Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Imam Alfie Syarien
"Jakarta menghadapi persoalan kemacetan yang tinggi, yang ditandai dengan pertumbuhan kendaraan pribadi yang tinggi, pertumbuhan jalan yang rendah, dan kecepatan rata-rata kendaraan yang rendah di banyak jalannya. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran atas situasi yang terjadi pada sistem transportasi kota DKI Jakarta dan bagaimana perkembangan situasi tersebut melalui teknik model skenario.
Penulis menemukan bahwa terdapat empat skenario utama yang dapat terjadi pada kondisi tersebut, dari skenario terbaik hingga yang terburuk. Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan strategi yang dapat dilakukan oleh DKI Jakarta untuk menghindari skenario terburuk dan menyelesaikan salah satu persoalan terbesar yang dihadapi metropolitan terbesar di Indonesia itu.

Jakarta is facing a very high congestion, which was indicated by the number of fast-growing private automobile, low road-building rate, and low average speed of vehicles on its most roads. This research's purpose is to describe what is really happening in Jakarta's urban transportation and how this situation grow through the year of 2030 by using the scenario modeling method.
The author found that there are four major scenario that can happen to this situation, from the best to worst. The research also describe what can Jakarta do to prevent the worst scenario and to solve the most problem of the biggest metropolitan in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ammarsjah
"Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan sistem transportasi terutama transportasi darat. Model dinamis digunakan untuk menggambarkan sistem transportasi darat dengan tujuan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui (leverage factors) sistem transportasi dan kebijakan apa saja yang memungkinkan untuk mengoptimalkan penggunaan infrastruktur transportasi darat terkait pengurangan kemacetan.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebijakan yang berkaitan dengan kapasitas tampung kendaraan dipersimpangan, waktu yang dibutuhkan untuk mengurai kemacetan, perubahan pola transportasi dari kendaraan pribadi berbasis jalan raya, ke moda transportasi berbasis rel (komuter), faktor penggunaan kendaraan terkait dengan waktu tempuh, dan jumlah kendaraan adalah unsur yang memberikan efek paling besar pada kemacetan di kota besar.

This research is trying to reformulated the policy of transportation system particularly land transportation. Dynamic model was used to describe land transportation system in which objectives are discovering transportation system influenced factors (leverage factors) and reformulating policy that might optimalized the used of land transportation infrastructure in order to decrease traffic jam.
This research discover some result as follows : policy related to vehicles capacity at the intersection, times needed to disentangled traffic jam, transportation pattern change from main street based private vehicles to rail based transport modes (commuter), vehicles utilization factors related to travel time, and the amount of vehicles are the most influencing element to traffic jam in metropolis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidaan Khafian
"Tesis ini membahas mengenai kompleksitas permasalahan transportasi dan permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan Pola Transportasi Makro di DKI Jakarta serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi kebijakan tersebut agar dapat mewujudkan kebijakan transportasi yang berkelanjutan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan transportasi di Jakarta sangatlah kompleks dimana terdapat tiga permasalahan umum yang terjadi yakni jumlah kendaraan pribadi yang tidak terkendali, angkutan umum yang masih buruk dan tidak dapat diandalkan, serta perilaku dari para pengguna jalan yang tidak disiplin.
Didalam kebijakan PTM sendiri masih ditemui adanya permasalahan yakni strategi-strategi yang ada dalam PTM belum dapat terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya upaya untuk merevitalisasi kebijakan PTM melalui upaya jangka pendek melalui pelaksanaan direct services dan penataan angkutan umum, jangka menengah, misalnya dengan pembangunan MRT dan LRT dan penataan jalur pejalan kaki, serta jangka panjang melalui integrasi kebijakan tata ruang dengan kebijakan transportasi dan pembentukan otoritas khusus transportasi Jabodetabek.
Hasil penelitian juga menyarankan bahwa dibutuhkan adanya perubahan paradigma dan pola pikir dari pemerintah, baik pusat dan daerah, dari kebijakan transportasi yang berpihak kepada kendaraan pribadi menjadi kebijakan yang berpihak kepada transportasi publik dan melaksanakan upaya-upaya dalam merevitalisasi kebijakan pola transportasi makro sesuai dengan tahapan waktu yang dibutuhkan.

