: cognitive and affective. Quantitative approach is used in this research. The result of descriptive statistic shows that most of respondents have a negative attitude toward comparative advertising and low intention to buy GSM simcard in the comparative advertising. From Pearson's Product moment, found that there is a significant correlation between the attitude toward comparative advertising and intention to buy (r = 0.546 and significant at l.o.s 0.01). These findings show that comparative advertising isn't effective enough to affect consumers attitude and intention to buy. So, the suggestion for the producer and the advertisers is to use other alternatives of advertisings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Fauzie
"Perubahan yang terjadi di dunia makro telah membuat banyak perusahaan terpaksa melakukan berbagai perubahan dalam manajemennya, antara lain adalah restrukturisasi. Perubahan pada struktur ini dapat terjadi karena merger atau bergabungnya dua perusahaan atau lebih untuk mencapai efisiensi dan meningkatkan daya saing dengan perusahaan saingan (Harris, 1997). Efisiensi pada perusahaan akan sangat tergantung pada manusia sebagai pelaksana dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini manusia memiliki sejumlah predisposisi yang menentukan tingkah laku yang akan dumunculkannya pada saat-saat tertentu. Diantara predisposisi itu adalah sikapnya terhadap perubahan dan gaya belajar yang dimilikinya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sikap karyawan BUMN terhadap perubahan, gambaran gaya belajar mereka dan hubungan antara gaya belajar dan sikap terhadap perubahan ini. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah gaya belajar dan variabel terikatnya adalah sikap terhadap perubahan.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden penelitian ini minimal telah bekerja di BUMN selama minimal dua tahun. Dari data kontrol didapatkan 218 orang yang memenuhi syarat untuk diolah data-datanya. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner gaya belajar dan Change Inventory. Kuesioner gaya belajar diadaptasi dari Learning Style Questionnaire (LSQ) yang dikembangkan oleh Peter Honey dan Alan Mumford sebagai pengembangan dari Teori Experiential Learning yang digagas oleh David A. Kolb (1984). Sikap terhadap perubahan diukur dengan Change Inventory yang diadaptasi dari Eales-White (1994).
Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan sikap terhadap perubahan. Ini berarti bahwa kedua konstruk yang diukur terbukti secara statistik memiliki hubungan satu sama Iain. Selebihnya didapat pula gambaran bahwa sebagian besar karyawan memiliki gaya belajar Reflektor dan sikap terhadap perubahan Logika Rasional.
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, diantaranya yaitu kurangnya jumlah frekuensi yang mengisi tiap sel dalam tabulasi silang sehingga diusulkan dalam penelitian lanjutan hal ini dapat diatasi terlebih dahulu. Selain itu juga diusulkan dilihat sumbangan tiap gaya belajar terhadap sikap terhadap perubahan dan juga hubungan masing-masing gaya belajar dengan tiap sikap terhadap perubahan, sehingga akan terlihat gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan kedua konstruk ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Azizah
"Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari sikap, kepedulian lingkungan, norma personal, dan kesediaan untuk membayar terhadap niat beli generasi millennial pada produk berkemasan ramah lingkungan cassava bag. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan 14 pertanyaan yang disebarkan melalui google form. Sebelum menyebarkan kepada populasi asli, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu dengan 39 responden lalu setelah semua pertanyaan valid maka kuesioner bisa disebar ke populasi asli dengan 185 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda menggunakan SPSS 23.0. Hasil penelitian menjelaskan bahwa niat beli terhadap kemasan ramah lingkungan cassava bag dipengaruhi secara signifikan oleh kepedulian lingkungan, norma pribadi, dan kesediaan untuk membayar, namun tidah dipengaruhi oleh sikap. Dari analisis tersebut penelitian ini memberikan wawasan menarik tentang generasi milenia terhadap kemasan ramah lingkungan cassava bag. Wawasan yang berguna ini akan membantu pemasar dalam mengembangkan strategi terfokus pada generasi milenial dan mendorong mereka untuk mengurangi kerusakan lingkunan yang disebabkan oleh kemasan.