The focus of this study is about the complexity of the problems of transportation and issues in the implementation of the Jakarta Macro Transportation Blueprint. This study also focus on the efforts that can be done to revitalize the policy in order to actualize a sustainable transportation policy. Using a qualitative research methods, the results shows that the transportation issues in Jakarta are very complex, there are three common problems that occur that is the number of private vehicles that are not controlled, public transports that are poor and unreliable, and the behavior of road users who are not disciplined.
In the PTM policy itself is still encountered the problem that the existing strategies in the PTM can?t be optimally implemented. Therefore, there needs to be an effort to revitalize the PTM policies through shortterm efforts with the implementation of direct services in Transjakarta Busway and revitalize the public transports services. At the medium term, for example is with the MRT and LRT construction and arrangement of pedestrian paths, and in the long term through the integration of spatial policies with transport policy and the establishment of a special authority Jabodetabek transportation agencies.
The results also suggest that there needs to be a paradigm shift and mindset of the government, both central and local, from transportation policies that favor private vehicles into policies that favor public transport and implement efforts to revitalize the Jakarta macro transportation blueprint policies in accordance with the time step needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni
"Sebagai kota metropolitan, ketergantungan Jakarta akan sektor transportasi sangat besar. Transportasi publik sejak lama telah dilihat sebagai masalah perkotaan yang strategis, seperti yang terlihat mayoritas penduduk Jakarta sangat tergantung pada angkutan publik. Untuk itu. menyediakam pelayanan transportasi publik yang murah dan dapat menjadi tanggung jawab yang sangat penting bagi pemerintah DKI Jakarta.
Transportasi publik di Jakarta adalah sektor yang tergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. yang berarti bahwa peningkatan pada harga bahan bakar (BBM) akan menyebabkan peningkaian pada tariff angkutan Mulai 1 Maret 2005, pemerintah telah mengumumkan peningkatan harga BBM sebesar 30l-40%. dan sebagai akibatnya, pemilik transportasi publik menuntut peningkatan dalam tarif angkutan. Ini merupakan sebab mengapa pemerintah meningkatkan tariff sebesar 8-!9% yang dinyatakan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 412 tahun 2005.
Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisa dampak dari kebijakan tariff angkutan publik terhadap perekonumian Jakarta, khususnya terhadap pendapatan rumah tangga. Studi ini berusaha memformulasikan kebijakan regional yang penting baigi Jakarta mengurangi dampak negatif dari kebijakan energl nasional terhadap pendapatan rumah tangga miskin. Untuk ini dibangun model regional computable general equilibrium ' (regional CGE). Model CCE dibangun berdasarkan model yang telah dikembangkan sebelumnya dengan menggunakan data yang telah di updated."
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 2006
JEPI-VI-2-Jan2006-93
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Askia Esa Aulia
"Integrasi jaringan antarmoda darat dam laut kepulauan yang ada di Provinsi Jakarta, Indonesia merupakan hal sangat penting untuk medukung distribusi perjalanan yang ada. Berdasarkan perhitungan bangkitan perjalanan dan tarikan perjalanan penumpang di setiap zona di Kabupaten Kepulauan Seribu, Zona Jakarta memiliki tingkat bangkitan dan tarikan perjalanan penumpang yang paling tinggi (Mahardika, 2020). Studi yang dilakukan adalah untuk mengevaluasi kinerja integrasi antarmoda yang ada berdasarkan pengguna transportasi umum dan transportasi pribadi dan pengusulkan desain system transfer yang memperhatikan keintegrasian. Metode yang digunakan yaitu Analisis Structural Equation Model (SEM) Partial Least Square (PLS) yang digunakan untuk menguji data setelah dinyatakan valid dan reliabilitasnya, yang memberikan indikator dengan signifikansi 67% antara variabel independen dan dependen (signifikansi kuat). Hasil yang didapat diolah Kembali dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) sehingga menghasilkan indikator yang menjadi fokus untuk perbaikan pelayanan, waktu, dan fasilitas. Hasil antara pengguna transportasi umum dan transportasi pribadi berbeda dikarenakan kepentingan dan kebiasaan pelayanan yang mereka dapatkan. Hasil dari IPA tersebut menjadi acuan untuk desain sistem transfer yang memperhatikan keintegrasian antarmoda.

The integration of intermodal land and sea networks in Jakarta Province, Indonesia is very important to support the existing distribution of trips. Based on the calculation of trip generation and attraction of passenger trips in each zone in the Seribu Islands Regency, the Jakarta Zone has the highest level of passenger trip generation and attraction (Mahardika, 2020). The study was conducted to evaluate the performance of existing intermodal integration based on users of public transportation and private transportation and to propose a transfer system design that pays attention to integration. The method used is Partial Least Square (PLS) Structural Equation Model (SEM) analysis which is used to test the data after it is declared valid and its reliability, which gives an indicator with a significance of 67% between the independent and dependent variables (strong significance). The results obtained were processed again using the Importance Performance Analysis (IPA) method so as to produce indicators that became the focus for service, time and facility improvements. The results between users of public transportation and private transportation differ due to the interests and habits of the services they get. The results of the IPA are a reference for the design of a transfer system that takes into account intermodal integration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Mahmud
Jakarta: Balai Pustaka, 2007
388 FAC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Pamungkas
"Emisi Gas Rumah Kaca di tingkat global saat ini telah mencapai kondisi yang mengkhawatirkan. Salah satu sumber pencemar terbesar adalah sektor transportasi. Bagi kawasan perkotaan, sektor ini merupakan salah satu problem yang harus menjadi perhatian serius. Terjadinya kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dan minimnya ketersediaan angkutan umum telah menciptakan dampak yang cukup serius baik dalam skala lokal maupun global. Dibutuhkan suatu sistem transportasi kota berkelanjutan yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan tersebut. Namun penyediaan sistem transportasi kota berkelanjutan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Saat ini di tingkat global, upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sangat berpeluang untuk mendapatkan dukungan pendanaan melalui mekanisme Clean Development Mechanism. Mekanisme yang diatur dalam Protokol Kyoto ini memberikan dukungan pendanaan bagi kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca yang dilakukan oleh negara-negara berkembang, diantaranya sektor transportasi. Untuk itu diperlukan kajian tentang strategi kebijakan pemanfaatan CDM dalam mendukung pengembangan sistem transportasi kota berkelanjutan.
Penelitian ini membahas empat permasalahan. Pertama bagaimana model CDM Transportasi yang ada saat ini dan potensi pemanfaatannya di Kota Jakarta. Kedua berapa besar insentif yang diperoleh dari implementasi pelaksanaan model CDM Transportasi yang ada. Ketiga strategi dan bentuk kebijakan seperti apa yang dapat disusun dalam pemanfaatan CDM untuk angkutan umum. Dan keempat strategi mana yang diprioritaskan untuk digunakan oleh Pemda DKI Jakarta dalam pemanfaatan CDM untuk angkutan umum ini.
Data yang digunakan untuk analisis dikumpulkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner AHP serta data-data pendukung yang dikeluarkan oleh instansi terkait. Responden dipilih secara purposive, yaitu pihak-pihak yang dianggap pakar dalam sektor transportasi atau lingkungan hidup dan mengerti mengenai CDM. Analisa data dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan meliputi (1) analisa insentif CDM, (2) analisa SWOT, dan (3) analisa AHP. Hasil analisa AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi pemanfaatan CDM Sektor Transportasi untuk Angkutan Umum di Jakarta.
Berdasarkan hasil penelusuran diperoleh 3 (tiga) model pemanfaatan CDM Transportasi, yaitu (1) model penggantian bahan bakar, dari bahan bakar konvensional ke bahan bahan rendah emisi, (2) model penggantian moda transportasi dan (3) model peningkatan efisiensi sistem transportasi bersama penggantian moda. Untuk memberikan gambaran besamya pengurangan emisi CO2 dan insentif yang dapat diterima dari pemanfaatan CDM dilakukan penghitungan pada model penggantian bahan bakar BBM ke BBG pada seluruh angkutan umum (Bus Besar, Bus Sedang, Bus Kecil dan Taxi). Hasil analisa menunjukkan bahwa terjadi penurunan emisi CO2 yang dicapai selama 7 tahun dari pelaksanaan proyek sebesar 3.974.958 ton C02 (eq). Bila harga jual CER diasumsikan sekitar USD 5 per ton, maka diperkirakan insentif yang didapat mencapai atau setara dengan USD 19.874.791.