This study aims to analyze the influence of attitudes, environmental concern, personal norms, and willingness to pay on the purchase intention of millennials for environmentally friendly cassava bag packaging products. This study uses a quantitative approach with data collection using a survey method. The instrument used in this study was a questionnaire with 14 questions distributed via google form. Before distributing to the main population, the researcher conducted a pre-test with 39 respondents then after all the questions were valid, the questionnaire could be distributed to the main population with 185 respondents. The analysis technique used in this study is multiple linear regression using SPSS 23.0. The results showed that there was an influence of environmental concern, personal norms and willingness to pay on the purchase intention of environmentally friendly cassava bag packaged products, but the attitude had no influence on the purchase intention of the millennial generation of environmentally friendly cassava bag packaging products. From this analysis, this study provides interesting insights into the millennial generation of environmentally friendly cassava bag packaging. These useful insights will assist marketers in developing strategies focused on millennials and encourage them to reduce environmental damage caused by packaging."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulani Novia Rostini
"Program-program remaja dibuat dan dikembangkan berdasarkan desifiensi dari remaja dan untuk pencegahan permasalahan remaja, tidak terkecuali dengan program pendidikan sebaya dalam isu kesehatan reproduksi di sekolah. Pengelola program remaja merupakan salah satu significant others yang berperan untuk meningkatkan intensi para pendidik sebaya untuk mengembangkan program pendidikan sebaya di sekolah. Menurut theory of planned behavior, salah satu cara untuk meningkatkan intensi adalah dengan berubuah sikap significant others agar lebih positif atau favorable (ajzen, 2005). Oleh karena itu, fokus intervensi pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap positif terhadap remaja melalui appreciative inquiry sebagai upaya pengembangan program remaja dengan menggunakan pendekatan psikologi positif di youth center PKBI Jawa Barat khususnya program pendidikan sebaya di sekolah dampingan. Hasil dari uji Wilcoxon signed rank teiirhadap evaluasi workhop menunjukan adanya perubahan sikap yang lebih positif terhadap remaja setelah para pengelola program remaja di youth center PKBI Jawa Barat mengikuti workshop appreciative inquiry.

Youth programs created and developed by deficits of adolescents and for prevention of adolescent problems, not least with peer education programs in reproductive health issues in schools. Youth program management is one of significant others whose role is to improve the intentions of the peer educators to develop peer education programs in schools. According to the theory of planned behavior, one way to increase the intention is to change the attitude of significant others to be more positive or favorable (Ajzen, 2005). Therefore, the focus of the intervention in this study is to increase positive attitudes toward youth through Appreciative Inquiry workshop as an efforts of youth program development by using positive psychology approach to youth centers in West Java IPPA. Results of the Wilcoxon signed rank test to evaluate the workshop showed a change in a more positive attitude toward youth after the youth program management attending Appreciative Inquiry workshop.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratulangie, Bunga
"Perubahan banyak memakan biaya dan tenaga, namun harus dilakukan apabila perusahaan tidak ingin tertinggal dari perusahaan lain. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya perusahaan harus mengubah cara-cara lama yang digunakan untuk menjalankan perusahaan. Salah satu bentuk perubahannya adalah restrukturisasi perusahaan. Dalam melakukan perubahan, unsur terpentingnya adalah manusia yang bekeija di perusahaan karena merekalah yang menjalankan perubahan. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana sikap individu terhadap perubahan. Sikap individu terhadap perubahan tidak terlepas dari pengaruh berbagai hal, salah satunya adalah stressor dalam lingkungan kerjanya. Bagaimana individu mempersepsikan stressor dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan organisasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara stressor dalam lingkungan kerja dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dengan menggunakan tehnik non probability sampling tipe Occidental sampling. Subyek Penelitian ini adalah pegawai di perusahaan BUMN X dan BUMN Y sebanyak 135 orang, dengan pendidikan terakhir SLTA/ sederajat, dan telah bekerja minimal 2 tahun.
Metode pengambilan data dengan menggunakan kuesioner dengan skala 1-6. Penelitian ini menggunakan 2 kuesioner, yaitu kuesioners stressor dalam lingkungan kerja yang dibuat berdasarkan teori Ivancevich & Matteson (1982) dan kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi yang dibuat berdasarkan teori dari beberapa tokoh. Stressor dalam lingkungan kerja yang ingin dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi adalah dimensi stressor organisasi, stressor kelompok, stressor pekerjaan, stressor karir.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stressor dalam lingkungan keija dengan sikap tehadap perubahan. Untuk dimensi stressor kelompok, stressor pekerjaan, stressor karir juga tidak terdapat hubungan yang signifikan. Untuk dimensi stressor organisasi, terdapat hubungan negatif signifikan pada sikap terhadap perubahan organisasi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi stressor dalam organisasi maka semakin rendah penerimaannya terhadap perubahan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah item kuesioner sehingga jumlah item setiap dimensi seimbang. Selain itu masih diperlukan perbaikan-perbaikan pada alat ukur, metode pengumbulan data juga perlu dilakukan wawancara dengan pegawai yang perusahaannya mengalami perubahan. Hal ini diharapkan dapat memberikan data kualitatif yang cukup mendalam dan menunjang hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga perlu dilihat pengaruh/ peran faktor-faktor lain pada sikap terhadap perubahan organisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>