Sedangkan melalui analisa AHP diketahui bahwa pilihan optimis pemanfatan CDM, model pengembangan efisiensi sistem transportasi dalam pengembangan BRT¬Transjakarta, paling dominan dipilih oleh para responden. Sedangkan pada pilihan pesimis, para responden menilai model Penggantian Bahan Bakar lebih tepat di pilih dalam pemanfaatan CDM Transportasi.
Strategi yang dinilai paling mendukung upaya pemanfaatan CDM dalam model penggantian bahan bakar adalah strategi SO yang mencakup 3 (tiga) strategi turunan berupa (1) menerapkan penggunaan BBG pada angkutan umum secara bertahap (diutamakan pada Bus (Besar, Sedang, kecil) dan Taxi), (2) mengganti semua bus BRT Transjakarta yang beroperasi pada koridor I untuk menggunakan BBG dan (3) memberikan insentif kepada pengusaha angkutan umum yang menggunakan BBG.
Sedangkan pada model pergantian moda, strategi yang dinilai paling mendukung upaya pemanfaatan CDM adalah paket strategi WO. Paket strategi ini meliputi penyediaan jalur pedestrian dan jalur khusus sepeda yang memadai bagi pengguna moda alternatif transportasi ini. Dan untuk model pengembangan efisiensi sistem transportasi pada BRT¬ Transjakarta, strategi yang menjadi pilinan adalah strategi WO. Jabaran strateginya meliputi (1) menambah jumlah Bus pada masing-masing koridor sesuai kebutuhan, (2) menggunakan model bus yang berkapasitas lebih besar (bus gandeng), (3) melengkapi fasilitas pada halte si setiap koridor BRT-Transjakarta, (4) melakukan penataan jalur BRT¬ Transjakarta untuk memperkecil hambatan pergerakan BRT-Transjakarta, (5) meningkatkan kualitas pelayanan bus pengumpan sebagai satu kesatuan sistem dan BRT ¬Transjakarta, dan (6) melakukan edukasi secara berkala kepada pengemudi dan SDM pendukung BRT-Transjakarta beserta SDM penyedia layanan bus pengumpan.

This study aimed to determine whether Greenhouse emission at global level recently has achieved a disturbing condition. One of the biggest pollutant sources is transportation sector. For developing countries, this sector is one of problems to pay attention seriously. Traffic jam due to a higher use of private cars and limited number of public transportation has given relatively serious impacts both at local and global scale. Therefore, every city needs to develop transportation system to solve these problems. However, establisment of the sustainable city transportation requiries huge investment. CDM might be one of the potential financial sources that can support the establishment of such system.
CDM is a mechanism regulated in Kyoto Protocol. Thus mechanism offers financial assistance for activities conducted in developing countries than can reduce greenhouse emission. Transportation sector is one of sectors, has big potentially to reduce greenhouse emission.
Considering the above argument, this study assessed the following issues: First, what does the Transportation CDM model look like nowadays at a global level, and how is the potency of using the model in Jakarta City?, Second, what are incentive from the implementation of one of the existing Transportation CDM models? Third, what are forms of policy and strategy on the use of CDM for Public Transportation? Fourth, which strategy should be priority Local Government of DKI Jakarta to use CDM for Public Transportation?
The methods used in collecting primary data were interview with and AHP questionnaire to the respondents. In this data collection using AHP method respondents were selected purposively, assumed experts in transportation and living environment area, and understood CDM. Secondary data were gathered from various sources that Included numerous government agencies and a literature study. Data analysis was performed through three (3) stages: (1) CDM incentive analysis, (2) SWOT analysis, and (3) AHP analysis. Data analysis on the results of AHP study was used to determine strategy priorities in the implementation of Transportation Sector CDM for Public Transportation in Jakarta that was taken previously from SWOT analysis.
The results of the study showed that there were three (3) models ion the use of Transportation CDM, with projects today being proposed to CDM executive Board. They were: (1) a methodology to replace fuel from conventional fuel to lower emission fuel; (2) to replace transportation mode; and (3) to increase efficiency in transportation system blended with mode replacement.
A simulation to calculate the use of Transportation CDM was carried out with a fuel replacement model from petroleum to gas for all four-wheel fleets, namely, Large Bus, Medium Bus, Mini Bus, and Taxi. A decrease in C02 emission by 3,974,958 tons was achieved within 7 years of project. Of the lowered emission, an estimated incentive from CER selling was USD19,874,791.
It was known from the AHP analysis that, concerning the optimistic choice for CDM use, a development model for the efficiency of transportation mode (BRT ¬Transjakarta Development) was made very dominantly by the experts; while, regarding pessimistic choice, those experts considered fuel replacement as more appropriate in the implementation of Transportation CDM.
A strategy considered as the most useful in supporting the CDM use for the fuel replacement was SO Strategy that comprised three (3) generic strategies, namely, implementing the gas to the public transportation in a gradual way (especially for Buses (Large and Medium) and Taxi. Second, replacing petroleum in all BRT-Transjakarta fleets operated alongside Corridor I for gas. And third, giving incentive to public transportation consuming gas (tax deduction, conversion kit subsidy).
Regarding transportation mode efficiency development (BRT-Transjakarta), the selected strategy was WO strategy that included, first, an addition of number of buses to each Corridor. Second, a replacement of bus model with trailer model. Third, a provision of facilities at bus stops alongside the BRT-Transjakarta corridors. Fourth, an arrangement of BRT-Transjakarta lane to reduce any barriers. to the movement of BRT-Transjakarta (arranging road crosses, increasing road quality, etc). Fifth, an improvement in service quality of feeder buses as an integral system of Busway Program. And sixth, a provision of education on a periodic base for all bus drivers and other supporting human resources within BRT-Transjakarta and feeder bus providers as well. With respect to the transportation mode, the selected strategy was WO Strategy, namely, providing pedestrian lane and bicycle-only lane and any other facilities and infrastructures as supporting alternatives in the implementation of transportation mode.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Cahyo Utomo
"Kehadiran layanan ridesplitting memberikan manfaat lebih baik dibandingkan layanan ridesourcing karena menggunakan konsep ridesharing. Untuk meningkatkan potensi layanan ridesplitting perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor pengaruh pemilihan moda antara layanan ridesourcing dengan ridesplitting. Identifikasi faktor pengaruh dilakukan dengan kajian literatur dan diseleksi dengan metode skala Likert dan metode Analytichal Hierchy Process. Hasil identifikasi menunjukkan faktor yang mempengaruhi pemilihan moda layanan ridesplitting terhadap ridesourcing adalah penghematan biaya perjalanan, selisih waktu perjalanan dan faktor keamanan yang direpresentasikan oleh parameter gender. Ketiga faktor tersebut digunakan dalam penyusunan survei stated preference untuk memperoleh preferensi dalam pemilihan layanan ridesplitting terhadap ridesourcing dan pengembangan model logit biner. Hasil analisis menunjukkan model penumpang pria lebih sensitif terhadap biaya dibandingkan model penumpang wanita. Penumpang wanita cenderung lebih ingin berbagi perjalanan dengan penumpang wanita lain. Peningkatan potensi layanan ridesplitting dilakukan dengan meningkatkan penghematan biaya perjalanan hingga 30%.

The presence of ridesplitting services provides better benefits than existing ridesourcing services. To increase the potential of ridesplitting services, identification the influence factor of the mode choice between ridesourcing services and ridesplitting must be performed. Identification of influence factors is based on reviewing the literature and selected by the Likert scale method and the Analytical Hierarchy Process method. The results of determining the factors that influence the choice of ridesplitting service modes from ridesourcing are savings in travel costs, difference in travel time and security factors presented by gender parameter. The influence factor is used in survey states the preference for obtaining preference in choosing a ridesplitting service and developing a binary logit model. The analysis shows that man passenger models are more sensitive to costs than the woman passenger models. Woman passengers are prefer to share trips with other woman passengers. Increasing the potential for ridesplitting services is performed by increasing travel cost savings by up to 30%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soeparyati
"Tingkat laju urbanisasi yang tinggi sebagai akibat laju perkembangan ekonomi yang pesat, kota Jakarta mengalami ledakan populasi penduduk sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah perjalanan akibat mobilitas penduduk yang akhimya memerlukan peningkatan sistem transportasi kota.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan raya di kota baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum merupakan gambaran adanya interaksi antara peningkatan taraf hidup dankebutuhan mobilitas penduduk. Prediksi perkembangan penduduk Jakarta tahun 2015 akan mencapai 32,3 juta jiwa dengan laju perkembangannya rata-rata 2,19% per tahun dan diperkirakan kebutuhan perjalanan akan meningkat menjadi 23,7 juta perjalanan per hari, sehingga terjadi peningkatan rata-rata 3,6% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah kendaraan pribadi akan mencapai 4,5 juta kendaraan, hal ini di dapat dari hasil survei yang menyatakan bahwa penduduk yang berpenghasilan tinggi lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi sedang yang berpenghasilan rendah banyak menggunakan transportasi umum.
Permasalahannya dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan perjalanan, akan berakibat cukup serius terhadap menurunnya kualitas udara. Upaya peningkatan ruas Bekasi-Tangerang adalah untuk memperlancar lalulintas sehingga waktu tempuh dari dan ke tempat tujuan dapat dipersingkat, pelayanan cepat, memperlancar roda perekonomian dan pencemaran udara dapat ditekan sehingga darnpak sosialnya positip namun di sisi lain kebisingan meningkat. Sebagai akibatnya, bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas hidup masyarakat kota di sekitar ruas jalan ini.
Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara sistem transportasi, kualitas udara dan dampaknya terhadap kesehatan (persepsi masyarakat) serta memberi masukan kepada perencana transportasi perkotaan. Hipotesis yang dipakai yaitu adakah hubungan antara arus lalulintas dan kualitas udara; dan persepsi dampak kesehatan masyarakat.
Metode penelitian yang dipakai adalah untuk lokasi penelitian dipilih berdasarkan metode two stage cluster, sedang data sosial-ekonomi diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dan mendalam dari 570 sampel yang ditentukan (Purposive stratified random sampling) di 15 kelurahan terpilih yang diwakili oleh pengguna jalan (penumpang/pengemudi kendaraan pribadi, penumpang kendaraan umum dan pengemudi kendaraan umum) yang tinggal/beraktivitas pada kawasan penelitian. Kualitas udara dan data lalulintas diperoleh dari hasil penelitian terdahulu dari instansi terkait.
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa secara umum sistem transportasi mempunyai pengaruh terhadap kualitas udara serta persepsi dampak kesehatan masyarakat pengguna. Hal ini ditunjukkan oleh adanya keterkaitan erat antara sistem transportasi dengan kualitas udara dan variabel sosek, sehingga unsur sosek ini dapat dipergunakan sebagai pengendali kemacetan lalu-lintas di antaranya dengan cara:
- Membatasi urbanisasi penduduk karena laju fertilitas relatif Iebih kecil dibanding dengan laju urbanisasi penduduk.
- Pembatasan tingkat urbanisasi ini dapat diantisipasi dengan menciptakan suatu lapangan kerja yang memadai dengan tingkat laju penduduk di suatu wilayah, misalnya dengan menciptakan suatu kawasan mandiri, sehingga mengurangimobilitas penduduk antar wilayah dan biaya transportasi dapat ditekan.
- Diperlukannya sarana angkutan umum yang memadai, mudah, murah, aman dan nyaman serta ramah lingkungan,
- Perlunya penataan tata ruang yang tepat dan enforcement dilaksanakan dengan benar, sehingga perencanaan jaringan jalan dapat dilaksanakan sesuai sasaran (perencanaan terpadu).
- Sebagai perimbangan akibat keterbatasan lahan di perkotaan, maka perencanaan superblok/ kawasan mandiri sebagai altematif upaya mengatasi kemacetan lalulintas perkotaan serta menyediakan fasilitas-fasilitas umum yang lain yang sesuai dan cukup dengan kebutuhan masyarakat dengan tingkat pelayanan yang cukup baik kapasitas, keamanan maupun kenyamanannya dan murah. Dengan demikian masyarakat akrab dengan lingkungannya, sehingga mengurangi niat untuk berpindah/bergerak ke lingkungan yang lain. (mengurangi intensitas mobilitas).
- Dari seluruh altematif penanganan yang direncanakan, maka penanganan pelayanan transportasi massal urnum (Mass Rapid Transportation) adalah solusi yang perlu dipertimbangkan penggunaannya di masa mendatang.

The high growing urbanization in Jakarta Metropolitan City was due to developing of economic rapidly, caused of the booming population so the citizen's intensity traveling increased.
The increasing numbers of the vehicles passing on the highway road city, either the private vehicles or public vehicles were the reflection of the interaction between the increasing living cost and the needs of citizen mobility.
In 201 5 the citizen of Jakarta will be predicted up to 32.3 million with increasing growth in average of 2.19% per year and. the needs of mobilization estimated to increased up to 23.7% per day, therefore this average progress raised up to 3.6% per year. In 2015, the total number of private vehicle will be 4.5 million, based on field - survey, which stated that the people which have high income more frequently use private vehicles while those who has lower income use public transportation.
Due to increasing the needs of trips, the numbers of vehicles pass the highways increased so this condition caused the seriously air pollution. Effort to upgrade the Bekasi - Tangerang Corridor is to smoothing the traffic so that the traveling time can be shorter, a good public services, then the economic cycling raised and finally the air pollution can be reduced, so the social impact positively, however on the other-side the noisy increased.
Based on that all conditions above how is the influences of the life quality of the urban society on this corridor. The aim of this research is to know of the correlation between transportation system, air pollution and the effect of the society life quality and give the input to the urban transportation planner. The hypothesis used in this research is to know how deep is correlation between the trips and the air pollution, and its impact to the society health perception.
The method used to select the location based on method two stage cluster, while social-economic data get from a structure deep interview from 570 samples (purposive stratified random samples) in 15 selected sub-district was represented by road user (passengers/private car drivers, passengers and drivers of public transport) living and their activities in research area. The air quality and the trips data obtained from previous involved institution.
The conclusion from this analysis in generally the transportation system has impact to the society life quality. It is can be shown by the closed correlation between transportation system and the air quality, and also with the social economic variables, so the social economic parameter can be used as controlling the traffic jam, that is :
- To limiting the booming of urban population is by pressing the urbanization cause the urbanization index is higher than the birth people index.
- The limitation of the urbanization can be anticipated by creating a business job in that region, for instance, to create the super-block system area. So, the people necessities could be fully support locally, finally reduced the inter region mobilization and the transportation cost.
- It needs the sufficient and good services of public transportation easy, cheap, sound, comfortable and environment guarantee (familiar to the environment) need.
- It needs a good master planning and enforcement implementation correctly in this area, so the network road planning can be use in a good function.
- To balance of limited urban area, the super-block planning is an alternative to solve the urban traffic jam, provided a sufficient public facilities, either capacity, safety, comfortable and cheap. So that the society will have environment guarantee and decreasing the mobility intensities.
- From all the system proposed, the Mass Rapid Transportation System is the solution for considering used in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ghafiqie
"Penelitian ini membahas efek pembangunan stasiun MRT pada perkembangan area residensial dan komersial terhadap penerimaan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan model yang komprehensif dalam menyediakan usulan kebijakan untuk pengembangan MRT Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi berbasis sistem dinamis. Hasil penelitian mengusulkan pada pemerintah mengenai kebijakan kenaikan pajak bumi dan bangunan sebesar 5% dan besaran subsidi 10% dari pajak tersebut untuk MRT.

This research is focusing on development effects of MRT station on residential and commercial area development to the tax revenue. The purpose of this research is to provide policy recommendations for MRT Jakarta development. The Method used here is the system dynamic simulation. The results suggested the government's policy on land tax increases by 5% and 10% from the tax for MRT subsidy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>